Thursday, January 18, 2018

Makalah Makna dan Hakikat Agama Islam



MAKALAH
ISLAM, MAKNA DAN HAKIKAT AGAMA ISLAM
Makalah di ajukanuntukmemenuhitugaskelompokmatakuliahFikih Ibadah yang di bimbingoleh :Drs. KH. Abd. Hayi Imam, M Ag


DisusunOlehKelompok4 :
RidwanTri Sabila
Riza Kusumawati
Safitri
Siti Maftukhah
Rizah Umami Nur
Jamila

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2017/2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang
B.     RumusanMasalah
C.     TujuanPenulisan

BAB II       PEMBAHASAN
A.    PengertianPuasa
B.     DasarHukumPuasa
C.     SyaratdanRukunPuasa
D.    Macam-macamPuasa
E.     Hal-hal yang membatalkanpuasa
                       
BAB III     PENUTUP
Kesimpulan
                       
DAFTAR PUSTAKA








Kata Pengantar
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Puasa” yang telah kami susun semaksimal mungkin agar pembaca dapat mendapatkan pelajaran dan informasi tentang Pengertian, Dasar Hukum, Syarat, Rukun, hal-hal yang membatalkan dan macam-macam dari “Puasa” yang telah kami susun berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber agar dapat mempermudah pembaca untuk memahami isi makalah ini.
Dalam menyelesaikan Makalah ini tentunya kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kami yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami susun ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan bermanfaat bagi kami sendiri maupun pembacanya, untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun menambah isi makalah menjadi lebih baik. Karena Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik segi susunan kalimat, tata bahasa maupun pengetahuan kami dalam makalah ini.






Cirebon, 22 Oktober 2017

Penyusunn
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Puasa adalah rukun Islam yang ketiga. Karena itu setiap orang yang beriman, setiap orang islam yang mukallaf wajib melaksanakannya. Melaksanakan ibadah puasa ini selain untuk mematuhi perintah Allah adalah juga untuk menjadi tangga ke tingkat takwa, karena takwalah dasar keheningan jiwa dan keluruhan budi dan akhlak. Oleh karena itu, kita selaku umat islam yang akan melaksanakan ibadah puasa harus mengetahui dan mengerti apa itu puasa, dasar hukum, syarat rukun dan segala sesuatu yang berkaitan tentang puasa. Semua itu bertujuan agar kita dapat melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian dari puasa?
2.      Apa dasar hukum dari puasa?
3.      Apa syarat dan rukun dari puasa?
4.      Apa saja yang membatalkan puasa?
5.      Apa saja macam-macam puasa?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
Untuk menambah wawasan tentang puasa seperti pengertian puasa, dasar hukum puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa serta macam-macam dari puasa.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Puasa
Puasa yang jugadikenaldengansebutan “shiyam” atau”shoum” berasaldaribahasaarab. Secaralughowishiyamataushoumberartiberpantangataumenahandiridarisesuatu. Termasukdalampengertianlughowiini ‘‘tidakbicaradengan orang lain atauberpantangbicara’’ sepertitermaktubdalam Al-Quran Surat Maryam ayat 26
فَقُوْلِى اِنِّىْ نَذَرْتُ لِلْرَحْمَنِ صَوْمًافَلَنْ اُكَلِّمَ الْيَوْمَ اِنْسِيًّأ
Artinya:“Maka katakanlah (Maryam), sesungguhnya Aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang maha pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.”[[1]]
Menurut istilah agama Islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.”[[2]]
Puasa umum adalah puasa dengan hanya menahan diri dari makan minum dan berhubungan seksual sedangkan puasa khusus disamping pengertian umum diatas ditambah dengan menahan diri dari perkataan.pandangan penglihatan dan perbuatan anggota tubuh yang cenderung kepada hal yang kurang baik /tidak pantas.adapun tingkatan ketiga puasa khusus alkhusus disamping pengertian dua diatas ditambah lagi dengan puasa hati dari segala maksud dan pikiran duniawi.[[3]]



B.     Dasar Hukum Puasa
1.      Al-Quran Surah (QS) Al-Baqarah 2:183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (QS Al-Baqarah 2:183)
2.      Hadits Bukhari & Muslim (muttafaq alaih)
بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلاالله وأن محمدا رسول الله ، وإقام الصلاة ، ةإيتاء الزكاة،
والحج ، وصوم رمضان
Artinya: Islam dibangun atas lima perkara: kesaksian tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, danpuasaramadhan.
3.      Ijmak (kesepakatan) ulama. Semua ulama sejak dari kalangan Sahabat, Tabi’in, Tabi’it-tabi’in dan empat madzhab, dst sepakat atas wajibnya puasa Ramadhan. [[4]]

C.    Syarat dan Rukun Puasa
Syarat wajib Puasa
Pengertian syarat adalah perkara yang wajib dipenuhi dan berlaku terus menerus. Syarat wajib adalah perkara yang wajib dipenuhi sejak sebelum melaksanakan puasa hingga selesainya puasa (saat berbuka). Syaratwajibpuasaadalahsebagaiberikut:
1. Islam, baligh (dewasa) , hanya yang beragama Islam yang diwajibkan melaksanakan puasa.
2. Berakal, bagi orang gila, penyandang epilepsi tidak diwajibkan melaksanakan puasa.
3. Mampu secara fisik, orang yang tidak mampu melaksanakan puasa dikarenakan sakit atau dikarenakan memang benar-benar lemah fisik (dalam arti, apabila dipaksakan berpuasa bisa timbul risiko yang sangat besar seperti sakit parah atau menimbulkan kematian), maka tidak diwajibkan melaksanakan puasa.
4. Suci dari haid dan nifas, bagi wanita yang sedang datang bulan atau menstruasi dan yang sedang dalam keadaan nifas tidak diwajibkan melaksanakan puasa. Akan tetapi dia wajib untuk qodlo’ atau mengganti puasa dikemudian hari.
Sedangkan syarat sah puasa atau yang membuat puasa menjadi sah adalah ke empat hal di atas ditambah satu yaitu Mumayyiz atau sudah dapat membedakan antara yang baik dan buruk.
Rukun puasa
Rukun puasa adalah teknis yang harus dilaksanakan bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan dan tidak boleh ditinggal sama sekali.Rukunpuasaadalahsebagaiberikut:
1. Niat pada waktu malam hari. Sekali lagi, niat puasa Ramadhan wajib dilakukan pada malam hari. Kalau meninggalkan niat pada malam hari entah karena lupa atau sengaja maka puasanya tidak dibilang sah dan wajib mengulangnya setelah Ramadhan usai.
2. Imsak yaitu menahan diri dan meninggalkan hal-hal yang bisa membatalkan puasa dari mulai waktu fajar hingga terbenamnya matahari atau Maghrib.[[5]]


D.    Macam-macam Puasa
1.      Puasa Wajib
Ø  Puasa ramadhan . Yakni puasa sebulan penuh dibulan ramdhan yang hukumnya wajib bagi setiap umat muslim yang sudah baligh.
Ø  Puasa nadzar . Merupakan puasa yang disebabkan karena sebuah janji, nadzar secara bahasa adalah janji. Sehingga puasa yang dinadzarkan hukumnya wajib.
Ø  Puasa kafarat atau kifarat . Yakni puasa yang dilakukan untuk menggantikan dam atau denda atas pelanggaran yang hukumnya wajib. Puasa ini ditunaikan dikarenakan perbuatan dosa, sehingga bertujuan untuk menghapus dosa yang telah dilakukan. Adapun macam-macam puasa kafarat antara lain : kafarat karena melanggar sumpah atas nama Allah, kafarat dalam melakukan ibadah haji, kafarat karena berjima’ atau berhubungan badan suami istri di bulan ramadhan, membunuh tanpa sengaja, membunuh binatang saat sedang ihram.

2.      Puasa Sunnah
Ø  Puasa sunnah senin kamis. Rasulullah telah memerintah umatnya untuk senantiasa berpuasa di hari senin dan kamis, karena pada hari senin merupakan hari kelahiran beliau dan kamis adalah hari pertama kali Al-Qur’an diturunkan.
Ø  Puasa sunnah syawal. Puasa enam hari dibulan syawal atau setelah bulan ramadhan. Rasulullah bersabda yang artinya: “Keutamaan puasa ramadhan yang diiringi dengan puasa syawal ialah seperti orang yang berpuasa selama setahun (HR. Muslim).
Ø  Puasa muharrom. Yakni puasa pada bulan Muharram dan yang paling utama ialah pada hari ke 10 bulan muharram yakni assyuro’.
Ø  Puasa arofah . Yakni puasa pada hari ke-9 Dzuhijjah.
Ø  Puasa di bulan Sya’ban. Pada bulan sya’ban ini, segala amal akan diangkat kepada Rabb sehingga diperintahkan untuk memperbanyak puasa.
Ø  Puasa daud. Yakni puasa yang dilakukan nabi daud dan caranya yaitu sehari puasa dan sehari tidak atau dengan cara selang seling dan puasa ini sangat disukai Allah SWT.

3.      Puasa Makruh
Jika melakukan puasa pada hari jumat atau sabtu, dengan niat dikhususkan atau disengaja maka hukumnya makruh kecuali bermaksud atau berniat mengqodho puasa ramadhan, puasa karena nadzar ataupun kifarat.
4.      Puasa Haram
Ø  Hari Raya Idul Fitri. Yang jatuh pada tanggal 1 Syawal yang ditetapkan sebagai hari raya umat muslim.
Ø  Hari Raya Idul Adh . Pada tanggal 10 Dzulhijjah merupakan hari raya qurban dan hari raya kedua bagi umat muslim.
Ø  Hari Tasyrik. Jatuh pada tanggal 11, 12 & 13 Dzulhijjah. [[6]]

E.     Hal-hal yang membatalkan puasa
1.      Makan dan minum, atau memasukkan sesuatu ke dalam lubang tubuh dengan sengaja.
2.      Melakukan hubungan badan secara sengaja. Yang tergolong dalam hubungan badan adalah, masuknya alat kelamin pria dengan wanit dalam keadaan sengaja dan sadar.
3.      Melakukan pengobatan pada kemaluan atau dubur, yang memungkinkan masuknya sesuatu dari salah satu lubang tersebut.
4.      Muntah dengan sengaja. Sebaliknya, jika kita muntah karena sakit atau tidak disengaja, puasanya masih sah.
5.      Keluarnya air mani karena adanya sentuhan. Dalam hal ini, baik yang melakukan masturbasi hingga keluar atau menggunakan tangan/bagian tubuh istri, sama-sama batal berpuasa. Sementara, jika seseorang mimpi basah, maka tidak dikategorikan batal puasa.
6.      Haid bagi wanita.
7.      Nifas atau darah yang keluar dari kemaluan perempuan setelah melahirkan.
8.      Gila atau hilang kewarasan.
9.      Murtad atau keluar dari agama Islam. [[7]]




[3]. Drajat,  Zakiah.IlmuFiqihjilid I,  Dana BaktiWakaf,  Yogyakarta,  halaman  251-253 dalam website http://cyanomod.blogspot.co.id/2015/07/makalah-puasa-matakuliah-fiqih-pba-cii.html
[6]. http://www.spengetahuan.com/2015/08/pengertian-puasa-dan-macam-macam-puasa-terlengkap.html
[7]. http://sidomi.com/390035/9-hal-yang-membatalkan-puasa-ramadhan/

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .