Tuesday, January 16, 2018

Makalah Tahapan-Tahapan diturunkanya Al-Qur'an



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Al-qur’an adalah kalam Allah yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang diturunkan secara mutawatir melalui malaikat Jibrail yang di susun dalam mushaf yang diawali dengan surah Al-fatihah dan di akhiri dengan surah Annas.
Umat Muslim percaya bahwa AlQur'an difirmankan langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril secara berangsur - angsur selama 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari atau rata-rata selama 23 tahun,
Al-Qur’an menjelaskan sendiri bahwa isi dari Al-Qur’an adalah sebuah petunjuk yang terkadang juga dapat berisi tentang cerita yang mengenai kisah bersejarah, dan menekankan pentingnya moral.Al-Qur’an digunakan bersama dengan hadits untuk menentukan hukum syari'ah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana tahapan diturunkannya Al-Qur’an?
2.      Apa saja bentuk Al-Qur’an yang dibawa malaikat Jibril?
3.      Kapan masa diturunkannya Al-Qur’an?
4.      Apa saja hikmah dari turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui tahapan diturunkannya Al-Qur’an
2.      Untuk mengetahui apa saja bentuk Al-Qur’an yang dibawa malaikat Jibril
3.      Untuk mengetahui kapan masa diturunkannya Al-Qur’an
4.      Untuk mengetahui apa saja hikmah dari turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Penurunan Al-qur’an Yang Meliputi Tahapan Penurunan
Ada beberapa proses turunya Al-Qur’an, yaitu :
1.      Dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia (Baitul Izzah) pada Malam Lailatul Qadar, yang Artinya: “ sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.” (QS. Al-Qadr :1).
2.      Dari Baitul Izzah (langit dunia) ke bumi secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau digenapkan menjadi 23 tahun, ini ditetapkan sejak beliau ditetapkan sebagai Nabi hingga beliau wafat.
Adapun proses turunnya Al-Qur’an yang pertama :
·         Telah diturunkan pada malam penuh berkah, dari malam-malam lainnya yaitu pada malam seribu bulan (Lailatul Qadar), turunya Al-Qur’an secara sempurna ke Baitul Izzah di Langit dunia. Firman allahyang  Artinya : “ Ha mim, Demi kitab Al-Qur’an yang jelas, Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan “. (QS.Ad-Dukhan : 1-3).
Dan dari ayat diatas menunjukan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada satu malam, mensifati dari malam tersebut adalah malam yang penuh keberkahan, dan penurunan ini adalah penurunan yang pertama ke Baitul Izzah di langit. Karena jika diinginkan kedua penurunan Al-Qur’an atas Nabi, kebenaran itu yang menjadikan Al-Qur’an turun pada satu malam, dalam 1 bulan yaitu pada bulan Ramadhan . Karena sesungguhnya proses turunnya itu tidaklah membutuhkan jangka waktu yang pendek, melainkan membutuhkan jangka waktu yang sangat panjang dalam jangka 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Adapun proses turunya Al-Qur’an yang kedua :
·         Dan adapun proses yang kedua ini, sungguh telah turun dari langit ke hati Nabi Saw, secara berangsur-angsur atau secara bertahap, dalam jangka waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, ditetapkan sejak Nabi diangkat menjadi Rasul hingga wafatnya.
Dan dalil atas penurunan ini, bahwasaanya Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Israa yang Artinya : “ Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian”. (QS. Al-Israa :106).
Diriwayatkan bahwasanya orang yahudi dan orang musyrik menolak atas Nabi Saw menurunkan Al-Qur’an secara bertahap, menyarankan kepada Nabi bahwasanya Al-Qur’an diturunkan dengan jumlah satu sampai orang yahudi berkata kepada Nabi Saw :
‘’ Wahai Abu Qasim tidaklah engkau menurunkan Al-Qur’an dengan jumlah yang satu, sama seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, maka Allah menurunkan 2 ayat yang membuat kembali kepada mereka, dan apa yang kembali ini sama seperti yang dikatakan oleh Zarqoni, menunjukan atas 2 perkara :
1.      Bahwasannya Al-Qur’an diturunkan secara bertahap kepada Nabi Saw.
2.      Bahwasannya kitab-kitab yang diturunkan dari langit sebelumnya (Taurat,Injil,Zabur) diturunkan secara langsung, sama seperti (kitab-kitab) yang terkenal dikalangan Para Ulama,
B.  Bentuk Al-Qur’an Yang Dibawa Oleh Malaikat Jibril
Dalam proses penurunan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, terdapat duacara untuk menyampaikan wahyu yang dibawa malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Yaitu :
1)      Melalui perantara malaikat Jibril
Cara pewahyuan melalui perantara malaikat Jibril ada beberapa cara, diantaranya:
1.      Malaikat jibril terkadang mendatangi Nabi dalam wujud seorang  laki-laki, lalu malaikat jibril mengajak bicara Nabi sehingga Nabi mengetahui dan memahaminya dengan baik.
2.      Malaikat Jibril alaihissalam terkadang mendatangi Nabi, namun beliau tidak terlihat, akan tetapi nabimengetahui kedatangan malaikat Jibril dngan suara yang mengiringinya seperti gemerincingnya suara lonceng dan terkadang seperti suara dengung lebah.
3.      Malaikat Jibril mendatangi Nabi dengan wujud aslinya.
2)      Tanpa melalui perantara malaikat Jibril
Cara pewahyuan tanpa melalui perantara malaikat Jibril, diantaranya:
1.      Taklimulloh ( Allah azza wajalla berbicara langsung ) kepada Nabi dari belakang hijab. Yaitu Allah menyampaikan apa yang hendak Allah  sampaikan, baik dalam keadaan terjaga maupun dalam keadaan tidur.
2.      Berupa Ar-ru’ya ash- shadiqoh ( mimpi yang benar )
3.      Wahyu disampaikan dengan cara dimasukan kedalam hati Nabi, dan dalam hal ini  Nabi tidak melihat  apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada didalam kalbunya, hal ini sebagaimana sabda nabi “sesungguhnya Ruhul Qudus (malaikat Jibril) menghembuskan ( membisikkan ) kedalam hatiku, bahwasanya jiwatidak akan mati hingga disempurnakan rezeki baginya.
4.      Wahyu diberikan Allah A’zza wajalla dalam bentuk ilham.Yaitu Allah memberikan ilmu kepada Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, saat beliau berijhtihad pada suatu masalah.

C.  Masa Penurunan Al-Qur’an
Masa diturunkannya Al Qur’an dihitung dari lama tinggalnya Rasul SAW, karena beliau hidup di dua tempat berbeda maka masa penurunan Al Qur’anpun dalam 2 waktu berbeda, yaitu :
1.      Fase yang dihitung dari lamanya Rasulullah tinggal dan mukim di Makkah, dalam hitungan M. Khudori Bek dalam Tarikh Tasyri’ Rasulullah tinggal di Mekkah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari di mulai sejak 17 Ramadhan tahun 41 setelah kelahirannya/ 6 Agustus 610 M sampai dengan Rabi’ul Awwal tahun 53 kelahirannya. Ayat-ayat yang diturunkan di sana berjumlah 86 surat (4.726 ayat) 75,5 % dari keseluruhan AlQur’an dan dinamakan dengan ayat-ayat Makkiyah.
2.      Fase ini dihitung sejak Nabi Hijrah ke Yatsrib (Madinah) yaitu bulan Rabi’ul Awwal tahun 53 kelahirannya sampai dengan 9 Dzul hijjah 10 H/ 7 Maret 632 M. dengan demikian beliau tinggal di Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari. Ayat-ayat yang diturunkan disana berjumlah 28 surat (1.510 ayat) atau 24,5 % dari keseluruhan Al-Qur’an  dan dinamakan dengan ayat-ayat Madaniyyah.
Adapun proses diturunkannya al-qur’an, yaitu:
1.      Yang Turun Pertama Kali
·         Pendapat yang paling shahih mengenai yang pertama kali turun ialah firman Allah surah Al-Alaq ayat 1-5. Dasar pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan Imam AlBukhari dan Muslim, dan lainnya, dari Aisyah tentang turunnya wahyu kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam di gua Hira.
·         Dikatakan pula, bahwa yang pertama kali turun adalah ayat, “Ya ayyuhal muddatstsir.” Ini didasarkan pada hadits Bukhari dan Muslim dari Abu Salamah bin Abdirrahman.
Maka ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun secara mutlak adalah Iqra’ dan surat yang pertama diturunkan secara lengkap, dan pertama setelah terhentinya wahyu ialah “Ya ayyuhal muddatstsir.” Atau bisa juga dikatakan bahwa surat Al-Muddatstsir turun sebagai tanda kerasuluannya, sedangkan ayat “Iqra” turun sebagai tanda kenabiannya.
2.      Yang Terakhir Kali Diturunkan
·         Dikatakan bahwa ayat yang terakhir itu adalah ayat mengenai riba. Dalilnya adalah hadits Bukhari dari Ibnu Abbas tentang ayat terakhir yang diturunkan adalah surat Al-Baqarah ayat 278.
·         Ada yang berpendapat yang terakhir diturunkan yaitu surat Al-Baqarah ayat 281. Dalilnya adalah riwayat AnNasa’i dari Ibnu Abbas dan Said bin Jubair.
·         Dikatakan pula bahwa yang terakhir turun adalah ayat tentang hutang, yaitu surat Al-Baqarah ayat 282. Ketiga riwayat itu dapat dipadukan, yaitu bahwa pihak ketiga ayat tersebut di atas diturunkan sekaligus seperti urutannya di dalam mushaf. Ayat mengenai riba, ayat “peliharalah dirimu…,” dan ayat tentang hutang, karena ayatayat itu masih satu kisah. Adapun ayat 3 surat al-Ma’idah secara teks, menunjukkan penyempurnaan kewajiban dan hukum. Oleh karena itu, para ulama menyatakan kesempurnaan agama di dalam ayat ini.
D.  Hikmah Diturunkannya Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur
1.      Mengukuhkan hati Nabi Muhammad SAW. Dalam menghadapi orang-orang musyrik yang menyakitkan
Mengukuhkan hati Nabi SAW dalam menghadapi ulah orang-orang musyrik yang menyakitkan, maka telah disebutkan oleh ayat Alquran dalam menjawab mereka.ketika mereka mengusulkan agar Alquran diturunkan secara keseluruhan dalam satu tempo, sebagaimana kitab-kitab samawiyah terdahulu, maka Allah SWT. menjawab usul mereka dengan firmann yang Artinya: “............Begitulah keadaannya, supaya kami tetapkan Hati engkau (hai Muhammad) dengan Alquran itu, dan kami bacakan kepadamu dengan lurus dan perlahan-lahan“ (Q.S. Al-Furqan: 32)
2.      Sebagai kasih sayang kepada Nabi SAW. Ketika turunnya wahyu
Seperti yang disebutkan dalam buku terjemahan Muhammad Qodirun Nur (2001 : 52-53) berupa kasih sayang kepada Nabi SAW. Ketika turunnya wahyu Ini disebabkan karena kedahsyatan dan haibah Al-Quran, sebagaimana yang telah difirmankan Allah ‘Azza wa Jalla yang Artinya: “Sesungguhnya kami akan menurunkan kepada engkau perkataan yang hebat (Al-Quran).” (QS.Al-Muzzammil:5)
3.      Sebagai tahapan dalam mensyariatkan hukum-hukum samawiyyah
Al-Qur’an sebagai tahapan dalam mensyariatkan hukum-hukum, telah ada keterangan yang jelas Al-Qur’anul Karim Berjalan seiring dengan manusia, khususnya orang Arab, dengan cara yang bijaksana.Mula-mula menghindarkan mereka dari kemusyrikan, menghidupkan hati mereka dengan cahaya iman, lalu menanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dalam hati mereka.
4.      Memudahkan untuk menghafal dan memahami Al-Qur’an bagi kaum muslimin
Al-Qur’an adalah untuk memudahkan kaum muslimin menghafal, memahami dan merenungkan Al-Qur’an.Maklum, orang Arab buta huruf, tidak mengerti baca tulis. Demikian itu telah disindir dalam firman Allah ‘Azza wa Jalla yang Artinya: “Dia yang mengutus kepada umat yang ummi (Arab) seorang rasul di antara mereka, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-nya…” (QS.AL-Jumu’ah:2). Bahkan Nabi SAW pun juga seorang yang buta huruf.
Maka Sudah barang tentu hikmah Allah menurunkan Kitab Suci-Nya secara berangsur-angsur itu agar kaum muslimin mudah untuk menghafalkannya.Karena pada umumnya mereka berpegang kepada orang-orang yang kuat ingatannya saja.
5.      Sebagai petunjuk kepada Dzat yang mengeluarkan Al-Qur’an serta sesungguhnya ia diturunkan oleh Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji
Al-Qur’an sebagai argumentasi berbagai peristiwa pada saat Al-Quran diturunkan, yang sekaligus sebagai peringatan kesalahan yang terjadi di waktu itu. Sebenarnya peringatan yang demikian ini, akan lebih tertanam di hati serta lebih tepat mengena pada sasarannya, yaitu belajar yang diikuti pengalaman. Contoh: Ketika terjadi perang Hunain, orang-orang Islam tertipu. Mereka berkata sombong dan muluk-muluk, manakala mereka melihat pasukannya lebih banyak daripada pasukan musuh. Ketika itu perasaan sombong menggelitik hati mereka, sehingga mereka berkata :“ Pada hari (peperangan) Hunain, ketika kamu amat riang karena banyak bilanganmu, maka bilangan yang banyak itu tiada berfaedah kepadamu sedikitpun sehingga sempit bagimu bumi yang luas ini, kemudian kamu mundur ke belakang.” (QS.At-Taubah:25)
6.      Sebagai argumentasi berbagai peristiwa dan kejadian dan sebagai peringatan ketika itu.
Al-Qur’an dapat menunjukkan kepada Dzat yang mengeluarkan Al-Qur'anul Karim, dan ia merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Dzat yang maha bijaksana dan maha terpuji.Pada keterangan mengenai hikmah yang agung ini saya tertarik untuk mengetengahkan tulisan Syekh Muhammad Abdul Azhim Az-Zarqani r.a., dalam kitabnya Manahilul ‘Irfan: Petunjuk kepada Dzat yang mengeluarkan Al-Qur’an adalah bahwa ia merupakan kalam Allah yang Maha Esa. Ia tidak mungkin kalam Muhammad SAW atau kalam makhluk lainnya.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dijabarkan di atas berikut kesimpulan yang dibuat menjadi beberapa poin sebagai berikut:
1.      Penurunan al-qur’an yang meliputi tahapan penurunan, meliputi :
·         Dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia (Baitul Izzah) pada Malam Lailatul Qadar,
·         Dari Baitul Izzah (langit dunia) ke bumi secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari atau digenapkan menjadi 23 tahun, ini ditetapkan sejak beliau ditetapkan sebagai Nabi hingga beliau wafat.
2.      Bentuk al-qur’an yang dibawa oleh malaikat jibril meliputi 2 cara, yaitu :
a.       Melalui perantara malaikat Jibril
b.      Tanpa melalui perantara malaikat Jibril
3.      Masa diturunkannya Al Qur’an yaitu dihitung dari lama tinggalnya Rasul SAW, karena beliau hidup di dua tempat berbeda, maka masa penurunan Al Qur’anpun dalam 2 waktu berbeda, yaitu :
4.      Hikmah diturunkan al-qur’an secara berangsur angsur
·         Mengukuhkan hati Nabi Muhammad SAW. Dalam menghadapi orang-orang musyrik yang menyakitkan
·         Sebagai kasih sayang kepada Nabi SAW. Ketika turunnya wahyu
·         Sebagai tahapan dalam mensyariatkan hukum-hukum samawiyyah
·         Memudahkan untuk menghafal dan memahami Al-Qur’an bagi kaum muslimin
·         Sebagai petunjuk kepada Dzat yang mengeluarkan Al-Qur’an serta sesungguhnya ia diturunkan oleh Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji


DAFTAR PUSTAKA

Gufron Muhammad. 2003. Ulumul Q ur’an  Praktis Dan Mudah : Yogyakarta.
www. marimembaca. com
www. almanhaj. or. id
https://anshorimujahid.wordpress.com/2011/03/17/masa-turun-al-quran/
Nur, Muhammad Qodirun (Penterjemah). 2001. Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis. Pustaka Amani : Jakarta.

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .