Tuesday, January 16, 2018

Makalah Sejarah Islam



MAKALAH
PENGHANTAR STUDY ISLAM
Makalah di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penghantar Study Islam  yang di bimbing oleh : Halimah
Image result for iai bbc

DISUSUN OLEH :

DIAN AJENG PRATIWI
NENENG HADIANAH
WARDATUS SHOLIHAH


PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2017/2018



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang Maha Sempurna, pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu tentang “Pengantar studi Islam”. Dengan harapan semoga tugas ini bisa berguna dan ada manfaatnya bagi kita semua. Amiin.
Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari –Nya.
Akhirnya walaupun penulis telah berusaha dengan secermat mungkin, namun sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa. Untuk itu penulis mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya.




Cirebon, 21 Oktober 2017











Penulis











                                                                        i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I        PENDAHULUAN
                             A.           Latar Belakang......................................................................................... 1
                             B.           Rumusan Masala.................................................................................... 1
                             C.           Tujuan Penulisan..................................................................................... 1

BAB II       PEMBAHASAN
A.             Pengertian Sejarah.................................................................................. 2
B.              Pengertian Sejarah Islam..........................................................................2
C.              Perkembangan Islam...............................................................................3
D.            Perkembangan Ajaran Islam Pada Masa Modern ..................................13

BAB III     PENUTUP
                             A.           Kesimpulan............................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 16













                                                                        ii
BAB I
PENDAHULUAN

A  Latar Belakang
Sebagai generasi muslim, kita perlu mengetahui perkembangan sejarah kebudayaan islam. Hal ini bertujuan untuk menambah dan meningkatkan kemantapan iman kita. Seorang ahli sejarah abad pertengahan yang bernama Ibnu Khaldun mengungkapkan bahwa kebudayaaan merupakan kondisi-kondisi kehidupan yang melebihi dari yang diperlukan. Perkembangan kebudayaan Islam tidak lepas dari politik dan kekuasaan. Pada umumnya kebudayaan tumbuh dan berkembang di suatu kota. Bukan suatu daerah pedalaman. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sejarah kebudayaan Islam adalah kondisi masyarakat yang berkembang karena dukungan pemerintahan Islam.
Sejarah Islam sendiri adalah termasuk bagian ilmu pengetahuan agama Islam. Dan tidak boleh dipandang terpisah dari ilmu pengetahuan agama islam. Oleh karena itu bagi mereka yang hendak menulis sejarah Islam harus mempunyai pengetahuan tentang cabang-cabang ilmu pengetahuan agama islam seperti Al-Quran, As-Sunah, Fiqih, Tauhid, Tarikh dan sebagainya. Sebab tidak sedikit peristiwa-peristiwa bersejarah berkaitan erat dengan turunnya ayat-ayat Al-Quran dan As-Sunah.

    B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Sejarah Islam itu?
2.      Bagaimanakah Perkembangan Islam?
3.      Bagaimana Peradaban Islam?
4.      Bagaimana Periode Modern Pada Islam?
                                 








1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sejarah

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengatakan sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada maa yang lampau atau peristiwa penting yang benar-benar  terjadi.

Objek peristiwa sejarah terdapat objek peristiwa itu sendiri (what), orang yang melakukannya (who), waktunya (when), tempatnya (where) dan latar belakangnya (why). Seluruh aspek tersebut selanjutnya disusun secara sistematis dan menggambarkan hubungan yang erat antara satu bangian dengan bangian yang lain.

B.     Pengertian Sejarah Islam

Menurut Maulana Ali  dapat dipahami dari firman Allah yang terdapat pada ayat 202 surat Al-baqarah yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman , masuklah kamu ke dalam islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu menuruti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Dan juga dapat dipahami dari ayat 61 surat Al-anfal yang artinya: Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya dialah Tuhan yang maha mendengar lagi maha mengetahui.
Kata islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat dan berserah diri kepada Tuhan dalam mencari upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup baik didunia maupun akhirat. Hal demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan atas diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan sudah menyatakan patuh dan tunduk kepada  tuhan.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sejarah islam adalah berbagai  peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan agama islam dalam berbagai aspek.
                                                                        2
C.     Perkembangan Islam

1.      Masa Usman Bin Affan (644-656 M)
-          Pembukuan (kodifikasi) Al-Qur’an
Dalam catatan sejarah islam diketahui bahwa pada masa pemerintahan usman bin affan (644-656 M), terdapat salah satu prestasi yang dicapai, terutama dalam usaha memelihara Al-Qur’an, yaitu usaha pembukuan Al-Qur’an. Usaha ini sebenarnya telah dilakukan jauh sebelum khalifah usman bin affan berkuasa, yaitu pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Shidiq. Bahkan usaha penulisan wahyu telah dilakukan sejak masa Rasulullah saw. Setiap menerima wahyu, Rasulullah saw selalu membacakan dan mengajarkannya kepada para sahabat, serta memerintahkan kepada mereka untuk menghafalnya. Selain itu, Nabi Muhammad saw juga memerintahkan kepada para sahabat yang pandai tulis dan baca, agar menuliskan dipelepah kurma, pada lempengan-lempengan batu dan kepingan-kepingan tulang. Perintah tersebut dilaksanakan dengan baik dan mereka menuliskannya dengan sangat hati-hati. Karena Al-Qur’an pedoman hidup bagi setiap umat muslim
-          Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Salah satu implikasi atau dampak positifnya yang dihasilkan dari perluasan wilayah islam selain semakin bertambahnya jumlah pemeluk islam juga berdampak pada semakin berkembangnya pusat-pusat peradaban islam. Perkembangnya pusat-pusat kota tersebut yang kemudian menjadi pusat peradaban islam, menarik perhatian para pendatang. Ketika itu diasimilasi dan akulturasi antara peradaban lokal dengan peradaban baru yang dibawa oleh islam. Proses akulturasi ini mengahsilkan peradaban baru yang memperkaya khazanah peradaban Islam.
-          Perkembangan Sastra
Dalam epistimologi bahasa sastra adalah inti seni. Sejak pra Islam, bangsa arab memiliki kemampuan sastra yang sangat tinggi. Banyak sastrawan pra Islam yang terkenal diantaranya  Umru Al-Qays dan lain lain. Ketika Islam berkembang, seni sastra ini terus dipertahankan bahkan diisi dengan nilai-nilai keagamaan, sehingga nilai sastra selalu bernafaskan Islam.
                                                                  3
Pada masa Khulafaur Rasyidin, sastra mengalami perkembangan, meski para khalifah saat itu kurang terfokus dalam pengembangan sastra, karena lebih focus pada proses penulisan dan pembukuan Al-Qur’an. Tetapi bagi masyarakat seni, Al-Qur’an dan hadist yang tengah mendapatkan perhatian serius serius menjadi inspirasi bagi upaya pengembangan sastra Islam.

2.       Periode Klasik
-          Masa  Pemerintahan Dinasti  Bani Umayah (661-750 M)
Dinasti Bani Umayah merupakan dinasti islam yang pertama didirikan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan pada tahun 41-132 H/661-750 M. berdirinya dinasti ini mengalami proses yang cukup panjang, sejak dari keinginan Mu’awiyah bin Abi Sufyan menjadi Gubernur di Damaskus hingga ia memperoleh kekuasaan dari Al-Hasan bin Ali. Oleh karena itu proses pembentukan dinasti ini mengalami banyak persoalan politik, sosial, keagamaan dan lain-lain, maka perlu dipelajari latar belakang dan asal usul dinasti ini.
Selama kurang lebih satu abad berkuasa, dengan 14 (empat belas) orang khalifah, terdapat banyak perkembangan dan kemajuan yang dicapai. Di antaranya kemajuan dalam bidang administrasi pemerintahan, bidang sosial, politik , ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Pada masa pemerintahan dinasti ini banyak kemajuan, perkembangan, dan perluasan daerah yang dicapai, terlebih pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik (89-96H/705-715M). Pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan ada usaha memperluas wilayah kekuasaan ke berbagai daerah, seperti ke India dengan mengutus Mhalab bin Abu Sufyan, dan usaha perluasan ke barat ke daerah Byzatium dibawah pimpinan Yazid bin Muawiyah. Selain itu juga diadakan perluasan wilayah ke afrika Utara jufa mengarahkan kekuatannya untuk merebut kekuasaan diluar Jazirah Arab antara lain kota Konstatinopel. Adapun balasan Muawiyah bin Abu Sufyan untuk terus berada di Byzantium.
-          Pertama, Byzantium merupakan baris kekuatan agama Kristen Ortodoks, yang pengaruh nya dapat membahayakan perkembangan islam.
-          Kedua, orang orang Byzantium sering mengadakan pemberontakan kedaerah Islam.
-          Ketiga, termasuk wilayah yang mempunyai kekayaan yang melimpah
4.
Tidak hanya itu, Islam menjadi sebuah agama yang mampu memberikan motifasi para pemeluknya untuk mengembangkan diri dalam berbagai bidang kehidupan social, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Andalusia pun mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Islam.
-          Kemajuan-kemajuan Yang Dicapai
Pertama, Bani Umayah berhasil memperluas daerah kekuasaan islam ke berbagai penjuru dunia, seperti Spanyol, Afrika Utara, Suria, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, Sebagian kecil Asia, Persia, Afganistan, Pakistan, Rukhmenia, Uzbekistan, dan Krigis.
Kedua, Islam memberikan pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat luas, sikap fanatic Arab sangat efektif dalam membangun bangsa Arab merupakan prototipikal dari bansa islam sendiri.
Ketiga, telah berkembang ilmu pengetahuan secara tersendiri dengan masing-masing tokoh spesialisnya. Antara lain, dalam Ilmu Qiroat (7 Qiroat) yang terkenal yaitu : Ibnu Katsir (120H), Ashim (127H), dan Ibnu Amr (118H).
Ibnu Tafsi tokohnya adalah Ibnu Abbas (68H) dan muridnya Mujahid yang pertama kali penghimpun tafsir dalam sebuah Suhuf, Ilmu Hadist dikumpulkan oleh Ibnu Hihab Az-Zuhri atas perintah Umar bin Abdul Aziz, Tokohnya adalah Hasan Al-Basri (110H), Said bin Musayyad, Rabi’ah Ar-Ra’iy guru dari Imam Malikah, Ibnu Abi Malikah, Sya’bi Abu Amir bin Syuhrahbil. Kemudian Ilmu Kimia dan Ilmu Kedokteran, Ilmu Sejarah, Ilmu Nahwu, dan sebagainya.
Keempat, perkembangan dalam hal administrasi ketatanegaraan, seperti adanya Lembaga Peradilan (Qadha), Kitabat, Hajib, Barid, dan sebagainya.

3.      Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan dari Dinasti Umayyah. Nama Dinasti Abbasiyah diambil dari salah seorang dari paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Al-Abbas Ibn Abd Al-Muthalib Ibn Hasyim. Orang Abbasiyah merasa lebih berhak dari pada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam,

                                                      5
karena mereka adalah cabang dari Bani Hasyim yang secara nasab keturunan yang lebih dekat dengan Nabi. Menurut mereka, orang Umayyah secara paksa menguasai khalifah melalui tragedi perang Siffin.

Pada saat pergantian kekuasaan dari Dinasti Umayyah kepada Dinasti Abbasiyah banyak diwarnai dengan pertumpahan darah. Meskipun kedua dinasti ini berlatar belakang agama Islam, akan tetapi dalam pergantian posisi pemerintahan melalui perlawanan yang panjang dalam sejarah Islam.
Dalam sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah, menjelang berakhirnya akhir Dinasti Umayyah, terjadi bermacam-macam kekacauan yang antara lain disebabkan:
1.  Penindasan yang terus menerus terhadap pengikut Ali dan Bani Hasyim pada umumnya.
2.  Merendahkan kaum muslimin yang bukan bangsa Arab sehingga mereka tidak diberi kesempatan dalam pemerintahan.
3.  Pelanggaran terhadap ajaran Islam dan hak-hak asasi manusia dengan terang-terangan.

Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awal 132 H.
Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri. Pasukan Marwan ibn Muammad (pasukan Dinasti Umayyah) melawan pasukan Abdul Abbas.  Pemberontakan tersebut terjadi akibat ketidakpuasan mereka tehadap khalifah-khalifah sebelumnya. Dan akhirnya di menangkan oleh pasukan Abbas. Pasukan pemberontak terdiri dari kalangan Khawarij, Syi’ah, Mawali, dan Bani Abbas.
          
Para ahli sejarah membagi pemerintahan bani Abbasiyah menjadi 5 periode yang didasarkan pada kondisi politik pemerintahan.

1. Periode Pertama (tahun 750 – 847 M)
Pada periode ini terdapat pengaruh persia yaitu masuknya keluarga Barmak dalam pemerintahan Bani Abbasiyah dan dalam bidang ilmu pengetahuan.
                                                      6
Puncak kejayaan terjadi pada periode ini yaitu ketika di pinpin oleh khalifah Harun Al Rasyid. Semua sektor perekonomian maju, ilmu pengetehuan berkembang pesat sehingga rakyat menjadi sejahtera.

2. Periode kedua (tahun 847 – 945 M)
Bangsa Turki yang menjadi tentara mulai mendominasi pemerintahan Bani Abbasiyah. Mereka memilih dan menentukan khalifah sesuai dengan kehendaknya. Pada masa ini Bani Abbasiyah mulai mengalami kemunduran.

3. Periode ketiga (tahun 945 – 1055 M)
Pada masa Bani Abbasiyah di bawah kekuasaan Bani Buwaihi. Khalifah posisinya makin lemah hanya seperti pegawai yang digaji saja karena Bani Buwaihi berpaham Syi’ah sedangkan Bani Abbasiyah berpaham Sunni.

4. Periode keempat (tahun 1055 – 1199 M)
Periode ini ditandai dengan masuknya Bani Saljuk dalam pemerintahan Bani Abbasiyah karena telah mengalahkan Bani Buwaihi. Keadaan khalifah mulai membaik terutama bidang agama karena Bani Saljuk dengan Bani Abbasiyah sama-sama sepaham Sunni.

5. Periode kelima (tahun 1199 – 1258 M)
Pemerintahan Bani Abbasiyah tidak berada di bawah kekuasaan siapapun tetapi wilayah kekuasaannya hanya tinggal Baghdad dan sekitarnya. Pada tahun 1258 M, tentara Mongol dipinpin oleh Hulagu Khan masuk kota Baghdad menghancurleburkan kota Baghdad dan isinya, sehingga berakhirlah Bani Abbasiyah.

B. Kondisi Pemerintahan Dan Politik Dinasti Bani Abbasiyah

Kekuasaan pada periode Bani Abbas ini menerapkan pola pemerintahan berbeda-beda sesuai dengan kondisi politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan pola pemerintahan dan politik terbagi menjadi lima periode, yakni:

                                                      7
1. Periode Awal atau Pengaruh Persia Pertama (750-847)
Masa ini di awali sejak Abu Abbas menjadi khalifah (123 H/750 M) dan berlangsung hampir satu abad hingga meninggalnnya Khalifah Al-Wasiq (232 H/847 M). masa ini dianggap sebagai masa keemasan Abbasiyah karena berhasil memperluas wilayah kekuasaan. Wilayah kekuasaannya membentang dari laut Atlantik hingga sungai Indus, dan dari Laut kaspia ke sungai Nil.

Salah satu karakteristik pemerintahan Dinasti Abasiyyah adalah menghilangkan Arabisme sehingga dengan adanya unsur non Arab yang mempengaruhi pemerintahannya seperti Persia dan Turki. Hal ini menjadi keragaman masyarakat  faktor yang menguntungkan  bagi Negara. Dengan hilangnya Arabisme dalam pemerintahan, mendorang munculnya banyak tokoh pemerintahan selain bangsa Arab.

-           Periode Lanjutan atau Turki Pertama (847-945),
 Ada 13 khalifah yang memerintah pada masa ini, masa ini ditandai dengan kebangkitan orang Turki salah satu cirinya adalah orang Turki memegang jabatan penting dalam pemerintahan, terbukti dengan dibangunnya kota Samarra’ oleh al-Mu’tashim. Sepeninggal al-Mutawakkil, para jenderal Turki berhasil mengontrol pemerintahan, sehingga khalifah hanya dijadikan sebagai “boneka” atau simbol seperti khalifah al-Muntanshir, al-Mustain, al-Mu’tazz, al-Muhtadi. Pada masa ini pula dinamakan pada masa disintegrasi. Disintegrasi yang pada akhirnya menjalar kenegara yang lebih luas, sehingga banyak negara yang memisahkan diri dari Dinasti Abbasiyah dan menjadi wilayah yang merdeka, misalnya Afrika Utara, Spanyol, Persia

4.        Periode Buwaihiyah atau pengaruh persia kedua (334-447 H/945-1054 M)
Ada 5 khalifah yang memerintah pada masa ini, masa ini berjalan lebih dari 150 tahun, namun secara de facto kekuasaan khalifah dilucuti dan bermunculan dinasti-dinasti baru. Kemunculan dinasti Buwaihhiyyah ini, pada awalnya untuk menyelamatkan khalifah yang telah jatuh sepenuhnya dibawah kekuasaan para pengawal yang berasal dari Turki. Dominasi bani Buwaihiyyah berasal dari
                                                                        8
diangkatnya Ahmad bin Buwaih oleh al-Muktafie sebagai jasa mereka dalam menyingkirkan pengawal-pengawal Turki. Pengangkatan ini merupakan senjata makan tuan, dimana Ahmad bin Buwaih yang diangkat sebagai amir umara’ dengan gelar Muiz Ad Daulah menurunkan Khalifah Muktafie.
Masa Dinasti  Buwaihiyyah ini, Dinasti Abasiyyah menghadapi 2 polemik besar, yaitu:
a.    Adanya pemerintahan tandingan, yaitu berdirinya Fatimah (967-1171), dinasti Samaniah di Khurasan (847-1055), dinasti hamidiah di Suriah (924-1003), dinasti Umayyah di Spanyol (756-1030), dinasti Ghaznawiyah di Afganistan (962-1187)
b.    Adanya perang ideologi antara syi’ah dan sunni. Sebenarnya, Buwaihiyyah merupakan dinasti yang beraliran syi’ah, sehingga sejak awal pemerintahannya mereka memaksakan upacara-upacara syi’ah seperti upacara kematian Husain cucu Rasulullah harus diperingati, jika tidak mau maka akan dihukum atau disiksa. Namun pemaksaan tersebut tidak berjalan lama karena harus berhadapan dengan masyarakat Sunni ditambah dengan adanya manifesto Baghdad yang secara langsung menghentikan propaganda Buwaihiyyah atas Syi’ah di Baghdad
Adapun khalifah Dinasti Abbasiyah pada periode ini adalah:

4.  Periode Dinasti Saljuk Atau Pengaruh Turki Kedua (1054-1199 M)
Masa ini berawal ketika Saljuk mengontrol kekuasaan Abasiyyah dengan mengalahkan Bani Buwaihiyyah dan berakhir dengan adanya serbuan Mongol. Kekuasaan Saljuk berawal ketika penduduk Baghdad marah atas tindakan jenderal Arselan Basasieri yang memaksa rakyat Baghdad untuk menganut syi’ah dengan cara menahan khalifah al-Qaim dan menghapuskan nama-nama khalifah Abasiyyah diganti dengan nama khalifah Fatimiah. Kondisi ini tidak berlangsung lama dengan dikalahkannya Arselan Basaseri oleh Tughrul Bey yang pernah menjadi tentara bayaran Abasiyyah. Tughrul bey berhasil mendudukkan khalifah al-Qaim pada jabatannya sebagai penguasa yang sah dan resmi dengan gelar kehormatan Sulthan wa Malik As Syirqi wa Maghrib dan juga mengawinkannya dengan putri khalifah al-Qaim, adapun khalifah yang memerintah masa pengaruh Turki kedua ada 9.

Khalifah-khalifah itu hanya mempunyai wewenang dalam bidang keagamaan saja, sedangkan bidang lainnya dibawah dominasi Turki.
                                                                9
5. Bebas Dari Pengaruh Lain (1199-1258)
Masa sesudah kekhalifahan Abasiyyah sebenarnya bebas dari pengaruh manapun namun secara perlahan namun pasti menuju kehancuran dimana setelah berakhirnya Mas’ud bin Muhammad yang menghabisi kekuasaan Seljuk maka kekhalifahan Abasiyyah dikacau lagi dengan adanya kaum Khuarzamsyah dari Turki yang dulunya menjadi pembantu Seljuk yang kemudian menamakan diri dengan Atabeg. Berkuasanya kaum Khuarzamsyah dibawah kepemimpinan sultan Alaudin Takash memaksa khalifah Nashir untuk mencari dukugan dari luar, dari bangsa Tartar  Mongol untuk menghancurkan lawan politiknya, dan inilah yang menjadi kesalahan terbesar Abasiyyah, karena selain menghancurkan Khurzamsyah bangsa Tartar juga memusnahkan Baghdad dan kota Islam lainnya hingga sampai masa hulagu khan cucu Jengis Khan.

C. Kemajuan Yang Dicapai Dinasti Bani Abbasiyah

1. Bidang pemerintahan
a.   Memindah ibukota pemerintahan ke Baghdad
b.  Melakukan konsolidasi dan penertiban  pemerintahan
c.   Mengangkat sejumlah personal untuk menduduki pemerintahan lembaga yudikatif dan eksekutif
d.  Mengangkat wazir sebagai koordinator departemen
e.  Membangun lembaga protokol negara, sekretaris negara, dan kepolisian negara danmembenahi angkatan bersenjata
f.   Pemanfaatan kembali jawatan pos dengan ditambah fungsinya.
g.  Menaklukkan kembali daerah yang memisahkan diri.
h.  Memantapkan keamanan di daerah perbatasan

2. Bidang ekonomi
a.  Peningkatan pembangunan irigasi
b.  Meningkatkan hasil pertambangan (perak, emas, tembaga dan besi)
c.    Perdagangan transit antara timur dan barat
d.  Barang barang hasil dari wilayah bagian timur di perdagangkan dengan barangbarang hasil dari wilayah barat.
                                                                10
e.  Perkembangan industri seperti kain linen (mesir), sutra dari Syiria dan Irak. Kertas dari samarkand serta berbagai produk pertanian sepertin gandum dari Mesir dan kurma dari Irak.
f.    Perdagangan melalui jalur laut dan darat
3. Bidang pendidikan
a.     Menerjemahkan manuskrip bahasa asing (Persia dan Yunani) kedalam bahasa Arab
b.  Didirikannya perpustakaan Bait Al Hikmah sebagai perpustakaan negara, pusat penelitian, pusat kegiatan studi dan riset astronomi dan matematika
c.   Dibangunnya lembaga-lembaga pendidikan
d.   Pembagian Lembaga pendidikan kedalam dua tingkat yaitu
-Maktab dan Masjid sebagai lembaga pendiddikan terendah, tempat anak-anak mengenal dasar-dasar pendidikan, hitungan dan tulisan, dan tempat remaja belajar dasar-dasar ilmu agama.
-Tingkat pendalaman bagi pelajar yang ingin menuntut ilmu dengan pergi pada seseorang guru atau beberapa ahli yang pelaksanaannya di rumah para ahli atau di masjid, bagi anak penguasa biasanya mengundang para ahli
e.  Berkembangnya ilmu filsafat dan sastra serta perkembangan dalam bidang  astronomi, ilmu matematika, dan ilmu kedokteran.
f.    Perkembangan dalam hukum Islam diantaranya terdapatnya 4 imam mazhab besar
g.  Di bidang ilmu filsafat diantaranya Al Farabi, Ibnu Bajjah, Ibnu Tufail, Ibnu Rusd
h.  Di bidang optika terdapat Abu Ali Al Hasan, Ibnu Al Haytami, tentang teori cahaya.
i.    Di bidang matematika Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi dengan teori ilmu aljabar.
j.    Di bidang ilmu sejarah dikenal Al Mas’udi dengan karyanya Muruj Al Zahab Wa Maadzin Al Jawahir
k.   Di bidang kedokteran terdapat Ar Razi dan Ibnu Sina

4. Bidang sosial
a.  Pembangunan rumah sakit seiring dengan berkembangnya ilmu kedokteran
b.  Pembangunan sarana dan prasarana
c.   Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

                                                                11
5. Bidang kebudayaan
Terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa lain sehingga mempengaruhi pola pemikiran dan memiliki hasil yang bernilai guna.

D. Kehancuran Dinasti Abbasiyah
      Diantara hal yang menyebabkan kemunduran Dinasti Abbasiyah adalah sebagai berikut
1. Persaingan Antar bangsa
Khilafah Abbasiyah didirikan oleh Dinasti Abbas yang bersekutu dengan orang-orang Persia. Persekutuan dilatarbelakangi oleh persamaan nasib kedua golongan itu padamasa Dinasti Umayyah berkuasa. Kecenderungan masing-masing bangsa
untuk mendominasi kekuasaan sudah dirasakan sejak awal khilafah Abbasiyah berdiri.

2. Kemerosotan Ekonomi
Khilafah Abbasiyah juga mengalami kemunduran di bidang  ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang politik.

3. Konflik Keagamaan
Fanatisme keagamaan terkait erat dengan persoalan kebangsaan. Konflik yang muncul menjadi isu sentra sehingga menyebabkan perpecahan. Berbagai alirn keagamaan seperti Mu’tazilah, Syi’ah, Ahlus Sunnah (Sunni), dan kelompok-kelompok lainnya menjadikan pemerintahan Abbasiyah mengalami kesulitan untuk mempersatukan berbagai faham keagamaan yang ada.

4. Perang Salib
Perang salib yang berlangsung beberapa gelombang banyak menelan korban. Konsentrasi pemerintahan Abbasiyah terpecah belah untuk menghadapi tentara Salib sehingga memunculkan kelemahan-kelemahan.

5. Serangan Bangsa Mongol
Kebesaran, keagungan, kemegahan, dan gemerlapnya Baghdad sebagai pusat pemerintahan Dinasti Abbasiyah seolah hanyut dibawa sungai Tigris, setelah kota itu dibumihanguskan oleh tentara Mongol di bawah Hulagu Khan pada tahun 1258 M.
                                                                12
semua bangunan kota dihancurkan pasukan Mongol, termasuk  meruntuhkan perpustakaan yang merupakan gudang ilmu, dan membakar buku yang ada di dalamnya. Pada tahun 1400 M, kota ini diserang pula oleh pasukan Timur Lenk dan pada tahun 1508 M oleh tentara kerajaan Syafawi.
Khalifah Bani Abbasiyah yang terakhir dengan keluarganya, Al-Mu’tashim dibunuh, buku-buku yang terkumpul di Baitul Hikmah dibakar dan dibuang ke sungai Tigris sehingga berubahlah warna air sungai tersebut yang jernih bersih menjadi hitam kelam karena lunturan tinta yang ada pada buku-buku itu. Dengan demikian, lenyaplah Dinasti Abbasiyah yang telah memainkan peran penting dalam percaturan kebudayaan dan peradaban Islam dengan gemilang.

D.     Perkembangan Ajaran Islam Pada Masa Modern
Menjelang dan pada masa awal-awal pembaharuan yaitu sebelum dan sesudah tahun 1800M. umat islam diberbagai Negara telah menyimpang dari ajaran islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis. Penyimpangan itu tedapat dalam hal:
·     Ajaran Islam tentang ketauhidan telah tercampur dengan kemaksatan.hal n ditandai dengan banyaknya umat Ialam yang selain menyembah Allah SWT juga menyembah makam yang dianggap keramat dan meminta tolong dalam urusan gaib kepada dukun-dukun dan orang yang dianggap sakti. Selain itu juga kelompok umat Islam yang mengkulcuskan dan beranggapan  bahwa sultan adalah orang suci yang segala perintahnya di taat.
·        Adanya kelompok umat Islam yang selama hidup didunia ini hanya mementngkan
urusan akhirat dan meninggalkan dunia. Mereka beranggapan bahwa memiliki harta benda yang banyak, kedudukan yang tinggi, dan Ilmu tentang pengetahuan dunia adalah tdak perlu. Karena hdup ddunia ini cumin sebentar dan sementara, sedangkan hidup di akhirat bersifat kekel dan abadi. Selan itu, banyak umat Islam yang menganut paham fatalisme, yaitu paham yang mengharuskan berserah dir kepada nasib dan tdak perlu berikhtiar, karena hidup manusia dikuasai dan dikendalikan oleh nasib.
Penympangan- penympangan  umat slam terhadap ajaran agamanya seperti tersebut, mendorong lahrnya para tokoh pembaharu, yang berusaha menyadarkan umat islam agar kembali kepada ajaran Islam yang benar, yang bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah (hadis). Tokoh-tokoh pembaharu yang dimaksud antara lain:
                                                                        13
1.   Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di Nejd (Arab Saudi) pada tahun 1115 H (1703 M) dan wafat di Daryah tahun 1201H (1787M). Muhammad bin Abdul Wahhap adalah seorang ulama besar yang froduktif, karena buku-buku karangannya tentang Islam, memcapai puluhan judul. Diantara buku-bukunya berjudul “ Kitap At-Tauhid “ yang isinya antara lain tentang pemberantasan syrk, khurafat, dan bd’ah yang terdapat dkalangan umat Islam dan mengajak umat Islam agar kembali kepada ajaran tauhid yang murni. Para pengkut Muhammad bin Abdul Wahhap menamakan kelompoknya denggan “Al-Muwahhidun” atau “Al- Muslimun” yang artinya kelompok yang berusaha mengesahkan Allah SWT semurni-murninya. Gerakan pemurnian ajaran Islam yang dilakukan oleh para pengkut Muahammad bin Abdul Wahhap ini dinamakan juga gerakan “Wahabi”.
2.   Rafa’ah Badawi Rafi’ At-Tahtawi, atau At- Tahtaw. Lahir da tahta pada tahun 1801 M dan mennggal di mesir. Pemikrannya yang berkaitan dengan ajran Islam, antara lain, beliau menyuruh agar umat islam dalam hdup didunia ini tdak hanya mementingkan urusan akhirat. Tetapi juga harus mementingkan urusan dunia, agar umat Islam tdak djajah oleh bangsa lain.
3.   Jamaluddin Al-Afghani, lahir di Asadabad tahun 1838M dan wafat di Istanbul tahun 1897M. di antara pembaharuan yang muncul kan beliau adalah:
·       agar kejayaan umat Islam dapat diraih kembali dan mamapu menghadapi dunia modern, umat slam harus kmbali kepada ajaran agamanya yang murni dan harus memaham Islam dengan rasio dan kebebasan.
·       Jamaluddin mengngnkan agar kaum wanta juga meraih kemajuan dan bekerja sama dengan pra untuk mewujudkan masyarakat Islam yang dinamis dan maju.
·     Kepemimpinan otokrasi hendaknya diubah menjadi demokrasi. Menurut pendapatnya, Islam menghendaki pemerintahan repoblik yang didalamnya terdapat kebebasan memukakan pendapat dan kewajban Negara untuk tunduk kepada undang-undang.
·       Ajarannya tentang Pan-Islamisme yakni persatuan dan kerjasama seluruh umat islam harus diwujudkan. Karena persatuan dan kerja sama seluruh umat Islam sangat pentng dan diatas segalanya.
Pada masa pembaharuan jumlah penduduk beragama Islam berkembang terus kepelosok dunia. Penduduk muslim terbanyak berada dibenua Asiadan Afrika. Mengacu kepada penduduk tahun 1991M Negara-negara yang penduduk muslimnya
                                                            14
lebh dari 90% adalah Mauritania, sahara barat, maroko, aljazair, Tunisia, libia, mesir, Somalia, turki, irak, yordania, arab Saudi, yaman, oman, Qatar, Bahrain, iran, afganisthan,dan Pakistan.

Sedangkan Negara-negara yang jujmlah umat Islamnya mencapai 50-90% adalah Tanzania (Afrika), turkemenistan, Uzbekistan, krighistan, Tazikistan, bagladesh, Malaysia Singapura, Indonesia, Brunei, difilipina. Negara-negara yang umat Islamnya 10-50% antara lain seperti Guinea(Afrka), Albania, Suriah, India, Cina, dan Myanmar.

Untuk mengikat Negara-negara Islam di dunia, pada nbulan Zulhijjah tahun 1381 H (mei 1962), telah didrikan Rabithah Al-Alam Al- Islami ( muslim warld league atau lga duna Islam) sebuah organsasi Islam internasiaonal non pemerintah yang tidak berpihak kepada suatu partai atau golongan dan mewakli umat Islam sedunia. Ligas duna Islam ini berkantor pusat di Mekah (Saudi Arabia), sedangkan kantor perwaklannya tersebat di seluruh duna, seperti Indonesa, Amerika, Kanada, Denmark, Malaysia, dan Prancis.

Dibenua Eropa, dalam Conference of Islamc Cultural Centre and Organization. Of Europe(konferensi pusat kebudayaan dan organsasi Islam eropa). Di Lanon pada bulan Mei 1973, dengan dprakasai oleh secretariat Islam di Jeddah telah ddrkan dewan Islam Eropa, yang bertujuan untuk mengorgansr dan memajukan  usaha-usah dakwah Islamah.
















                                                                        15
BAB III
KESIMPULAN

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa ini. Al Qur’an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.




Daftar Pustaka

Yahya Mukhtar, sejarah dan kebudayaan islam;jakarta; PT. pustaka al husna Baru,2003








                                                                                    16

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .