Tuesday, October 2, 2018

Makalah Komponen Tujuan



Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah PengembanganKurikulum di SD/MI
Komponen Tujuan
Dosen Pengampu : RatnaPurwatiM.Pd

Makalah
iai-logo.png

Kelompok 4
Jihan wahyuni
Renita
Riza kusumawati
Kelas/ Semester : PGMI / III ( T IGA )



FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2018



Kata Pengantar

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Komponen Tujuan” yang telah kami susun semaksimal mungkin agar pembaca dapat mendapatkan pelajaran dan informasi tentang “Komponen Tujuan” yang telah kami susun berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber agar dapat mempermudah pembaca untuk memahami isi makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami susun ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan bermanfaat bagi kami sendiri maupun pembacanya, untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun menambah isi makalah menjadi lebih baik. Karena Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik segi susunan kalimat, tata bahasa maupun pengetahuan kami dalam makalah ini.



Cirebon, 8Agustus 2018
Penyusun




DAFTAR ISI


HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang................................................................................................4
b.      Rumusan Masalah..........................................................................................4
c.       Tujuan Pembahasan.......................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN
a.       PengertianKurikulumdanKurikulum 2013………………………………….6
b.      DasarPenyusunanKurikulum 2013……………………………………..…...7
c.       KarakteristikKurikulum 2013…………………………………...…..……….9
d.      MetodePembelajaranKurikulum 2013..………………………….………….10
e.       Model PembelajaranKurikulum 2013……………………………………….11
f.       KelebihandanKelemahanKurikulum 2013………………………………...13

BAB III : PENUTUP
1.      Kesimpulan..................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan agar dapat memajukan ksempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Dalam proses pendidikan sangat diperlukan komponen-komponen pendidikan. Komponen itu sendiri berarti bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai sebuah tujuan. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan.
Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia ataupun binatang, yang memiliki susunan anatomi tertentu. Komponen – komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah: tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi. Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi.
Rumusan dan Batasan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas pemakalah ingin memperjelas dengan rumusan dan batasan masalah sebagai berikut:
1.      Komponen-komponen apa yang membentuk sistem kurikulum?
2.      Bagaimana keterkaitan antara komponen satu dengan yang lainnya?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    [1]Komponen-Komponen yang membentuk sistem kurikulum
Sebelum melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum, seorang pengembangan terlebih dahulu mengenal komponen atau elemen atau unsur atau bagian yang terdapat dalam kurikulum.
Adapun komponen atau elemen atau unsur yang terdapat dalam kurikulum, terdiri dari : Tujuan, materi / pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi.
  1. Komponen tujuan. 
Tujuan sebagai sebuah komponen kurikulum  merupakan kekuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali, karena hasil kurikuler diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk kurikulum, tetapi memberikan arah dan fokus untuk seluruh program pendidikan.
Bagi orang yang berkepentingan dan berurusan dengan pendidikan dapat mengemukakan pendapatnya tentang tujuan pendidikan yang diharapkan dicapai oleh anak didiknya, baik dari orang tua, masyarakat pemakai lulusan maupun sampai pemerintah.
Tujuan pendidikan itu dinyatakan dalam berbagai rumusan, ada rumusan pendidikan yang tidak resmi seperti yang dikemukakan oleh orang tua dan masyarakat pemakai lulusan dan ada juga rumusan tujuan resmi seperti yang tertulis dalam GBHN, kurikulum sekolah/GBPP atau dalam persiapan mengajar para guru.
Pengkajian terhadap rumusan-rumusan tujuan pendidikan itu akan menunjukkan bahwa pada dasarnya tujuan pendidikan itu tidak berdiri secara mandiri.
Pernyataan ini berarti bahwa tujuan pendidikan yang satu selalu berhubungan dengan tujuan pendidikan yang lain. Bila diurutkan tata tingkat tujuan pendidikan itu sebagai berikut:
a.       Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tataran nasional. Dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai warga negara berkepribadian nasional yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat, bangsa dan tanah air.
b.       Tujuan institusional yaitu yang ingin dicapai pada tingkat lembaga pendidikan, dalam pencapainnya dapat berwujud sebagai tamatan sekolah yang mampu didikan lebih lanjut menjadi tenaga profesional dalam bidang tertentu dan pada jenjang tertentu.
c.       Tujuan kurikulum yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat tataran mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha pencapaiannya dapat berwujud sebagai siswa yang menguasai disiplin mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang dipelajari.
d.      Tujuan instruksional yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat tataran pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak, kemampuan berfikir dan berketerampilan teknologinya secara bertahap. Pada dasarnya tujuan ini merupakan perincian lebih lanjut dari tujuan intruksional menjadi sub bidang studi sehingga menjadi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor.
[2]Adapun tujuan-tujuan mengajar debedakan atas beberapa kategori , sesuai dengan perilaku yang menjadi sasarannya. Gage dan brigs mengemukakan lima kategori tujuan yaitu: intellectual skills, cognitive strategies, verbal in formation, motor skils and attitudes (1974,  hml.23-24 ). Bloom mengemukakan tiga kategori tujuan mengajar sesuai dengan domain-domain perilaku individu yaitu domain kognitif, afeltif dan psiomotor. Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan emampuan-kemampuan intelektual atau berfikir. Domain afektif berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat, dan nilai-nilai. Domain psikomotor menyangkut penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan motori.
Tujuan khusus mengajar juga memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Bloom, ( 1974 ) membagi domain kognitif ata enam tingkatan dari yang paling renda, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Untuk domain efektif krathwohl dan kawn-kawan  ( 1974 ) membaginya atas lim tingkatanyang juga berjenjang yaitu: menerima, merespon, menilai, mengorganisasi nilai, dan karakterisasi nilai-nilai. Untuk domain psikomotor Anita Harrow ( 1971 ) membaginya atas enm jenjng, yaitu : gerakan refleks, gerakan-gerakan dasar, kecakapan mangamati, kecakapan jasmaniah, gerakan-gerakan keterampilan dan komunikasi, yang berkesinambungan.
Perumusan tujuan mengajar yang berbentuk tujuan khusus ( objective ), memberikan beberapa keuntungan:
a. tujuan khusus memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa.
b. tujuan khusus membantu memudahkan guru-guru memilih dan menyusun bahan ajar.
c. tujuan khusus memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media mengajar.
d. tujuan khusus memudahkan guru mengadakan penilaian. Dengan tujun khusus guru lebih mudah menentuan bentuk tes, lebih mudah merumuskn butir tes dan lebih mudah menentukan kriterianya.
  1. Komponen Materi/pengalaman belajar.
 Hal  yang merupakan fungsi khusus dari kerikulum pendidikan formal adalah memilih dan menyusun isi (komponen kedua dari kurikulum) supaya keinginan tujuan kurikulum dapat dicapai dengan cara paling efektif dan supaya pengetahuan paling penting yang diinginkan pada jalurnya dapat disajikan secara efektif (Zais, 1976 : 322). Selain itu untuk mencapai tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan bahan ajaran (Taba, 1962 : 266). Isi atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang terorganisasi dalam mata pelajaran/bidang studi. Sedangkan pengalaman belajar dapat diartikan sebagai kegiatan belajar tentang  atau belajar bagaimana disiplin berpikir dari suatu disiplin ilmu atau segala aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.  
  1. Komponen Organisasi
Organisasi.  Perbedaan antara belajar di sekolah dan belajar dalam kehidupan adalah dalam hal pengorganisasian secara formal di sekolah. Jika kurikulum merupakan suatu rencana untuk belajar maka isi dan pengalaman belajar membutuhkan pengorganisasian sedemikian rupa sehingga berguna bagi tujuan-tujuan pendidikan (Taba, 1962 : 290). Berdasarkan pendapat Taba tersebut, jelas bahwa materi dan pengalaman belajar dalam kurikulum diorganisasikan untuk mengefektifkan pencapaian tujuan. Namun demikian, perlu kita sadari bahwa pengorganisasian kurikulum merupakan kegiatan yang sulit dan kompleks.
Organisasi kurikulum yang dimaksud ialah tataran materi, baik yang berkenaan dengan bentuk bahan dan pelaksanaannya. Tatanan materi yang berkenaan dengan bentuk bahan (struktur horizontal) diatur dengan cara:
a.        Pemisahan mata pelajaran yang berdiri sendiri (separated subject matter curriculum atau subject centered matter curriculum);
b.        Penyinggungan atau penghubungan antar bahan kurikulum dalam berbagai mata pelajaran (correlated curriculum);
c.        Pemaduan bahan kurikulum dari beberapa mata pelajaran dalam satu cakupan topik yang sedang dikaji. Kurikulum yang berintegrasi itu dapat berupa;
1)      Paduan mata pelajaran serumpun (broadfield curriculum),
2)      Pemungsian materi/bahan dalam mata pelajaran tertentu sebagai suatu unit/kelompok atau aspek dalam pengkajian dalam suatu topik (unit curriculum)
3)      Paduan materi/bahan mata pelajaran yang relevan dengan suatu proyek kegiatan belajar mengajar atau pemecahan masalah, kurikulum ini biasanya disebut Project Curriculum.
Dalam tatanan bahan kurikulum yang dikaitkan dengan pelaksanaan objektif  di lapangan yang biasanya disebut struktur vertikal dapat dilaksanakan melalui:
a.         Sistem kelas di mana kenaikan kelas diadakan setiap program secara serempak;
b.        Sistem tanpa kelas, perpindahan dari satu tingkat program ke tingkat program berikutnya dapat dilakukan tanpa harus menunggu teman-teman yang lain;
c.         Gabungan sistem a dan b terbut.

4.      Komponen Evaluasi
Proses evaluasi merupakan langkah yang sangat penting untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi  memegang peranan yang cukup penting, sebab dengan evaluasi dapat ditentukan apakah kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah atau belum. Ada dua aspek yang perlu diperhatikan sehubungan dengan evaluasi, Pertama, evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Kedua, evaluasi sebaiknya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu. Dengan demikian, penilaian suatu program tidak mungkin hanya dapat mengandalkan hasil tes siswa setelah akhir proses pembelajaran. Penilaian mestinya membandingkan antara penilaian awal sebelum siswa melakukan suatu program dengan setelah siswa melakukan program tersebut. Dari perbandingan itulah akan tampak ada atau tidak adanya perubahan tingkah laku yan diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan.
Ada dua fungsi evaluasi: Pertama, evaluasi digunakan untuk memperoleh data tentang ketercapaian tujuan oleh peserta didik. Dengan kata lain, bagaimana tingkat pencapaian tujuan atau tingkat penguasaan isi kurikulum oleh setiap siswa. Fungsi ini dinamakan sebagai fungsi sumatif.  Kedua, untuk  melihat efektivitas proses pembelajaran. Dengan kata lain, apakah program yang disusun telah dianggap sempurna atau perlu perbaikan. Fungsi ini kemudian dinamakan fungsi formatif.

B.     Keterkaitan antara komponen satu dengan yang lainnya
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Strategi berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa biasa dinamakan teacher centered. Strategi yang bagaimana yang dapat digunakan sangat tergantung kepada tujuan dan materi kurikulum.
 Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang diterapkan.














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.     Adapun komponen atau elemen atau unsur yang terdapat dalam kurikulum, terdiri dari : Tujuan, materi / pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi.
2.   Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa.





DAFTAR PUSTAKA

 Nana syaodih  sukmadinata, 2017, pengembangan kurikulum, bandung: PT remaja rosdakarya hml.102-103





[1] http://pustakaazham.blogspot.com/2012/04/komponen-komponen-kurikulum-pendidikan.html
[2] Nana syaodih  sukmadinata, 2017, pengembangan kurikulum, bandung: PT remaja rosdakarya hml.102-103

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .