Thursday, January 18, 2018

Makalah Landasan Sosiologi



MAKALAH

“Landasan sosiologis”

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok 3
Mata kuliah: Landasan pendidikan
Dosen Pengampu : Lutfi Faishol, M.Pd








Disusun Oleh :
1.     Faiqoh Kamilia Rahman
2.     Husnul Khotimah
3.     Inez Noviyani
4.     Nurul Fadlillah
5.     Udin Saepuddin
6.     Winti Hartini

PGMI A Semester 1
2017

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSACIREBON

Jl. Widarasari III Tuparev Cirebon Telp./Fax. : {0231} 246215

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.
   Tujuan kami membuat makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan kita semua  danuntuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.
   Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini, dan semogamakalah ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi kami yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, dan mudah-mudahan mendapat berkah dari Allah SWT.Amin.


                                                          Cirebon, 6 November 2017                                                                                                                                              Penyusun

                                                                                                                       
                                                                       









DAFTAR ISI


A. Latar belakang masalah...............................................................................................4
B. Rumusan masalah........................................................................................................5
C. Tujuan penulisan.........................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................6
C. Landasan Sosiologis Pendidikan............................................................................10
1. Norma-norma yang dianut dalam landasan sosiologis............................................10
D. Tujuan dan manfaat landasan sosiologis..............................................................11
BAB III................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................13
1. Kesimpulan......................................................................................................................13
2. Saran................................................................................................................................13

 


BAB I

PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Hal demikian menunjukkan bahwa begitu mulianya tujuan yang dicita-citakan dari sebuah proses pendidikan. Salah satu proses atau kegiatan yang mengarah pada terealisasinya tujuan tersebut adalah kegiatan belajar mengajar.
Proses belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Dalam proses belajar mengajar tersebut tidak akan terealisasi tanpa adanya landasan yang menopangi. Landasan yang dimaksud adalah landasan pendidikan. Landasan  pendidikan diperlukan agar pendidikan yang sedang berlangsung mempunyai pondasi atau pijakan yang kuat.
Pendidikan dipercaya dapat membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Namun, apa jadinya jika pendidikan hanya mementingkan  intelektual semata tanpa membangun karakter peserta didiknya. Pembangunan karakter tersebut dapat dilakukan oleh seorang tenaga pendidik terhadap muridnya, maka disinilah proses interaksi berlangsung. Proses interaksi ini  dapat dikatakan sebagai proses sosiologis dalam pendidikan. Banyaknya proses interaksi yang kurang selaras di dunia pendidikan mengakibatkan para pelajar tidak tercetak secara optimal.
Untuk itu, sangatlah penting sebuah interaksi antara tenaga pendidik dengan muridnya di dunia pendidikan agar mampu mencetak para pelajar secara optimal.
Bagaimana Pengertian Sosiologi? Bagaimana Landasan Sosiologis Pendidikan? Bagaimana Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan? Apa tujuan dan manfaat landasan sosiologis?
Makalah “Landasan Sosiologis Pendidikan” ini yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.









B.         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa hal perlu dirumuskan dalam makalah ini diantaranya,
1.          Apa pengertian landasan sosiologis?
2.          Bagaimana ruang lingkup dan fungsi kajian di landasan sosiologis?
3.          Apa yang dimaksud landasan sosiologis pendidikan?
4.          Apa tujuan dan manfaat landasan sosiologis?

C.         Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini,
1.          Mengetahui pengertian sosiologis.
2.          Mengetahui ruang lingkup dan fundi kajian sosiologis.
3.          Mengetahui landasan sosiologis pendidikan
4.          Mengetahui tujuan dan manfaat landasan sosiologis.











 





BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologis
Sosiologi lahir pada abad ke-19 di eropa, karena pergeseran tentang masyarakat, sosiologi sebagai ilmu otonom dapatlahir karena terlepas dari pengaruh filsafat. Nama sosiologi untuk pertama kali digunakan oleh August Comte(1798-1857).
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya, sosiologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Empiris, adalah ciri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
2.   Teoritis, adalah peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
3.   Komulatif, sebagai akibat dari penciptaan terus – menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, yang membuat teori – teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
4.   Nonetis, karena teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu – individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Adapun pengertian sosiologi secara tepat yaitu hubungan atau interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
Di dalam proses interaksi tersebut tentu terdapat hal atau faktor-faktor yang mendasari. Faktor-faktor tersebut diantaranya:
1.    Imitasi. Imitasi atau peniruan bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat negatif.
2.    Sugesti. Sugesti akan terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang atau mayoritas. Di sekolah yang berwibawa misalnya guru, yang berwewenang misalnya kepala sekolah dan yang mayoritas misalnya pendapat sebagian besar temannya. Sugesti ini memberi jalan bagi anak itu untuk mensosialisasi dirinya. Namun kalau anak terlalu sering mensosialisasi sugesti dapat membuat daya berpikir yang rasional terhambat.
3.    Identifikasi. Seorang anak dapat juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi. Ia berusaha atau mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara sadar maupun dibawah sadar.
4.    Simpati. Simpati adalah faktor terakhir yang membuat anak mengadakan proses sosial. Simpati akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Faktor perasaan memang penting dalam simpati. Sebab itu hubungan yang akrab perlu dikembangkan antara guru dengan peserta didik agar simpati ini mudah muncul, sosialisasi mudah terjadi, dan anak – anak akan tertib mematuhi peraturan – peraturan kelas dalam belajar.
Sosiologi pendidikan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pla intersaksi sosial didalam sistem pendidikan. Sosial pendidikan ini membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan Wuradji (1998) menulis bahasa sosiologi pendidikan meliputi:
1.          Interaksi guru-siswa
2.          Dinamika kelompok dikelas dan organisasi intra sekolah
3.          Struktur dan fungsi sistem pendidikan
4.          Sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.

B. ruang lingkup dan fungsi kajian sosiologis

1.      Hubungan Sistem Pendidikaan Dengan Aspek Masyarakat Lain
Para ahli sosiologi dan ahli pendidikan sepakat bahwa, sesuai dengan namanya, sosiologi pendidikan atau sociology of education (juga educational sociology) adalah cabang ilmu sosiologi, yang pengkajiannya diperlukan oleh profesionaldi bidang pendidikan (calon guru, para guru, dan pemikir pendidikan) dan para mahasiswa serta professional sosiologi.
Menurut S. Nasution masalah-masalah yang diselidiki dalam sosiologi pendidikan meliputi pokok-pokok masalah sebagai berikut:
1.          Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:
a.          Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b.          Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.
c.          Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses social dan perubahan kebudayaan.
d.          Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status.
e.          Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.

2.          Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
a.          Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan diluar sekolah.
b.          Pola interaksi social atau struktur masyarakat sekolah.

3.          Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya yang mempelajari:
a.          Peranan sosial guru.
b.          Sifat kepribadian guru.
c.          Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkat laku siswa.
d.          Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.

4.          Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain didalam komunitasnya, yang meliputi:
a.          Pelukisan tentang komunitas seprti tampak dalam pengeryhnya terhadap organisasi sekolah
b.          Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial komunitas kaum tidak terpelajar.
c.          Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya,
d.          Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.
Oleh karena itu, tujuan sosiologi pendidikan yaitu, mengerti, memahamidan mengaplikasiakn seluruh konsep, teori, dan aplikasi sosiologi pendidikanuntuk dapat mengembngkan pendidikan agama islam dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, berdasarkan tujuan sosiologi pendidikan tersebut, mka ruang lingkup sosiologi pendidikan mencangkup:
1.          Konsep dasar sosiologi pendidikan.
2.          Tujuan, pendekatan dan signifikansi sosiologi pendidikan.
3.          Sejarah dan tokoh sosiologi pendidikan.
4.          Teori sosiologi pendidikan.
5.          Pengembangan sosial peserta didik.
6.          Sosiologi bagi guru.
7.          Sekolah dan masyarakat.
8.          Sekolah dan tata sosial.
9.          Sosialisasi disekolah, keluarga dan masyarakat.
10.      Hubungan guru, murid dan masyarakat.
11.      Organisasi sekolah.
12.      Sisiologi dan kurikulum.
13.      Proses belajar mengajar dari sudut sosiologi.
14.      Kebudayaan sekolah, masyarakat dan keluarga.
15.      Pola interaksi sekolah, keluarga dan masyarakat.
16.      Pengaruh sekolah terhadap masyarakat.
17.      Istitusi masyarakat.
18.      Pendidiakan multi kultural.
Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, Sosiologi Pendidikan dituntut melakukan tiga fungsi pokok, yaitu :

1.          Fungsi eksplanasi, yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang fenomena yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya. Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui berbagai media komunikasi.

2.          Fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan  itu, tuntutan masyarakat akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor internal dan eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media komunikasi. Fungsi prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan pengembangan pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.


3.          Fungsi utilisasi, yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial, kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan, dan masalah penyelenggaraan pendidikan sendiri.

Jadi, secara umum Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat. Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara pendidikan dengan pranata kehidupan lain.



C.Landasan Sosiologis Pendidikan
Kajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Khusus untuk jalur pendidikan luar sekolah, terutama apabila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga adalah sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial yang pertaman bagi setiap manusia. Proses sosialisasi akan dimulai dari keluarga, dimana anak mulai mengembangkan diri.
Meskipun pendidikan formal telah mengambil sebagian tugas keluarga dalam mendidik anak, tetapi pengaruh keluarga tetap penting sebab keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak. Dalam keluarga dapat ditanamkan nilai dan sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.
 Selanjutnya disamping sekolah dan keluarga, proses pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh berbagai kelompok sosial dalam masyarakat. Seperti kelompok keagamaan, organisasi pemuda dan pramuka, dan lain – lain.
Landasan sosiologi mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada pola hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam masyrakat tersebut. Untuk terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang dianut oleh pengikutnya, yaitu:

1.          Paham individualisme, Paham individualisme dilandasi teori bahwa manusia itu lahir merdeka dan hidup merdeka. Masing – masing boleh berbuat apa saja menurut keinginannya, asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain.  Dampak individualisme menimbulkan cara pandang yang lebih mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk mencapai pengembangan diri,  antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat.

2.          Paham kolektivisme, Paham kolektivisme memberikan kedudukan yang berlebihan kepada masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah sebagai alat bagi masyarakatnya.


3.        Paham integralistik, paham integralistik dilandasi pemahaman bahwa masing-masing anggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis merupakan masyarakat. Masyarakat integralistik menempatkan manusia tidak secara individualis melainkan dalam konteks strukturnya manusia adalah pribadi dan juga merupakan relasi. Kepentingan masyarakat secara keseluruhan diutamakan tanpa merugikan kepentingan pribadi.

Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat:
1.  Kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat.
2.   Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat..
3.   Negara melindungi warga negaranya.
4.   Selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban.
Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara orang per orang melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.

D.Tujuan dan Manfaat landasan sosiologis

Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya sosiologi pendidikan dituntut memainkan tiga fungsi pokok keilmuan yaitu pertama, fungsi penjelasan dan deskripsi. Artinya kemampuan menerangkan dan menjelaskan gejala-gejala dan peristiwa yang tercakup dalam ruang lingkup pembahasan sosiologi pendidikan sesuai dengan definisi diatas. Fungsi ini bisa dilaksanakan dengan baik apabila didukung oleh penguasaan prinsip-prinsip teoritik, tersedianya data dan informasi yang akurat, dan penggunaan metode penelitian yang handal. Dengan demikian, gejala-gejala dan saling hubungannya satu sama lain, baik yang bercorak hubungan kausal maupun hubungan kesejajaran dan kebersamaan, dapat dipahami. Proporsi-proporsi, hipotesis, dalil, hukum, dan aksioma serta paradigma bisa disusun dan dirumuskan sebagai pernyataan-pernyataan kunci. Dengan demikian, kebijakan dan praksis pendidikan dapat dideskripsikan dengan baik, dianalisis, dan dikritisi.
Fungsi sosiologi pendidikan yang kedua adalah prediksi, meramalkan apa yang bakal terjadi dan dampak sosial apa yang bakal terjadi sebagai akibat dari penerapan kebijakan tertentu dalam praksis pendidikan. Hal itu merupakan tingkat yang lebih tinggi dan lebih maju dari sekedar pemahaman dan deskripsi yang dikemukakan pada fase pertama, yaitu dengan penambahan wawasan masa depan (future oriented). Fungsi ini memerlukan dukungan penguasaan konsep konsep teori-teori, baik teori sosiologi maupun teori ilmu pendidikan, untuk menyusun asumsi-asumsi sebagai landasan penyusunan hipotesis. Pada hakikatnya, kemampuan menyusun ramalan itu adalah kemampuan menyusun hipotesis dan mengantisipasi dampak. Penerapan prinsip antisipasi dampak ini amat penting karena dengan demikian dampak problematis (disfungsional) itu bisa dihindari atau sejak awal disediakan langkah untuk mengatasinya.
Fungsi sosiologi pendidikan yang ketiga adalah aksi dan solusi berupa menyusun dan memberikan rekomendasi untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan meminimalkan dampak problematis (disfungsional) dari tindakan yang direncanakan. Fungsi ini lebih maju lagi dari yang kedua, karena didalamnya termasuk upaya mewujudkan ramalan atau menguji hipotesis yang dihasilkan oleh fungsi yang kedua. Perlu dicatat bahwa ketiga fungsi itu merupakan rangkaian yang berkesinambungan, tidak berdiri sendiri-sendiri

Dengan demikian, dapatlah dikemukakan bahwa tujuan sosiologi pendidikan itu meliputi: (a) memahami kebijakan dan praksis pendidikan, serta masalah yang dihadapi dunia pendidikan, (b) berkontribusi (feed back) dalam penyusunan kebijakan umum pendidikan, ( c ) berkontribusi dalam penyusunan modul pendidikan yang relevan dengan kepentingan berbagai subkultur dan masyarakat lokal, dan (d) mendukung perkembangan teori bagi kedua induk keilmuannya (Sosiologi dan Pendidikan).
Melihat ruang lingkup dan fungsi sosiologi pendidikan seperti di atas, maka para pengambil keputusan tentang kebijakan pendidikan, para pendidik, para orang tua murid, dan para pengkaji sosiologi dan ilmu pendidikan akan memperoleh manfaat besar daripadanya. Sosiologi pendidikan membangun wawasan dan kemampuan para pengkaji nya untuk merumuskan model-model praksis pendidikan yang cocok untuk suatu masyarakat lokal, dan merekomendasikannya kepada para pengambil keputusan di bidang pendidikan, atau berpartisipasi langsung dalam mengambil keputusan tentang kebijakan pendidikan. Jadi, sosiologi pendidikan bisa berperan sebagai kontributor dalam penyusunan kebijakan pendidikan.

                     





















BAB III
PENUTUP


A.    SIMPULAN
Secara umum Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat.
Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara pendidikan dengan pranata kehidupan lain.

B.     SARAN
a.  Kita sebagai pelajar dan calon pendidik harus lebih memahami bagaimana tata cara mendidik anak didik kita. Baik itu dilihat dari segi psikologis, psikis khususnya sosiologis agar cita-cita pengoptimalisasian upaya belajar mengajar dapat terealisasi dengan sempurna.
b.  Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami isi makalah kiranya dapat merujuk pada sumber aslinya yang tercantum dalam daftar pustaka.
c.  Kritik dan saran yang membangun tentunya sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
















Daftar Pustaka

Rasyidin, Waini, dkk. 2013. Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan Jurusan Pedagogik FIP UPI
Adiwikarta, Sudardja. 2016. Sosiologi Pendidikan: Analisis Sosiologi Tentang Praksis Pendidikan. PT. Penerbit Remaja Rosdaskarya : Bandung

https://pentingbelajar.wordpress.com/



























0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .