Wednesday, October 24, 2018

Makalah Strategi dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab


Hasil gambar untuk pembelajaran sd istima'
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas KelompokMata Kuliah
Pembelajaran Bahasa Arab
“Strategi dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Mencapai Kompetensi Didengar”
Dosen Pengampu : Muhammad Syauqi, MA.Pd.
MAKALAH
logo
Kelompok 9:
Anisi
Faozah
Sri Amalia

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Strategi dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Mencapai Kompetensi Didengar” yang telah kami susun semaksimal mungkin berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber agar dapat mempermudah pembaca untuk memahami isi makalah ini.
Dalam menyelesaikan Makalah ini tentunya kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kami yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami susun ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan bermanfaat bagi kami sendiri maupun pembacanya, untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun menambah isi makalah menjadi lebih baik. Karena Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik segi susunan kalimat, tata bahasa maupun pengetahuan kami dalam makalah ini.





Cirebon, Agustus 2018

Penyusun




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR…………………………...………………………………...……….....2
DAFTAR ISI………………………………….....………………………………………….….3
BAB I .........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN………...........………….....…………………………………………...…...4
A.   Latar Belakang…....……………... …………………………………………………..…...4
B.   Rumusan Masalah….………....………………………………………………………..….4
C.   Tujuan Penulisan…….........................……………………………………………….........4










PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa arab adalah mata pelajaran yang sangat kompleks, karena terdiri dari berbagai terapan ilmu pengetahuan yang mencakup empat keterampilan bahasa, sehingga  membutuhkan guru yang kompeten dalam penguasaan materi dan pengelolaan kelas, terutama dalam hal pemanfaatan media pembelajaran atau penciptaan suasana yang nyaman guna menarik minat belajar para peserta didik.
Dalam proses pembelajaran bahasa, diperlukan kreativitas guru dalam memilih dan memadukan beberapa metode dan teknik pembelajaran. Oleh karena itu para guru bahasa dan mahasiswa jurusan pendidikan bahasa perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai pendekatan, metode, teknik, dan termasuk strategi pembelajaran bahasa, agar dalam kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal.
Pendidikan formal di Indonesia dimulai sejak pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi. Jumlah anak-anak di Indonesia setiap tahun selalu bertambah, anak-anak adalah seseorang yang harus mendapat pendidikan, untuk itu pendidikan dan pengajaran untuk anak-anak haruslah kreatif dan inovatif agar dapat menarik minat anak-anak untuk giat belajar.
Untuk itu dalam makalah kami ini, kami akan mencoba menguraikan hal- hal yang berkaitan dengan beberapa strategi pembelajaran dalam bahasa khususnnya dalam pembelajaran bahasa Arab untuk anak-anak.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian istima’ ?
2.      Sebutkan tahapan-tahapan dalam pembelajaran istima’!
3.      Apa saja strategi dalam pembelajaran istima’ untuk MI?
4.      Bagaimana teknik dalam pembelaran istima’ untuk MI ?

C.    Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui strategi dan teknik dalam pembelajaran bahasa arab untuk MI.

BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Istima’

Istima’ secara bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti mendengarkan atau menyimak. Istima’ secara istilah adalah sarana yang pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama manusia dalam tahapan-tahapan tertentu, melalui menyimak kita mengenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah dan tarkib-tarkibnya.[1]
Menyimak menggunakan indra pendengaran, namun bukan berarti saat mendengar seseorang sudah dikatakan sedang menyimak. Sesungguhnya proses menyimak tidak sekadar mendengar, tetapi lebih dari itu, yaitu mendengar dengan memusatkan perhatian kepada objek yang disimak. Proses menyimak merupakan kegiatan mendengarkan yang disengaja dalam rangka mencapai maksud-maksud tertentu. Maksud-maksud tersebut misalnya, untuk tujuan belajar, mengapresiasi sebuah karya, mendapatkan informasi khusus, memecahkan masalah, atau untuk memahami aspek-aspek sebuah bahasa.
B.     Tahapan-tahapan Dalam Pembelajaran Istima’:
1.      Fase pengenalan (Identifikasi)
Pengenalan pada tahap pertama ini difokuskan pada fonologi,[2] atau latihan-latihan yang bertujuan agar siswa dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa arab secara tepat. Latihan ini penting karena sistem tata bunyi bahasa arab dan bahasa indonesia mempunyai perbedaan yang sangat banyak.[3] Selain perbedaan fonem, diantara aspek-aspek yang menjadi masalah dalam mempelajari bahasa arab sebagai bahasa asing adalah sebagai berikut:[4]
1)      Bunyi harakat pendek dan panjang:
علِÙ…َ-عَالِÙ…ٌ
2)      Bunyi huruf-huruf yang sepintas mirip:
س-ص, ح-ه, أع
3)      Bunyi alif lam syamsiyah dan qomariyah:
النَّبِÙ‰ُّ, القَÙ„َÙ…ُ
4)      Bunyi huruf-huruf bertasydid:
عَÙ„َّÙ…َ–ÙŠُعَÙ„ِّÙ…ُ
5)      Bunyi huruf bertanwin:
Ù‚َÙ„َÙ…ٌ
Latihan pengenalan ini bisa berupa mendengar untuk membedakan dengan teknik mengontraskan pasangan-pasangan ucapan yang hampir sama. Contoh: Guru mengucapkan atau memperdengarkan kata, dan siswa diminta menebak yang didengarnya, misalnya :[5]

ص
س
Ø·
ت
ع
ا
صبح
سبح
طاب
تاب
عليم
اليم
صور
سور
طلاق
تلاق
عتت
أتت
صالح
سالح
طل
تل
عرضها
أرضها
صديد
سديد
طاء
تاء
عسير
أسير
صدا
سدا
طامة
تامة
عتوا
أتوا

2.      Fase Identifikasi Lanjutan
Tahapan yang kedua merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya. Jadi, setelah siswa mengenal bunyi bahasa Arab melalui ujaran-ujaran yang didengarnya, kemudian mereka harus dilatih untuk mengucapkan dan memahami. Maka tahapan ini terdiri atas dua faktor. Pertama, latihan mendengar dan mengikuti. Kedua, latihan membaca dan mendengar.
Pada permulaan, kegiatan ini dilakukan oleh guru, kemudian diikuti oleh siswanya. Latihan ini difokuskan pada bunyi-bunyi bahasa yang asing bagi siswa, misalnya bunyi-bunyi huruf ini .(ش , ص , ض , ع , غ , ق , ث , ح) .Selain itu, juga pada pengucapan vokal panjang atau pendek, huruf ber-syiddah, dan hal-hal lain yang tidak terdapat pada bahasa indonesia.
Setelah latihan mendengar dan mengikuti bacaan, langkah selanjutnya adalah latihan membaca dan mendengar. Latihan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat atau besarnya kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sesuatu yang didengar, sesuai atau tidaknya dengan kata yang dibacanya.
Untuk latihan membaca dan mendengar yang harus dilakukan dalah guru memperdengarkan bacaan yang direkam, dan siswa diminta membaca teks (dalam hati) mengikuti materi yang diperdengarkan.[6]

3.      Fase Pemahaman
Pada fase ini, siswa diajak untuk memahami pembicaraan sederhana yang dilontarkan oleh guru. Dalam fase ini tidak ada respon lisan, tetapi dengan perbuatan. Bentuk respon dapat berupa melakukan perintah dengan tulisan atau gambar. Misalnya:
اِرْسَÙ…ِ الْÙ…ُرَبَّعَ!
Gambarlah segi empat!

C.      Strategi PembelajaranIstima’DalamBahasaArab[7]
       Beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran istima’  dalam pembelajaran bahasa Arab, antara lain:[8]
1.        Strategi 1 (True or False)
Strategi ini bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan bacaan dan memahami isi bacaannya secara global. Dalam strategi ini yang dibutuhkan adalah rekaman bacaan dan potongan-potongan teks yang terkait dengan isi bacaan tersebut untuk dibagikan kepadasiswa.

Langkah-langkahnya adalah:
1.         Bagikan potongan-potongan teks yang dilengkapi dengan alternatif jawaban benar atau salah (B/S).
2.         Perdengarkan bacaan atau nash lewat kaset atau CD dan para siswa ditugaskan untuk menangkap isi bacaan secara umum.
3.         Setelah bacaan selesai, para siswa diminta membaca pernyataan-pernyataan yang telah dibagikan, kemudian memberikan jawaban benar atau salah terhadap pernyataan tersebut. Jika pernyataan tersebut sesuai dengan isi bacaan yang didengar, berarti benar, dan jika tidak sesuai maka jawabannya salah.
4.         Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya.
5.         Perdengarkan sekali lagi kaset tersebut agar masing-masing siswa dapat mencocokkan kembali jawaban yang telah ditulisnya.
6.         Berikanlah klarifikasi terhadap semua jawaban tersebut agar semua siswa mengetahui kebenaran dari jawaban mereka masing-masing.
2.     Strategi 2
Strategi ini lebih menekankan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi dalam setiap bacaan tersebut.
Langkah-langkahnya adalah:
1.         Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset maupun CD.
2.         Mintalah semua siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.
3.         Mintalah semua siswa untuk menjawab soal-soal yang disampaikan pada akhir bacaan tersebut. Jawaban dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis.
4.         Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya (presentasi).
5.         Berikan klarifikasi di akhir sessi terhadap jawaban siswa.
3.        Strategi 3
Strategi ini tidak hanya menitik beratkan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah didengarnya dengan bahasasendiri.
Langkah-langkahnya adalah:
1.         Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset atau CD.
2.         Tugaskan kepada setiap siswa untuk mencatat kata-kata kuncinya (keyword) sambil mendengarkan.
3.         Setelah selesai, para siswa diminta untuk mengungkapkan kembali isi bacaan tersebut dalam bentuk lisan atau tulisan.
4.         Mintalah setiap siswa untuk menyampaikan (mempresentasikan) hasilnya secara bergantian.
5.         Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa untuk memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.

D.    Tenik Pembelajaran Istima’ Dalam Bahasa Arab[9]
1.    Dengar Ucap
Teknik ini adalah langkah awal pembelajaran istima’, hal ini berguna bagi siswa yang belum pernah belajar bahasa Arab. Model ucapan dipersiapkan secara optimal oleh guru. Isi model ucapan berupa fonem, kosakata, kalimat. Model tersebut dibacakan sementara siswa mendengarkan, kemudian menirukan (Tarigan 1986: 52) teknik ini melatih kelancaran lidah dalam menyebutkan huruf Arab, kosa kata dan kalimat, sekaligus melatih membunyikan perbedaan bunyi huruf satu sama lain.
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru ketika menerapkan teknik dengar ulang ucap, guru harus benar-benar mengucapkannya dengan fasih, jika guru merasa kurang baik dalam menyebutkan huruf Arab, maka guru dapat menggunakan tape recorder dengan mengikuti langkah berikut:
1) Guru menyiapkan abjad Arab ditulis di papan tulis atau ditayangkan melalui layar, kemudian guru menyebutkan suara huruf tersebut satu persatu dengan benar atau sesuai dengan makhrajnya.
2) Kemudian siswa mengikuti menyebutkan huruf Arab dengan fasih secara berulang-ulang.
3) Setelah dirasa cukup guru melanjutkan untuk menyebutkan kata yang sesuai dengan madnya atau panjang pendeknya bunyi sebuah kata.
4) Kemudian diikuti oleh siswa sampai mereka dapat menyebutkan perbedaan huruf-huruf Arab dan memahamai panjang pendeknya bacaan tersebut.
2.    Dengar Tulis
Teknik dengar tulis berfungsi untuk melatih pendengaran siswa serta ketrampilan menuliskan apa yang didengar berupa kata atau kalimat dalam bahasa Arab. Teknik dengar tulis ini sama seperti teknik dengar ucap. Teknik dengar tulis yaitu siswa mendengar apa yang dibacakan oleh guru kemudian ditulis oleh siswa dibuku catatan (tarigan 1986: 55). Teknik dengar tulis mirip dengan teknik imla’ masmu’ yang ditemukan oleh Ahmad Qadir, yaitu guru membacakan sepotong kalimat pendek dalam bahasa Arab kemudian ditulis oleh siswa.
·         Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan kalimat pendek atau kata yang sesuai dengan tingkat kemampuan    siswa, kemudian guru membacakan kata atau kalimat pendek tersebut dengan pelan dan  jelas.
2)   Siswa menuliskan kata atau kalimat dalam buku catatan.
3   Guru dapat melanjutkan membacakan kata yang memiliki tingkat kesulitan atau kalimat yang sedikit panjang.
3.      Dengar dan Lakukan
a.      Instruksi
Guru melatih siswa dengan memberikan input berupa instruksi yang selama pelajaran berlangsung. Pertama-tama guru mengucapkan suatu instruksi dan melengkapi pernyataan tersebut dengan gerakan kepada siswa apa uang harus dilakukan siswa. Biasanya model kalimat yang diucapkan berupa kalimat perintah. Dengan begitu, semakin banyak dan bervariasi intruksi yang digunakan oleh guru, semakin banyak pula perbendaharaan tata dan ungkapan yang dimiliki siswa.
b.     Dengar dan Bergerak
Dengar dan bergerak merupakan salah satu kegiatan menyimak yang melibatkan gerakan fisik. Para siswa akan antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dan guru memiliki banyak peluang untuk berkereasi kerena begitu banyak variasi gerakan fisik yang dapat dilakukan bersama-sama dengan para siswa.
c.     Menirukan Cerita
Dalam kegiatan ini, guru menciptakan situasi bercerita dan mengajak para siswa ikut dalam situasi cerita dengan melakukan atau menirukan gerakan yang ada dalam cerita tersebut, seperti mendayung sampan dan menarik tali. Dengan demikian, siswa akan senang dan selalu menunggu gurunya mengajak melakukannya lagi.
d.     Menggambar atau Mewarnai Gambar
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling disenangi siswa. Namun, menggambar atau mewarnai gambar itu memerlukan waktu yang cukup lama. Jadi ketika guru memberikan input secara lisan, guru juga harus memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan perbagian dari suatu gambar.
4.    Menemukan Benda
Teknik menemukan benda ini bermanfaat bagi siswa untuk melatih daya ingat siswa terhadap kosa kata yang telah dihafal, serta melatih kecepatan merespon dan merealisasikan bunyi kosakata dengan bentuk konkrit. Teknik menemukan benda bermanfaat bagi guru untuk melatih siswa dalam menghafal kosakata. Jadi kosakata tidak dihafal secara teori tapi siswa mengetahui benda tersebut. Benda yang ditempatkan tersebut mampu mengingatkan siswa terhadap namanya dalam bahasa Arab. Langkah-langkah teknik ini berupa:
1) Guru menyiapkan benda-benda yang familiar dan mudah ditemukan, kemudian dimasukkan dalam satu box atau kotak dan letakkan kotak tersebut di depan kemudian guru menyebutkan nama benda tersebut satu persatu dengan jelas (Tarigan 1986: 59).
2) Setelah itu siswa disuruh mencari benda yang telah disebutkan namanya dalam kotak tersebut.

                                              









BAB III

PENUTUP

Istima’ secara bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti mendengarkan atau menyimak. Istima’ secara istilah adalah Sarana yang pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama manusia dalam tahapan-tahapan tertentu, melalui menyimak kita mengenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah dan tarkib-tarkibnya.
·         Tahapan-tahapan Dalam Pembelajaran Istima’:
1.      Fase pengenalan (Identifikasi)
2.      Fase Identifikasi Lanjutan
3.      Fase Pemahaman
·                  Ada 3 strategi yang bisa digunakan, strategi pertama yaitu Strategi yang bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan bacaan dan memahami isi bacaannya secara global. Strategi yang kedua yaitu Strategi yang lebih menekankan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Strategi yang ketiga yaitu strategi yang menitik beratkan kepada kemampuan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah didengarnya dengan bahasa sendiri.
·                  Ada 4 teknik yang bisa digunakan:
1.      Dengar ucap
2.      Dengar tulis
3.      Dengar dan Lakukan
4.      Menemukan benda

B.Saran
Seorang guru  hendaknya dapat memilih strategi dan teknik mana yang cocok digunakan dalam pengajaran istima’ pada tingkat pemula, sehingga membuat para siswa tertarik dan tidak mudah bosan terhadap proses pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA


Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Efendy, A.Fuad. 2005. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Subyakto-Nababan, Sri Utari. Metodologi Pengajaran Bahasa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993).
Tarigan, Henri Guntur. 1994.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
www.slideshare.net. Prosedur dan Tekhnik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al-Istima/’.













[1]Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 130.
[2] Sri Utari Subyakto-Nababan, Metedologi Pengajaran Bahasa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 157.
[3] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2009), hlm. 129.
[4] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011). Hlm. 131.
[5]Efendy, A.Fuad. 2005. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat,hlm. 130.

[6]  Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011). Hlm. 133.
                                      [9]http://eenkayunie.blogspot.com/2013/06/pembelajaran-bahasa-arab_24.html

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .