BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
[1]Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum, maka
selama membahas filsafat pendidikan akan berangkat dari filsafat. Filsafat
pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil
dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas,
pengetahuan, dan nilai.
Dalam filsafat terdapat berbgai
madzhab/aliran-aliran, seperti materialism, realism, pragmatism, dan lain-lain.
Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat
beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan filsafat pun kita akan
temukan berbagai aliran, sekurang-kurangnya sebanyak aliran filsafat itu
sendiri.
[2]Gagasan dan pelaksanaan pendidikan
selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat. Pendidikan selalu
mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial-budaya dan
perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran aliran pendidikan berlangsung seperti
suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu yang selalu
ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, karena dialog
tersebut akan mmelahirkan pemikiran-pemikiran baru. Agar diskusi dapat diikuti
dan dipahami maka ada berbagai aspek yang harus dipahami terlebih dahulu, karena
setiap calon tenaga pendidik harus memahami aliran-aliran pendidikan agar dapat
menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud filsafat pendidikan esensialisme?
2.
Apa
ciri-ciri dan prinsip-prinsip dari aliran esensialisme?
3.
Bagaimana
pandangan, sikap, dan penerapan esensialisme dalam bidang pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
megetahui definisi filsafat pendidikan esensialisme.
2.
Untuk
mengetahui ciri-ciri dan prinsip-prinsip dari aliran esensialisme.
3.
Untuk
mengetahui pandangan, sikap, dan penerapan esensialisme dalam bidang
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi filsafat pendidikan esensialisme
[3]Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata philo yang
berarti cinta, dan kata sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Filsafat
berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya
disebut philosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.
[4]Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini mendapat awalan
kata me sehingga menjadi mendidikbartinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,
tuntunan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Menurut Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasa
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
[5]Jadi, filsafat esensialisme pendidikan adalah suatu filsafat
pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada
trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan
progresif telah merusak standar-standar intelektual dan moral diantara kaum
muda.
[6]Esensialisme adalah pendidikan yang
didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat
manusia, yang muncul pada zaman renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda
dengan progresifisme. Perbedaannya yang utama adalah memberikan dasar berpijak
pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, dimana serta terbuka untuk perubahan,
toleran, dan tidak ada keterkaitan denga doktrin tertentu. Esensialisme
memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih
yang mempunya tata yang jelas. Idealisme dan realisme sebagai pendukung
esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan
sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing.
1)
Ciri-ciri Aliran Esensialisme
Menurut William C. Bagley ciri-ciri
filsafat pendidikan esensialisme adalah sebagai berikut :
1.
Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering timbul dari
upaya-upaya belajar awal yang memikkat atau menarik perhatian bukan karena
dorongan dari dalam diri siswa.
2.
Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang dewasa melekat
dalam masa balita yang panjang atau ketergantungan yang khusus pada spesies
mansia.
3.
Oleh karena kamampuan untunk kedisiplinan diri harus menjad
tujuan pendidikan.
4.
Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh dan kuat tentang
pedidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teri lemah.
Prinsip – prinsip pendidikan aliran
Esensialisme antara lain :
1.
Belajar pada dasarnya melibatkan kerja keras dan dapat menimbulkan
keseganan dan menekankan pentingnya prinsip disiplin.
2.
Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik
bukan pada anak didik.
3.
Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek
materi yang telah ditentukan.
4.
Sekolah harus mempertahankan metode-metode tradisional yang
bertautan dengan disiplin mental.
5.
Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan umum, karena dianggap tuntunan demokrasi yang nyata.
Pandangan dan penerapannya dibidang pendidikan
a)
Pandangan esensialisme mengenai belajar
Idealisme sebagai filsafat hidup, memulai tinjauannya
mengenai pribadi individu dengan menitikberatkan pada individu tersebut.
Menurut idealisme, bila seorang itu belajar pada taraf permulaan adalah
memahami dirinya sendiri, terus bergerak keluar untuk memahami dunia obyektif.
Dengan mengambil landasan fikir, belajar dapat didefinisikan sebagai jiwa
yang berkembang pada sendirinya sebagai substansi spiritual yang jiwanya
membina dan menciptakan diri sendiri. Belajar adalah menerima dan mengenal
secara sungguh-sungguh nilai-nilai sosial angkatan baru yang timbul untuk
ditambah dan dikurangi dan diteruskan kepada angkatan berikutnya. Dengan
demikian pandangan-pandangan realisme mencerminkan adanya dua jenis, yaitu
determinasi mutlak dan determinasi terbatas.
b)
Pandangan Esensialisme Mengenai Kurikulum
Sebab jika manusia mampu beberapa tokoh idealisme memandang
bahwa kurikulum itu hendaklah berpangkal pada landasan idiil dan organisasi
yang kuat. Kegiatan dalam pendidikan perlu disesuaikan dan ditujukan kepada
yang serba baik. Sehingga kegiatan dan keaktifan anak didik tidak terkekang,
asalkan sejajar dengan fundamen-fundamen yang telah ditentukan.
1.
Pandangan secara Ontologi
Sifat yang menonjol dari ontology
esensialisme adalah suatu konsep bahwa dunia ini dikusai oleh tata yang tiada
cela, yang mengatur isinya dengan tiada ada pula. Tujuan umum aliran ini adalah
membentuk pribadi bahagia di dunia dan di akhirat yang isi pendidikannya
mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu
menggerakkan kehendak manusia.
2.
Pandangan secara Epistimologi
Teori kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan adalah
jalan untuk mengerti epistimologi esensialisme. Sebab jika manusia mampu
menyadari realita sebagai mikrokosmos dan makrokosmos, maka manusia pasti
mengetahui dalam tingkat atau kualitas apa rasionya mampu memikirkan
kesemestinya.
3.
Pandangan secara Aksiologi
Pandangan ontologi dan epistimologi sangan mempengaruhi
pandangan aksiologi. Bagi aliran ini, nilai-nilai berasal, tergantung pada
pandangan-pandangan idealisme dan realisme sebab esensialisme terbina oleh
kedua syarat tersebut.
a.
Teori nilai menurut idealisme
Penganut idealisme berpegang bahwa
hukum-hukum etika adalah hukum kosmos, karena itu seseorang dikatakan baik jika
banyak interaktif berada di dalam dan melaksanakan hukum-hukum itu. Menurut
idealisme bahwa sikap, tingkah laku dan ekspresi perasaan juga mempunyai
hubungan dengan kualitas baik dan buruk
Prinsip sederhana realisme tentang
etika adalah melalui asas ontologi bahwa sumber semua pengetahuan manusia
terletak pada keteraturan lingkungan hidupnya. Esensialisme menerapkan prinsip
idealisme dan realisme secara eklektis, filsafat ini berpendapat bahwa alam
semesta dan isinya diatur oleh hukum yang mencakup semuanya sehingga tugas
manusia hanya memahami agar bisa menghargai dan menyesuaikan diri dengan
tatanan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Aliran Esensialisme merupakan aliran yang ingin kembali
kepada kebudayaan-kebudayaan lama. Dasar dari aliran Esensialisme ini adalah
pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah pada
keduniawian yang ilmiah dan materialistik.tujuan dari pada pendidikan yang
hendak dicapai oleh para ahli adalah untuk mewujudkan agar anak didik dapat
hidup bahagia demi kebaikan hidupnya sendiri.
Tujuan umum alitran Esensialisme adalah membentuk pribadi
bahagia dumia dan akhirat, dan isi penndidikannya mencakup ilmu pengetahuan,
kesenian, dan segala hal yang mengrah pada kehendak manusia.
B. SARAN
Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis
diberbagai bidang kehidupan manusia,terutama dalam bidang pendidikan. Untuk itu
kita harus memajukan sistem pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu modal
penerapan dalam pengembangan ilmu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari baik
formal maupun informal,yang berperan aktif menjadikan mutu pendidikan lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman,.Filsafat
Pendidikan Islam. Editor: Weni R. Wati, Cirebn: STAI Bunga Bangsa
Cirebon,2011
Mohammad
Muslih,Filsafat Ilmu: Kajian atas Asumsi Dasar,
Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. Editor: Surgana,Yogyakarta:Belukar,2014
[1] Mohammad Muslih,Filsafat Ilmu: Kajian
atas Asumsi Dasar, Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. Editor: Surgana,Yogyakarta:Belukar,2014
hal:21
[3] Sulaiman,.Filsafat Pendidikan Islam. Editor: Weni R.
Wati, Cirebn: STAI Bunga Bangsa Cirebon,2011 hal:1
[4] Sulaiman,.Filsafat Pendidikan Islam. Editor: Weni R.
Wati, Cirebn: STAI Bunga Bangsa Cirebon,2011 hal:3
[5] Sulaiman,.Filsafat Pendidikan Islam. Editor: Weni R. Wati,
Cirebn: STAI Bunga Bangsa Cirebon,2011 hal :20
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .