Monday, October 8, 2018

Makalah Evaluasi Kurikulum



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, pentingnya evaluasi kurikulum dan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan evaluasi kurikulum.
Selama ini model kurikulum yang berlaku adalah model kurikulum yang bersifat akademik. Kurikulum yang demikian cenderung terlalu berorientasi pada isi atau bahan pelajaran. Berdasarkan hasil beberapa penelitian ternyata model kurikulum yang demikian kurang mampu meningkatkan kemampuan anak didik secara optimal. Hal ini terbukti dari rendahnya kualitas pendidikan kita dibandingkan dengan negara lain.
Dampak lain dari implementasi kurikulum akademik ini ternyata tidak mampu memberikan nilai etika, moral, dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan siswa dimanapun ia berada. Maka dengan adanya evaluasi diharapkan dapat memperbaiki aspek-aspek diatas sehingga model kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
B.     Rumusan Masalah
adapun rumusan masalah yang penulis buat yaitu:
1.      Pengertian evaluasi kurikulum.
2.      Tujuan Evaluasi Kurikulum.
3.      Kriteria evaluasi kurikulum.
4.      Pentingnya Evaluasi Kurikulum.
5.      Model Evaluasi Kurikulum.
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1.      Agar mengetahui pengertian evaluasi kurikulum.
2.      Agar mengetahui tujuan evaluasi kurikulum.
3.      Agar mengetahui kriteria evaluasi kurikulum.
4.      Agar mengetahui pentingnya evaluasi kurikulum.
5.      Agar mengetahui model evaluasi kurikulum.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Evaluasi Kurikulum
Pengertian evaluasi menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
Dari definisi evaluasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
Sedangkan  pengertian kurikulum adalah sebagai berikut:
a)      Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional);
b)      Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan dibidang Kesehatan.).
c)      Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa);
d)     Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.
Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai;
e)      Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang,  sehingga  yang  dimaksud  kurikulum  tidak  hanya  gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan. 
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.[i]
B.     Tujuan Evaluasi Kurikulum
Tujuan evaluasi kurikulum mecakup dua hal yaitu : pertama, evaluasi digunakan untuk menilai efektifitas program. Kedua, evaluasi dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pelaksanaan kurikulum (pembelajaran).
Tujuan dari evaluasi kurikulum adalah penyempurnaan kurikulum dengan jalan mengungkapkan proses pelaksanaan kurikulum yang telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi adalah efektivitas, efesinsi, relavansi, dan kelayakan (feasibility) program. Diadakanya evaluasi kurikulum , menurut Ibrahim (2006) dimaksudkan untuk keperluan.
a.       Perbaikan Program
Yaitu peranan evaluasilebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan masukan bagi perbaikan yang diperlukan didalam program kurikulum yang sedang dikembangkan. Disini evaluasi kurikulum lebih merupakan kebutuhan yang datang dari dalma sistem itu sendiri karena evaluasi itu dipandang sebagai faktor yang memungkinkan dicapainya hasil pengembangan yang optimal dari sistem yang bersangkutan.
b.      Pertanggungjawaban Kepada Berbagai Pihak
Setelah pengembangan kurikulum dilakukan, perlu adanya semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang kurikulum kepada pihak yang berkepentingan. Pihak - pihak yang dimaksud mencakup pihak yang menponsori kegiatan pengembangan kurikulum tersebut maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang telah dikembangkan. Dengan kata lain, pihak – pihak tersebut mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua, pelaksana pendidikan, dan pihak - pihak lainnya yang ikut mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum yang bersangkutan.
Bagi pihak pengembang kurikulum, tujuan yang kedua ini tidak dipandang sebagai suatu kebutuhan dari dalam melainkan lebih merupakan suatu keharuasan dari luar. Sekalipun demikian hal ini tidak biasa kita hindari karena persoaln ini mencakup pertanggungjawaban sosial, ekonomi dan moral, yang sudah merupakan suatu konsekuensi logis dalam kegiatan pembharuan pendidikan. Dalam mempertanggungjawabkan hasil yang telah dicapainya, pihak pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang sedang dikembangkan serta usaha lanjut yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan - kelemahan jika ada, yang masih terdapat. Untuk menghasilkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan tersebut diatas itulah diperlukan kegiatan evaluasi.
c.       Penentuan Tindak Lanjut Hasil Pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan: pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan kedalam sistem yang ada? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebar luasakan kedalam sistem yang ada?
Ditinjau dari proses pengembangan kurikulum yang sudah berjalan, pertanyaan pertama, dipandang tidak tepat untuk diajukan pada akhir fase perkembanagan. Pertanyaan tersebut hanya memungkinkan memiliki dua jawaban yang diberikan itu adalah tidak. Jika hal ini terjadi, kita akan dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan: biaya, tenaga, dan waktu yang telah dikerahkan selama ini ternyata terbuang dengan percuma, peserta didik telah menggunakan kurikulum baru tersebut selama fase pengembanagan telah terlanjur dirugikan; sekolah - sekolah dimana proses pengembangan itu berlangsug harus kembali menyesuaikan diri lagi kepda cara lama, dan akan timbul sikap skeptis dikalangan orang tua dan masyarakat terhadap perubahan pendidikan dalam bentuk apapun.
Pertanyaan kedua, dipandang lebih tepat untuk diajukan pada akhir fase penegmbangan kurikulum. Pertanyaan tersebut mengimplikasikan sekurang - kurangnya tiga anak pertanyaan, aspek-aspek mana dari kurikulum tersebut  yang masih perlu diperbaiki ataupun disesuaikan, strategi penyebaran yang bagaimana sebaiknya ditempuh, dan persyaratan - persyaratan apa yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu didalam sistem yang ada. Pertanyaan  – pertanyaan ini lebih bersifat konstruktif dan lebih dapat diterima ditinjau dari segi sosial, ekonomi, moral maupun tekhnis. Untuk menghasilkan informasi yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan yang kedua itulah diperlukan adanya kegiatan evaluasi.
C.    Kriteria Evaluasi Kurikulum
Kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan adalah ukuran yang akan digunakan dalam menilai suatu kurikulum. Kriteria penilaina harus relevan dengan kriteria keberhasilannya, sedangkan kriteria harus dilihat dalam hubungannya dengan sasaran program.
Kriteria evalusi menurut Morrison harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.      Relevan dengan kerangka rujukan dan tujuan evaluasi program kurikulum
2.      Ditetapkan pada data deskriptif yang relevan dan menyangkut program / kurikulum
Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi lebih bersifat komfrehensif yang didalamnya meliputi pengukuran. Disamping itu, evaluasi pada hakekatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan evaluasi ( value judgment ) tidak hanya didasarkan kepada hasil pengukuran (quantitatif description), dapat pula didasarkan kepada hasil pengukuran (measurement) maupun bukan pengukuran (non-measurement) pada akhirnya menghasilkan keputusan nilai tentang suatu program / kurikulum yang dievaluasi.
a.       Konsep Penting dalam Evaluasi Kurikulum
Konsep - konsep penting dalam evaluasi:
-          Proses
Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil / produk. Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah nilai dan arti evaluan; sedangkan kegiatan untuk sampai kepada pemberian nilai dan arti itu yang dinamakan evaluasi
-          Pemberian nilai
Dilakukan apabila seorang evaluator memberikan pertimbangannya mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat dari luar (internal pada diri evaluan)
-          Pemberian arti
Berhubungan dengan posisi & peranan evaluan tersebut dalam suatu konteks tertentu. Dapat saja terjadi kurikulum yang memiliki nilai yang indah dan baik tetapi tidak memiliki arti yang penting setelah dilaksanakan di sekolah
D.    Pentingnya Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar yang berubah.
Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area – area kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih baik. Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini biasanya dilakukan waktu proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai kebaikan kurikulum apakah kurikulum tersebut masih tetap dilaksanakan atau tidak, yang dikenal evaluasi sumatif.
E.     Model Evaluasi Kurikulum
Secara garis besar model evaluasi kurikulum digolongkan ke dalam empat rumpun model, yaitu : model measurement, congruence, illumunation, dan educatioral system evaluation.
a.       Measurement (Pengukuran)
Evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran perilaku siswa untuk mengungkapkan perbedaan individual maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan terutama untuk keperluan seleksi siswa, bimbingan pendidikan dan perbandingan efektifitas antara dua atau lebih program / metode pendidikan. Obyek evaluasi ditiitik beratkan pada hasil belajar terutama dalam aspek kognitif dan khususnya yang dapat diukur dengan alat evaluasi yang objektif dan dapat dilakukan. Jenis data yang dikumpulkan dalam evaluasi adalah data objektif khususnya skor hasil tes. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekaran / cara - cara berikut :
1)      Menempatkan ’kedudukan’ setiap siswa dalam evaluasi dalam kelompoknya melalui perkembanagan norma kelompok dalam evaluasi hasil belajar.
2)      Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelommpok yang menggunakan program/metode pengajaran yang berbeda - beda, melalui analisis secara kuantitatif.
3)      Tekhnik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk obyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang raliabel dan valid.
b.      Congruence (Penyesuaian)
Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian atau congruence antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, untuk melihat sejauhmana perubahan hasil pendidikan telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka penyempurnaan program, bimbingan pendidikan dan pemberian informasi kepada pihak pihak diluar pendidikan. Objek evaluasi dititik beratkan pada hasil belajar dalam bentuk kognitif, psikomotorik maupun nilai dan sikap. Jenis data yang dikumpulkan adalah data objektif khususnya skor hasil tes. Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditemouh pendekatan/cara - cara berikut:
1)      Menggunakan prosedur pre-and post-assesment dengan menempuh langkah - langkah pokok sebagai berikut: penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi.
2)      Analisis hasil evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian.
3)      Tekhnik evaluasi mencakup tes dan tekhnik - tekhnik evaluasi lainnya yang cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan.
4)      Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih program.
c.       Illumunation (Penerangan/penyempurnaan)
Evaluasi pada dasarnya merupakan studi mengenai : pelaksanaan program, pengaruh faktor lingkungan, kebaikan - kebaikan dan kelemahan program serta pengaruh  program terhadap perkembangan hasil belajar. Evaluasi lebih didasarkan pada judgment (pertimbangan) yang hasilnya diperlukan untuk penyempurnaan program. Objek evaluasi mencakup latar belakang dan perkembangan program, proses pelaksanaan, hasil belajar dan kesulitan kesulitan yang dialami. Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya dan subyektif (judgment data). Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara - cara berikut.
1)      Menggunakan prosedur yang disebut progressive focussing dengan langkah langkah pokok : orientasi, pengamatan yang lebih terarah, analisis sebab-akibat.
2)      Bersifat kualitatif-terbuka, dan fleksibel-elektif.
3)      Tekhnik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket analisis dokumen dan bila perlu mencakup pula tes.
d.      Educational system evaluation
Evaluasi pada dasarnya perbandingan antara performance setiap dimensi program dan kriteria, yang akan berakhir dengan suatu deskripsi dan judgment. Hasil evaluasi diperlukan untuk penyempurnaan program dan penyimpulan hasil program secara keseluruhan. Objek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, peralatan), proses dan hasil yang dicapai dalam arti yang lebih luas. Jenis data yang dikumpulkan meliputi baik data objektif maupun data subyektif (judgment antara lain data). Dalam kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan/cara - cara berikut :
1)      Membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria internal.
2)      Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria eksternal yaitu performance program yang lain.
3)      Tekhnik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, angket dan analisis dokumen.[ii]



[i] www.tedi.uq.edu.au/conferences/A_conf/papers/Isaacs.html. 
[ii] www.outh.ac.uk/resined/evaluation/index.html.

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .