Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata
Kuliah Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu : Haliemah Noor Qathrunnada, M. Pd.I
Kelompok X
Feby Firdaus
Karlina
Ridwan Tri Sabila
Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon
Jln. Widarasari III – Tuparev - Cirebon Telp. (0231)
246215
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Sosiolog Dakwah” yang
telah kami susun semaksimal mungkin agar pembaca dapat mendapatkan pelajaran
dan informasi tentang Pengertian, hubungan dakwah dan masyarakat serta dakwah
sebagai rekayasa sosial yang telah kami susun berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber agar dapat mempermudah pembaca untuk memahami isi makalah ini.
Dalam
menyelesaikan Makalah ini tentunya kami mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kami yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.
Semoga makalah
yang telah kami susun ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan bermanfaat
bagi kami sendiri maupun pembacanya, untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun
menambah isi makalah menjadi lebih baik. Karena Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan baik segi susunan kalimat, tata bahasa maupun
pengetahuan kami dalam makalah ini.
Cirebon,
22 Oktober 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Sosiologi
dakwah merupakan salah satu matakuliah yang diajarkan di perguruan tinggi
negeri maupun swasta, memberikan pemahaman kepada mahasiswa; untuk mengungkap
masalah sosial yang terjadi pada masyarakat modern dan tradisional yang terkait
dengan masalah dakwah, dan upaya yang dilakukan pelakudakwah dalam memberikan
solusi terhadap masalah sosial dengan menggunakan pendekatan Teori Sosiologi
dan Al-Qur'an maupun Hadis. Mata kuliah Pengantar Sosiologi Dakwah membuka
tabir dan memberikan solusi terhadap masalah sosial yang selama ini membelenggu
kehidupan masyarakat. Ada beberapa hal yang dilihat terkait dengan Sosiologi
Dakwah di antaranya isu-isu dakwah global dan klasik yang terkait perubahan
sosial, konflik, keberagamaan, budaya, ekonomi, politik, kesehatan sosial,
kemiskinan, dan teori-teori sosial. Solusi langkah strategi yang dilakukan
pelaku dakwah agar masalah sosial dapat teratasi dengan cepat, yakni lewat
media yang digunakan, materi yang menzaman, dan pendekatan persuasifyang
menarik. Dengan demikian, polarisasi peningkatan kualitas pelaku dakwah dalam
bidang Sosiologi senantiasa ditingkatkan, sehingga dalam melaksanakan tugas
dakwah cepat dan tepat dalam kehidupan bermasyarakat.
1.
Apa yang di
maksud dengan sosiologi dakwah?
2.
Apa Hubungan Dakwah dan Masyarakat dalam Perspektif
Sosiologi?
3.
Apa yang di maksud dengan Dakwah sebagai Rekayasa Sosial?
Untuk
mengetehaui tentang sosiologi dakwah, Hubungan Dakwah
dan Masyarakat dalam Perspektif Sosiologi, dan yang berkaitan dengan Dakwah
sebagai Rekayasa Sosial.
BAB II
SOSIOLOGI DAKWAH
Secara epistimologis, terdiri dari dua kata, sosiologi
dan dakwah. Sosiologi berarti ilmu tentang kemasyarakatan dalam
tindakan-tindakan hidupnya kehidupan bermasyarakat, sedangkan dakwah adalah upaya untuk berusaha
mengajak orang kepada kebaikan.
Sosiologi Dakwah, secara etimologis, adalah ilmu yang mengkaji tentang upaya pemecahan
masalah-masalah dakwah dengan pendekatan
sosiologis. Dan yang menjadi aspek sosiologi karena dalam kegiatan dakwah
itu terdapat hubungan dan pergaulan sosial, yakni hubungan antara pelaku dakwah
dan mitra dakwah.
Dalam hubungan ini perlu dikemukakan bahwa dalam
lembaga-lembaga, kelompok sosial dan
proses sosial terdapat hubungan-hubungan
siosial atau secara teknis atau di sebut
interaksi sosial, dari hasil interaksi sosial ini maka masyarakat harus
mampu mengembangkan dan membentuk tingkah laku yang kemudian
menumbuhkan dan mengembangkan sistem
dakwah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sosiologi dakwah adalah ilmu
yang mempelajari hubunga-hubungan antara semua pokok masalah dalam proses
dakwah dan proses sosial. Sosiologi Dakwah adalah ilmu pengetahuan yang
berupaya untuk memecahkan masalah-masalah dakwah dengan pendekatan dan analisis
sosiologis.[1]
Sosiologi Dakwah muncul
karena dalam kehidupan manusia menunjukan bahwa masyarakat, secara terus
menerus mengalami perubahan yang sangat cepat, progresif dan sering kali tampak
gejala desintregratif, yakni melonggarnya kesetiaan terhadap nilai-nilai umum.
Perubahan masyarakat yang sangat cepat itu menimbulkan Cultural Lag, yaitu ketertinggalan
kebudayaan kerena berhadapan dengan sejumlah kendala. Cultural Lagini merupakan sumber
masalah dalam masyarakat.
Seorang da’i (pelaku dakwah) adalah
manajer, informatory, konduktor dan sebagainya yang harus berperilaku seperti
yang diharapkan masyarakatnya. Seorang da’I yang bertindak sebagai pendidik,
pengajar, dan pembangun masyarakat diharapkan berperilaku baik dan bermoral
tinggi sebagai teladan bagi masyarakt masa akan datang. Perkembangan masyarakat
banyak dipengaruhi oleh factor-faktor internal dari kalangan masyarakt itu
sendiri atau factor ksternal yang dianggap memiliki kewibawaan keberhasilan
masyarakat untuk mencapai kemajuan tidak
hanya ditentukan oleh upaya-upaya anggota masyarakat atau interaksi antara
mad’u dan da’I melainkan juga antara mad’u dengan lingkungan masyarakat dalam
berbagai situasi yang dihadapi didalam atau diluar wilayah tinggal masyarakat
itu.[2]
Dalam sejarahnya, manusia
tidak pernah berhenti dari kesibukan. Baik kesibukan dalam menghadapi kehidupan
luar maupun kesibukan dalam hubungan diri sendiri. Sejak pagi sampai malam
mulai dari anak kecil sampai orang tua, mereka sibuk dengan urusannya
masing-masing. Dalam kesibukan-kesibukan itu terjadi hubungan timbal balik
dalam upaya mencapai dan memenuhi hubungan mereka.
Dalam menghadapi lingkungan
sekitar, manusia dengan tingkah lakunya menimbulkan usaha-usaha untuk mengetahui kebutuhan mereka, misalnya,
dalam memanipulasi suatu benda untuk menjadi barang kebutuhan kegiatan
manusia untuk mengetahui, menguasai dan memanfaatkan alam sekitar itu
menimbullkan berbagai cabang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Berbagai kegiatan manusia
sebagai makluk sosial memunculkan berbagai ilmu pengetahuan. Misalnya, kegiatan untuk berdakwah, yakni menyampaikan suatu ajaran atau mengajak terhadap hal yang positif karena itu lahirnya sosiologi dakwahmasih sangat tebatas untuk bisa
diketahui oleh masyarakat luas, baik di Indonesia bahkan
dunia sekalipun.[3]
Sosioalisasi
keberagamaan merupakan bagian dari proses kegiatan dakwah dan dalam proses
sosialisasi, individu belajar beragama bertatakrama dan memiliki berbagai ketrampilan
sosial, seperti bertutur kata baik, bergaul, peduli terhadap orang lain
menghormati kepada orang tua dn sebagainya. Semua proses sosialisasi
keberagamaan berlangsung dalam interaksi individu dengan lingkungan. Seperti
orang tua, saudara-saudara, para ustad, teman-teman sepermainan,
informasi-informasi dari bacaan buku dan kitab, mendengarkan radio atau
menonton TV, mendengarkan perbincangan orang dll. Dalam hal ini diperlukan
filter untuk menyaring dan menangkal hal-hal yang tidak baik.
Sosiologi dakwah memperhatikan pengaruh seluruh keseluruhan
lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu memperoleh dan mngorganisasi
pengalamannya. Dengan demikian dapat dikemukakan tujuan sosiologi dakwah sebagai berikut:
1.
Sosiologi dakwah bertujuan
menganalisis proses sosialisasi keberagamaan, baik dalam keluarga maupun dalam
masyarakat
3.
Sosiologi dakwah bertujuan
mengalisis tingkat partisipasi orang-orang yang memiliki pengetahuan keagamaan
dalam kegiatan dakwah dalam masyarakat
5.
Sosiologi dakwah bertujuan
memberikan pelatihan-pelatihan yang efektif bagi para da’i dalam bidang
sosiologi sehingga mereka benar-benar bisa melaksanakan tugas dakwah secara
cepat dan tepat.[4]
BAB III
HUBUNGAN DAKWAH DAN MASYARANKAT
DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI
Untuk memahami dan menjelaskan hubungan antara fenomena dakwahdanmasyarakat
dalamperspektif sosiologiperlu dikemukakan teori besar sosiologi, yaitu
Stuktural fungsional, interaksionisme simbolik dan teori pertukaran
Teori struktural fungsionalisme adalah teori sosiologi
yang terhimpun dalam paradigma fakta sosial. Tokoh utama paradigma ini adalah
Emile Durkhaim. Dua karyanya yang terkenal adalah The Rules of Sociological Methode dan Suicide.
Mengenai fakta sosial, George Ritzer dalam bukunya, A multiuple paradigma science,
menjelaskan bahwa ada dua tipe
dasar struktur fakta sosial dan
pranata sosial, bagi Durkheim kedua tipe tersebut bersifat eksternal,
umum dan memaksa individu-individu
anggota masyarakat. Secara lebih
rinci, fakta sosial itu dapat
terwujud berupa kelompok, misalnya
kelompok politik, kelompok ekonomi, kelompok olahraga dan lain sebagainya.
Teori interaksionalisme simbolik adalah salah satu
teori yang termasuk dalam paradigm definisi sosial. Teori interaksionisme
simbolik yang merupakan tindakan manusia dalam menjalin interaksinya dengan
sesama anggota masyarakat. Penjelasan-penjelasan teoritik itu selalu asumsi itu
dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Makhluk manusia
bertindak kea rah berbagai hal atas dasar makna yang dimiliki hal-hal itu bagi
mereka.
2. Makna hal-hal
tersebut muncul dari interaksi sosial antara seseorang dengan kawannya.
3. Makna hal-hal itu
diambil dan dimodifikasi melalui sebuah proses interpretative yang digunakan
perorangan dalam hubungannya dengan hal-hal yang dihadapinya.
Perspektif
ini berpendapat bahwa manusia itu merupakan makhluk kreatif dan dapat
menerjemahkan symbol-simbol yang diterimanya. Anggota masyarakat dapat memberi
makna yang berbeda-beda ketika mendengarkan dakwah seseorang.
Teori pertukaran merupakan salah satu teori sosoiologi
yang bernaung di bawah paradigma
perilaku sosial. Asumsi asumsi yang mendasari teori perilaku sosial
adalah sebagai berikut:
·
Manusia
pada dasarnya tidak mencari keuntungan maksimal tetapi mereka
selalu ingin mendapatkan keuntungan dari interaksinya dengan orang lain.
·
Manusia
tidak bertindak secara rasional sepenuhnya tetapi dalam mereka setiap
interaksinya dengan manusia cenderung
berpikir untung rugi.
·
Meski
tidak memiki informasi yang mencakup
semua hal sebagai alasan untuk
mengembangkan alternatif tetapi manusia setidaknya memiliki informasi meski terbatas yang dapat dipakai untuk mengembangkan alternatif guna memperhitungkan untung rugi
yang mungkin timbul.
·
Manusia
selalu berada dalam keterbatasan namun mereka tatap berkompetisi untuk
mendapatkan keuntungan dalam interaksinya.
·
Meski
manusia selalu berupaya untuk
mendapatkan keuntungan dari hasil
interaksinya dengan manusia lain tetapi mereka
dibatasi oleh sumber daya yang tersedia.
·
Manusia
berusaha mendapatkan hasil dalam bentuk
materi namun mereka juga akan melibatkan dan menghsilkan sesuatu yang bersifat
non materi.
Dengan demikian teori pertukaran sosial menggambarkan
manfaat yang dapat diperoleh dalam hubungan antara dakwah dengan masyarakat,
keuntungan yang diperolah dapat berupa material, immaterial dan sosial.
BAB IV
DAKWAH SEBAGAI REKAYASA SOSIAL
Dalam upaya
mempengaruhi masyarakat untuk berubah, kegiatan dakwah dapat diartikan sebagai
rekayasa sosial. Dalam hal ini seorang da’I sebagai change agent dapat
melakukan dakwah dengan bermacam-macam bentuk ajakan, sesuai dengan fungsi
dakwah sebagai berikut:
Dakwah merupakan suatu ajakan atau seruan terhadap
seseorang atau sejumlah orang, untuk
mengikuti amalan ajaran dan
nilai-nilai islam. Bagi yang belum islam diajak untuk menjadi muslim dan bagi
yang sudah islam diajak intuk menyempurnakan islamnya. Bagi yang sudah mendalam
didorong untuk mengamalkan dan menyebarkannya.
Dakwah juga berarti upaya memanggil kembali hati
nurani untuk menghilangkan sifaf-sifat
buruk dan menggantinya dengan sifat-sifat yang mulia yang tunduk dan patuh kepada Allah di mana
sifat-sifat itu adalah sifat-sifat yang
sesuai dengan hati nurani manusia.
Jadi yang didakwahi adalah siapa saja, termasuk ustadz, kyai, mubaligh, zuama, pemimpin dan lain sebagainya. Yang sedang lupa
atau imannya menurun karena kualitas iman seseorang bersifat fluktuatif.
Dakwah
juga dapat dipahami sebagai proses komunikasi (tabligh), setiap muslim, seperti
Nabi saw, disuruh berkomunikasikan jaran islam, betapapun pengetahuannya
tentang islam masih sangat sedikit.komunikasi itu dapat terjadi secara lisan,
maupun tulisan. Cara komunikasi bisa langsung dan tidak langsung. Komunikasi
langsung juga dapat terjadi individual maupun masal, melalui forum-forum,
pengajian, dialog, integrasi sosial, jemaah, silaturahmi, face to face dll.
secar face to face, komunikasi tidak langsung dapat juga melalui media cetak,
media elektronik maupun lainya.
Dakwah juga
berarti penyebaran rahmat (cinta kasih) pada sesame manusia bahkan pada sesama
makhluk seluruh alam. Alloh menurunkan agama islam ini sebenarnya merupakan
wujud cinta kasih (rahman dan rahim) Nya, agar manusia hidupnya di dunia baik
(hasanah) dan selamat di akhirat (hasanah). Dakwah diperintahkan agar
orang-orang yang didakwahi itu hidupnya baik di dunia (hasanah fid dunya, yakni
cukup rezeki, sehat, damai dsb) dan di akhirat (hasanah fil akhirati, yakni
bebas dari neraka dan masuk surga).
Islam mengandung ajaran dan petunjuk
tentang bagaimana membebaskan diri dari belenggu dengan alam, materi, budaya
dan tradisi. Bagaimana membebaskan diri dari kebodohan, melepaskan
diri dari kebekuan berpikir, melepaskan diri dari kemiskinan dan bagaimana kita
bisa melepaskan diri dari kemalasan.
Dakwah juga berarti
membebaskan manusia dari kebodohan, bahkan sebenarnya manusia itu sebenarnya
dianjurkan untuk menuntut ilmu agar tidak bodoh. Bahkan manusia itu diprogram
oleh Allah untuk menjadi pembangun peradaban di muka bumi. Karena itu manusia dibelaki akal pikiran yang menjadi perangkat paling penting untuk
membangun peradaban iman. Karena itu manusia dibekali akal npikiran yang menjadi perangkat paling
penting untuk membangun peradaban.
Dakwah juga berarti
membebaskan manusia dari kemiskinan karena kemiskinan akan bisa menggurani
martabat manusia, kemiskinan juga bisa
menyebabkan manusia menjadi lemah karena kekurangan makan, gizi,
vitamin, karbohidrat dan mengakibatkan
daya tubuh menjadi lemah dan mudah terkena penyakit.
Dengan pendekatan
pemberantasan kemiskinan yang diajarkan oleh islam itu
maka hubungan antara kelompok
miskin dengan orang kaya tetap terjaga.
Hal ini berbeda dengan yang terjadi dilingkungan kaum komunis yang justru membenturkan antara orang miskin dengan orang kaya.Dengan
pendekatan-pendekatan dalam pemberantasan kemisikinan seperti yang diajarkan
oleh islam, maka hubungan antara kelompok miskin dan kaya akan tetap harmonis.
Dakwah di sini sebagai penyelamatan
manusia di muka bumi dari berbagai hal yang mungkin timbul atau yang telah
terjadi yang dapat merugikan manusia, orang
yang berbuat kesalahan atau dosa sebenarnya sedang mengalami
dehumanisasi. Orang yang berbuat kesalahan atau dosa sebenarnya sedang
mengalami degradasi.
Dakwah juga berarti membebaskan manusia dari kebodohan, karena ajaran islam menganjurkan
agar manusia senantiasa berpikir dan menuntut ilmu. Dapat
dikemukakan bahwa makin tinggi moral dan ilmu suatu masyarakat mamka makin
tinggi pula peradaban mereka. Dalam bahasa Al Quran dikatakan orang yang
beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya menjadi lebih tinggi.
Seperti yang tela dikemukakan,
manusia dicipatakan Allah swt untuk menjadi khalifah (wakil tuhan) dimuka bumi.
Sebagai khalifah seharusnya manusia mengikuti konsep dan kebijakan yang
diwkilinya. Konsep dan kebijakan itu terdapat dalam al-Qur’an. Sebagai wakil
Allah manusia juga seharusnya memiliki ahklak yang mulia seperti ahklak Nya.
Maksudnya, manusia harus memiliki ilmu, sebab Allah itu maha mengetahui.
Manusia harus kreatif, kerena Allah itu maha kreatif. Manusia harus mencintai
sesama, karena Allah itu maha penyayang, manusia harus pemaaf, karena Allah itu
maha pengampun. Manusia harus berupaya menjadi kaya, karena Allah itu maha
penganpun. Manusia harus berupaya menjadi kaya, kerena Allah itu maha kaya.
Manusia harus adil, karena Allah itu maha adil.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Secara harfiah
(etimologi) kata dakwah mengandung arti lain : ajakan, panggilan,
seruan, permohonan (do’a), pembelaan, dan lain sebagainya.
Dari Al-Qur’an didapati Informasi bahwa tujuan
hidup manusia adalah menjadi khalifah dimuka bumi. Sebagai wakil Tuhan manusia
ditugaskan untuk memakmurkan bumi dengan mengebangkan potensi-potensi positif
yang di anugrahkan Tuhan kepada manusia.
Nabi Muhammad saw. Diutus untuk
menyempurnakan kehidupan manusia, agama Islam memiliki ide dan misi sebab itu,
dakwah merupakan aktivitas yang memiliki peran strategis. Ajaran Islam dapat
dipelajari, dihayati dan amalkan oleh manusia, sebaliknya tanpa adanya
aktivitas dakwah terputuslah siklus penyebaran nilai-nilai Islam.
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .