“Landasan sosiologis”
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok 3
Mata kuliah: Landasan
pendidikan
Dosen Pengampu : Lutfi Faishol, M.Pd
Disusun
Oleh :
1. Faiqoh Kamilia Rahman
2. Husnul Khotimah
3. Inez Noviyani
4. Nurul Fadlillah
5. Udin Saepuddin
6. Winti Hartini
PGMI A Semester 1
2017
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSACIREBON
Jl. Widarasari III Tuparev Cirebon
Telp./Fax. : {0231} 246215
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Tujuan kami membuat makalah ini
adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan kita semua danuntuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam
isi.
Akhir kata kami mengharapkan
adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini, dan
semogamakalah ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi kami yang
membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, dan mudah-mudahan mendapat
berkah dari Allah SWT.Amin.
Cirebon, 6 November 2017 Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar belakang masalah...............................................................................................4
B. Rumusan
masalah........................................................................................................5
C. Tujuan
penulisan.........................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................6
C. Landasan Sosiologis Pendidikan............................................................................10
1.
Norma-norma yang dianut dalam landasan sosiologis............................................10
D. Tujuan dan manfaat landasan
sosiologis..............................................................11
BAB
III................................................................................................................................13
PENUTUP...........................................................................................................................13
1. Kesimpulan......................................................................................................................13
2.
Saran................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”. Hal demikian menunjukkan bahwa begitu mulianya
tujuan yang dicita-citakan dari sebuah proses pendidikan. Salah satu proses
atau kegiatan yang mengarah pada terealisasinya tujuan tersebut adalah kegiatan
belajar mengajar.
Proses belajar
mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan. Dalam proses
belajar mengajar tersebut tidak akan terealisasi tanpa adanya landasan yang
menopangi. Landasan yang dimaksud adalah landasan pendidikan. Landasan pendidikan diperlukan agar
pendidikan yang sedang berlangsung mempunyai pondasi atau pijakan yang kuat.
Pendidikan dipercaya dapat membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak
manusia menjadi lebih baik. Namun, apa jadinya jika pendidikan hanya mementingkan
intelektual semata tanpa membangun karakter peserta
didiknya. Pembangunan karakter tersebut dapat dilakukan oleh seorang
tenaga pendidik terhadap muridnya, maka disinilah proses interaksi berlangsung.
Proses interaksi ini dapat dikatakan sebagai proses sosiologis dalam
pendidikan. Banyaknya proses interaksi yang kurang selaras di dunia pendidikan
mengakibatkan para pelajar tidak tercetak secara optimal.
Untuk itu, sangatlah penting sebuah interaksi antara tenaga pendidik dengan
muridnya di dunia pendidikan agar mampu mencetak para pelajar secara optimal.
Bagaimana Pengertian Sosiologi? Bagaimana Landasan Sosiologis Pendidikan?
Bagaimana Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan? Apa tujuan dan manfaat landasan
sosiologis?
Makalah “Landasan Sosiologis Pendidikan” ini yang akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa hal perlu
dirumuskan dalam makalah ini diantaranya,
1.
Apa pengertian landasan sosiologis?
2.
Bagaimana ruang lingkup dan fungsi kajian di landasan sosiologis?
3.
Apa yang dimaksud landasan sosiologis pendidikan?
4.
Apa tujuan dan manfaat landasan sosiologis?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini,
1.
Mengetahui pengertian sosiologis.
2.
Mengetahui ruang lingkup dan fundi kajian sosiologis.
3.
Mengetahui landasan sosiologis pendidikan
4.
Mengetahui tujuan dan manfaat landasan sosiologis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sosiologis
Sosiologi lahir pada abad ke-19 di eropa, karena
pergeseran tentang masyarakat, sosiologi sebagai ilmu otonom dapatlahir karena
terlepas dari pengaruh filsafat. Nama sosiologi untuk pertama kali digunakan
oleh August Comte(1798-1857).
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya, sosiologi
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Empiris, adalah ciri utama
sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang
terjadi di lapangan.
2. Teoritis, adalah
peningkatan fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang
bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
3. Komulatif, sebagai
akibat dari penciptaan terus – menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya
perubahan di masyarakat, yang membuat teori – teori itu akan berkomulasi
mengarah kepada teori yang lebih baik.
4. Nonetis, karena
teori ini menceritakan apa adanya tentang masyarakat beserta individu –
individu di dalamnya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Adapun pengertian sosiologi
secara tepat yaitu hubungan atau interaksi antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
Di dalam proses interaksi
tersebut tentu terdapat hal atau faktor-faktor yang mendasari. Faktor-faktor
tersebut diantaranya:
1. Imitasi.
Imitasi atau peniruan bisa bersifat positif dan bisa pula bersifat negatif.
2. Sugesti.
Sugesti akan terjadi kalau seorang anak menerima atau tertarik pada pandangan
atau sikap orang lain yang berwibawa atau berwewenang atau mayoritas. Di
sekolah yang berwibawa misalnya guru, yang berwewenang misalnya kepala sekolah
dan yang mayoritas misalnya pendapat sebagian besar temannya. Sugesti ini
memberi jalan bagi anak itu untuk mensosialisasi dirinya. Namun kalau anak
terlalu sering mensosialisasi sugesti dapat membuat daya berpikir yang rasional
terhambat.
3. Identifikasi.
Seorang anak dapat juga mensosialisasikan diri lewat identifikasi. Ia berusaha
atau mencoba menyamakan dirinya dengan orang lain, baik secara sadar maupun
dibawah sadar.
4. Simpati.
Simpati adalah faktor terakhir yang membuat anak mengadakan proses sosial.
Simpati akan terjadi manakala seseorang merasa tertarik kepada orang lain.
Faktor perasaan memang penting dalam simpati. Sebab itu hubungan yang akrab
perlu dikembangkan antara guru dengan peserta didik agar simpati ini mudah
muncul, sosialisasi mudah terjadi, dan anak – anak akan tertib mematuhi
peraturan – peraturan kelas dalam belajar.
Sosiologi pendidikan analisis
ilmiah tentang proses sosial dan pola-pla intersaksi sosial didalam sistem
pendidikan. Sosial pendidikan ini membahas sosiologi yang terdapat pada
pendidikan Wuradji (1998) menulis bahasa sosiologi pendidikan meliputi:
1.
Interaksi guru-siswa
2.
Dinamika kelompok dikelas dan organisasi intra sekolah
3.
Struktur dan fungsi sistem pendidikan
4.
Sistem-sistem masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
B. ruang lingkup dan fungsi kajian sosiologis
1. Hubungan
Sistem Pendidikaan Dengan Aspek Masyarakat Lain
Para ahli sosiologi dan ahli
pendidikan sepakat bahwa, sesuai dengan namanya, sosiologi pendidikan atau
sociology of education (juga educational sociology) adalah cabang ilmu
sosiologi, yang pengkajiannya diperlukan oleh profesionaldi bidang pendidikan
(calon guru, para guru, dan pemikir pendidikan) dan para mahasiswa serta
professional sosiologi.
Menurut S. Nasution
masalah-masalah yang diselidiki dalam sosiologi pendidikan meliputi pokok-pokok
masalah sebagai berikut:
1.
Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat
lain, yang mempelajari:
a.
Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b.
Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial
dan sistem kekuasaan.
c.
Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan
mendorong proses social dan perubahan kebudayaan.
d.
Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem
status.
e.
Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam
hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
2.
Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:
a.
Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda
dengan kebudayaan diluar sekolah.
b.
Pola interaksi social atau struktur masyarakat
sekolah.
3.
Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya yang
mempelajari:
a.
Peranan sosial guru.
b.
Sifat kepribadian guru.
c.
Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkat laku
siswa.
d.
Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.
4.
Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola
interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain didalam komunitasnya, yang
meliputi:
a.
Pelukisan tentang komunitas seprti tampak dalam
pengeryhnya terhadap organisasi sekolah
b.
Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak
terjadi pada sistem sosial komunitas kaum tidak terpelajar.
c.
Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi
kependidikannya,
d.
Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam
hubungannya dengan organisasi sekolah.
Oleh
karena itu, tujuan sosiologi pendidikan yaitu, mengerti, memahamidan
mengaplikasiakn seluruh konsep, teori, dan aplikasi sosiologi pendidikanuntuk
dapat mengembngkan pendidikan agama islam dalam meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan, berdasarkan tujuan sosiologi pendidikan tersebut, mka ruang lingkup
sosiologi pendidikan mencangkup:
1.
Konsep dasar sosiologi pendidikan.
2.
Tujuan, pendekatan dan signifikansi sosiologi
pendidikan.
3.
Sejarah dan tokoh sosiologi pendidikan.
4.
Teori sosiologi pendidikan.
5.
Pengembangan sosial peserta didik.
6.
Sosiologi bagi guru.
7.
Sekolah dan masyarakat.
8.
Sekolah dan tata sosial.
9.
Sosialisasi disekolah, keluarga dan masyarakat.
10.
Hubungan guru, murid dan masyarakat.
11.
Organisasi sekolah.
12.
Sisiologi dan kurikulum.
13.
Proses belajar mengajar dari sudut sosiologi.
14.
Kebudayaan sekolah, masyarakat dan keluarga.
15.
Pola interaksi sekolah, keluarga dan masyarakat.
16.
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat.
17.
Istitusi masyarakat.
18.
Pendidiakan multi kultural.
Sebagaimana ilmu pengetahuan pada
umumnya, Sosiologi Pendidikan dituntut melakukan tiga fungsi pokok, yaitu :
1.
Fungsi eksplanasi, yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang
fenomena yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya.
Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui berbagai media komunikasi.
2.
Fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang
diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan itu,
tuntutan masyarakat akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor
internal dan eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media
komunikasi. Fungsi prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan pengembangan
pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.
3.
Fungsi utilisasi, yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran,
konflik sosial, kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan
pendidikan, dan masalah penyelenggaraan pendidikan sendiri.
Jadi, secara umum Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan
utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan
pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam
kehidupan masyarakat. Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk
menghimpun data dan informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang
yang terlibat dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik,
tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan
tentang hubungan antara pendidikan dengan pranata kehidupan lain.
C.Landasan
Sosiologis Pendidikan
Kajian sosiologi tentang
pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan, baik pendidikan
sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Khusus untuk jalur pendidikan luar
sekolah, terutama apabila ditinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga
adalah sangat penting, karena keluarga merupakan lembaga sosial yang pertaman
bagi setiap manusia. Proses sosialisasi akan dimulai dari keluarga, dimana anak
mulai mengembangkan diri.
Meskipun pendidikan formal telah
mengambil sebagian tugas keluarga dalam mendidik anak, tetapi pengaruh keluarga
tetap penting sebab keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh
anak. Dalam keluarga dapat ditanamkan nilai dan sikap yang dapat mempengaruhi
perkembangan anak selanjutnya.
Selanjutnya disamping
sekolah dan keluarga, proses pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh berbagai
kelompok sosial dalam masyarakat. Seperti kelompok keagamaan, organisasi pemuda
dan pramuka, dan lain – lain.
Landasan sosiologi mengandung norma dasar pendidikan
yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa.
Untuk memahami kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan
perhatian pada pola hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam masyrakat
tersebut. Untuk terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai,
terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma
sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh
masing-masing anggota masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga
macam norma yang dianut oleh pengikutnya, yaitu:
1.
Paham individualisme, Paham individualisme dilandasi teori bahwa manusia
itu lahir merdeka dan hidup merdeka. Masing – masing boleh berbuat apa saja
menurut keinginannya, asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain.
Dampak individualisme menimbulkan cara pandang yang lebih mengutamakan
kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti
ini, usaha untuk mencapai pengembangan diri, antara anggota masyarakat
satu dengan yang lain saling berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang
kuat.
2.
Paham kolektivisme, Paham kolektivisme memberikan kedudukan yang berlebihan
kepada masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah
sebagai alat bagi masyarakatnya.
3. Paham
integralistik, paham integralistik dilandasi pemahaman bahwa masing-masing
anggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis
merupakan masyarakat. Masyarakat integralistik menempatkan manusia tidak secara
individualis melainkan dalam konteks strukturnya manusia adalah pribadi dan
juga merupakan relasi. Kepentingan masyarakat secara keseluruhan diutamakan
tanpa merugikan kepentingan pribadi.
Landasan sosiologis pendidikan di
Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber dari norma kehidupan
masyarakat:
1. Kekeluargaan dan gotong royong,
kebersamaan, musyawarah untuk mufakat.
2. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan
hidup bermasyarakat..
3. Negara melindungi warga negaranya.
4. Selaras serasi seimbang antara hak dan
kewajiban.
Oleh karena itu, pendidikan di
Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara orang per orang
melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.
D.Tujuan dan Manfaat landasan sosiologis
Sebagaimana ilmu pengetahuan pada
umumnya sosiologi pendidikan dituntut memainkan tiga fungsi pokok keilmuan
yaitu pertama, fungsi penjelasan dan deskripsi. Artinya kemampuan menerangkan
dan menjelaskan gejala-gejala dan peristiwa yang tercakup dalam ruang lingkup
pembahasan sosiologi pendidikan sesuai dengan definisi diatas. Fungsi ini bisa
dilaksanakan dengan baik apabila didukung oleh penguasaan prinsip-prinsip
teoritik, tersedianya data dan informasi yang akurat, dan penggunaan metode
penelitian yang handal. Dengan demikian, gejala-gejala dan saling hubungannya
satu sama lain, baik yang bercorak hubungan kausal maupun hubungan kesejajaran
dan kebersamaan, dapat dipahami. Proporsi-proporsi, hipotesis, dalil, hukum,
dan aksioma serta paradigma bisa disusun dan dirumuskan sebagai
pernyataan-pernyataan kunci. Dengan demikian, kebijakan dan praksis pendidikan
dapat dideskripsikan dengan baik, dianalisis, dan dikritisi.
Fungsi sosiologi pendidikan yang
kedua adalah prediksi, meramalkan apa yang bakal terjadi dan dampak sosial apa
yang bakal terjadi sebagai akibat dari penerapan kebijakan tertentu dalam
praksis pendidikan. Hal itu merupakan tingkat yang lebih tinggi dan lebih maju
dari sekedar pemahaman dan deskripsi yang dikemukakan pada fase pertama, yaitu
dengan penambahan wawasan masa depan (future oriented). Fungsi ini memerlukan
dukungan penguasaan konsep konsep teori-teori, baik teori sosiologi maupun
teori ilmu pendidikan, untuk menyusun asumsi-asumsi sebagai landasan penyusunan
hipotesis. Pada hakikatnya, kemampuan menyusun ramalan itu adalah kemampuan
menyusun hipotesis dan mengantisipasi dampak. Penerapan prinsip antisipasi
dampak ini amat penting karena dengan demikian dampak problematis
(disfungsional) itu bisa dihindari atau sejak awal disediakan langkah untuk
mengatasinya.
Fungsi sosiologi pendidikan yang
ketiga adalah aksi dan solusi berupa menyusun dan memberikan rekomendasi untuk
mengatasi masalah yang dihadapi dan meminimalkan dampak problematis
(disfungsional) dari tindakan yang direncanakan. Fungsi ini lebih maju lagi
dari yang kedua, karena didalamnya termasuk upaya mewujudkan ramalan atau
menguji hipotesis yang dihasilkan oleh fungsi yang kedua. Perlu dicatat bahwa
ketiga fungsi itu merupakan rangkaian yang berkesinambungan, tidak berdiri
sendiri-sendiri
Dengan demikian, dapatlah
dikemukakan bahwa tujuan sosiologi pendidikan itu meliputi: (a) memahami
kebijakan dan praksis pendidikan, serta masalah yang dihadapi dunia pendidikan,
(b) berkontribusi (feed back) dalam penyusunan kebijakan umum pendidikan, ( c )
berkontribusi dalam penyusunan modul pendidikan yang relevan dengan kepentingan
berbagai subkultur dan masyarakat lokal, dan (d) mendukung perkembangan teori
bagi kedua induk keilmuannya (Sosiologi dan Pendidikan).
Melihat ruang lingkup dan fungsi
sosiologi pendidikan seperti di atas, maka para pengambil keputusan tentang
kebijakan pendidikan, para pendidik, para orang tua murid, dan para pengkaji
sosiologi dan ilmu pendidikan akan memperoleh manfaat besar daripadanya.
Sosiologi pendidikan membangun wawasan dan kemampuan para pengkaji nya untuk
merumuskan model-model praksis pendidikan yang cocok untuk suatu masyarakat
lokal, dan merekomendasikannya kepada para pengambil keputusan di bidang
pendidikan, atau berpartisipasi langsung dalam mengambil keputusan tentang
kebijakan pendidikan. Jadi, sosiologi pendidikan bisa berperan sebagai
kontributor dalam penyusunan kebijakan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Secara umum Sosiologi Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan
(pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian tentang
keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari
model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat.
Secara khusus, Sosiologi
Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang interaksi
sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan dan
dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan
komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara pendidikan dengan pranata
kehidupan lain.
B. SARAN
a. Kita sebagai pelajar dan
calon pendidik harus lebih memahami bagaimana tata cara mendidik anak didik
kita. Baik itu dilihat dari segi psikologis, psikis khususnya sosiologis agar
cita-cita pengoptimalisasian upaya belajar mengajar dapat terealisasi dengan
sempurna.
b. Makalah ini merupakan
resume dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami isi makalah kiranya dapat
merujuk pada sumber aslinya yang tercantum dalam daftar pustaka.
c. Kritik dan saran yang
membangun tentunya sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Daftar Pustaka
Rasyidin, Waini, dkk. 2013. Landasan
Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan Jurusan
Pedagogik FIP UPI
Adiwikarta,
Sudardja. 2016. Sosiologi Pendidikan:
Analisis Sosiologi Tentang Praksis Pendidikan. PT. Penerbit Remaja
Rosdaskarya : Bandung
https://pentingbelajar.wordpress.com/
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .