Thursday, January 18, 2018

Makalah Keterampilan Bertanya



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
IPS sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu IPS dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk merealisasikan tujuan pendidikan di tingkat persekolahan. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial. Berdasarkan perspektif tersebut, secara umum IPS merupakan program pendidikan dalam kurikulum sekolah yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat serta hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
Tujuan pendidikan IPS pada dasarnya untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang neguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat dipergunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakat agar menjadi warga negara yang baik.[1] Untuk mencapai tujuan tersebut dalam pembelajaran IPS disusun dengan kurikulum yang tepat, metode pembelajaran serta keterampilan seorang guru.
Dalam proses pembelajaran seorang guru haruslah mempunyai keterampilan mengajar IPS. Ada banyak sekali keterampilan mengajar IPS, namun dalam pembahasan ini akan menguraikan tentang keterampilan bertanya. Oleh karena itu, makalah ini berjudul, ‘keterampilan bertanya dasar IPS’.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya?
2.      Apa tujuan keterampilan bertanya?
3.      Apa saja prinsip keterampilan bertanya?
4.      Apa hal-hal yang perlu diperhatikan?
5.      Apa saja jenis-jenis keterampilan bertanya?
6.      Apa saja jenis-jenis pertanyaan?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian keterampilan bertanya
2.      Untuk mengetahui tujuan seorang guru menguasai keterampilan bertanya
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip keterampilan bertanya
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan bertanya.
5.      Untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan yang harus diajukan oleh guru terhadap siswa.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Keterampilan Bertanya
Keterampilan dasar IPS adalah suatu bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam menangani suatu masalah yang berkaitan dengan sosial secara efektif dan efisien. Keterampilan-keterampilan dasar ilmu sosial juga dapat diartikan sebagai kemampuan dasar atau konsep dasar (Basic consepts) dari cara-cara berkehidupan bersosialisasi yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam bersosialisasi dan mempelajari ilmu pengetahuan sosial.
Keterampilan ini erat kaitannya dengan tujuan dan materi pendidikan IPS. Oleh karena itu, keterampilan IPS merupakan dasar seseorang untuk dapat berhubungan dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu adalah keterampilan dalam berkomunikasi diperlukan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk memahami inti masalah dengan metode pertanyaan. Karena dalam kehidupn sehari-hari tanya jawab adalah hal yang selalu terjadi. Ini disebut juga dengan keterampilan bertanya.
Pengertian keterampilan bertanya  secara etimologis diuraikan menjadi dua suku kata yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi lawan bicara[2].
Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan intruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berifikir di kalangan siswa dan dapat memperbaiki serta meningkatkan proses belajar di kalangan siswa.

B.     Tujuan Keterampilan Bertanya
Tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan keterampilan bertanya, antara lain:
1.      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahusiswa terhadap pokok pembahasan.
2.      Memusatkan perhatian siswa.
3.      Mengdiagnosa kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4.      Mengembangkan cara belajar siswa yang aktif.
5.      Memberikan kesempatan siswa untuk mengasimilisikan informasi.
6.      Memperbaiki kesalahan dalam pengertian dan kesalahan dalam pemahaman konsep pada siswa.
7.      Mendorong siswa mengemukakan pendapatnya.
8.      Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.[3]

C.    Prinsip-Prinsip dalam Keterampilan Bertanya
1.      Kehangatan dan keantusiasan
Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga merasa nyaman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya mengembangkan suasana pembelajarana yang menyenangkan antara lain yaitu bagaimana pertanyaan yang diajukan memiliiki nuansa psikologis yang hangat dan mendorong semangat belajar yang tinggi.
2.      Memberikan waktu berfikir
Setelah guru mengajukan pertanyaan hendaknya tidak langsung menunjuk salah seorang dari siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya tetapi memberikan kelonggaran waktu kepada siswa untuk memikirkan atau menemukan jawaban atas pertanyaannya.
3.      Menghindari kebiasaan-kebiasaan sebagai berikut[4]:
a)      Mengulangi pertanyaan sendiri. Hal ini akan membuat siswa tidak memperhatika pertayaan pertama sehingga menurunkan perhatian dan partisipasi siswa
b)      Mengulangi jawaban siswa. Hal ini bertujuan memberikan pengutan sangat baik dilakukan oleh guru, namun jika guru terbiasa mengulangai jawaban siswa, maka siswa lain akan mendengarkan jawaban temanya karena akan diulang oleh guru.
c)      Menjawab pertanyaan sendiri. Guru cenderung menjawab sendiri, karena siswa tidak ada yang memberikan jawaban. Namun, Kebiasan ini tidak baik karena dapat membuat siswa frustasi dan malas belajar.
d)     Pertanyaan yang memancing jawaban serentak. Guru kadang-kadang mengajuhkan pertanyaan memancing jawaban serentak sehingga kelas jadi hidup. Namun kalau hal ini dibiasakan akan menurunkan pungsi pertanyaan karena guru tidak tahu siapa yang menjawab dan siswa malas berpikir karena guru tidak meminta jawaban perorangan.
e)      Mengajukan pertanyaan ganda. Kadang-kadang guru mengajukan pertanyaan yang menanyakan beberapa hal sehingga siswa harus melakukan beberapa tugas dalam waktu singkat.
f)       Menetukan siswa yang akan menjawab pertanyaan. Guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Hal ini sebaiknya dihindari karena dapat membuat siswa lain untuk tidak memperhatikan pertanyaan guru. Sebaiknya guru memajukaan pertanyaan keseluruh kelas, menunggu sejenak kemudian baru menunjuk siswa untuk menjawabnya.
4.      Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan[5]
Pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya disiapkan secara cermat sehingga urutan tingkatan kesukaran pertanyaan dapat disusun lebih dahulu, dan materi pelajaran dicakup secara tuntas.
5.      Menilai pertanyaan yang telah diajukan[6]
Pertanyaan pokok yang telah diajukan oleh guru hendaknya dinilai oleh guru setelah pelajaran berlangsung.
Dengan memeperhatikan prinsip-prinsip keterampilan bertanya tersebut, diharapkan guru akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan keterlibatan mental intelektual siswa melalui pertanyaan yang diajukan.

D.    Hal-Hal yang perlu diperhatikan
Agar tujuan keterampilan bertanya oleh guru dapat tercapai, guru harus memperhatikan ketetapan dalam pemakaian bahasa sehingga anak dapat memahami satu konsep secara logis, ringkas, dan jelas. Guru juga perlu menginformasikan ruang lingkup atau struktur permasalahan yang akan didiskusikan. Karena, hal tersebut dapat mendukung hidupnya diskusi.
Pertanyaan yang diajukan guru perlu difokuskan pada suatu permasalah. Dan juga harus dengan susunan pertanyaan yang baik, hal ini memiliki syarat[7]:
-          Pertanyaan yang diajukan harus dengan bahasa yang mudah dimengerti siswa.
-          Pertanyaan yang diajukan harus secara jelas dan singkat.
-          Pertanyaan yang diajukan harus bersifat spesifik atau khusus.
-          Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna yang ganda.
Jika siswa gagal menjawab pertanyaan tersebut, maka guru perlu melakukan beberapa hal:
-          Menyusun kembali redaksi pertanyaan dengan makna yang sama.
-          Menggunakan pertanyaan yang sederhana.
-          Mereview informasi yang diberikan sebelumnya agar dapat membantu siswa dalam menjawab pertanyaan.

E.     Jenis-Jenis Keterampilan Bertanya
1.      Keterampilan bertanya dasar
Pengertian keterampilan bertanya dasar menurut John. I. Bolla adalah setiap pertanyaan baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang diajukan oleh guru untuk mendapatkan respon siswa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir. adapun komponen-komponen yang perlu diterapkan dalam keterampilan bertanya ini ada beberapa hal[8]:
a)      Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
b)      Pemberian acuan.
Kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan.
c)      Pemindahan giliran.
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari satu siswa,   karena jawaban siswa benar atau belum memadai.
d)     Penyebaran.
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya dalam pembelajaran, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.
e)      Pemberian waktu berfikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu untuk berfikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab.
f)       Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah atau tidak bisa menjawab pertanyan, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu agar dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
2.      Keterampilan bertanya tingkat lanjut
Ketrampilan bertanya lanjut dibentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen dasar. Keterampilan bertanya lanjut merupakan keterampilan yang mengarahkan atau merangsang anak berpikir mendalam atau berpikir tingkat tinggi. Karenanya semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut[9]. Adapun komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut meliputi :
a)      Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
Pengubahan ini artinya agar seorang guru dalam mengajukan pertanyaan dapat berusaha mengubah tingkat kognitif siswa dalam menjawab suatu pertanyaan dari tingkat yang rendah ke tingkat kognitif yang lebih tinggi. Seperti: tingkat pemahaman, penerapan, analisis, sintesis maupun tingkat evaluasi.
b)      Pengaturan urutan pertanyaan.
Mengatur urutan pertanyaan yang diajukan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berfikir lebih baik. Pertanyaan yang tidak berurut dan tidak teratur hanya akan membingungkan siswa. Oleh karena itu guru hendaknya mengurutkan dan mengatur pertanyaan dari tingkat yang rendah, sedang, kemudian ke tingkat yang lebih tinggi.
c)      Penggunaan pertanyaan pelacak.
Jika siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru tetapi masih bisa dilengkapi lagi, maka guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak yang bisa membimbing siswa untuk mengembangkan jawabannya. Teknik pertanyaan yang dapat digunakan guru antara lain :
·         Meminta klarifikasi. Teknik ini digunakan jika jawaban yang diberikan siswa samar atau kurang jelas.
·         Meminta siswa memberikan alasan. Jika guru menginginkan siswa untuk membuktikan jawabannya dengan pendapat atau alasan memilih jawaban seperti itu.
·         Meminta kesepakatan pandangan siswa.  Guru memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menyatakan persetujuan atau penolakan serta memberikan alasan-alasannya terhadap suatu pendapat/alasan/pandangan yang diungkapkan oleh seorang siswa (yang menjawab pertanyaan guru) agar diperoleh pandangan yang benar dan dapat diterima oleh kelas.
·         Meminta ketepatan jawaban. Jika jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban itu agar diperoleh jawaban yang tepat atau guru dapat menggunakan metode pemberian pertanyaan dengan sistem bergilir.
·         Meminta jawaban yang lebih relevan. Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali jawabannya atau mengemukakan kembali jawabannya menjadi lebih relevan.
·         Meminta contoh. Jika ada jawaban dari siswa yang kurang jelas maka guru dapat meminta siswa untuk memberikan ilustrasi atau contoh yang konkret.
·         Meminta jawaban yang lebih kompleks. Guru memberikan penjelasan agar jawaban siswa menjadi lebih kompleks dan mampu menemukan ide-ide penting lainnya.
d)     Peningkatan terjadinya interaks.
Meningkatkan interaksi adalah suatu usaha untuk meningkatkan keterlibatan mental dan intelektual siswa secara maksimal. Peningkatan interaksi dapat dilakukan dengan cara :
·         Menghindari pertanyaan yang hanya dijawab oleh seorang siswa.
·         Mendorong siswa agar mau bertanya.
·         Jika ada siswa yang bertanya, beri kesempatan kepada siswa lain untuk menjawabnya agar terjadi interaksi antarsiswa.

F.     Jenis-Jenis Pertanyaan
Taksonomi Bloom merupakan salah satu cara yang digunakan dalam mengkralifikasikan pertanyaan yang diajukan oleh guru di kelas. Hal ini dapat diterapkan dalam keterampilan bertanya lanjut untuk mengatur urutan pertanyaan, mulai dari tingkat yang mudah hingga tingkat yang sulit. Urutan tingkatan tesebut diuraikan sebagai berikut:
1.      Recall ( mengingat kembali )
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya menuntut siswa untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian, definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya. Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain: Apa?, Siapa?, Bilamana?, Di mana?, Sebutkan!, Ingatlah istilah, Kemukakan definisi!, Pasangkan!, Berilah nama!, dan Golongkan!
2.      Pemahaman
Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami sesuatu. Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Beberapa kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah: Bedakanlah, Terangkan, Simpulkan, Bandingkanlah, Jelaskan dengan kata-katamu sendiri, Terjemahkan, Ubahlah, dan Berilah contoh.
3.      Aplikasi (penerapan)
Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu jawaban dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Siswa dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Dengan menggunakan konsep, generalisasi, atau proses yang dipelajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap masalah itu. Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah: Buatlah suatu contoh, Carilah hubungan, dan Klasifikasikanlah.
4.      Analisis
Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan menciptakan sesuatu yang baru, untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya). Oleh karena itu, pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai alternatif.
Pertanyaan analisis memberi kesempatan yang luas bagi siswa agar terlibat dalam semangat berpikir. Dengan domain kognitif yang tinggi, perlu perlu waktu untuk mengembangkan jawabannya dan menyampaikannya secara hati-hati terhadap pertanyaan guru.
5.      sintesis
Pertanyaan sintesis meminta siswa untuk membuat atau membentuk pikiran baru tentang konsep, perencanaan, atau percobaan. Ciri khusus dari pertanyaan ini adalah " keunikan " produk dari hasil pertanyaan. Karena itu, untuk menentukan apakah pertanyaan itu sintesis atau tidak , diukur dari produk kata-kata pertanyaan itu sendiri. Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir dengan sungguh-sungguh.
6.      Evaluasi
Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi dan untuk dapat menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan keputusannya, harus digunakan kriteria-kriteria tertentu. Biasanya dalam hal ini siswa diminta untuk menilai suatu ide, menetapkan cara dalam memecahkan masalah dan memberikan pendapat tentang berbagai persoalan.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keterampilan bertanya merupakan kemampuan dalam memberikan pertanyaan kepada siswa agar mencapai sasaran yang tepat dengan maksud antara lain untuk memberikan dorongan kepada siswa agar mereka mengemukakan pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk mendapatkan umpan balik dari penjelasan yang telah disampaikan. keterampilan ini merupakan salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran.
Prinsip-prinsip dalam keterampilan bertanya ada beberapa hal, antara lain: kehangatan dan keantusiasan,  memberikan waktu berfikir, kebiasaan yang harus dihindari, mempersiapkan pertanyaan pokok dan menilai pertanyaan yang telah diajukan.
Menurut jenisnya, keterampilan bertanya dibagi menjadi dua, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar memiliki beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan keterampialan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan upaya pengembangan kemampuan berfikir siswa agar terbiasa melakukan inisiatif sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Siska, Yulia. 2016. Konsep Dasar IPS untuk SD/MI. Yogyakarta : Penerbit Garudhawaca



[1] Yulia Siska, Konsep dasar IPS untuk SD/MI, penerbit Garudhawaca, Yogyakarta, 2016, hlm. 8
[2]Alin Eliyana, “makalah keterampilan bertanya”, diakses dari https://alineliyani.blogspot.co.id/2015/05/makalah-keterampilan-bertanya.html, pada tanggal 16 desember 2017 pukul 14.46.
[3]Sonia, “keterampilan Dasar dalam Ilmu-Ilmu Sosial”, diakses dari https://kuliahsonia.blogspot.co.id/2016/10/keterampilan-dasar-dalam-ilmu-ilmu.html, pada tanggal 15 Desember 2017 pukul 15.25.
[4]Annisaa Desty, “Pengembangan Keterampilan Sosial dalam Pembelajaran IPS”, diakses dari http://annisaadesty.blogspot.co.id/2014/12/pengembangan-keterampilan-sosial-dalam.html, pada tanggal 16 Desember 2017 pukul 15.42.
[5]Ibid, pukul 15.55
[6]Ibid, pukul 15.58
[7]Sonia, loc.cit pukul 16.15.
[8]Alin Eliyana, loc.cit pukul 16.37
[9]Pradita Rachman, “Keterampilan Dasar IPS”, diakses dari http://praditarachman.blogspot.co.id/2013/04/ketrampilan-dasar-ips.html, pada tanggal 16 Desember 2017 pukul 16.50

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .