Di ajukan untuk
Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
SEJARAH
PERADABAN ISLAM
“SEJARAH KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA”
Dosen pengampu : Lutfi Faisol , M.Pd
Disusun Oleh :
DIAN AJENG
PERTIWI
FAZA AMALIA
HUSNUL
KHOTIMAH
RIZAH UMAMI
NUR
PGMI A/3
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA
CIREBON
FAKULTAS TARBIYAH PRODI PGMI
Jln. Widasari III Tuparev Cirebon.
Telp (0234) 246 215
2018-2019
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami
haturkan kehadirat Allah Swt yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
penyusuanan makalah sejarah kebudayaan islam dengan judul sejarah Peradaban
Islam dengan judul kerajaan syafawi di Persia.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah sejarah Peradaban Islam dalam penyusunan makalah kami ini
kami menyadari masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami tidak menutup
diri para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan
dan pengikatan kualitas penyusunan makalah selanjutnya,
Dan kami berharap semoga makalh ini bisa
memberikan suatu manfaat bagi kami penyusun dan para pembacanya.
Cirebon ,31 juli 2018
Penyusun
Pemakalah
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR
ISI..........................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN
a. latar
belakang..........................................................................................4
b. rumusan
masalah……………………………………………………….5
c. tujuan
pembahasan…………………………………………………….6
BAB II: PEMBAHASAN
a. Sejarah berdirinya kerajaan
safawi di persia.
b. Perkembangan
kerajaan safawi di persia
c. Sebab
kemunduran kerajaan safawi di persia.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana latar
belakang awal munculnya kerajaan syafawi di Persia
2.
Bagaimana
perkembangan kerajaan syafawi dalam bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, seni dan politik.
3.
Apa sebab
terjadinya kemunduran kerajaan syafawi.
Tujuan
pembahasan
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah berdirinya kerajaan safawi di persia. serta untuk
mengetahui bagaimana latar belakang, perkembangan, dan sebab kemunduran
kerajaan safawi di persia.
A.
Sejarah berdirinya Kerajaan
safawi dipersia
Kerajaan Safawi
berdiri secara resmi di Persia pada 1501 M. Namun kerajaan ini tidak berdiri
sendiri. Peristiwa tersebut berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya
dalam rentang waktu yang cukup panjang. Yakni kurang lebih 2 abad, waktu yang
hampir sama dengan usia kerajaan Safawi. Cikal bakal Safawi tumbuh lambat laun,
tapi pasti menuju zaman yang penuh dengan muatan historis yang sangat penting.
Ketika
kerajaan usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan syafawi dipersia
baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya,
kerajaan syafawi sering bentrok dengan kerajaan Turki Usmani.
Berbeda
dari dua kerajaan besar islam lainnya
(usmani dan mughal), kerajaan syafawi menyatakan, syi’ah sebagai madzhab
negara. Karena itu, kerajaan ini dapat dianggap sebagaipeletak pertama dasar
terbentuknya negara Iran dewasa ini.
Kerajaan
syafawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di ardabil, sebuah
kota di Azerbaijan, tarekat ini diberi nama tarekat syafawi, didirikan
pada waktu yang hampir bersama dengan
berdirinya kerajaan Usmani. Nama Syafawiyah di ambil dari nama pendirinya Safi Al-Din (1252-1334 M) dan nama
Syafawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik.
Bahkan nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan
kerajaan.
Safi
Al-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan
dari Imam Syi’ah yang keenam,Muza Al-Kazhim. Gurunya bernama Syaikh Taj Al-Din
Ibrahim Zahidi (1216-1301M) yang dikenal dengan julukan zahid Al-Gilani. Karena
prestasi dan ketekunanya dalam kehidupan tasawuf, safi Al-Din diambil menantu
oleh gurunya tersebut.
Safi
Al-Din mendirikan tarekat Safawiyah setelah ia menggantikan guru dan sekaligus
mertuanya yang wafat tahun 1301 M. Pengikut tarekat ini sangat teguh memegang
ajaran agama.
Pada
mulanya tasawuf safawiyah bertujuan memerangi orang-orang ingkar, kemudian
memerangi golongan yang mereka sebut “ahli-ahli bidah”. Tarekat yang dipimpin
syafi Al-Din ini semakin penting, treutama setelah ia mengubah bentuk gerakan
itu dari pengajian tasawuf murni yang berdsifat lokal mejadi gerakan keagamaan
yang besar pengaruhnya dipersia, syiria dan anatolia.
Suatu
hal yang sangat spektakuler dari kerajaan syafawi bahwa kerajaan tersebut
beraliran syi’ah dan menjafikannya sebgai dasar keyakinan negara (Marshal G.S.
Hodson t.th.: 16) syekh safiudun beraliran syi’ah dan mempunyai pengaruh besar
di daerah persia (Nasution, op cit. Hlm.84)
Uraian
di atas dapat dipahami bahwa penggagas awal berdirinya kerajaan syafawi adalah
syekh ishaq syafiuddin yang semula hanya sebgai mursyid tarekat dengan tugas
dakwah agar umat islam secara murni berpegang teguh pada ajaran agama. Namun,
pada tahun selanjutnya setelah memperoleh banyak pengikut fanatik akhirnya
aliran tarikata ini berubah menjadi gaerakan politik dan awal memperoleh
kekuasaan secara konkret pada masa junaid. Kerajaan safiudun beraliran syi’ah
dan menjadikannya sebagai dasar keyakinan negara.
Dibawah
pimpinan ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Izilbaz menyerang dan mengalahkan A-k
Koyunlu di shorur, dekat nakchipan pasukan ini terus berusaha memasuki dan
menaklukkan tabriz, ibu kota AK koyunlu dan berhasil merebut serta
mendudukinya. Dikota ini ismail memproklamasikan dirinya sebgai raja pertama
dinasty syafawi ia disebut juga ismail I.
Ismail
I berkuasa kurang lebih 23 tahun yaitu antar tahun 1501-1504 pada sepuluh tahun
pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaaanya. Ia dapat menghancurkan
sisa-sisa kekuatan AK koyunlu di Hamadan (1503M). Menguasai provinsi di kaspia
dinazan daran, gurgan, dan yazid (1504 M ), diarbaqer, (1505-1507 M), bagdad
dan daerah barat daya persia, (1508 M), sirwan (1509) dan kharasan (1510M).
Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaan sudah meliputi seluruh
wilayah persia dan bagian timur bulan sabit subur (fortille cressem)
Tidak
sampai disitu, ambisi politik mendorongnya untuk terus mengembangkan sayap
menguasai daerah-daerah lainnya, seperti ke turki usmani. Namun, ismail bukan
hanya menghadapi musuh yang sangat kua tetapi juga sangat membenci golongan
syi’ah. Peperangan dengan turki usmani terjadi pada tahun 1514 M. Di Chaldiran
dekat tabriz. Karena keunggulan organisasi militer kerajaan usmani, dalam
peperangan ini ismail I mengalami kekalahan, malah turki usmani di bwah
pimpinan sultan salim dapat menududuki tabriz kerajaan syafawi terselamatkan
dengan pulangnya sultan usmani keturki karena terjadi perpecahan militer turki.
Kekalahan
tersebut meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan diri ismail akibatnya,
kehidupan ismail I berubah. Ia lebih senang menyendiri, menempuh kehidupan
hura-hura dan berburu. Keadan ini menimbuljkan keadaan negartif bagi kerajaan
syafawi, yaitu terjadinya persaingan segitiga antara pimpinan suku-suku turki,
pejabat-pejabat keturuanan persia, dan pizilbaz dalam merebut pengaruh untuk memipin
kerajaan syafawi.
Rasa
permushan dengan kerajaan usmani terus berlangsung sepeninggal ismail.
Peperanagn antara dua kerajaan islam
besar ini terjadi beberapa kali
pada zaman pemerintahan thamast I (1524-1576 M), Ismail II (1576-1577 M), dan
Muhammad Kuda Bnada (1577-1587 M) pada masa tiga raja tersebut, kerajaan
syafawi dalam keadaan lemah. Disamping karena sering terjadi peperanagan
melawan kerajaan usmani yang lebih kuat, juga karna sering terjadi pertentangan
antara kelompok-kelompok dalam negri.
Kondisi
memprihatinkan ini baru bisa di atasi setelah raja syfawi kelima, Abbas I, naik
tahta. Ia memerintah dari tahun 1588-1528 M. Langkah-langkah yang ditempuh oleh
Abbas I dalam Usaha-usaha yang dilakukan Abbas I tersebut berhasil membuat
kerajaan syafawi kuat kembali. Setelah itu, Abbas I mulai memusatkan
perhatiannya keluar dengan berusaha merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaanya
yang hilang. Pada tahun 1598 M, ia menyerang dan menaklukkan herat. Dari sana,
ia melanjutkan serangan merebut Marw dan Balkh. Serta kekuatan terbina dnegan
baik, ia juga berusaha kembali mendapatkan wilayah kekuasaanya dari tutrki
usmani. Abbas I mengarahkan serangan-serangannya kewilayah kerajaan usmani itu.
Pada tahun 1602 M. Disaat turki usmani berada berada sultan Muhammad III,
Pasukan Abbas I menyerang dan berhasil menguasai Tabriz, sirwan dan Baghdad.
Sedangkan kota-kota Nakhchivan, erivan, ganja, dan tiflis dapat dikuasai tahun
1605-1606 M. Selanjutnya, pada tahun 1622 M pasukan Abbas I berhasil merebut
kepulauan Hurmuz dan mengubah kepulauan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas.
Masa
kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan syafawi secara politik, ia
mampu mengatasi berbagai kemelut, di dalam negri yang menganggu stabilitas
negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh
kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.
B.
WUJUD KEMAJUAN KERAJAAN SAFAWI
Kemajuan
yang dicapai kerajaan syafawi tidak hanya terbatas dibidang politik. Dibidang
yang lain, kerajaan ini juga mengalami banyak kemajuan.
kemajuan-kemajuan itu
antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Bidang
ekonomi
Stabilitas politik kerajaan syafawi pada
masa Abbas I ternyata telah memacu perkembangan perekonomian syafawi,
lebih-lebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun di ubah
menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya bandar ini maka salah satu jalar
dagang laut antara timur dan barat yang biasa diperebutkan oleh belanda,
inggris, dan perancis sepenuhnya menjadi milik kerajaan syafawi.
Disamping
sektor perdagangan, kerajaan kerajaan syafawi juga mengalami kemajuan disektor
pertanian terutama didaerah bulan sabit subur (fortile crescent)
2.
Dalam
bidang Ilmu pengetahuan
sejarah
islam bangsa persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa
mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila pada
masa kerajaan syafawi tradisi keilmuan ini terus berlanjut
Ada
beberapa ilmuan yang selalu hadir dimajlis istana, yaitu Baha Al-Din
AS-syairazi, generalis ilmu pengetahuan sadar Al-Din AS-syairazi, filosof, dan
Muhammad Baqir Ibn Muhammad Damad, filosof ahli sejarah teolog dan seorang yang
pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-lebah.[1] Dalam bidang ini kerajaan
syafawi mungkin dapat dikatakan lebih berhasil dari dua kerajaan islam besar
lainnya pada masa yang sama.
3.
Bidang
pembangunan fisik dan seni
Para
penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan isfahan, ibu kota kerajaan,
menjadi kota yang sangat indah. Dikota tersebut berdiri bangunan-bangunan besar
lagi indah seperti masjid-masjid, rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan
raksasa, di atas zende Rud, dan istana Chihil sutun. Kota isfahan juga
diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata secara apik.
Ketika
Abbas I wafat, di sfahan terdapat 162 mesjid 48 akademi 1802 penginapan dan 273
pemandian umum. [2]
Dibidang
seni kemajuan tampak begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan –bangunanya,
seperti terlihat pada masjid shah yang dibangu
tahun 1611 M dan masjid syaih luthf Allah yang dibangun tahun 1603M.
Unsur seni lainnya terlihat pula dalam bentuk kerajinan tangan kerami, karpet,
permadani,pakaina, dan tenunan, model,tembikar, dan senilainnya. Seni lukis
mulai dirintis sejak jaman Tahmasp I. Raja ismail I pada tahun 1522 M. Membawa
seorang pelukis timur ke Tabriz pelukis itu bernama Bizhad.[3]
Demekianlah puncak kemajuan yang dicapai
oleh kerajaan syafawi .setelah itu , kerajaan ini mengalami gerak mwnurun.
Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga
kerajaan besar islam yang disegani oleh lawan-lawannya ,terutama dalam bidang
politik dan militer. walaupun tidak setara dengan kemajuan islam dimasa klasik,
kerajaan ini telah memberikan konstribusinya mengisi peradaban islam melalui
kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi ilmu pengetahuan peninggalan seni dan
gedung-gedung bersejarah.
C.
Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi
Sepeninggal
Abbas I, kerajaan Safawi berturut-turut dipimpin oleh enam raja, yaitu Safi Mirja (1628 - 1642 M), Abbas II (1642
– 1667 M), Sulaiman (1667 – 1694 M), Husein (1694 – 1722 M), Tahmasap II (1722
– 1732 M) dan Abbas III (1733 – 1736 M). Pada masa raja-raja tersebut kondisi
kerajaan Safawi tidak menunjukkkan grafik naik dan berkembang, tapi justru
memperlihatkan yang akhirnya membawa kepada kehancuran. Raja Safi Mirza (cucu
Abbas I) juga menjadi penyebab kemunduran Safawi karena dia seorang raja yang
lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Di lain sisi dia
juga seorang pencemburu yang akhirnya mengakibatkan mundurnya
kemajuan-kemajuan yang diperoleh
pemerintahan sebelumnya (Abbas I).
Kota Qandahar lepas dari kekuasaan Safawi, diduduki oleh kerajaan Mughal
yang ketika itu diperintah oleh Syah Jehan, sementara Baghdad direbut oleh
kerajaan Turki Usmani. Syah Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras
hingga ia jatuh sakit dan meninggal. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga
seorang pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya.
Akibatnya rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintahan. Ia diganti oleh
Syah Husein yang alim. Ia memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama Syi’ah
yang sering memaksakan pendapat penganut aliran Sunni.
Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan
sunni Afghanistan,. Pemberontakan bangsa Afgan tersebut terjadi pertama kali
pada tahun 1709 M di bawah pimpinan Mir Vais yang berhasil merebut wilayah
Qandahar. Pemberontakan lainnya terjadi di Heart, suku Ardabil Afghanistan
berhasil merebut masyad. Mir Vais di gantikan oleh Mir Mahmud dan ia dapat
mempersatukan pasukannya dengan pasukan Ardabil, sehingga ia mampu merebut
Afghan dari kekuasaan Safawi. Karena desakan dan ancaman dari Mir Mahmud, Syah
Husein akhirnya mengakui kekuasaan Mir Mahmud dan mengangkatnya menjadi
gubernur di Qandahar dengan gelar Husein Quli Khan (budak Husein).dengan
pengakuan ini, Mir Mahmud makin leluasa bergerak sehingga tahun 1721 M, ia
merebut Qirman dan tak lama kemudian ia menyerang Isfahan dan memaksa Syah
Husein menyerah tanpa syarat. Pada tahun 1722 M Syah Husein menyerah dan Mir
Mahmud memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan.
Salah seorang
putra Husein yang bernama Tahmasap II, mendapat dukungan penuh dari suku Qazar
dari Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah atas Persia dengan
pusat kekuasaan di kota Astarabat. Tahun 1726 M, Tahmasap II bekerjasama dengan
Nadir Khan dari suku Afshar untuk memerangi dan mengusir bangsa Afghan yang
menduduki Isfahan. Asyraf, pengganti Mir Mahmud, yang berkuasa di Isfahan
digempur dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf sendiri
terbunuh dalam peperangan itu dengan demikian Kerajaan Safawi kembali berkuasa.
Namun pada tahun 1732 M, Tahmasap II di pecat oleh Nadir Khan dan di gantikan
oleh Abbas III (anak Tahmasap II) yang ketika itu masih sangat kecil. Empat
tahun setelah itu 1736 M, Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan
Abbas III, dengan demikian berakhirlah kekuasaan Kerajan Safawi di Persia.
Adapun
sebab-sebab kemunduran dan kehancuran Kerajaan Safawi yaitu:
a.
Adanya konflik yang berkepanjangan
dengan Kerajaan Usmani berdirinya Kerajaan Safawi yang bermazhab Syiah
merupakan sebuah Ancaman Bagi Kerajaan Usmani sehingga tidak pernah ada
perdamaian antara kedua kerajaan besar ini.
b.
Terjadinya dekandensi moral yang
melanda sebagian pemimpin kerajaan Safawi, yang juga ikut mempercepat proses
kehancuran kerajaan ini. Kerajaan Sulaiman pecandu narkotik dan menyenangi
kehidupan malam selama tujuh tahun tidak pernah sekalipun menempatkan diri
menangani pemerintahan, begitu pula dengan Syah Husein.
c.
Pasukan Ghulam yang di bentuk Abbas
I ternyata tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi seperti QizilBash.
Hal ini di karenakan mereka tidak memiliki ketahanan mental kerena tidak di
persiapkan secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani. Kemorosotan aspek
kemiliteran ini sangat besar pengaruhnya terhadap lenyapnya ketahanan dan
pertahanan kerajaan Safawi.
d.
Sering terjadinya konflik internal
dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga Islam.
e.
“ulama mulai meragukan otoritas Syah
yang berlangsung secara turun temurun, sebagai penanggung jawab pertama atas
ajaran Islam syiah”.[4][13
Bagian III
PENUTUP
Kesimpulan
Kerajaan
Safari berasal dari sebuah Tarekat Sufi. Nama Safawi di ambil dari nama pendiri
tarekat tersebut Safi Al-din Ishak Al-Ardabily.
Kemajuan
kerajaan Safawi terjadi pada masa pemerintahan Syah Abbas I, ia berhasil
memperbaiki system politik dan perekonomian kerajaan sehingga banyak
gedung-gedung yang di bangun pada masa pemerintahan. Gedung yang di bangun oleh
Abbas I antara lain 162 unit Mesjid, 48 unit perguruan tinggi, 1082 unit Losmen
untuk tamu syah, 237 unit pemandian umum. Bangunan yang palin terkenal adalah
Mesjid Lutfullah, Istana Chihil Sutun, jemabatan besar di atas sungai Zende Rud
dan Taman Bunga Empat Penjuru.
Kemunduran
Safawi terjadi karena setelah Abbas I tidak ada lagi pemimpin Safawi yang
secakap Abbas I dalam hal kepemimpinan. Dan terjadi konflik internal di dalam
Kerajaan Safawi sendiri, di tambah lagi konflik dengan Turki Usmani.
DAFTAR
PUSTAKA
Supriyadi dedi, “SEJARAH PERADABAN ISLAM” , (Bandung : Pustaka Setia ,
2008.
Badri yatim , “SEJARAH PERADABAN ISLAM” , (Jakarta: Rajawali Pers,
2015.
Zeeaziral,blogspot.com/2013/12/kerajaan-safawi-di-persia-sejarah.html
[1] ibid
[2] Marshal
G.S. hodgson, the venture of islam , vol.III, (chicago:the university of
chicago press,1981).
[3] ibid
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .