Tuesday, October 2, 2018

Makalah Perubahan Sosial

Gambar terkait


DAFTAR ISI





BAB I PENDAHULUAN


Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhisistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, faktor lingkungan karena perubahan komposisi penduduk, kondisi geografis, perubahan sistem hubungan sosial, terjadinya suatu perubahan pada lembaga kemasyarakatan serta pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, dan dalam pembangunan yang sebagai proses perubahan sosial bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari seluruh atau mayoritas masyarakat tanpa merusak lingkungan alam dan kultural tempat mereka bertempat tinggal serta berusaha melibatkan sebanyak mungkin anggota masyarakat dalam usaha ini dan menjadikan mereka penentu dari tujuan mereka sendiri.
1.         Apa pengertian perubahan sosial?
2.         Apa faktor-faktor perubahan sosial?
3.         Apa bentuk-bentuk perubahan sosial?
4.         Bagaimana proses perubahan sosial?
5.         Bagaimana perubahan sosial di bidang pendidikan?
6.         Apa dampak perubahan sosial?
7.         Apa pengertian, hakikat dan komponen dari pembangunan?
8.         Bagaimana pembangunan di Indonesia?
Untuk mengetahui pengertian perubahan sosial, faktor-faktor perubahan sosial, bentuk-bentuk perubahan sosial, proses perubahan sosial, perubahan sosial di bidang pendidikan, dampak perubahan sosial, pengertianpembangunan,hakikat pembangunan, komponen dari pembangunan,dan pembangunan di Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN


Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Perubahan sosial menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Gillin: Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
2.      Emile Durkheim:  Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.
3.      Kingsley Davis: Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.[1]
B.       Faktor-faktor Perubahan Sosial
1.         Faktor Penyebab
Perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat terjadi karena masyarakat tersebut menginginkan perubahan. Perubahan juga dapat terjadi karena adanya dorongan dari luar sehingga masyarakat secara sadar ataupun tidak akan mengikuti perubahan.
Perubahan berasal dari dua sumber, yaitu faktor acak dan faktor sistematis. Faktor acak meliputi iklim, cuaca atau karena adanya kelompok-kelompok tertentu. Faktor sistematis adalah faktor perubahan sosial yang disengaja dibuat. Keberhasilan faktor sistematis ditentukan oleh pemerintah yang stabil dan fleksibel, sumber daya yang cukup dan organisasi sosial yang beragam. Jadi, perubahan sosial biasanya merupakan kombinasi dari faktor sistematis dengan beberapa faktor acak.
Menurut SoerjonoSoekanto, didalam faktor penyebab perubahan ada faktor-faktor intern (dari dalam masyarakat) dan faktor-faktor ekstern (dari luar masyarakat) yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat. Faktor intern meliputi perubahan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat dan pemberontakan (revolusi) dalam tubuh masyarakat.Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor alam yang ada di sekitar masyarakat berubah, peperangan dan kebudayaan masyarakat lain.
2.         Faktor Pendorong
Faktor pendorong perubahan sosial adalah faktor yang mempercepat perubahan sosial. Faktor tersebut meliputi kontak dengan masyarakat lain, difusi (penyebaran unsur-unsur kebudayaan) dalam masyarakat, difusi antar masyarakat, sistem pendidikan yang maju, sikap ingin maju, toleransi, sistem stratifikasi (lapisan) sosial terbuka, penduduk yang heterogen (bermacam-macam), ketidakpuasanterhadap kondisi kehidupan, orientasi ke masa depan, nilai yang menyatakan bahwa manusia harus berusaha memperbaiki nasibnya, disorganisasi (pertikaian) dalam keluarga dan sikap mudah menerima hal-hal baru.
3.         Faktor Penghambat
Perubahan sosial tidak adan selalu berjalan mulus. Perubahan sosial sering kali dihambat oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat, sikap masyarakat yang tradisional, adat atau kebiasaan, kepentingan-kepentingan yang tertanam kuat, rasa takut akan terjadinya disintegrasi (meninggalkan tradisi), sikap yang tertutup, hambatan yang bersifat ideologis dan hakikat hidup.[2]

C.      Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk. Perubahan sosial dapat dibedakan berdasarkan waktu, besar kecil pengaruhnya, sudut perencanaannya. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai bentuk-bentuk perubahan sosial.
Perubahan lambat biasa juga disebut dengan evolusi. Pada proses evolusi, perubahan terjadi secara alami tidak direncanakan. Perubahan lambat ini terjadi karena adanya suatu usaha pada masyarakat yang ingin menyesuaikan diri untuk keperluan, kondisi, dan juga keadaan yang tumbuh pada kehidupan masyarakat.
Perubahan cepat yang terjadi pada kehidupan masyarakat biasa disebut dengan revolusi. Berbeda halnya dengan perubahan lambat, perubahan cepat terjadi karena adanya suatu perencanaan. Kecepatan suatu revolusi itu tidak bisa diukur, karena revolusi itu bisa terjadi dengan memakan waktu yang cukup lama.
Perubahan kecil merupakan suatu perubahan yang terjadi pada suatu unsur struktur sosial dan tidak memberikan pengaruh langsung. Contoh dari perubahan kecil yaitu adanya perubahan mode pakaian, mainan, bentuk rumah yang tidak memberikan pengaruh bagi setiap masyarakat.
Perubahan besar yaitu perubahan yang memberikan pengaruh yang besar terhadap masyarakat dan juga lembaga kemasyarakatan. Perubahan dikatakan memberikan pengaruh besar apabila dapat menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada struktur kemasyarakatan, pada mata pencaharian, dan juga stratifikasi masyarakat.
Perubahan yang direncanakan yaitu perubahan yang dari awal telah direncanakan oleh suatu pihak masyarakat. Adanya istilah agen of change atau agen perubahan, pada perubahan direncanakan agent of change memiliki peran yang sangat penting. Agent of change yaitu istilah untuk seseorang ataupun banyak orang yang mendapat kepercayaan untuk membawa sebuah perubahan pada suatu lembaga masyarakat.
6.          Perubahan Tidak direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan yaitu perubahan yang dilakukan tanpa suatu pengawas masyarakat. Perubahan yang tidak direncanakan dapat mengakibatkan munculnya akibat yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Perubahan yang tidak direncanakan terkadang tidak dapat ditebak kapan akan terjadi, karena perubahan tidak direncanakan diluar kehendak masyarakat.[3]
D.      Proses Perubahan Sosial
Pada dasarnya, proses perubahan sosial dapat terbentuk melalui difusi, akulturasi, asimilasi dan akomodasi.
1.         Difusi
Difusi merupakan proses penyebaran berbagai unsur pembentuk kebudayaan, baik berupa ide, keyakinan, dan lain sebagainya. Hal ini disebarkan dari individu ke individu yang lain, atau bahkan lebih luas dari pada itu. Difusi dibedakan menjadi dua macam yakni difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.
a.         Difusi intramasyarakat merupakan difusi unsur kebudayaan antar individu atau golongan dalam masyarakat yang dipengaruhi beberapa faktor seperti adanya pengakuan bahwa unsur budaya baru tersebut memiliki banyak kegunaan.
b.         Difusi antarmasyarakat ialah difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain. Difusi antarmasyarakat terjadi karena adanya kontak sosial antarmasyarakat hingga timbul pengakuan akan kegunaan unsur kebudayaan baru tersebut.

2.         Akulturasi
Akulturasi dapat diartikan sebagai sebuah proses masuknya suatu kebudayaan asing ke dalam sekelompok masyarakat, hingga unsur kebudayaan asing itu dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan masyarakat tersebut. Cepat atau lambatnya unsur kebudayaan asing dapat diterima kelompok masyarakat bergantung kepada cara masuk dari budaya tersebut. Jika unsur kebudayaan tersebut masuk dengan cara pemaksaan, maka akulturasi akan berjalan cukup lama. Namun, jika melalui proses yang damai, maka unsur kebudayaan tersebut relatif lebih cepat diterima.
3.         Asimilasi
Asimilasi timbul jika ada dua individu atau kelompok masyarakat dengan latar budaya berbeda berinteraksi dengan intensif dalam jangka waktu lama. Dengan begitu lama-kelamaan, salah satu budaya individu atau kelompok masyarakat tersebut akan hilang. Proses perubahan sosial dengan bentuk asimilasi ini merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan antargolongan masyarakat guna mencapai suatu tujuan demi kepentingan bersama.
4.         Akomodasi
Akomodasi dapat dipahami sebagai keadaan yang menunjukkan keseimbangan dalam hubungan sosial antara individu dengan kelompok-kelompok yang berkaitan dengan norma atau nilai yang berlaku di masyarakat.[4]
E.       Perubahan Sosial di Bidang Pendidikan
Perubahan sosial dapat terjadi di bidang pendidikan. Hal ini seiring dengan berkembangnya metode pengajaran dan kurikulum yang berlaku. Selain itu, perkembangan teknologi juga membuat perubahan pada pendidikan. Contoh perubahan sosial dibidang pendidikan:


1.         Cara Mengajar
Cara mengajar berubah seiring perkembangan jaman. Berbagai penelitian telah dilakukan terutama dalam bidang psikologi pada peserta didik. Tentu saja mereka menginginkan cara mengajar yang lebih baik sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu, perkembangan teknologi juga semakin memajukan cara mengajar. Seperti penggunaan proyektor dalam mengajar.
2.         Kekerasan
Dahulu, guru memperlakukan muridnya dengan sangat kasar hingga ada yang sampai terluka. Namun, saat ini telah ada undang-undang perlindungan anak. Sehingga guru jaman sekarang tidak bisa melakukan muridnya dengan kasar.
3.         Metode Belajar
Di beberapa sekolah, metode belajar berubah menjadi lebih modern. Seperti penggunaan laptop dan tablet PC. Di sekolah pun sering disediakan WiFi untuk mempermudah siswa untuk mengakses internet dan mencari sumber belajar.
4.         Membuat Tugas
Dahulu, siswa mengerjakan tugas dengan cara pergi ke perpustakaan lalu meneliti seluruh isi buku kemudian menuliskan tugasnya dalam secarik kertas. Sekarang sangat berbeda: cari di internet, salin, cetak, selesai.
5.         Kurikulum
Kurikulum adalah perubahan terbesar di bidang pendidikan. Kurikulum mencakup cara belajar, cara mengajar, dan apa yang diajarkan. Ketika kurikulum berubah, guru dan siswa harus menyesuaikan segalanya dan sering kali itu sulit.[5]



1.         Dampak Positif Perubahan Sosial
Dampak positif mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan harapan oleh masyarakat. Dampak sosial dari berlangsungnya perubahan sosial antara lain :
a.         Munculnya Nilai dan Norma Baru 
Adakalanya suatu nilai dan norma dirasa tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Dengan adanya perubahan sosial diharapkan mampu mendorong munculnya nilai maupun norma baru yang lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
b.         Adanya Struktur dan Hubungan Sosial Baru 
Struktur dan hubungan sosial baru ini biasanya lebih menekankan pada penghormatan terhadap hak asasi manusia.
c.         Adanya Upaya Memberdayakan Perempuan dan Mewujudkan Kesetaraan Gender 
Bentuk pemberdayaan perempuan harus diletakkan dalam kerangka gender related development yaitu dengan menambah anggaran kesehatan dan pendidikan. Memastikan bahwa perempuan sudah mendapatkan porsi yang layak, terutama terkait dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan beasiswa bagi pelajar perempuan.
d.        Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Munculnya penelitian ilmiah semakin menyadarkan manusia terhadap pentingnya penguasaan Iptek dengan peningkatan taraf hidupnya. Perkembangan Iptek dapat mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru yang mendorong berbagai inovasi yang dapat memudahkan kehidupan masyarakat menuju perubahan sosial ke arah modernisasi.
2.         Dampak Negatif Perubahan Sosial
Dampak negatif mengarah pada kemunduran yang ditandai dengan adanya tindak kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai masalah sosial lainnya. Hal inilah yang menjadi titik jenuh dari perubahan sosial dalam masyarakat. Adapun dampak yang bersifat negatif antara lain.
a.         Adanya Disorientasi Nilai dan Norma
Norma dan nilai terkadang diabaikan seiring semakin tingginya kebutuhan akan kebebasan maupun independensi dari otoritas tradisional.
b.         Perubahan Tingkah Laku
Perubahan tingkah laku yang mungkin menjurus pada perilaku menyimpang. Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
c.         Munculnya Konflik Sosial Vertikal maupun Horizontal
Konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat adanya perbedaan sikap dan kepentingan dalam menghadapi perubahan sosial.
d.        Lembaga-lembaga Sosial yang ada Tidak Dapat Berfungsi Maksimal
Ketidakmampuan lembaga sosial berfungsi secara maksimal dikarenakan adanya konflik antara kelompok pendukung dan penentang perubahan sosial.
e.         Banyak Pengangguran
Di masa industrialisasi seharusnya tercipta banyak peluang usaha dan kesempatan kerja. Namun, sebagian anggota masyarakat tidak siap untuk menyesuaikan diri dengan pola industrialisasi, sehingga dapat meningkatkan jumlah pengangguran.
f.          Adanya Kesenjangan Sosial
Anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tentu akan mampu meningkatkan taraf hidupnya. Namun sebaliknya, apabila masyarakat tidak mampu melakukan penyesuaian, maka lama kelamaan akan semakin terbelakang dan mengalami penurunan kualitas hidup. Sehubungan bergulirnya perubahan, semakin lebar pula kesenjangan sosial yang tercipta dalam hubungan antara dua keadaan yang saling bertolak belakang ini.
g.         Terjadinya Berbagai Bentuk Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam
Pemanasan global (global warming) merupakan sebagai salah satu bentuk kerusakan lingkungan dan bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan pola kehidupan masyarakat. Hal ini telah menjadi sorotan masyarakat dunia, terutama negara yang mengalami industrialisasi dan pola konsumtif tinggi.[6]
Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Portes (1976) mendefinisikan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Hakikat pembangunan di Indonesia adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Seiring dengan itu, pembangunan pun menghendaki keikutsertaan dari seluruh warga tanpa terkecuali.
Adapun secara spesifik menurut Profesor Goulet dan beberapa tokoh lain mengatakan bahwa paling tidak ada tiga komponen dasar atau nilai inti yang harus dijadikan basis konseptual dan pedoman praktis untuk memahami arti pembangunan yang paling hakiki, yaitu: kecukupan (sustenance), harga diri (self-esteem), serta kebebasan (freedom), yang merupakan tujuan pokok yang harus digapai oleh setiap orang dan masyarakat melalui pembangunan. Adapun pengertian dari ketiga komponen dasar ini, yaitu:
1.      Kecukupan adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar disini yaitu segala sesuatu yang jika tidak dipenuhi akan menghentikan kehidupan seseorang, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, dan keamanan. Fungsi dasar dari semua kegiatan ekonomi hakikatnya adalah untuk memenuhi minimal kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut. Maka bisa dikatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi merupakan prasyarat bagi membaiknya kualitas kehidupan.
2.      Harga Diri yaitu menjadi manusia seutuhnya. Komponen universal yang kedua dari kehidupan yang serba lebih bak adalah adanya dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak melakukan atau mengejar sesuatu dan seterusnya. Indikator keberhasilan pembangunan bukan hanya dilihat dari gedung-gedung mewah ataupun teknologi canggih dan modern, melainkan segala hal yang bersifat internal diri, manusianya sendiri harus ikut bangun.
3.      Kebebasan dari sikap menghamba yaitu berupa kemampuan untuk memilih. Artinya makna pembangunan harus memiliki konsep kemerdekaan manusia. Kemerdekaan atau kebebasan di sini hendaknya diartikan secara luas sebagai kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengajaran aspek-aspek materiil dalam kehidupan ini. Jika kita memiliki kebebasan, itu berarti untuk selamanya kita mampu untuk berpikir jernih dan menilai segala sesuatu atas dasar keyakinan, pikiran sehat, dan hati nurani kita sendiri.[7]
Pembangunan nasional Indonesia adalah paradigma pembangunan yang terbangun atas pengalaman Pancasila yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedomannya. Dari amanat tersebut dapat disadari bahwa pembangunan ekonomi bukan semata-mata proses ekonomi, tetapi suatu penjelmaan pula dari proses perubahan politik, sosial, dan budaya yang meliputi bangsa, di dalam kebulatannya.
Pembangunan nasional merupakan cerminan kehendak terus menerus meningkat kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta mnegambangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan negara yang maju dan demokratis berdasarkan Pancasila. Indonesia sebagai negara berkembang umumnya menganut program pembangunan yang termasuk ke dalam kelompok negara yang melaksanakan strategi industrialisasi dan substitusi impor yang berorientasi pada pemenuhan pasar dalam negeri. Hal ini didasari oleh besarnya pasaran dalam negeri, jika dibandingkan dengan negara-negara yang menganut model industrialisasi yang berorientasi pada ekspor seperti Singapura, Korea Selatan, dan lain-lain.
1.      Pembangunan Ekonomi
a.       Pengertian Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi secara umum di definisikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya, sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat. Selain itu pembangunan ekonomi juga diartikan sebagai suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
b.      Program Pemerintah Mengenai Pembangunan Ekonomi di Indonesia
1)   Ekonomi Kreatif: setelah ekonomi informasi yang mengutamakan informasi sebagai pengembangan ekonomi, muncul istilah ekonomi kretaif sebagai sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide, pengetahuan yang inovatif, teknologi yang kreatif dan budaya dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Menurut Howkins, ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan. Oleh karena itu, ekonomi kreatif ini merupakan suatu upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativis dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Jenis-jenis dari ekonomi kreatif ini diantaranya seperti: periklanan (advertising), arsitektur, pasar barang seni, kerajinan (craft), desain, Fashion, video, film, fortografi, permainan interaktif (game), musik, seni perutnjukan (showbiz), penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan perangkat lunak (software), televisi dan radio (broadcasting), riset dan pengembangan, kuliner.
2)   Pasar Bebas ASEAN (MEA): ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara kawasan Asia tenggara yang didirikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, ASEAN mendirikan ASEAN Economic Community (AEC) sebagai bentuk integrasi ekonomi. Pada tahun 2015, AEC ini kan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas sehingga akan membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN. Meski tercatat sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah diantara negara ASEAN lainnya, Indonesia diperkirakan masih belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Alasannya, iklim investasinya masih kurang kondusif yang diindikasikan melalui masalah ruwetnya birokrasi, infrastruktur, masalah kualitas sumber daya manusia dan ketenagakerjaan (perburuhan), serta korupsi. Pasar bebas merupakan hal positif bagi kita untuk bersaing. Namun, sebaliknya dapat merugikan jika Indonesia tidak mampu bersaing. Oleh karena itu, dalam mengadapi pasar bebas, pemerintah perlu berbenah untuk memperbaiki kualitas diri, agar mampu bersaing dengan negara asing dan mendapatkan keuntungan dari pasar bebas tersebut.
3)   Peningkatan Pendapatan Perkapita Melalui Bidang Kelautan : pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan pembangunan suatu negara, semakin besar pendapatan perkapita suatu negara, semakin makmur negara tersebut. Perikanan merupakan sektor yang menjamin pendapatan perkapita saat ini mengingat lahan di Indonesia yang semakin menyempit oleh industri yang terus berkembang dan membutuhkan lahan yang cukup banyak. Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
2.      Pembangunan Sosial
a.    Pengertian Pembangunan Sosial
Edi Suharto mengartikan pembangunan sosial sebagai suatu pendekatan pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni memenuhi kebutuhan manusia yang terentang mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial. Berdasarkan definisi dari Edi Suharto tersebut terlihat bahwa pembangunan sosial lebih kepada meningkatkan keadilan terhadap semua anggota masyarakat.
Jadi pembangunan sosial adalah proses pembangunan yang direncanakan dan diselaraskan dengan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan keadilan.
b.    Program Pemerintah Mengenai Pembangunan Sosial
1)   Program BPJS: Program jaminan sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya resiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial ini yang menggunakan mekanisme Asuransi Sosial. Macam-macam dari BPJS ini diantaranya ada BPJS ketenagakerjaan (LHK) seprti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK) dan Jaminan Hari Tua (JHT); serta BPJS kesehatan.
2)   Pemberdayaan Nelayan: salah satu percepatan kesejahteraan bagi nelayan adalah bagi nelayan adalah dengan dibuatnya peraturan pemerintah (PP) tentang pemberdayaan masyarakat nelayan dan pembudidaya skala kecil. PP tersebut sebagai peraturan pelaksana Undang-undang No. 45/2009 tentang perikanan yang sampai sekarang belum ada peraturan pelaksanaannya. Adanya peraturan pemerintah ini didasari oleh masalah klasik yang dialami oleh nelayan kecil yaitu akses terhadap pemodalan dan informasi perikanan, jaminan harga ikan yang baik di tempat penjualan ikan, bagaimana nelayan bisa dilibatkan dalam pengelolaan kelautan, kepastian hak akses dan pemanfaatan sumber daya perikanan bagi nelayan kecil, adanya penyerobotan wilayah tangkap dan pencemaran pesisir dan laut, dan lainnya. Karena itu dengan adanya Koordinator Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI) ini berharap besar terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan untuk dapat memberikan perhatian khsusus bagi nelayan dalam bekerja menantang maut sehingga perlu adanya perlindungan jaminan sosial dan asuransi bagi nelayan yang mengalami kecelakaan maupun nelayan yang belum mendapatkan haknya sehingga mereka dapat terjamin kesejahteraannya.[8]









BAB III PENUTUP


Kesimpulan

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Faktor-faktor perubahan sosial, yaitu : faktor penyebab, faktor pendorong dan faktor penghambat.
Bentuk-bentuk perubahan sosial, yaitu : perubahan lambat dan cepat, perubahan kecil dan besar dan perubahan direncanakan dan tidak direncanakan
Proses perubahan sosial melaui empat tahap, yaitu : difusi, akulturasi, asimilasi dan akomodasi.
Perubahan sosial di bidang pendidikan, yaitu : cara mengajar, kekerasan, metode belajar, membuat tugas dan kurikulum.
Perubahan sosial memiliki dampak positif dan dampak negatif.
Pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Hakikat pembangunan di Indonesia adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Ada tiga komponen dalam pembangunan, yaitu kecukupan (sustenance), harga diri (self-esteem), serta kebebasan (freedom).
Pembangunan di Indonesia yaitu : pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial.








DAFTAR PUSTAKA


Rosdayana, Diar. (2010). Hakikat Pembangunan di Indonesia. [Online]. Tersedia: https://diarydiar.wordpress.com/2010/01/26/hakikat-pembangunan-di-indonesia/



0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .