Tuesday, October 2, 2018

Makalah Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah

Hasil gambar untuk dinasti abbasiyah


Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyyah

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok 5
Mata kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Lutfi Faishol, M.Pd

Description: Description: C:\Users\Asus X453MA PC\Pictures\Institut-Agama-Islam-Bunga-Bangsa-Cirebon.png

       Disusun Oleh :
Aprilia Putri Astuti
Dean Natur Rofiq
Jihan Wahyuni
Nurul Fadlillah



PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
INSTITUT AGAMA ISLAM  BUNGA BANGSA CIREBON
Jalan Widarasari III Tuparev-Cirebon
Tahun 2018

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.
            Tujuan kami membuat makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan kita semua  dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah peradaban islam. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.
            Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini, dan semogamakalah ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi kami yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, dan mudah-mudahan mendapat berkah dari Allah SWT.Amin.


                                                                                                Cirebon, 31 juli 2018                                                             



                                                                                                            Penyusun
                                   

                                                                                                                       
                                                                       



HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang.............................................................................................4
b.      Rumusan Masalah........................................................................................4
c.       Tujuan Pembahasan.....................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN
a.       Sejarah berdirinya dinasti abbasiyyah.........................................................5
b.      Para khalifah dinasti abbasiyyah………..………………………….……..6
c.       Masa kejayaan dinasti abbasiyyah…………………...………...................8
d.      Dinasti – dinasti yang memardekaan diri dinasti abbasiyyah….................8
e.       Faktor – faktor penyebab kemunduran dinasti abbasiyyah…...….............9

BAB III : PENUTUP
a.    Kesimpulan…………………...................................................................11

DAFTAR PUSTAKA







BAB I

PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
                   Diantara yang mempengaruhi beridirinya khilafah bani abbasiyyah adalah adanya beberapa kelompok umat yang sudah mendukung lagi terhadap kekuasaan imperium bani Umayah yang notabenenya korupsi, sekuler dan memihak sebagian kelompok diantaranya adalah kelompok syiah dan khawarij (badri yatim. 2008 : 49-50) serta kaum mawali (orang-orang yang baru masuk islam yang mayoritasnya dari persi). Mereka diperlakukan tidak adil dengan kelompok arab dalam hal pembebanan pajak yang terlalu tinggi, kelompok inilah yang mendukung revolusi abbasiyyah.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa hal perlu dirumuskan dalam makalah ini diantaranya :
1.    Bagaimana berdirinya dinasti abbasiyyah?
2.    Bagaimana kejayaan dinasti abbasiyyah?
3.    Bagaimana dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari abbasiyyah?
4.    Apa saja faktor-faktor kemunduran dinasti abbasiyyah?

C.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini, untuk mempelajari sejarah peradaban islam secara lebih rinci.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah berdirinya dinasti abbasiyyah
Dinasti abbasiyyah adalah pemerintahan islam yang berdiri setelah dinasti bani umayyah hancur. Nama abbasiyyah diambil dari nama paman nabi Muhammad SAW, yaitu abbas bin abdul muthalib sebagai penghormatan yang diberikan kepadanya dari anak dan cucu beliau yang berhasil membangun sebuah pemerintahan islam, yaitu daulah islamyah abbasiyyah.
Penggagas pertama berdirinya dinasti ini adalah ali bin Abdullah bin abbas bin abdul muthalib bin abdi manaf bin hasyim. Walaupun ali bin Abdullah tidak sempat mewujudkan berdirinya daulah abbasiyah, namun anak cucunya berhasil mewujudkan cita-cita Ali bin Abdullah tersebut setelah melalui perjuangan dan proses yang sangat panjang. Dengan demikian, para pendiri dinasti ini masih keturunan bani Hasyim seperti halnya Rasulullah SAW.
Diantara yang mempengaruhi beridirinya khilafah bani abbasiyyah adalah adanya beberapa kelompok umat yang sudah mendukung lagi terhadap kekuasaan imperium bani Umayah yang notabenenya korupsi, sekuler dan memihak sebagian kelompok diantaranya adalah kelompok syiah dan khawarij (badri yatim. 2008 : 49-50) serta kaum mawali (orang-orang yang baru masuk islam yang mayoritasnya dari persi). Mereka diperlakukan tidak adil dengan kelompok arab dalam hal pembebanan pajak yang terlalu tinggi, kelompok inilah yang mendukung revolusi abbasiyyah.
Disaat terjadi perpindahan kekuasaan dari ummayah ke abbasiyyah, wilayah geografis dunia islam membentang dari timur kebarat, meliputi mesir, sudan, syam, jazirah arab, irrak, parsi, sampai ke china. Kondisi ini mengantarkan terjadinya interaksi intensif antara daerah satu dengan daerah lainnya. Interaksi ini memungkinkan proses asimilasi budaya dan peradaban setiap daerah. Nyanyian dan music menjadi tren style kehidupan bangsawan dan pemuka istana era abbasiyyah. Anak-anak khalifah diberikan les khusus supaya pintar dan cukup dalam mendendangkan suara mereka. Seniman-seniman terkenal bermunculan, diantaranya Ibrahim bin Mahdi, Ibrahim Al Mosuly dan anaknya Ishak. Lingkungan istana berubah dan dipengaruhi nuansa borjuis mulai dari pakaian, makanan, dan hadirnya pelayan-pelayan wanita.
Para penguasa abbaiyyah membentuk masyarakat berdasarkan rasa persamaan. Pendekatan terhadap kaum Malawi dilakukan antara lain dengan mengadopsi sistim administrasi dari tredisi setempat (Persia) mengambil beberapa pegawai dan mentri dari bangsa Persia dan meletakkan ibu kota kerajaannya, Baghdad diwilayah yang dikelilingi oleh bangsa dan agama yang berlainan seperti bangsa Ariah dan Sumit dan agama islam, Kristen dan Majusi.
Pembagian kelas dalam masyarakat daulat abbasiyyah tidak lagi berdasarkan rasa tau kesukaan, melainkan berdasarkan jabatan, menurut jarzid zaidan, masyarakat abbasiyyah terbagi dalam 2 kelompok besar, kelas khusus dan kelas umum, kelas khusus teridiri dari khalifah, keluarga khalifah (bani hasyim) para pembesar Negara (menteri gubernur dan panglima), kaum bangsawan non bani hasyim (quraisy) pada umumnya. Dan para petugas khusus tentara dan pembantu istana. Sedangkan kelas umum teridiri dari para seniman, ulama, pujangga, fukoha, sodagar dan pengusaha buruh dan petani.

B.     Para khalifah dinasti abbasiyyah
1. Ali bin Abdullah
Namanya Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf al-quraysi. Ia termasuk keturunan Hasyim (bani Hasyim), suku quraysi sama halnya dengan Rasulullah SAW. Karena anak sepupu nabi, Ali bin Abdullah merasa paling berhak memegang tampuk kekuasaan kaum muslimin setelah khulafaurasyidin.
2. Muhammad bin Ali
                        Kematian Ali bin Abdullah menyalakan semangat Muhammad bin Ali untuk meneruskan cita-cita ayahnya. Selain menggandeng kaum mawali ia pun bekerjasama dengan kaum syi’ah yang menyimpan dendam terhadap daulah bani umayyah.
3. Ibrahim bin Muhammad
                        Ibrahim bin Muhammad yang bercita-cita melanjutkan perjuangan ayah dan kakeknya giat melancarkan propaganda anti pemerintahan umayyah. Dengan bantuan Abu muslim al-khuransi yang menguasai kaum mawali dikhurasan, Ibrahim telah menguasai beberapa kota yaitu khurasan, khufah, basrah, mekkah dan madinah.
4.      Abu abbas As-safah
Ia adalah adik dari Ibrahim bin Muhammad. Abu abbas as-safah merupakan salah seorang yang berpengalaman dalam pembentukan Daulah bani abbas. Abu abbas as-safah adalah khalifah abbasiyyah pertama. Ia dinobatkan sebagai khalifah setelah berhasil memenangkan berbagai pertempuran melawan pasukan umayyah. Nama aslinya adalah Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin abbas.
5.      Abu jafar al-mansyur
Abu jafar al-mansyur adalah saudara Abu abbas as-safah. Ia termasuk salah seorang pendiri daulah abbasiyah. Bersama abu abbas dan Abu muslim al-khurasani, ia memimpin pasukan melakukan pemberontakan terhadap penguasa bani umayyah hingga berhasil dibunuh dan digulingkan kekuasaannya.
6.      Abu Muslim al-khurasani
Ia adalah pimpinan gerakan agama dan politik di khurasan, Persia (Iran) yang paling berjasa kepada bani abbas dalam usaha menumbangkan dinasti bani umayyah. Nama aslinya adalah Abdurrahman bin Mualim, akrab dengan panggilan Abu muslim. Al-khurasani di misbahkan kepada daerah khurasan.
C.     Masa kejayaan dinasti abbasiyyah
Masa ini adalah masa keemasan atau masa kejayaan umat islam sebagai pusat dunia dalam berbagai aspek peradaban. Kemajuan itu hampir mencakup semua aspek kehidupan:
a.       Adminidtratif dengan biro-bironya
b.      Sistem organisasi militer
c.       Administrasi wilayah pemerintahan
d.      Pertanian, perdagangan dan industry
e.       Islamisasi pemerintahan
f.       Kajian dalam bidang kedokteran, astronomi, matematika, geografi, historiografi, filsafat islam, teologi, hukum (fiqih), dan etika islam, sastra, seni, dan penerjemahan.
g.      Peendidikan, kesenian, arsitektur, meliputi pendidikan dasar (kutab), menengah dan perguruan tinggi; perpustakaan dan took buku, media tulis, seni rupa, seni music dan arsitek.

D.    Dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari abbasiyyah.

-          Dinasti rustamiyah
(144-296 hijriyah/761-908 masehi)
-          Dinasti idrisiyah
(172-364 hijriyah/789-975 masehi)
-          Dinasti aghlabiyah
(186-296 hijriyah/800-909 masehi)
-          Dinasti thahiriyah
-          (205-259 H/821-873 M)
-          Dinasti tuluniyah
(254-292 H/868-905 M)
-          Dinasti ikhsyidiyah
(323-358 hijriyah/934-969 masehi)
-          Dinasti samaniyah
(261-389 hijriyah/875-999 masehi)
-          Dinasti shaffariyah
(254-295 hijriyah/868-908 masehi)
-          Dinasti hamdaniyah
317-394 H/929-1003 M
-          Dinasti gaznawiyah
(351-582 H/692-1187 M
-          Dinasti qaramithah
(258-418 H/871-1027 M)
-          Dinasti fathimiyah
(295-567 H/909-1171 M)
-          Dinasti buwaihiyah
(334-447 H/945-1055 M)
-          Dinasti saljuk
(429-701 H/1037-1302 M)

E.     Faktor – faktor penyebab kemunduran dinasti abbasiyyah.
a.    Faktor intern
1)      Kemewahan hidup dikalangan penguasa
Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai dinasti abbasiyyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah, bahkan cenderung mencolok. Setiap khalifah cenderung ingin lebih mewah daripada pendahulunya. Kondisi ini memberi peluang kepada tentara profesional asal turki untuk mengambil alih kendali pemerintahan.
2)      Perebutan kekuasaan antara keluarga bani abbasiyyah
Perebutan kekuasaan dimulai sejak masa Al-Ma’mun dengan Al-Amin. Ditambah dengan masuknya unsur turki dan parsi. Setelah Al-Mutawakkil wafat, pergantian khalifah terjadi secara tidak wajar. Dari kedua belas khalifah pada priode kedua dinasti abbasiyyah, hanya empat orang khalifah yang wafat dengan wajar. Selebihnya para khalifah itu wafat karena dibunuh atau diracun dan diturunkan secara paksa.
3)      Konflik keagamaan
Sejak terjadinya konflik antara muawiyah dan khalifah ali yang berakhir dengan lahirnya tiga kelompok umat: pengikut muawiyah, syi’ah dan khawarij, ketiga kelompok ini senantiasa berebut pengaruh. Yang senantiasa berpengaruh pada masa kekhalifahan muawiyah maupun masa kekhalifahan abbasiyyah adalah kelompok sunni dan kelompok syi’ah. Walaupun pada masa-masa tertentu antara kelompok sunni dan syi’ah saling mendukung, misalnya pada masa pemerintahan buwaihi, antara kedua kelompok tak pernah ada satu kesepakatan.
b.    Faktor ekstern
1)      Banyaknya pemberontakan
Banyak daerah yang tidak dikuasai oleh khalifah, akibat kebijakan yang lebih menekankan pada pembinaan peradaban dan kebudayaan islam, secara real, daerah-daerah itu berada dibawah kekuasaan guberur-gubernur yang bersangkutan. Akibatnya provinsi-provinsi tersebut banyak yang melepaskan diri dari genggaman penguasa Bani Abbas.
2)      Dominasi bangsa turki
Pada abad ke Sembilan, kekuatan militer abbasiyyah mulai mengalami kemunduran. Sebagai gantinya, para penguasa abbasiyah memperkerjakan orang-orang professional dibidang kemiliteran, khususnya tentara turki, kemudian mengangkatnya menjadi panglima-panglima. Pengangkatan anggota militer inilah, dalam perkembangan selanjutnya yang mengancam kekuasaan khalifah.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dinasti Abbasiyah adalah pengubah peradaban dunia Islam setelah Dinasti Ummawiyah. Yakni selama lima abad, dari 750-1258 M. Dinasti ini pun berasal dari nama keluarga Bani Hasyim, yang seketurunan dengan nabi Muhammad SAW. Pada zaman abbasiyyah kekhalifahan (pemerintahan) berkembang sebagai sistem politik. Pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, ekonomi dan budaya. Selama lima abad, pemerintahan ini pun ada 37 khalifah yang menjalankan amanah menjadi pemimpin muslimin.
Pemerintahan Dinasti Abbasiyah dapat dibagi dalam dua periode. Periode I adalah masa antara tahun 750-945 M, yaitu mulai pemerintahan Abu Abbas sampai al-Mustakfi. Periode II adalah masa 945-1258 M, yaitu masa al-Mu’ti sampai al-Mu’tasim. Dalam menjalankan pemerintahan, Khalifah Dinasti Bani Abbasiyah pada waktu itu dibantu oleh wazir (perdana menteri) yang jabatannya disebut wizaraat.
 Wizaraat ini dibagi menjadi 2 yaitu: pertama, wizaraat tafwid (memliki otoritas penuh dan tak terbatas), periode Bani Abbasiyah membawa peradaban keemasan Islam di penjuru dunia. Sedangkan pada abad ke 10 M ini sistem kekhalifahan akhirnya menjadi terpecah menjadi tiga bagian, yakni Bagdad, Afrika Utara, dan Spanyol. Di Mesir, Muhammad ikhsyid berkuasa atas nama Bani Abbas.





Daftar Pustaka

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah peradaban islam. Cv. Pustaka setia:Bandung
As’ad, Mahrus. Dkk. 2009. Ayo mengenal sejarah kebudayaan islam. Erlangga : Bandung
Al-‘lim. Dar. 2011. Atlas sejarah islam. Puspa swara: jakarta
https://www.slideshare.net/ (diunduh pada 31 juli 2018) pukul 10:14

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .