Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum di
SD/MI
“KOMPONEN MATERI”
Dosen pengampu : Ratna Purwati, M.pd
MAKALAH
Kelompok
7:
Fitri Permatasari
Karlina
Rofiqo Tri Lestari
Sri Amalia
PRODI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
BUNGA BANGSA CIREBON
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dan tak lupa pula kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “Komponen Materi” yang telah kami susun semaksimal mungkin
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber agar dapat mempermudah pembaca
untuk memahami isi makalah ini.
Dalam menyelesaikan Makalah ini
tentunya kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu kami
juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kami yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai komponen
materi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana
ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Cirebon, September 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………...………………………………...……….....2
DAFTAR
ISI………………………………….....………………………………………….….3
BAB I .........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN………...........………….....…………………………………………...…...4
A.
Latar Belakang…....……………... …………………………………………………..…...4
B.
Rumusan Masalah….………....………………………………………………………..….4
C.
Tujuan Penulisan…….........................……………………………………………….........4
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengertian tentang kurikulum mempunyai dampak pada pengembangan dan
juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi kurikulum. Karena setiap
istilah dalam kajian ilmiah selalu didasari oleh konsep dan teori tertentu.
Konsep dan teori inilah sebenarnya yang membawa dampak terhadap perencanaan,
pengembangan maupun implementasi suatu kurikulum
Kurikulum nasional mempunyai dampak yang nyata terhadap sistem
pendidikan dan sistem sosial suatu negara. Demikian pula terjadi pada kurikulum
sekolah dinegara kita. Karena dengan kurikulum dapat diupayakan tebentuknya
kepribadian bangsa sesuai yang diidealisasikan.
Kurikulum indonesia mempunyai tujuan yang ideal, baik pendidikan
nasional ataupun pendidikan islam mempunyai tujuan yang sama, yaitu
menciptakan insani yang beriman dan bertakwa serta mempunyai pengetahuan
intelektual dan ketrampilan.yang secara tidak langsung berdasarkan firman allah
dalam alqur’an “dan carilah pada apa yang di anugrahkan Allah kepadamu,
(kebahagian kampung akhirat,dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari
(kenikmatan) duniawi”.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
saja komponen-komponen dalam kurikulum?
2.
Apa
yang dimaksud dengan komponen materi?
3.
Sebutkan
kriteria materi kurikulum!
4.
Bagaimana
mengembangkan materi kurikulum?
1.3 Tujuan penulisan
1.
Memahami
komponen-komponen dalam kurikulum
2.
Memahami
arti komponen materi
3.
Memahami
kriteria materi kurikulum
4.
Memahami
cara mengembangkan materi kurikulum
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Komponen-Komponen Kurikulum
Kurikulum adalah suatu alat atau sistem yang ada dlam pendidikan,
sebagai alat pendidikan kurikulum mempunyai komponen-komponen yang saling
mendukung satu sama lain.[1]
Para pemikir pendidikan mempunyai ragam dalam menentukan jumlah
komponen kurikulum, meskipun dari beberapa pendapat akan tetapi pemahaman dan
pengertiannya hampir sama. Subandijah membagi komponen kurikulum menjadi 5
yaitu : Tujuan, Isi, Strategi, Media, dam Proses. Sedangkan menurut Nasution
komponen kurikulum ada 4 yaitu : Tujuan, Bahan Pelajaran, Proses, dan
Penilaian.[2]
Dari macam-macam komponen diatas, dalam makalah ini kita akan
membahas tentang komponen isi/materi sebagai berikut:
2.2 Pengertian
Komponen Isi atau Materi
Komponen Isi atau materi merupakan bahan yang diprogramkan guna
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian bahan pelajaran inilah
yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar dikelas
oleh pihak guru. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahasan didasarkan
pada tujuan instruksional.[3]
Isi atau materi tersebut berupa materi-materi bidang studi, seperti
matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan sebagainya. Bidang-bidang tersebut
disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Bidang-bidang tersebut biasanya telah dicantumkan dalam struktur program
kurikulum sekolah yang bersangkutan.[4]
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada
anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi
kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program
masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan
dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.[5]
2.3 Kriteria yang dapat
membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria
itu antara lain:
1.
Isi
kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
2.
Isi
kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
3.
Isi
kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
4.
Isi
kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas
5.
Isi
kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang
dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
Materi
kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik
pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran
2.
Mengacu
pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran
3.
Diarahkan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Isi / materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan
pengalaman yang dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara
umum isi kurikulum itu dapat dikelompokan menjadi :
1.
Logika,
yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.
2.
Etika,
yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral
3.
Estetika,
pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.
Pengembangan materi kurikulum harus berdasarkan prinsif-prinsif
sebagai berikut:
1.
Mengandung
bahan kajian yang dapat dipelajari siswa dalam pembelajaran.
Siswa
belajar dalam bentuk interaksi dengan lingkungannya, lingkungan orang-orang,
alat-alat, dan ide-ide. Tugas utama seorang guru adalah menciptakan lingkungan
tersebut, untuk mendorong siswa melakukan interaksi yang produktif dan
memberikan dirancang dalam suatu rencana mengajar.[7]
Dalam menentukan materi
pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan
dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pengembangan kurikulum
yang didasari filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme)
penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam hal ini, materi
pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk:
1.
Teori;
seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan,
yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi
hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan
meramalkan gejala tersebut.
2.
Konsep;
suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan,
merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3.
Generalisasi;
kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis,
pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4.
Prinsip; yaitu
ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara
beberapa konsep.
5.
Prosedur; yaitu
seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan
peserta didik.
6.
Fakta; sejumlah
informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari terminologi,
orang dan tempat serta kejadian.
7.
Istilah,
kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.
8.
Contoh/ilustrasi,
yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu
uraian atau pendapat.
9.
Definisi: yaitu
penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis
besarnya.
10.
Preposisi,
yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya
mencapai tujuan kurikulum.
Isi
kurikulum terdiri atas bahan-bahan pengajaran dan berbagai pengalaman yang
diperlukan dalam tercapainya tujuan pendidikan para perancang kurikulum sering
mengalami berbagai kesulitan dalam menyusun dan merencanakan isi kurikulum yang
relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Sebabnya, masyarakat senantiasa
terus berubah dan berkembang, sehingga banyak bermunculan masalah kehidupan
baru yang perlu dipecahkan. Sehingga akan mempengaruhi pada isi kurikulum, maka
dari itu isi kurikulum harus selalu dikembangkan. (Hamalik, 2011).
Menurut Tim Pengembang MKDK kurikulum dan
pembelajaran UPI (2002), memaparkan bahwa materi kurikulum pada hakikatnya
adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Materi kurikulum berupa bahan
pelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam
proses belajar dan pembelajaran.
2. Mengacu
pada pencapaian tujuan masing-masing satuan pendidikan.
3. Diarahkan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Isi
kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang
berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan
pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun kreativitas dan kegiatan
siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai
tujuan yang ditentukan (Sukiyadi, Nurhasanah, & Al Rasjid, 2006).
Menurut
Hamalik (2011) isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional, yang meliputi bahan kajian dan mata
pelajaran. Isi kurikulum adalah mata pelajaran pada proses belajar mengajar,
seperti pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diasosiasikan dengan
mata pelajaran. Pemilihan isi menekankan pada pendekatan mata pelajaran
(pengetahuan) atau pendekatan proses (keterampilan).
Suatu
kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi
pengembangan kemampuan siswa scara optimal sesuai dengan tuntutatan dan
tantangan perkembangan masyarakat. Pengembangan isi kurikulum berupa
bahan-bahan pelajaran yang akan dipelajari siswa harus memerlukan dasar
pertimbangan yang teliti. Hal yang paling utama adalah sekolah sebagai lembaga
yang akan mengantarkan siswa menuju kearah kematangan dalam arti luas.
Kematangan ini mencakup berbagai segi, baik kematangan fisik, kematangan
kognitif, kematangan mental maupun kematangan sosial.
Kematangan
fisik pada umumnya ditandai oleh kematangan dalam segi biologis, hal ini dapat
dicapai bila individu telah memasuki usia tertentu. Berbeda halnya dengan
kematangan kognitif, mental dan sosial. Ketiga jenis kematangan ini tidak dapat
dicapai begitu saja tanpa melalui bimbingan yang berati. Karena kematangan
kognitif menunjukan kepada kematangan intelektual, pola berpikir dan
pengambilan keputusan individu, lalu kematangan mental menunjukan kepada
kematangan emosional, dan tercapainya perwujudan pribadi secara integral.
Sedangkan kematangan sosial ditandai oleh adanya kemampuan untuk hidup secara
mandiri.
Mengantarkan
siswa menuju jenjang tersebut yang menjadi tugas sekolah sungguh merupakan
tugas yang berat. Karena untuk mencapai tujuan tersebut individu perlu
memperoleh bekal-bekal pengalaman belajar yang berati. Sedangkan kita ketahui,
akibat kemajuan dalam berbagai cabang kehidupan, menyebabkan berkembangnya
tuntutan-tuntutan hidup. Hal ini dapat membingungkan para perencana atau
pengembang kurikulum, dalam menentukan jenis pengalaman belajar apa yang
diperkirakan berat bagi kemandirian siswa setelah menyelesaikan pendidikan.
Apabila
lama waktu pendidikan cukup memadai untuk memberikan bekal-bekal pengalaman
belajar kepada siswa, masalah yang dihadapi tidak sebesar itu. Namun kenyataan
yang dihadapi menunjakan betapa banyak tuntutan yang harus dipenuhi oleh
lembaga pendidikan, sedangkan waktu yang tesedia tidak memadai. Oleh karenanya
perlu dilakukan seleksi tentang isi kurikulum, sehingga proses pendidikan di
sekolah dapat mencapai sasaran. Menurut Ali (2008 : 95), seleksi kurikulum
perlu dilakukan oleh sebab beberapa alasan yaitu:
1. Apa
yang harus dimasukan sebagai isi kurikulum memerlukan berbagai pertimbangan dan
kriteria, sehingga isi kurikulum memadai bagi anak didik sebagai bekal dalam kehidupannya.
2. Kemajuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, sehingga untuk
menyampaikan semua bentuk ilmu pengetahuan kepada siswa dalam waktu sekolah
yang sangat terbatas, merupakan sesuatu yang tidak mungkin.
Atas
dasar itu, pertanyaan yang dapat diajukan dalam menentukan isi kurikulum adalah
apa yang menjadi prioritas untuk dijadikan pengalaman belajar siswa disekolah
tentang hal ini, perlu dikembangkan kriteria yang rasional untuk memilih dan
mengembangkan bentuk-bentuk pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum.
Kriteria yang dapat digunakan dalam menentukan isi kurikulum
sebagaimana yang dikemukakan oleh Hilda
Taba dalam Ali (2008) adalah:
1. Isi
kurikulum harus valid (sahih) dan signifikan (terpercaya)
2. Isi
kurikulum harus berpegang kepada kenyataan-kenyataan sosial
3. Kedalaman
dan keluasan isi kurikulum harus seimbang
4. Isi
kurikulum menjangkau tujuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap
5. Isi
kurikulum harus dapat dipelajari dan disesuaikan dengan pengalaman siswa
6. Isi
kurikulum harus dapat memenuhi kebutuhan dan menarik minat siswa
Isi
kurikulum yang valid dan signifikan berkenaan dengan ilmu pengetahuan yang
fundamental (dasar). Hal ini mencakup ide-ide pokok atau teori-teori kontemporer
dari suatu cabang ilmu pengetahuan tertentu. Burner dalam Ali (2008),
mengistilahkannya dengan struktur dari suatu disiplin ilmu pengetahuan.
Menurutnya dengan mempelajari struktur ilmu pengetahuan, akan dicapai tingkat
kemampuan yang lebih baik, karena hal ini mempunyai nilai transfer yang lebih
luas.
Pertanyaan
yang muncul dengan hal ini adalah, bagaimana menentukan bahwa suatu bahan
pelajaran sebagai isi kurikulum itu merupakan struktur ilmu pengetahuan. Maka
yang mengetahui hal ini adalah orang yang betul-betul ahli dalam cabang ilmu
pengetahuan yang bersangkutan. Oleh karena itu selayaknya dalam menentukan isi
kurikulum yang valid dan signifikan bantuan ahli itu sangat diperlukan selain
itu isi kurikulum harus sesuai dengan berbagai kenyataan yang terjadi di
lingkungan sosial.
Kriteria
lain tentang isi kuriklum adalah adanya keseimbangan antara kedalaman dengan
keluasan. Ini mengandung pengertian bahwa isi kurikulum harus mempunyai ruang
lingkup atau (scope) yang keluasannya seimbang dengan kedalamannya.
Keluasan ruang lingkup banyak berkaitan dengan banyaknya pengalaman belajar
yang dapat dicapai, serta banyaknya bahan pelajaran yang dapat dipelajari.
Sedangkan dalamnya isi berkaitan dengan kemampuan atau penguasaan bahan
pelajaran itu.
Isi
kurikulum dikembangkan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Rumusan tujuan
mencakup berbagai aspek perubahan perilaku yang diharapkan dapat dicapai siswa,
baik pengetahuan, keterampilan ataupun sikap. Maka dengan demikian suatu bahan
yang menjadi isi kurikulum harus dapat menjangkau aspek-aspek perilaku yang
dapat dicakup dalam tujuan. Tidak semata-mata mencakup suatu jenis tujuan atau
satu aspek perilaku.
Kriteria
bahwa isi kurikulum harus dapat dipelajari siswa mengandung pengertian luas.
Hal ini terutama berkaitan dengan urutan bahan. Secara psikologis
tingkat-tingkat perkembangan individu mempunyai implikasi terhadap kemampuan
mempelajari sesuatu, serta pengalaman yang dimiliki. Bila suatu bahan disusun
tidak mempertimbangkan faktor psikologis seperti itu, kemungkinan terjadi suatu
bahan tidak dapat dipelajari secara efektif, oleh sebab itu tidak sesuai dengan
tingkat kemampuan mental atau pengalaman siswa.
Persoalan
yang berkaitan dengan kehidupan individu pada umumnya menarik minat untuk dipelajari.
Bahkan bila ini disadari maka akhirnya dapat menjadi kebutuhan. Isi kurikulum
yang diambil dari segi-segi kehidupan dapat memenuhi kebutuhan dan menarik
minat untuk dipelajari. Hal lain berkenaan dengan kebutuhan ini dapat ditinjau
dari sudut kajian psikologis. Berdasarkan kajian psikologis kebutuhan individu
itu berbeda-beda secara individual. Namun demikian pada umumnya kebutuhan itu
dapat digeneralisasikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A.
Subandijah
membagi komponen kurikulum menjadi 5 yaitu : Tujuan, Isi, Strategi, Media, dam
Proses. Sedangkan menurut Nasution komponen kurikulum ada 4 yaitu : Tujuan,
Bahan Pelajaran, Proses, dan Penilaian.
B.
Isi/
materi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar
yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang
berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan
pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun kreativitas dan kegiatan
siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai
tujuan yang ditentukan.
C.
Kriteria
yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum.
Kriteria itu antara lain: Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi
perkembangan siswa; Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial; Isi
kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji; Isi kurikulum
mengandung bahan pelajaran yang jelas; Isi kurikulum dapat menunjang
tercapainya tujuan pendidikan.
D.
Menurut
Tim Pengembang MKDK kurikulum dan pembelajaran UPI (2002), memaparkan bahwa
materi kurikulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan
disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: Materi kurikulum berupa
bahan pelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam
proses belajar dan pembelajaran; Mengacu pada pencapaian tujuan masing-masing
satuan pendidikan; Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Mohammad. 1984. Pengembangan
Kurikulum Di Sekolah. Bandung : Sinar Baru
Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung : Bumi Aksara
Nurgiyantoro, Burhan. 1985. Dasar-Dasar
Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPFE
Subandijah. 1992. Pengembangan dan
Inovasi Kurikulum. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Abdulloh,
2010, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Nana Sudjan, Pembinaan dan pengembangan kurikulum Di Sekolah (Bandung: Sinar Baru, 1991)
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek.
Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Permendiknas No. 22, 23 dan 24 Tahun 2007
Tim Pengembang MKDK. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran.
Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
UPI.
[1]
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung, Bumi
Aksara, 1994, hlm. 9
[2]
Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Teori
dan Praktek, Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2010, hlm.51
[3]
Burhan Nurgiyantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta
: BPF, 1985, hlm. 10
[4]
Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta,
RajaGrafindo Persada, 1992, hlm. 5
[5]
Akhmad Sudrajat, Komponen-Komponen Kurikulum, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/bahan-ajar/komponen-komponen-kurikulum/,
diakses tanggal 11 September 2018 pukul 22.05
[6]
Nana Sudjan, Pembinaan dan pengembangan kurikulum Di Sekolah (Bandung: Sinar Baru,
1991), hal. 32
[7]
Nana Syaodih Sukmadinata, pengembangan kurikulum dan praktek, remaja
rosdakarya:Bandung, hlm. 104
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .