Thursday, January 18, 2018

Makalah Fiqih Haji dan Umroh



BAB II
PEMBAHASAN

1.     Haji dan Umrah

A.     Pengertian Haji dan Umrah
Haji asal Maknanya adalah menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud disini (menurut syara’) ialah menyengaja mengunjungi Ka’bah (Rumah Suci) untuk melakukan beberapa amal ibadah, dengan syarat-syarat tertentu.[[1]]
Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology) berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah. Adapun umrah menurut bahasa bermakna ziarah.
Sedangkan menurut syara’ umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di sekelilingnya, bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau menggunting rambut.[[2]]

B.     Syarat-syarat Haji dan Umrah
1.      Islam.
2.      Berakal.
3.      Baligh.
4.      Kuasa (Mampu).[[3]]

C.     Rukun Haji
Rukun adalah suatu perbuatan apabila tidak melakukan menyebabkan tidak sahnya haji, dan dia tidak boleh diganti dengan “Dam” (menyembelih Binatang).
Sedangkan Wajib Haji sesuatu yang perlu dikerjakan, tetapi sah-nya Haji tidak bergantung padanya, dan boleh diganti dengan menyembelih binatang.[[4]]
Dibawah ini Rukun-rukun Haji:
1.      Ihram (berpakaian ihram dan niat Haji).
2.      Wuquf di arafah pada tanggal 9 zulhijah yakni hadirnya seseorang yang berihram untuk haji sesudah tergelincirnya matahari pada hari ke 9 zulhijah.
3.      Thawaf (Thawaf haji,yang disebut Thawaf Ifadlaah).
4.      Sa’i (Lari-lari kecil di antara Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali).
5.      Tahallul (Mencukur/menggunting rambut sedikitnya 3 helai).
6.      Tertib.[[5]]

D.     Sunah-sunah Haji.
1.      Ifrad.
2.      Membaca talbiyah dengan suara yang keras bagi laki-laki, bagi perempuan hendaknya diucapkan sekedar terdengar.
3.      Berdo’a sesudah membaca talbiyah.
4.      Membaca zikir sewaktu tawaf.
5.      Salat 2 rakaat setelah tawaf.
6.      Masuk ke Ka’bah (Rumah Suci).[[6]]

E.     Dam (Denda) dalam Haji.
Dam (denda) inilah hukuman bagi para pelanggar. Dam hukumnya wajib dilakukan, bagi yang melanggar larangan-larangan Haji. Berikut ini adalah larangan beserta Hukuman Dam (dendanya) :
1.        Bersetubuh dalam keadaan ihram sebelum melaksanakan tahalul yang pertama, dendanya adalah memilih salah satu diantara tiga berikut ini:
a.    Menyembelih satu ekor unta, atau lembu, atau tujuh ekor kambing, dan Hajinya wajib diulang.
b.    Bila yang pertama tidak mampu, maka ia wajib memberikan sedekah makanan seharga satu ekor unta pada fakir miskin.
c.    Bila tidak mampu keduanya, maka diwajibkan berpuasa dengan perhitungan 0,8kg daging unta setara dengan satu hari berpuasa.
2.        Memburu dan membunuh hewan darat. Dendanya adalah memilih salah satu diantara tiga berikut ini:
a.       Menyembelih hewan yang setara dengan yang diburu atau dibunuhnya.
b.      Bersedekah sebanyak (seharga) hewan tersebut pada golongan fakir miskin.
c.       Bila tidak mampu keduanya, maka diwajibkan berpuasa dengan perhitungan 0,8kg daging unta setara dengan satu hari berpuasa.
3.        Melakukan larangan sebagai berikut: Mencukur rambut, Memotong kuku, memakai pakaian berjahit (laki-laki), berminyak rambut, memakai wangi-wangian, bersetubuh setelah tahalul pertama, maka dikenakan denda dengan pilihan sebagi berikut:
a.       Menyembelih satu ekor kambing.
b.      Jika tidak mampu maka diwajibkan berpuasa selama 10 hari, dengan aturan 3 hari puasa (di Haram) dan 7 hari puasa (di asal negaranya).
c.       Bersedekah sebanyak (9,3liter) makanan pada enam orang gologan fakir miskin.
d.      Melaksanakan Haji tamattu’[[7]] atau qiran. Dikenakan denda sebagai berikut:
4.        Disaat melanggar salah satu Wajib Haji, maka dikenakan denda yang sama dengan melakukan haji tamattu’ atau qiran.[[8]]


F.      Hikmah Haji dan Umrah.
Banyak hikmah yang bias didapat dari Haji dan Umrah, diantaranya:
1.      Memperkuat Iman dan Taqwa kita pada Allah SWT.
2.      Menumbuhkan semangat berkorban, sebab Haji dan Umrah butuh banyak pengorbanan, salah satunya pengorbanan Harta.
3.      Mengenal berbagai tempat bersejarah, diantaranya Ka’bah, Bukit Shafa dan Marwah, sumur zam-zam, Makkah, Madinah, Arafah, Minda dan sebagainya.
4.      Memperkuat Ukhuwah Islamiyah

G.    Perbedaan Haji dan Umrah.
Banyak orang yang belum tahu apa perbedaan antara Haji dan Umrah, padahal keduanya punya beberapa perbedaan didalamnya meskipun kedua ibadah tersebut sama dilaksanakan di tanah suci Mekkah. Apa saja perbedaan antara umrah dan haji. Dilihat dari waktu pelaksanaan, Haji memiliki waktu-waktu tertentu yakni ketika syawal, dzulqo'dah, dan 10 hari pertama dari bulan dzulhijjah. Sedangkan Umrah, yaitu boleh melaksanakannya setiap waktu, kecuali waktu-waktu haji bagi orang yang berniat ihram haji saja di dalamnya.
Beberapa perbedaan antara Haji dan Umrah, yaitu sebagai berikut :
1.      Ibadah umrah tidak memiliki waktu tertentu dan tidak bisa ketinggalan waktu.
2.      Umrah tidak ada melontar jumrah tidak ada wukuf di Arafah dan tidak ada pula singgah di Muzdalifah.
3.      Tidak adanya jamak antara dua shalat seperti dalam pelaksanaan ibadah haji. Demikian menurut Ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah. Sedangkan ulama Syafi'iyah berpendapat diperbolehkannya jamak dan qashar. Karena menurut mereka, haji dan umrah bukanlah sebab bagi bolehnya jamak antara dua shalat, melainkan sebabnya adalah karena dalam kondisi safar (perjalanan).
4.      Miqat umrah untuk semua orang adalah Tanah Halal. Sedangkan dalam ibadah haji, miqat bagi orang Makkah adalah Tanah Haram.
5.      Dalam Umroh tidak adanya pelakasanaan thawaf qudum dan tidak ada pula khutbah.
6.      Menurut pendapat ulama Malikiyah dan Hanafiyah, hukum ibadah umrah adalah sunah muakkad sedangkan haji hukumnya adalah fardhu. Menurut ulama Hanafiyah, pada ibadah umrah tidak ada Thawaf Wada sebagaimana dalam pelaksanaan ibadah haji.
7.      Membatalkan umrah dan melakukan thawaf dalam keadaan junub tidak diwajibkan membayar denda seekor unta yang digemukkan (al-badanah) sebagaimana diwajibkan dalam pelaksanaan ibadah haji.[[9]]

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah)untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula menurut syarat-sayarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata untuk mencari ridho Allah.
Umroh adalah menziarahi ka’bah, meakukan thawaf di sekililingnya, sa’i antara shafa dan marwah dan tahallul. Ketaatan kepada Allah swt. Itulah tujuan utama dalam melaksanakan ibadah haji.
Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umroh harus memenuhi syarat, rukun dan wajib haji atau umroh. Banyak rahasia-rahasia yang terkandung dalam ibadah haji dan umroh antara lain bahwa haji merupakan peribadatan kepada Allah, biarpun berlainan cara dan ragamnya, tetapi bertemu dalam satu titik tujuan, yaitu kenyataan dan bukti penghambaan diri dengan sebenarnya kepada Allah, ikhlas mentaati perintah-Nya, menghadapkan tujuan dan berserah diri hanya kepada-Nya, bermohon kepada-Nya semata-mata, dan merdeka dari kekuasaan manusia yang untung-untung dan kabur samar.



[[1]] Fiqih Islam, Bandung: H. Sulaiman Rasjid, 2015
[[2]]http://habbilima.blogspot.co.id/2014/05/makalah-tentang-haji-umrah.html
[[3]]https://deluk12.wordpress.com/makalah-haji-dan-umroh/
[[4]]Fiqih Islam, Bandung: H. Sulaiman Rasjid, 2015
[[5]]https://www.slideshare.net/juniskaefendi/makalah-fiqih-tentang-haji-dan-umroh.
[[6]] Fiqih Islam, Bandung: H. Sulaiman Rasjid, 2015.
[[7]]Fiqh Ibadah, Jakarta: Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, 2009.
[[8]]http://www.mustaqim.cf/2015/10/fiqh_26.html.
[[9]]http://www.mustaqim.cf/2015/10/fiqh_26.html.

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .