Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Kelompok Mata Kuliah PengembanganKurikulum
di SD/MI
Dosen
Pengampu : RatnaPurwatiM.Pd
Makalah
Kelompok 4
Jihan wahyuni
Renita
Riza kusumawati
Kelas/ Semester : PGMI / III ( T IGA )
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2018
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Komponen Tujuan”
yang telah kami susun semaksimal mungkin agar pembaca dapat mendapatkan
pelajaran dan informasi tentang “Komponen Tujuan” yang telah kami susun
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber agar dapat mempermudah pembaca
untuk memahami isi makalah ini.
Semoga makalah
yang telah kami susun ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan bermanfaat
bagi kami sendiri maupun pembacanya, untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun
menambah isi makalah menjadi lebih baik. Karena Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan baik segi susunan kalimat, tata bahasa maupun
pengetahuan kami dalam makalah ini.
Cirebon,
8Agustus
2018
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang................................................................................................4
b.
Rumusan
Masalah..........................................................................................4
c.
Tujuan
Pembahasan.......................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN
a.
PengertianKurikulumdanKurikulum
2013………………………………….6
b.
DasarPenyusunanKurikulum
2013……………………………………..…...7
c.
KarakteristikKurikulum
2013…………………………………...…..……….9
d.
MetodePembelajaranKurikulum
2013..………………………….………….10
e.
Model
PembelajaranKurikulum 2013……………………………………….11
f.
KelebihandanKelemahanKurikulum
2013………………………………...13
BAB III : PENUTUP
1.
Kesimpulan..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan agar dapat memajukan
ksempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam
dan masyarakatnya. Dalam proses pendidikan sangat diperlukan komponen-komponen
pendidikan. Komponen itu sendiri berarti bagian dari suatu sistem yang memiliki
peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai sebuah
tujuan. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses
pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses
pendidikan.
Kurikulum dapat diumpamakan sebagai
suatu organisme manusia ataupun binatang, yang memiliki susunan anatomi
tertentu. Komponen – komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah:
tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta
evaluasi. Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi.
Rumusan dan Batasan Masalah
Dari uraian latar belakang di
atas pemakalah ingin memperjelas dengan rumusan dan batasan masalah sebagai
berikut:
1. Komponen-komponen
apa yang membentuk sistem kurikulum?
2. Bagaimana
keterkaitan antara komponen satu dengan yang lainnya?
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum
melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum, seorang pengembangan terlebih
dahulu mengenal komponen atau elemen atau unsur atau bagian yang terdapat dalam
kurikulum.
Adapun
komponen atau elemen atau unsur yang terdapat dalam kurikulum, terdiri dari :
Tujuan, materi / pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi.
- Komponen tujuan.
Tujuan sebagai sebuah komponen
kurikulum merupakan kekuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali,
karena hasil kurikuler diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk
kurikulum, tetapi memberikan arah dan fokus untuk seluruh program pendidikan.
Bagi orang
yang berkepentingan dan berurusan dengan pendidikan dapat mengemukakan pendapatnya
tentang tujuan pendidikan yang diharapkan dicapai oleh anak didiknya, baik dari
orang tua, masyarakat pemakai lulusan maupun sampai pemerintah.
Tujuan pendidikan itu dinyatakan
dalam berbagai rumusan, ada rumusan pendidikan yang tidak resmi seperti yang
dikemukakan oleh orang tua dan masyarakat pemakai lulusan dan ada juga rumusan
tujuan resmi seperti yang tertulis dalam GBHN, kurikulum sekolah/GBPP atau
dalam persiapan mengajar para guru.
Pengkajian
terhadap rumusan-rumusan tujuan pendidikan itu akan menunjukkan bahwa pada
dasarnya tujuan pendidikan itu tidak berdiri secara mandiri.
Pernyataan
ini berarti bahwa tujuan pendidikan yang satu selalu berhubungan dengan tujuan
pendidikan yang lain. Bila diurutkan tata tingkat
tujuan pendidikan itu sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada
tataran nasional. Dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai warga negara
berkepribadian nasional yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat,
bangsa dan tanah air.
b.
Tujuan institusional yaitu yang
ingin dicapai pada tingkat lembaga pendidikan, dalam pencapainnya dapat berwujud sebagai tamatan sekolah yang mampu
didikan lebih lanjut menjadi tenaga profesional dalam bidang tertentu dan pada
jenjang tertentu.
c. Tujuan kurikulum yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat
tataran mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha pencapaiannya dapat
berwujud sebagai siswa yang menguasai disiplin mata pelajaran atau bidang studi
tertentu yang dipelajari.
d. Tujuan instruksional yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat tataran
pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak, kemampuan berfikir dan
berketerampilan teknologinya secara bertahap. Pada dasarnya tujuan ini
merupakan perincian lebih lanjut dari tujuan intruksional menjadi sub bidang
studi sehingga menjadi tujuan kognitif,
afektif dan psikomotor.
[2]Adapun
tujuan-tujuan mengajar debedakan atas beberapa kategori , sesuai dengan
perilaku yang menjadi sasarannya. Gage dan brigs mengemukakan lima kategori
tujuan yaitu: intellectual skills, cognitive strategies, verbal in
formation, motor skils and attitudes (1974,
hml.23-24 ). Bloom mengemukakan tiga kategori tujuan mengajar sesuai
dengan domain-domain perilaku individu yaitu domain kognitif, afeltif dan
psiomotor. Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan emampuan-kemampuan
intelektual atau berfikir. Domain afektif berkenaan dengan penguasaan dan
pengembangan perasaan, sikap, minat, dan nilai-nilai. Domain psikomotor
menyangkut penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan motori.
Tujuan
khusus mengajar juga memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Bloom, (
1974 ) membagi domain kognitif ata enam tingkatan dari yang paling renda,
yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Untuk domain efektif krathwohl dan kawn-kawan
( 1974 ) membaginya atas lim tingkatanyang juga berjenjang yaitu:
menerima, merespon, menilai, mengorganisasi nilai, dan karakterisasi
nilai-nilai. Untuk domain psikomotor Anita Harrow ( 1971 ) membaginya atas enm
jenjng, yaitu : gerakan refleks, gerakan-gerakan dasar, kecakapan mangamati,
kecakapan jasmaniah, gerakan-gerakan keterampilan dan komunikasi, yang
berkesinambungan.
Perumusan
tujuan mengajar yang berbentuk tujuan khusus ( objective ), memberikan
beberapa keuntungan:
a. tujuan
khusus memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar
kepada siswa.
b. tujuan
khusus membantu memudahkan guru-guru memilih dan menyusun bahan ajar.
c. tujuan
khusus memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media mengajar.
d. tujuan
khusus memudahkan guru mengadakan penilaian. Dengan tujun khusus guru lebih
mudah menentuan bentuk tes, lebih mudah merumuskn butir tes dan lebih mudah
menentukan kriterianya.
- Komponen Materi/pengalaman belajar.
Hal yang merupakan fungsi khusus dari kerikulum pendidikan formal adalah
memilih dan menyusun isi (komponen kedua dari kurikulum) supaya keinginan
tujuan kurikulum dapat dicapai dengan cara paling efektif dan supaya pengetahuan
paling penting yang diinginkan pada jalurnya dapat disajikan secara efektif
(Zais, 1976 : 322). Selain itu untuk mencapai tiap
tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan bahan ajaran (Taba, 1962 :
266). Isi atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, keterampilan,
nilai-nilai, dan sikap yang terorganisasi dalam mata pelajaran/bidang studi.
Sedangkan pengalaman belajar dapat diartikan sebagai kegiatan belajar tentang atau belajar bagaimana disiplin berpikir dari suatu
disiplin ilmu atau segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
- Komponen Organisasi
Organisasi.
Perbedaan antara belajar di sekolah dan belajar dalam kehidupan adalah dalam
hal pengorganisasian secara formal di sekolah. Jika kurikulum merupakan suatu
rencana untuk belajar maka isi dan pengalaman belajar membutuhkan
pengorganisasian sedemikian rupa sehingga berguna bagi tujuan-tujuan pendidikan
(Taba, 1962 : 290). Berdasarkan pendapat Taba tersebut, jelas bahwa materi dan
pengalaman belajar dalam kurikulum diorganisasikan untuk mengefektifkan
pencapaian tujuan. Namun demikian, perlu kita sadari bahwa pengorganisasian
kurikulum merupakan kegiatan yang sulit dan kompleks.
Organisasi
kurikulum yang dimaksud ialah tataran materi, baik yang berkenaan dengan bentuk
bahan dan pelaksanaannya. Tatanan materi yang berkenaan
dengan bentuk bahan (struktur horizontal) diatur dengan cara:
a. Pemisahan
mata pelajaran yang berdiri sendiri (separated
subject matter curriculum atau
subject centered matter curriculum);
b. Penyinggungan
atau penghubungan antar bahan kurikulum dalam berbagai mata pelajaran (correlated curriculum);
c. Pemaduan
bahan kurikulum dari beberapa mata pelajaran dalam satu cakupan topik yang
sedang dikaji. Kurikulum yang berintegrasi itu dapat berupa;
1) Paduan mata
pelajaran serumpun (broadfield curriculum),
2) Pemungsian
materi/bahan dalam mata pelajaran tertentu sebagai suatu unit/kelompok atau
aspek dalam pengkajian dalam suatu topik (unit
curriculum)
3) Paduan
materi/bahan mata pelajaran yang relevan dengan suatu proyek kegiatan belajar
mengajar atau pemecahan masalah, kurikulum ini biasanya disebut Project Curriculum.
Dalam
tatanan bahan kurikulum yang dikaitkan dengan pelaksanaan objektif di
lapangan yang biasanya disebut struktur vertikal dapat dilaksanakan melalui:
a. Sistem kelas di mana kenaikan kelas diadakan setiap program secara
serempak;
b. Sistem tanpa
kelas, perpindahan dari satu tingkat program ke tingkat program berikutnya
dapat dilakukan tanpa harus menunggu teman-teman yang lain;
c. Gabungan sistem a dan b terbut.
4. Komponen
Evaluasi
Proses
evaluasi merupakan langkah yang sangat penting untuk mendapatkan informasi
tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi memegang
peranan yang cukup penting, sebab dengan evaluasi dapat ditentukan apakah
kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
sekolah atau belum. Ada dua aspek yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
evaluasi, Pertama, evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan
tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
Kedua, evaluasi sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam
suatu waktu tertentu. Dengan demikian, penilaian suatu program tidak mungkin
hanya dapat mengandalkan hasil tes siswa setelah akhir proses pembelajaran.
Penilaian mestinya membandingkan antara penilaian awal sebelum siswa melakukan
suatu program dengan setelah siswa melakukan program tersebut. Dari perbandingan
itulah akan tampak ada atau tidak adanya perubahan tingkah laku yan diharapkan
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Ada dua fungsi
evaluasi: Pertama, evaluasi digunakan untuk memperoleh data tentang
ketercapaian tujuan oleh peserta didik. Dengan kata lain, bagaimana tingkat
pencapaian tujuan atau tingkat penguasaan isi kurikulum oleh setiap siswa.
Fungsi ini dinamakan sebagai fungsi sumatif. Kedua, untuk melihat
efektivitas proses pembelajaran. Dengan kata lain, apakah program yang disusun
telah dianggap sempurna atau perlu perbaikan. Fungsi ini kemudian dinamakan
fungsi formatif.
B.
Keterkaitan
antara komponen satu dengan yang lainnya
Komponen
tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro
rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang
dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang
dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut
semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang
biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun
aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya
diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Strategi
berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan.
Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang menempatkan siswa sebagai
pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada
siswa biasa dinamakan teacher centered. Strategi yang bagaimana yang dapat
digunakan sangat tergantung kepada tujuan dan materi kurikulum.
Evaluasi
merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks
kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah
ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan
balik dalam perbaikan strategi yang diterapkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Adapun komponen atau elemen
atau unsur yang terdapat dalam kurikulum, terdiri dari : Tujuan, materi /
pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi.
2. Komponen tujuan berhubungan
dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan
kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut
masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang
dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa.
DAFTAR PUSTAKA
http://pustakaazham.blogspot.com/2012/04/komponen-komponen-kurikulum-pendidikan.html
(Diakses pada tangal 08 agustus 2018)
Nana syaodih
sukmadinata, 2017, pengembangan kurikulum, bandung: PT remaja
rosdakarya hml.102-103
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .