BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Al-qur’an adalah kalam Allah yang di
wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang diturunkan secara mutawatir melalui
malaikat Jibrail yang di susun dalam mushaf yang diawali dengan surah
Al-fatihah dan di akhiri dengan surah Annas.
Umat Muslim percaya bahwa AlQur'an
difirmankan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril
secara berangsur - angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata
selama 23 tahun,
Al-Qur’an menjelaskan sendiri bahwa isi
dari Al-Qur’an adalah sebuah petunjuk yang terkadang juga dapat berisi tentang
cerita yang mengenai kisah bersejarah, dan menekankan pentingnya
moral.Al-Qur’an digunakan bersama dengan hadits untuk menentukan hukum
syari'ah.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
tahapan diturunkannya Al-Qur’an?
2. Apa
saja bentuk Al-Qur’an yang dibawa malaikat Jibril?
3. Kapan
masa diturunkannya Al-Qur’an?
4. Apa
saja hikmah dari turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui tahapan diturunkannya Al-Qur’an
2. Untuk
mengetahui apa saja bentuk Al-Qur’an yang dibawa malaikat Jibril
3. Untuk
mengetahui kapan masa diturunkannya Al-Qur’an
4. Untuk
mengetahui apa saja hikmah dari turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penurunan Al-qur’an Yang
Meliputi Tahapan Penurunan
Ada
beberapa proses turunya Al-Qur’an, yaitu :
1. Dari
Lauhul Mahfudz ke langit dunia
(Baitul Izzah) pada Malam Lailatul Qadar, yang Artinya: “ sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam
kemuliaan.” (QS. Al-Qadr :1).
2. Dari
Baitul Izzah (langit dunia) ke bumi
secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau digenapkan menjadi
23 tahun, ini ditetapkan sejak beliau ditetapkan sebagai Nabi hingga beliau
wafat.
Adapun
proses turunnya Al-Qur’an yang pertama :
·
Telah diturunkan
pada malam penuh berkah, dari malam-malam lainnya yaitu pada malam seribu bulan
(Lailatul Qadar), turunya Al-Qur’an secara sempurna ke Baitul Izzah di Langit
dunia. Firman allahyang
Artinya : “ Ha mim, Demi
kitab Al-Qur’an yang jelas, Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang
diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan “. (QS.Ad-Dukhan : 1-3).
Dan
dari ayat diatas menunjukan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada satu malam,
mensifati dari malam tersebut adalah malam yang penuh keberkahan, dan penurunan
ini adalah penurunan yang pertama ke Baitul Izzah di langit. Karena jika
diinginkan kedua penurunan Al-Qur’an atas Nabi, kebenaran itu yang menjadikan
Al-Qur’an turun pada satu malam, dalam 1 bulan yaitu pada bulan Ramadhan .
Karena sesungguhnya proses turunnya itu tidaklah membutuhkan jangka waktu yang
pendek, melainkan membutuhkan jangka waktu yang sangat panjang dalam jangka 22
tahun 2 bulan 22 hari.
Adapun proses turunya Al-Qur’an yang
kedua :
·
Dan adapun
proses yang kedua ini, sungguh telah turun dari langit ke hati Nabi Saw, secara
berangsur-angsur atau secara bertahap, dalam jangka waktu 22 tahun 2 bulan 22
hari, ditetapkan sejak Nabi diangkat menjadi Rasul hingga wafatnya.
Dan
dalil atas penurunan ini, bahwasaanya Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur,
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Israa yang Artinya : “ Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan
berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan kepada manusia dan kami
menurunkannya bagian demi bagian”. (QS. Al-Israa :106).
Diriwayatkan bahwasanya orang yahudi dan orang
musyrik menolak atas Nabi Saw menurunkan Al-Qur’an secara bertahap, menyarankan
kepada Nabi bahwasanya Al-Qur’an diturunkan dengan jumlah satu sampai orang
yahudi berkata kepada Nabi Saw :
‘’
Wahai Abu Qasim tidaklah engkau menurunkan Al-Qur’an dengan jumlah yang satu,
sama seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, maka Allah menurunkan 2
ayat yang membuat kembali kepada mereka, dan apa yang kembali ini sama seperti
yang dikatakan oleh Zarqoni, menunjukan atas 2 perkara :
1. Bahwasannya
Al-Qur’an diturunkan secara bertahap kepada Nabi Saw.
2.
Bahwasannya
kitab-kitab yang diturunkan dari langit sebelumnya (Taurat,Injil,Zabur)
diturunkan secara langsung, sama seperti (kitab-kitab) yang terkenal dikalangan
Para Ulama,
B. Bentuk Al-Qur’an Yang
Dibawa Oleh Malaikat Jibril
Dalam proses penurunan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, terdapat duacara
untuk menyampaikan wahyu yang dibawa malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Yaitu
:
1)
Melalui
perantara malaikat Jibril
Cara pewahyuan melalui perantara malaikat Jibril ada beberapa cara,
diantaranya:
1.
Malaikat jibril
terkadang mendatangi Nabi dalam wujud seorang
laki-laki, lalu malaikat jibril mengajak bicara Nabi sehingga Nabi
mengetahui dan memahaminya dengan baik.
2.
Malaikat Jibril
alaihissalam terkadang mendatangi Nabi, namun beliau tidak terlihat, akan
tetapi nabimengetahui kedatangan malaikat Jibril dngan suara yang mengiringinya
seperti gemerincingnya suara lonceng dan terkadang seperti suara dengung lebah.
3.
Malaikat Jibril
mendatangi Nabi dengan wujud aslinya.
2)
Tanpa
melalui perantara malaikat Jibril
Cara pewahyuan
tanpa melalui perantara malaikat Jibril, diantaranya:
1.
Taklimulloh
( Allah azza wajalla berbicara langsung ) kepada Nabi dari belakang hijab.
Yaitu Allah menyampaikan apa yang hendak Allah
sampaikan, baik dalam keadaan terjaga maupun dalam keadaan tidur.
2.
Berupa
Ar-ru’ya ash- shadiqoh ( mimpi yang benar )
3.
Wahyu
disampaikan dengan cara dimasukan kedalam hati Nabi, dan dalam hal ini Nabi tidak melihat apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah
berada didalam kalbunya, hal ini sebagaimana sabda nabi “sesungguhnya Ruhul
Qudus (malaikat Jibril) menghembuskan ( membisikkan ) kedalam hatiku,
bahwasanya jiwatidak akan mati hingga disempurnakan rezeki baginya.
4.
Wahyu
diberikan Allah A’zza wajalla dalam bentuk ilham.Yaitu Allah memberikan ilmu
kepada Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, saat beliau berijhtihad pada suatu
masalah.
C. Masa Penurunan Al-Qur’an
Masa diturunkannya Al
Qur’an dihitung dari lama tinggalnya Rasul SAW, karena beliau hidup di dua
tempat berbeda maka masa penurunan Al Qur’anpun dalam 2 waktu berbeda, yaitu :
1. Fase
yang dihitung dari lamanya Rasulullah tinggal dan mukim di Makkah, dalam hitungan
M. Khudori Bek dalam Tarikh Tasyri’ Rasulullah tinggal di Mekkah selama 12
tahun 5 bulan 13 hari di mulai sejak 17 Ramadhan tahun 41 setelah kelahirannya/
6 Agustus 610 M sampai dengan Rabi’ul Awwal tahun 53 kelahirannya. Ayat-ayat
yang diturunkan di sana berjumlah 86 surat (4.726 ayat) 75,5 % dari keseluruhan
AlQur’an dan dinamakan dengan ayat-ayat Makkiyah.
2. Fase
ini dihitung sejak Nabi Hijrah ke Yatsrib (Madinah) yaitu bulan Rabi’ul Awwal
tahun 53 kelahirannya sampai dengan 9 Dzul hijjah 10 H/ 7 Maret 632 M. dengan
demikian beliau tinggal di Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari. Ayat-ayat
yang diturunkan disana berjumlah 28 surat (1.510 ayat) atau 24,5 % dari
keseluruhan Al-Qur’an dan dinamakan dengan ayat-ayat Madaniyyah.
Adapun proses diturunkannya al-qur’an, yaitu:
1. Yang Turun Pertama Kali
·
Pendapat yang paling shahih
mengenai yang pertama kali turun ialah firman Allah surah Al-Alaq ayat 1-5.
Dasar pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan Imam AlBukhari dan Muslim,
dan lainnya, dari Aisyah tentang turunnya wahyu kepada Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam di gua Hira.
·
Dikatakan pula, bahwa yang
pertama kali turun adalah ayat, “Ya ayyuhal muddatstsir.” Ini didasarkan pada
hadits Bukhari dan Muslim dari Abu Salamah bin Abdirrahman.
Maka
ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun secara mutlak adalah Iqra’ dan surat
yang pertama diturunkan secara lengkap, dan pertama setelah terhentinya wahyu
ialah “Ya ayyuhal muddatstsir.” Atau bisa juga dikatakan bahwa surat
Al-Muddatstsir turun sebagai tanda kerasuluannya, sedangkan ayat “Iqra” turun
sebagai tanda kenabiannya.
2.
Yang
Terakhir Kali Diturunkan
·
Dikatakan bahwa ayat yang
terakhir itu adalah ayat mengenai riba. Dalilnya adalah hadits Bukhari dari
Ibnu Abbas tentang ayat terakhir yang diturunkan adalah surat Al-Baqarah ayat
278.
·
Ada yang berpendapat yang
terakhir diturunkan yaitu surat Al-Baqarah ayat 281. Dalilnya adalah riwayat
AnNasa’i dari Ibnu Abbas dan Said bin Jubair.
·
Dikatakan pula bahwa yang
terakhir turun adalah ayat tentang hutang, yaitu surat Al-Baqarah ayat 282.
Ketiga riwayat itu dapat dipadukan, yaitu bahwa pihak ketiga ayat tersebut di
atas diturunkan sekaligus seperti urutannya di dalam mushaf. Ayat mengenai
riba, ayat “peliharalah dirimu…,” dan ayat tentang hutang, karena ayatayat itu
masih satu kisah. Adapun ayat 3 surat al-Ma’idah secara teks, menunjukkan
penyempurnaan kewajiban dan hukum. Oleh karena itu, para ulama menyatakan
kesempurnaan agama di dalam ayat ini.
D. Hikmah Diturunkannya
Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur
1. Mengukuhkan hati Nabi
Muhammad SAW. Dalam menghadapi orang-orang musyrik yang menyakitkan
Mengukuhkan hati Nabi
SAW dalam menghadapi ulah orang-orang musyrik yang menyakitkan, maka telah
disebutkan oleh ayat Alquran dalam menjawab mereka.ketika mereka mengusulkan
agar Alquran diturunkan secara keseluruhan dalam satu tempo, sebagaimana
kitab-kitab samawiyah terdahulu, maka Allah SWT. menjawab usul mereka dengan
firmann yang Artinya: “............Begitulah
keadaannya, supaya kami tetapkan Hati engkau (hai Muhammad) dengan Alquran itu,
dan kami bacakan kepadamu dengan lurus dan perlahan-lahan“ (Q.S. Al-Furqan: 32)
2. Sebagai kasih sayang kepada
Nabi SAW. Ketika turunnya wahyu
Seperti yang disebutkan
dalam buku terjemahan Muhammad Qodirun Nur (2001 : 52-53) berupa kasih sayang
kepada Nabi SAW. Ketika turunnya wahyu Ini disebabkan karena kedahsyatan dan haibah
Al-Quran, sebagaimana yang telah difirmankan Allah ‘Azza wa Jalla yang Artinya: “Sesungguhnya kami akan menurunkan kepada
engkau perkataan yang hebat (Al-Quran).” (QS.Al-Muzzammil:5)
3. Sebagai tahapan dalam
mensyariatkan hukum-hukum samawiyyah
Al-Qur’an sebagai
tahapan dalam mensyariatkan hukum-hukum, telah ada keterangan yang jelas
Al-Qur’anul Karim Berjalan seiring dengan manusia, khususnya orang Arab, dengan
cara yang bijaksana.Mula-mula menghindarkan mereka dari kemusyrikan,
menghidupkan hati mereka dengan cahaya iman, lalu menanamkan rasa cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya dalam hati mereka.
4. Memudahkan untuk menghafal
dan memahami Al-Qur’an bagi kaum muslimin
Al-Qur’an adalah untuk
memudahkan kaum muslimin menghafal, memahami dan merenungkan Al-Qur’an.Maklum,
orang Arab buta huruf, tidak mengerti baca tulis. Demikian itu telah disindir
dalam firman Allah ‘Azza wa Jalla yang Artinya:
“Dia yang mengutus kepada umat yang ummi (Arab) seorang rasul di antara mereka,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-nya…” (QS.AL-Jumu’ah:2). Bahkan
Nabi SAW pun juga seorang yang buta huruf.
Maka Sudah barang tentu
hikmah Allah menurunkan Kitab Suci-Nya secara berangsur-angsur itu agar kaum
muslimin mudah untuk menghafalkannya.Karena pada umumnya mereka berpegang
kepada orang-orang yang kuat ingatannya saja.
5. Sebagai petunjuk kepada
Dzat yang mengeluarkan Al-Qur’an serta sesungguhnya ia diturunkan oleh Allah
Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji
Al-Qur’an sebagai
argumentasi berbagai peristiwa pada saat Al-Quran diturunkan, yang sekaligus
sebagai peringatan kesalahan yang terjadi di waktu itu. Sebenarnya peringatan
yang demikian ini, akan lebih tertanam di hati serta lebih tepat mengena pada
sasarannya, yaitu belajar yang diikuti pengalaman. Contoh: Ketika terjadi
perang Hunain, orang-orang Islam tertipu. Mereka berkata sombong dan
muluk-muluk, manakala mereka melihat pasukannya lebih banyak daripada pasukan
musuh. Ketika itu perasaan sombong menggelitik hati mereka, sehingga mereka
berkata :“ Pada hari (peperangan) Hunain,
ketika kamu amat riang karena banyak bilanganmu, maka bilangan yang banyak itu
tiada berfaedah kepadamu sedikitpun sehingga sempit bagimu bumi yang luas ini,
kemudian kamu mundur ke belakang.” (QS.At-Taubah:25)
6. Sebagai argumentasi
berbagai peristiwa dan kejadian dan sebagai peringatan ketika itu.
Al-Qur’an dapat
menunjukkan kepada Dzat yang mengeluarkan Al-Qur'anul Karim, dan ia merupakan
kitab suci yang diturunkan oleh Dzat yang maha bijaksana dan maha terpuji.Pada
keterangan mengenai hikmah yang agung ini saya tertarik untuk mengetengahkan
tulisan Syekh Muhammad Abdul Azhim Az-Zarqani r.a., dalam kitabnya Manahilul
‘Irfan: Petunjuk kepada Dzat yang mengeluarkan Al-Qur’an adalah bahwa ia merupakan
kalam Allah yang Maha Esa. Ia tidak mungkin kalam Muhammad SAW atau kalam
makhluk lainnya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dijabarkan di atas
berikut kesimpulan yang dibuat menjadi beberapa poin sebagai berikut:
1. Penurunan
al-qur’an yang meliputi tahapan penurunan, meliputi :
·
Dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia (Baitul
Izzah) pada Malam Lailatul Qadar,
·
Dari Baitul Izzah (langit dunia) ke bumi
secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau digenapkan menjadi
23 tahun, ini ditetapkan sejak beliau ditetapkan sebagai Nabi hingga beliau
wafat.
2. Bentuk
al-qur’an yang dibawa oleh malaikat jibril meliputi 2 cara, yaitu :
a. Melalui perantara malaikat Jibril
b. Tanpa melalui perantara malaikat Jibril
3. Masa
diturunkannya Al Qur’an yaitu dihitung dari lama tinggalnya Rasul SAW, karena
beliau hidup di dua tempat berbeda, maka masa penurunan Al Qur’anpun dalam 2
waktu berbeda, yaitu :
4.
Hikmah
diturunkan al-qur’an secara berangsur angsur
·
Mengukuhkan hati Nabi
Muhammad SAW. Dalam menghadapi orang-orang musyrik yang menyakitkan
·
Sebagai kasih sayang kepada
Nabi SAW. Ketika turunnya wahyu
·
Sebagai tahapan dalam
mensyariatkan hukum-hukum samawiyyah
·
Memudahkan untuk menghafal
dan memahami Al-Qur’an bagi kaum muslimin
·
Sebagai petunjuk kepada
Dzat yang mengeluarkan Al-Qur’an serta sesungguhnya ia diturunkan oleh Allah
Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji
DAFTAR
PUSTAKA
Gufron Muhammad.
2003. Ulumul Q ur’an Praktis Dan Mudah : Yogyakarta.
www. marimembaca. com
www. almanhaj. or. id
https://anshorimujahid.wordpress.com/2011/03/17/masa-turun-al-quran/
Nur, Muhammad
Qodirun (Penterjemah). 2001. Ikhtisar
Ulumul Qur’an Praktis. Pustaka Amani : Jakarta.
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .