Wednesday, October 10, 2018

Makalah Sejarah Kerajaan Safawi di Persia

Gambar terkait

Di ajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
SEJARAH PERADABAN ISLAM
“SEJARAH KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA”
Dosen pengampu : Lutfi Faisol , M.Pd








Disusun Oleh :
DIAN AJENG PERTIWI
FAZA AMALIA
HUSNUL KHOTIMAH
RIZAH UMAMI NUR

PGMI A/3

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
FAKULTAS TARBIYAH PRODI PGMI
Jln. Widasari III Tuparev Cirebon. Telp (0234) 246 215
2018-2019
KATA PENGANTAR
  Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah Swt yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas penyusuanan makalah sejarah kebudayaan islam dengan judul sejarah Peradaban Islam dengan judul kerajaan syafawi di Persia.
  Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah sejarah Peradaban Islam dalam penyusunan makalah kami ini kami menyadari masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kami tidak menutup diri para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan dan pengikatan kualitas penyusunan makalah selanjutnya,
  Dan kami berharap semoga makalh ini bisa memberikan suatu manfaat bagi kami penyusun dan para pembacanya.










Cirebon ,31 juli 2018
Penyusun
Pemakalah




DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN
a.       latar belakang..........................................................................................4
b.      rumusan masalah……………………………………………………….5
c.       tujuan pembahasan…………………………………………………….6

BAB II: PEMBAHASAN
a.       Sejarah berdirinya kerajaan safawi di persia.
b.      Perkembangan kerajaan safawi di persia
c.       Sebab kemunduran kerajaan safawi di persia.

Rumusan Masalah
1.      Bagaimana latar belakang awal munculnya kerajaan syafawi di Persia
2.      Bagaimana perkembangan kerajaan syafawi dalam bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, seni dan politik.
3.      Apa sebab terjadinya kemunduran kerajaan syafawi.


Tujuan pembahasan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah berdirinya        kerajaan safawi di persia. serta untuk mengetahui bagaimana latar belakang, perkembangan, dan sebab kemunduran kerajaan safawi di persia.

A.   Sejarah berdirinya Kerajaan safawi dipersia
Kerajaan Safawi berdiri secara resmi di Persia pada 1501 M. Namun kerajaan ini tidak berdiri sendiri. Peristiwa tersebut berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dalam rentang waktu yang cukup panjang. Yakni kurang lebih 2 abad, waktu yang hampir sama dengan usia kerajaan Safawi. Cikal bakal Safawi tumbuh lambat laun, tapi pasti menuju zaman yang penuh dengan muatan historis yang sangat penting.
Ketika kerajaan usmani sudah mencapai puncak kemajuannya, kerajaan syafawi dipersia baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya, kerajaan syafawi sering bentrok dengan kerajaan Turki Usmani.
Berbeda dari dua  kerajaan besar islam lainnya (usmani dan mughal), kerajaan syafawi menyatakan, syi’ah sebagai madzhab negara. Karena itu, kerajaan ini dapat dianggap sebagaipeletak pertama dasar terbentuknya negara Iran dewasa ini.
Kerajaan syafawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di ardabil, sebuah kota di Azerbaijan, tarekat ini diberi nama tarekat syafawi, didirikan pada  waktu yang hampir bersama dengan berdirinya kerajaan Usmani. Nama Syafawiyah di ambil dari nama pendirinya Safi Al-Din (1252-1334 M) dan nama Syafawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan politik. Bahkan nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan kerajaan.
Safi Al-Din berasal dari keturunan orang yang berada dan memilih  sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan dari Imam Syi’ah yang keenam,Muza Al-Kazhim. Gurunya bernama Syaikh Taj Al-Din Ibrahim Zahidi (1216-1301M) yang dikenal dengan julukan zahid Al-Gilani. Karena prestasi dan ketekunanya dalam kehidupan tasawuf, safi Al-Din diambil menantu oleh gurunya tersebut.
Safi Al-Din mendirikan tarekat Safawiyah setelah ia menggantikan guru dan sekaligus mertuanya yang wafat tahun 1301 M. Pengikut tarekat ini sangat teguh memegang ajaran agama.
Pada mulanya tasawuf safawiyah bertujuan memerangi orang-orang ingkar, kemudian memerangi golongan yang mereka sebut “ahli-ahli bidah”. Tarekat yang dipimpin syafi Al-Din ini semakin penting, treutama setelah ia mengubah bentuk gerakan itu dari pengajian tasawuf murni yang berdsifat lokal mejadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya dipersia, syiria dan anatolia.
Suatu hal yang sangat spektakuler dari kerajaan syafawi bahwa kerajaan tersebut beraliran syi’ah dan menjafikannya sebgai dasar keyakinan negara (Marshal G.S. Hodson t.th.: 16) syekh safiudun beraliran syi’ah dan mempunyai pengaruh besar di daerah persia (Nasution, op cit. Hlm.84)
Uraian di atas dapat dipahami bahwa penggagas awal berdirinya kerajaan syafawi adalah syekh ishaq syafiuddin yang semula hanya sebgai mursyid tarekat dengan tugas dakwah agar umat islam secara murni berpegang teguh pada ajaran agama. Namun, pada tahun selanjutnya setelah memperoleh banyak pengikut fanatik akhirnya aliran tarikata ini berubah menjadi gaerakan politik dan awal memperoleh kekuasaan secara konkret pada masa junaid. Kerajaan safiudun beraliran syi’ah dan menjadikannya sebagai dasar keyakinan negara.
Dibawah pimpinan ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Izilbaz menyerang dan mengalahkan A-k Koyunlu di shorur, dekat nakchipan pasukan ini terus berusaha memasuki dan menaklukkan tabriz, ibu kota AK koyunlu dan berhasil merebut serta mendudukinya. Dikota ini ismail memproklamasikan dirinya sebgai raja pertama dinasty syafawi ia disebut juga ismail I.
Ismail I berkuasa kurang lebih 23 tahun yaitu antar tahun 1501-1504 pada sepuluh tahun pertama ia berhasil memperluas wilayah kekuasaaanya. Ia dapat menghancurkan sisa-sisa kekuatan AK koyunlu di Hamadan (1503M). Menguasai provinsi di kaspia dinazan daran, gurgan, dan yazid (1504 M ), diarbaqer, (1505-1507 M), bagdad dan daerah barat daya persia, (1508 M), sirwan (1509) dan kharasan (1510M). Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaan sudah meliputi seluruh wilayah persia dan bagian timur bulan sabit subur (fortille cressem)
Tidak sampai disitu, ambisi politik mendorongnya untuk terus mengembangkan sayap menguasai daerah-daerah lainnya, seperti ke turki usmani. Namun, ismail bukan hanya menghadapi musuh yang sangat kua tetapi juga sangat membenci golongan syi’ah. Peperangan dengan turki usmani terjadi pada tahun 1514 M. Di Chaldiran dekat tabriz. Karena keunggulan organisasi militer kerajaan usmani, dalam peperangan ini ismail I mengalami kekalahan, malah turki usmani di bwah pimpinan sultan salim dapat menududuki tabriz kerajaan syafawi terselamatkan dengan pulangnya sultan usmani keturki karena terjadi perpecahan militer turki.
Kekalahan tersebut meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan diri ismail akibatnya, kehidupan ismail I berubah. Ia lebih senang menyendiri, menempuh kehidupan hura-hura dan berburu. Keadan ini menimbuljkan keadaan negartif bagi kerajaan syafawi, yaitu terjadinya persaingan segitiga antara pimpinan suku-suku turki, pejabat-pejabat keturuanan persia, dan pizilbaz dalam merebut pengaruh untuk memipin kerajaan syafawi.
Rasa permushan dengan kerajaan usmani terus berlangsung sepeninggal ismail. Peperanagn antara dua kerajaan islam  besar ini  terjadi beberapa kali pada zaman pemerintahan thamast I (1524-1576 M), Ismail II (1576-1577 M), dan Muhammad Kuda Bnada (1577-1587 M) pada masa tiga raja tersebut, kerajaan syafawi dalam keadaan lemah. Disamping karena sering terjadi peperanagan melawan kerajaan usmani yang lebih kuat, juga karna sering terjadi pertentangan antara kelompok-kelompok dalam negri.
Kondisi memprihatinkan ini baru bisa di atasi setelah raja syfawi kelima, Abbas I, naik tahta. Ia memerintah dari tahun 1588-1528 M. Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I dalam Usaha-usaha yang dilakukan Abbas I tersebut berhasil membuat kerajaan syafawi kuat kembali. Setelah itu, Abbas I mulai memusatkan perhatiannya keluar dengan berusaha merebut kembali wilayah-wilayah kekuasaanya yang hilang. Pada tahun 1598 M, ia menyerang dan menaklukkan herat. Dari sana, ia melanjutkan serangan merebut Marw dan Balkh. Serta kekuatan terbina dnegan baik, ia juga berusaha kembali mendapatkan wilayah kekuasaanya dari tutrki usmani. Abbas I mengarahkan serangan-serangannya kewilayah kerajaan usmani itu. Pada tahun 1602 M. Disaat turki usmani berada berada sultan Muhammad III, Pasukan Abbas I menyerang dan berhasil menguasai Tabriz, sirwan dan Baghdad. Sedangkan kota-kota Nakhchivan, erivan, ganja, dan tiflis dapat dikuasai tahun 1605-1606 M. Selanjutnya, pada tahun 1622 M pasukan Abbas I berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan mengubah kepulauan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas.
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan syafawi secara politik, ia mampu mengatasi berbagai kemelut, di dalam negri yang menganggu stabilitas negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.
B.     WUJUD KEMAJUAN KERAJAAN SAFAWI
Kemajuan yang dicapai kerajaan syafawi tidak hanya terbatas dibidang politik. Dibidang yang lain, kerajaan ini juga mengalami banyak kemajuan.
kemajuan-kemajuan itu antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Bidang ekonomi
   Stabilitas politik kerajaan syafawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu perkembangan perekonomian syafawi, lebih-lebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun di ubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya bandar ini maka salah satu jalar dagang laut antara timur dan barat yang biasa diperebutkan oleh belanda, inggris, dan perancis sepenuhnya menjadi milik kerajaan syafawi.
Disamping sektor perdagangan, kerajaan kerajaan syafawi juga mengalami kemajuan disektor pertanian terutama didaerah bulan sabit subur (fortile crescent)
2.      Dalam bidang Ilmu pengetahuan
   sejarah islam bangsa persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila pada masa kerajaan syafawi tradisi keilmuan ini terus berlanjut
Ada beberapa ilmuan yang selalu hadir dimajlis istana, yaitu Baha Al-Din AS-syairazi, generalis ilmu pengetahuan sadar Al-Din AS-syairazi, filosof, dan Muhammad Baqir Ibn Muhammad Damad, filosof ahli sejarah teolog dan seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-lebah.[1] Dalam bidang ini kerajaan syafawi mungkin dapat dikatakan lebih berhasil dari dua kerajaan islam besar lainnya pada masa yang sama.
3.      Bidang pembangunan fisik dan seni
Para penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan isfahan, ibu kota kerajaan, menjadi kota yang sangat indah. Dikota tersebut berdiri bangunan-bangunan besar lagi indah seperti masjid-masjid, rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa, di atas zende Rud, dan istana Chihil sutun. Kota isfahan juga diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata secara apik.
Ketika Abbas I wafat, di sfahan terdapat 162 mesjid 48 akademi 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. [2]
Dibidang seni kemajuan tampak begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan –bangunanya, seperti terlihat pada masjid shah yang dibangu  tahun 1611 M dan masjid syaih luthf Allah yang dibangun tahun 1603M. Unsur seni lainnya terlihat pula dalam bentuk kerajinan tangan kerami, karpet, permadani,pakaina, dan tenunan, model,tembikar, dan senilainnya. Seni lukis mulai dirintis sejak jaman Tahmasp I. Raja ismail I pada tahun 1522 M. Membawa seorang pelukis timur ke Tabriz pelukis itu bernama Bizhad.[3]
   Demekianlah puncak kemajuan yang dicapai oleh kerajaan syafawi .setelah itu , kerajaan ini mengalami gerak mwnurun. Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan besar islam yang disegani oleh lawan-lawannya ,terutama dalam bidang politik dan militer. walaupun tidak setara dengan kemajuan islam dimasa klasik, kerajaan ini telah memberikan konstribusinya mengisi peradaban islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi ilmu pengetahuan peninggalan seni dan gedung-gedung bersejarah.

C. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi

Sepeninggal Abbas I, kerajaan Safawi berturut-turut dipimpin oleh enam raja, yaitu     Safi Mirja (1628 - 1642 M), Abbas II (1642 – 1667 M), Sulaiman (1667 – 1694 M), Husein (1694 – 1722 M), Tahmasap II (1722 – 1732 M) dan Abbas III (1733 – 1736 M). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkkan grafik naik dan berkembang, tapi justru memperlihatkan yang akhirnya membawa kepada kehancuran. Raja Safi Mirza (cucu Abbas I) juga menjadi penyebab kemunduran Safawi karena dia seorang raja yang lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan. Di lain sisi dia juga seorang pencemburu yang akhirnya mengakibatkan mundurnya kemajuan-kemajuan  yang diperoleh pemerintahan sebelumnya (Abbas I).

  Kota Qandahar lepas dari kekuasaan Safawi, diduduki oleh kerajaan Mughal yang ketika itu diperintah oleh Syah Jehan, sementara Baghdad direbut oleh kerajaan Turki Usmani. Syah Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman keras hingga ia jatuh sakit dan meninggal. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya. Akibatnya rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintahan. Ia diganti oleh Syah Husein yang alim. Ia memberi kekuasaan yang besar kepada para ulama Syi’ah yang sering memaksakan pendapat penganut aliran Sunni.

  Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan sunni Afghanistan,. Pemberontakan bangsa Afgan tersebut terjadi pertama kali pada tahun 1709 M di bawah pimpinan Mir Vais yang berhasil merebut wilayah Qandahar. Pemberontakan lainnya terjadi di Heart, suku Ardabil Afghanistan berhasil merebut masyad. Mir Vais di gantikan oleh Mir Mahmud dan ia dapat mempersatukan pasukannya dengan pasukan Ardabil, sehingga ia mampu merebut Afghan dari kekuasaan Safawi. Karena desakan dan ancaman dari Mir Mahmud, Syah Husein akhirnya mengakui kekuasaan Mir Mahmud dan mengangkatnya menjadi gubernur di Qandahar dengan gelar Husein Quli Khan (budak Husein).dengan pengakuan ini, Mir Mahmud makin leluasa bergerak sehingga tahun 1721 M, ia merebut Qirman dan tak lama kemudian ia menyerang Isfahan dan memaksa Syah Husein menyerah tanpa syarat. Pada tahun 1722 M Syah Husein menyerah dan Mir Mahmud memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan.

  Salah seorang putra Husein yang bernama Tahmasap II, mendapat dukungan penuh dari suku Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah atas Persia dengan pusat kekuasaan di kota Astarabat. Tahun 1726 M, Tahmasap II bekerjasama dengan Nadir Khan dari suku Afshar untuk memerangi dan mengusir bangsa Afghan yang menduduki Isfahan. Asyraf, pengganti Mir Mahmud, yang berkuasa di Isfahan digempur dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf sendiri terbunuh dalam peperangan itu dengan demikian Kerajaan Safawi kembali berkuasa. Namun pada tahun 1732 M, Tahmasap II di pecat oleh Nadir Khan dan di gantikan oleh Abbas III (anak Tahmasap II) yang ketika itu masih sangat kecil. Empat tahun setelah itu 1736 M, Nadir Khan mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Abbas III, dengan demikian berakhirlah kekuasaan Kerajan Safawi di Persia.

Adapun sebab-sebab kemunduran dan kehancuran Kerajaan Safawi yaitu:

a.       Adanya konflik yang berkepanjangan dengan Kerajaan Usmani berdirinya Kerajaan Safawi yang bermazhab Syiah merupakan sebuah Ancaman Bagi Kerajaan Usmani sehingga tidak pernah ada perdamaian antara kedua kerajaan besar ini.

b.      Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaan Safawi, yang juga ikut mempercepat proses kehancuran kerajaan ini. Kerajaan Sulaiman pecandu narkotik dan menyenangi kehidupan malam selama tujuh tahun tidak pernah sekalipun menempatkan diri menangani pemerintahan, begitu pula dengan Syah Husein.

c.       Pasukan Ghulam yang di bentuk Abbas I ternyata tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi seperti QizilBash. Hal ini di karenakan mereka tidak memiliki ketahanan mental kerena tidak di persiapkan secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani. Kemorosotan aspek kemiliteran ini sangat besar pengaruhnya terhadap lenyapnya ketahanan dan pertahanan kerajaan Safawi.
d.      Sering terjadinya konflik internal dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga Islam.

e.       “ulama mulai meragukan otoritas Syah yang berlangsung secara turun temurun, sebagai penanggung jawab pertama atas ajaran Islam syiah”.[4][13


Bagian III
PENUTUP

Kesimpulan

Kerajaan Safari berasal dari sebuah Tarekat Sufi. Nama Safawi di ambil dari nama pendiri tarekat tersebut Safi Al-din Ishak Al-Ardabily.

Kemajuan kerajaan Safawi terjadi pada masa pemerintahan Syah Abbas I, ia berhasil memperbaiki system politik dan perekonomian kerajaan sehingga banyak gedung-gedung yang di bangun pada masa pemerintahan. Gedung yang di bangun oleh Abbas I antara lain 162 unit Mesjid, 48 unit perguruan tinggi, 1082 unit Losmen untuk tamu syah, 237 unit pemandian umum. Bangunan yang palin terkenal adalah Mesjid Lutfullah, Istana Chihil Sutun, jemabatan besar di atas sungai Zende Rud dan Taman Bunga Empat Penjuru.

Kemunduran Safawi terjadi karena setelah Abbas I tidak ada lagi pemimpin Safawi yang secakap Abbas I dalam hal kepemimpinan. Dan terjadi konflik internal di dalam Kerajaan Safawi sendiri, di tambah lagi konflik dengan Turki Usmani.












DAFTAR PUSTAKA


Supriyadi dedi, “SEJARAH PERADABAN ISLAM” , (Bandung : Pustaka Setia , 2008.
Badri yatim , “SEJARAH PERADABAN ISLAM” , (Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Zeeaziral,blogspot.com/2013/12/kerajaan-safawi-di-persia-sejarah.html



[1] ibid
[2] Marshal G.S. hodgson, the venture of islam , vol.III, (chicago:the university of chicago press,1981).
[3] ibid


0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .