BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikanmerupakansalahsatuaspek
yang sangatpentingdalamkehidupan, dimanaaspek yang menjadisubjeksekaligusobjek
yang pentingdalamhaliniadalahpesertadidik.Pendidikan yang
diberikantidakhanyadalamlingkupakademiknamunmendidik di
sinidimaksudkanuntukmembentukkepribadian yang sesuaidengannorma hokum dan
agama.
Dalampendidikandanpembelajarandiperlukansuatupengetahuanakanperkembangan-perkembangan
yang terjadipadapesertadidik. Dimanaaspek-aspekperkembanganpesertadidikcukupbanyak,
sepertiperkembanganfisik, perkembanganintelektual, perkembangan moral,
perkembangan spiritual dankesadaranberagamadan lain sebagainya.
Setiapaspek-aspektersebutdapatdikajiberdasarkanfase-fasenyauntukmembantudalammemahamicarabelajardantentunyasikapmaupuntingkahlakupesertadidik.
Selainitu, aspekpembelajran yang
diberikankepadaparapesertadidikjugaberupapendidikan moral dan spiritual
untukmembentuk.Pribadi-pribadi yang sesuaidenganharapanbangsa yang
dituliskanpadatujuanpendidikanbangsa Indonesia.
B.
RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakang
di atas, makarumusanmasalahnyaadalah :
1.
PengertianIbadahdalam
Islam
2.
Hakikat Ibadah
3.
FungsiIbadah
4.
Latihan
Spiritual dalam Islam
5.
PengertiandanFungsi
Moral
6.
HubunganLatihan
Spiritual dengan Moral
C.
TujuanPenulisan
AdapuntujuanpenulisanmakalahiniadalahuntukmenyelesaikantugaskelompokmatakuliahPengantarStudi
Islam
dansertauntukmenambahpengetahuanbagipemakalahmengenaipembahasanLatihanSpritualdanAjaran
Moral.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PengertianIbadahdalam Islam
Kata ibadahmenurutbahasaartinyataat
(bahasaarab, tha’at). Taatartinyapatuh,
tunduk.Artinyamengikutisemuaperintahdanmenjauhisemualarangan yang dikehendaki
Allah SWT.[[1]]
IbadahjugadiartikansebagaihubunganmanusiadenganTuhannya.SebagaialatberkomunikasidanmendekatkandirikepadaTuhan.
Menurutulamatauhidmengartikanibadahdenganbeberapapengertian,
yaitu:
a. Ibadahdapatdiartikansebagaitujuankehidupanmanusia,
sebagaibentukdancaramanusiaberterimakasihkepadapencipta.
b. Ibadahmerupakanbentukmengesakan
Allah SWT, dantidakadasesuatu yang menyerupainya.
c. Ibadahdiartikansebagaiupayauntukmenjauhkandiridariperbuatansyirik.
B. Hakikat Ibadah
Tujuan
diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah
adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh
Allah SWT berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir
(nyata). Adapun hakikat ibadah yaitu:
1.
Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat
Adz-dzariat ayat 56, yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah untuk
beribadah kepada Allah.
2.
Hakikat
ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh
ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
3.
Ibadah
akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya.
4.
Hakikat ibadah sebagai cinta.
5.
Jihad
di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).
6.
Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk
dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
Dengan demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang
mengisi waktunya dengan berbagai macam bentuk ketaatan, baik dengan
melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan
hidupnya akan terwujud.
C.
FungsiIbadah
Ada
tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam.
1. Mewujudkan
hubungan antara hamba dengan Tuhannya.Mewujudkan hubungan antara manusia
dengan Tuhannya dapat dilakukan melalui “muqorobah”[[2]] dan
“khudlu”[3].
Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan
selalu berupaya menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT.
Dengan sikap itu seseorang muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk
beribadah, bertaubat, serta menyandarkan segala kebutuhannya pada pertolongan
Allah SWT. Demikianlah ikrar seorang muslim seperti tertera dalam Al-Qur’an
surat Al-Fatihah ayat 5:
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya
Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.”
Atas
landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaan terhadap manusia, harta
benda dan hawa nafsu.
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya. Dengan
sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat
yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh
karena itu, banyak ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah
menyebutkan juga dampaknya terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat.
Contohnya:
Ketika Al-Qur'an berbicara tentang sholat, ia menjelaskan fungsinya:
اتْلُ
مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُون
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”[[4]]
Dalam ayat ini Al-Qur'an menjelaskan bahwa fungsi sholat adalah mencegah
dari perbuatan keji dan mungkar. Perbuatan keji dan mungkar adalah suatu
perbuatan merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dengan sholat diharapakan
manusia dapat mencegah dirinya dari perbuatan yang merugikan tersebut.
Ketika Al-Qur'an berbicara tentang zakat, Al-Qur'an juga menjelaskan
fungsinya:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً
تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاتَكَ سَكَنٌ
لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.”[[5]]
Zakat
berfungsi untuk membersihkan mereka yang berzakat dari kekikiran dan kecintaan
yang berlebih-lebihan terhadap harta benda. Sifat kikir adalah sifat buruk yang
anti kemanusiaan. Orang kikir tidak akan disukai masyarakat. Zakat juga akan
menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati pemberinya dan memperkembangkan
harta benda mereka. Orang yang mengeluarkan zakat hatinya akan tentram karena
ia akan dicintai masyarakat. Dan masih banyak ibadah-ibadah lain yang tujuannya
tidak hanya baik bagi diri pelakunya tetapi juga membawa dampak sosial yang
baik bagi masyarakatnya. Karena itu Allah tidak akan menerima semua bentuk
ibadah, kecuali ibadah tersebut membawa kebaikan bagi dirinya dan orang lain.
Dalam hal ini Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa
yang sholatnya tidak mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar, maka dia
hanya akan bertambah jauh dari Allah” (HR. Thabrani)
3. Melatih diri untuk berdisiplin. Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita
untuk berdisiplin. Kenyataan itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan
sholat, mulai dari wudhu, ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan
aturan-aturan lainnya, mengajarkan kita untuk berdisiplin. Apabila kita
menganiaya sesama muslim, menyakiti manusia baik dengan perkataan maupun
perbuatan, tidak mau membantu kesulitan sesama manusia, menumpuk harta dan
tidak menyalurkannya kepada yang berhak. Tidak mau melakukan “amar ma'ruf
nahi munkar”, maka ibadahnya tidak bermanfaat dan tidak bisa
menyelamatkannya dari siksa Allah SWT.
D.
Latihan Spiritual danAjaran Moral
Ibadahmencakupsetiapaspekkehidupanmanusia,
sebagaimana yang disyariatkandalam Islam. Di sampingitu, aspek-aspek lain
sepertipendidikandanpelajaran, perekonomiandancaramenjalankanekonomidan
lain-lain, semuaitumerupakanbentukibadahmanusiakepada Allah.
Manusiadalamajaranislamtersusundariduaunsur,
yaitujasmanidanrohani.
Tubuhmanusiabersifatmateridanmempunyaikebutuhan-kebutuhanmateri.Sedangkanrohmanusiabersifat
non materidanmempunyaikebutuhan spiritual.
Dalamislam, ibadahadalahhal yang
memberikanlatihanruhani yang diperlukanmanusia. Sepertiibadah yang
terdapatdalamislamsepertisholat, puasa, zakat, dan haji
memilikitujuanuntukmembuatrohmanusiasupayasenantiasatidaklupapadaTuhan,
bahkansenantiasadekatdengan-Nya. Keadaan yang
selaludekatdenganTuhanakanmempertajamkesucianseseorang. Rasa kesucianinilah
yang menjadi rem bagihawanafsuuntukmelanggarnilai-nilai moral, peraturandan
hokum yang berlakudalammemenuhikeinginannya.
Dalamsurat Ad Dzariyatayat 56, Allah
berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidakkuciptakanjindanmanusiakecualiuntukmenyembahkepada-Ku.”
Ayatinidapatdiartikanbahwamanusiadiciptakansemata-matauntukberibadahkepada
Allah.
ApakahTuhan
yang mahasempurnamembutuhkanmanusiauntukmenyembahdanmemuji-Nya?Jelas, Tuhan
yang mahasempurnatidakmembutuhkanapapun.
Oleh karena
itu, dalam ayat ini lebih tepat diartikan menyerah, tunduk, dan menjaga diri
dari hukuman Tuhan di hari kiamat dengan memenuhi segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangannya.
E.
PengertiandanFungsi Moral
Moral
berasaldarinilaitentangsesuatu.Suatunilai yang
diwujudkandalambentukperilakuseseorang.Jadi, suatu moral melekatdengannilaidariperilakutersebut.
Pengertian
moral dalamkamuspsikologi (Chaplin:2006): dituliskanbahwa moral
mengacupadaakhlak yang sesuaidenganperaturansosial, ataumenyangkut hukumatauadatkebiasaan
yang mengaturtingkahlaku.
MenurutBapakZainuddinSaifullahNainggolan:
moral adalahsuatutendensirohaniuntukmelakukanseperangkatstandardannorma yang
mengaturperilakuseseorangdanmasyarakat.
Menurut Bapak
Imam Sukardi : moral adalah kebaikan-kebaikan yang disesuaikan dengan
ukuran-ukuran tindakan yang diterima oleh masyarakat atau umum, meliputi
kesatuan sosial maupun lingkungan tertentu.
Pada dasarnya,
nilai, moral dan hukum mempunyai fungsi yaitu untuk melayani manusia. Pertama,
berfungsimengingatkanmanusiauntukmelakukankebaikan demi
dirisendirimaupunsesamasebagaibagiandarimasyarakat.Kedua,
menarikperhatiankepadapermasalahan-permasalahan moral yang kurangditanggapimanusia.
Ketiga, dapatmenjadipenarikperhatianmanusiakepadagejala “pembiasaanemosional”.
Selainitu,
fungsinilai, moral
danhukumyaitudalamrangkauntukpengendaliandanpengaturan.Pentingnyasistemhukumialahsebagaiperlindunganbagikepentingan-kepentingan
yang telahdilindungi agama,
kaidahkesusilaandankaidahkesopanankarenabelumcukupkuatuntukmelindungidanmenjaminmengingatterdapatkepentingan-kepentingan
yang tidakteratur.Untukmelindungilebihlanjutkepentingan yang
telahdilindungikaidah-kaidahtadi, makadiperlukanlahsistemhukum. Dan
sistemhukumlah yang akandiikutiolehsemuamasyarakat.
F.
HubunganLatihan Spiritual dan Moral
Tujuanibadahdalamislambukanlahmenyembah,
tetapimendekatkandirikepadaTuhan, agar
dengandemikianrohmanusiasenantiasadiingatkankepadahal-hal yang bersihdansuci.
Roh yang sucimembawamembawabudipekertiyang baikdanluhur.Olehkarenaitu,
ibadahmerupakanlatihan spiritual danjugalatihan moral bagimanusia.
Dari latihan spiritual, Allah
mengajarkanmanusiauntukberbuatbaikdanberbudiluhur.Hal
tersebutsesuaidenganajaran moral yang
mengaturtentangperilakudanhubunganbaikantarmanusia.Latihan spiritual
itumengajarkanperbuatanbaikmanusiakepadamanusialain,
kepadaTuhanbahkankepadalingkungannya. Namunajaran moral
hanyamengaturhubunganmanusiadenganmanusialaindanlingkungannyasaja.
Dengan manusia melatih spiritual dan melaksanakan semua
ajaran islam dengan baik, maka dia akan menjadi manusia yang bermoral dan
berakhlak. Latihan spiritual dan ajaran moral memiliki kaitan yang erat dalam
sistem menataan kehidupan bersosial. Oleh karena itu, manusia yang dekat dengan
tuhannya pasti dia juga dekat dengan sesama.
PENUTUP
Kesimpulan
Setiap muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut
untuk beramal sholeh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia
tidak hanya terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan
yang nyata. Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam,
Keimanan harus diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang
dilakukan karena Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk
mewujudkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk
mewujudkan hubungan antar sesama manusia. Islam mendorong manusia untuk
beribadah kepada Allah SWT dalam semua aspek kehidupan dan aktifitas. Baik
sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat
Dengan manusia beribadah kepada
tuhannya, dia akan menjadi manusia yang dekat dengan Allah dan juga sesama
manusia. karena, ibadah memjadikan manusia untuk berakhlak dan bermoral.
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, A Hasan. 2015. Fiqih Ibadah. Bandung: CV Pustaka Setia
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .