Tuesday, October 2, 2018

Makalah Teori Pengetahuan Dan Nilai

Hasil gambar untuk teori dan nilai

BAB I PENDAHULUAN

Manusia dibekali akal dan pikiran sehingga manusia memiliki pengetahuan yang tidak di miliki oleh makhluk lain di dunia ini. Pengetahuan memang identik dengan ilmu, tak jarang para ilmuwan sering menggunakan kedua kata tersebut secara bersamaan maupun berdampingan. Mengenai pengertian pengetahuan, terdapat banyak sekali pendapat beberapa ahli, baik ahli filsuf barat ataupun filsuf muslim. Para ilmuwan barat mayoritas berpendapat bahwa pengetahuan itu hanya pada sesuatu yang dapat di buktikan dengan indera, tetapi para ilmuwan muslim, beranggapan bahwa pengetahuan itu tidak hanya terbatas pada hal yang bisa di indera saja, tetapi hal yang tak bisa di indera pun bisa dinamakan pengetahuan jika diterangkan dalam wahyu.
Dalam kajian filsafat, Nilai merupakan wilayah aksiologi, yang disebut dengan Teori Nilai atau cabang filsafat yang mempelajari Nilai. Pengertian nilai sangatlah luas, namun yang terpenting bahwa nilai itu adalah sesuatu yang kita inginkan, atau yang bermanfaat.
Dan bahkan nilai ini juga terkadang subjektif, yaitu tergantung kepada orang yang memberikannya penilaian. Bisa saja bagi sebagian orang terhadap sesuatu yang sama berbeda penilaiannya bagi orang yang lain. Terkadang bagi sebagian subjek, penilaiannya terhadap sesuatu bernilai, namun bagi subjek yang lain, sesuatu yang sama dianggap tidak bernilai. Perbedaan penilaian ini bisa disebabkan oleh cara dan keyakinan kita memandang sesuatu tersebut.
1.        Apa saja jenis jenis Pengetahuan ?
2.        Bagian-bagian teori Nilai?
Untuk mengetahui apa saja jenis jenis Pengetahuan serta Bagian-bagian teori Nilai.

BAB II PEMBAHASAN


1.      Pengetahuan Wahyu (Reveaload Knowledge)
     Secara sederhana, pengetahuan wahyu dapat digambarkan sebagai pengetahuan yang tuhan telah berikan kepada manusia. Dengan kekuasaan-Nya, tuhan telah mengilhami secara pasti kebenaran kepada manusia pilihannya, sehingga kebenaran tersebut dapat diketahui oleh seluruh umat manusia dan dapat dijadikan petunjuk dalam menjalani kehidupannya. Seperti contoh dalam al-Qur’an, Wahyu merupkan firman tuhan, sehingga kebenarannya bersifat mutlak dan abadi. Pengetahuan wahyu ini bersifat eksternal artinya pengetahuan tersebut berasal dari luar manusia.
2.      Pengetahuan Intuitif (Intuitive Knowledg)
      Pengetahuan intuitif merupakan pengetahuan yang diperoleh manusia dalam dirinya sendiri pada saat menghayati sesuatu. Pengetahuan intuitif muncul secara tiba-tiba dalam kesadaran manusia. Melalui proses kerjanya manusia sendiri itu tidak menyadarinya. Pengetahuan ini sebagai hasil penghayatan pribadi, sebagai hasil ekspresi dan individualitas seseorang, sehingga validitas pengetahuan ini sangat bersifat pribadi. Pengetahuan intuitif disusun dan diterima dengan kekuatan visi imaginatif dalam pengalaman pribadi seseorang. Kebenaran yang timbul dalam karya seni merupakan bentuk pengetahuan intuitif seperti karya penulis besar Homer, Shakespeare, Proust, yang berbicara kepada kita tentang kebenaran hati nurani manusia. Itu semua merupakan hasil kerja intuisi. Kebenaran tersebut tidak akan dapat diuji dengan observasi, perhitungan atau eksperimen karena kebenaran intuitif tidak berhipotesis. Tulisan-tulisan mistik, autobiografi dan karya essay merupakan refleksi dari pengetahuan intuitif.
3.      Pengetahuan Rasional (Rational Knowledge)
       Pengetahuan rasioanal merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan latihan rasio/akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap peristiwa-peristiwa faktual. Prinsip logika formal dan matematika murni merupakan paradigma pengetahuan rasioanal, dimana kebenarannya dapat ditunjukkan dengan pemikiran abstrak. Prinsip pengetahuan rasional dapat diterapkan pada pengalaman indera, tetapi tidak disimpulkan dari pengalaman indera. Ambil prinsip logika bahwa dua kalimat yang kontradiksi tidaklah dapat benar pada objek dan waktu yang sama. Contohnya prinsip jika A lebih besar dari B, B lebih besar dari C, maka A lebih besar dari C. Prinsip pengetahuan rasional dapat dipergunakan pada pengalaman indera, tetapi tidak dapat menarik kesimpulan dari hal tersebut. Tidak seperti kebenaran intuisi, pengetahuan rasioanal adalah valid ketika tidak mempedulikan perasaan kita dan kebenaran tersebut valid secara universal.
4.      Pengetahuan Empiris (Empirical Knowledge)
       Pengetahuan empiris merupakan pengetahuan yang diperoleh atas dasar bukti penginderaan, misalnya dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, merasakan dan sentuhan indera-indera lainnya sehingga kita memiliki konsep dunia di sekitar kita. Paradigma dari pengetahuan empiris adalah ilmu pengetahuan modern dimana hipotesis ilmiah diuji oleh pengamatan atau oleh eksperimen untuk menemukan hipotesis mana yang paling memuaskan untuk fenomena tertentu. Meskipun demikian, suatu hipotesis tidak pernah dibuktikan secara mutlak. Hal ini hanya untuk menunjukkan kemungkinan yang ada. Paradigma empiris juga perlu menunjukkan bahwa pikiran sehat kita kadang-kadang dapat menipu kita, seperti ketika suatu tongkat yang sebenarnya lurus ketika didalam air terlihat dibelokkan. Ketika Socrates bertanya sebelum ia minum racun. "Benarkah pikiran sehat kita sehat? Apakah mereka akurat?" lebih dari itu, pikiran sehat kita dikondisikan oleh prasangka.
5.      Pengetahuan Otoritas (Authoritative Knowledge)
      Kita menerima sangat banyak pengetahuan sebagai kebenaran bukan karena kita sudah mengeceknya tetapi karena itu dijamin oleh pihak yang berwenang. Saya menerima tanpa bertanya bahwa Jakarta adalah ibukota dari Indonesia, 1 Juni adalah hari lahir pancasila.
A.    BAGIAN BAGIAN TEORI NILAI
Logika, yang membahas tentang nilai kebenaran yang membantu kita untuk berkomitmen pada kebenaran dan menjauhi kesalahan, serta menerangkan bagaimana seharusnya berfikir secara benar itu. 
Etika, yang membahas nilai kebaikan dan berusaha membantu kita dalam mengarahkan perilaku yang seharusnya dilakukan dan membatasi makna kebaikan, keburukan, kewajiban, perasaan, serta tanggung jawab moral. 
Estetika, yang membahas nilai keindahan dan berusaha  membantu kita dalam meningkatkan rasa keindahan Estetika juga merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 






BAB III PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Hubungan teori pengetahuan dan nilai , karena pengetahuan adalah suatu sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia , semakin berkembang pengetahuan nya semakain banyak pengetahuan nya maka semakin mudah manusia untuk mencapai tujuan hidupnya , namun dengan perkembanganya pengetahuan ini bukan hanya menjadi penyelamat bagi manusia namun bisa juga menjadi bencana atau perselisihan bagi manusia , karena tanpa adanya nilai , tanpa adanya nilai maka pengetahuan tidak bisa dikatan baik atau benar . kecuali mampunyai nilai baik dan benar , dapat di simpulkan bahwa nilai menjadi tolak ukur kebaikan, kebenaran dan keindahan bagi suatu pengetahuan .




0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .