BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pandangan
mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan
sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran sama artinya dengan kegiatan
mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan
kepada siswa. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut
meliputi: kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi.
Pelaksanaan
pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga
tidak lepas dari perencanaan pengajaran atau
pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat
tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari
sebuah kurikulum. Perhatian pada proses terjadinya pembelajaran mengarahkan
pada pemikiran tentang komponen-komponen pembelajaran. Berikut akan
diuraikan beberapa tentang
komponen-komponen tersebut.
B. Rumusan
masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Apa pengertian startegi pembelajaran ?
2. bagaimana komponen strategi pembelajaran?
3. Apa saja komponen strategi pembelajaran?
4. Apa saja pengertian dan manfaat evaluasi?
5. Apa pengertian metode dan tujuan kurikulum?
C. Tujuan
Tujuan dari
makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian startegi pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui bagaimana komponen pembelajaran.
3.
Untuk mengetahui komponen strategi pemeblajaran.
4.
Untuk mengetahui manfaat evaluasi pembelajaran.
5.
Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sehingga strategi pembelajaran
mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung
satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komponen dari strategi pembelajaran itu
sendiri antara lain tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode,
alat, sumber pelajaran dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen
yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi
kerjasama. Karena itu guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen
tertentu saja, tetapi harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
B .Uraian
1.
Komponen
Strategi pembelajaran
Komponen metode/strategi merupakan
komponen yang memiliki peran yang sangat penting karena berhubungan dengan
implementasi kurikulum. Tujuan tidak akan tercapai manakala tanpa manggunakan
strategi dan metode yang tepat. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat
kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi atau metode
berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa
strategi yang menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan, ataupun
sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa biasanya dinamakan student
centered, sedangkan strategi yang berpusat pada guru
dinamakan teacher centered. Strategi yang akan digunakan sangat tergantung kepada
tujuan dan materi kurikulum Secara operasional strategi pembelajaran adalah
prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi
siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Saat ini terdapat banyak jenis metode dan strategi pembelajaran,
misalnya ceramah, diskusi, CTL dll. Dalam menentukan metode atau strategi
pembelajaran, guru harus menyesuaikan metode yang dipilih dengan isi dan tujuan
pembelajaran.
Proses
pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling
berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, bahan
pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan
evaluasi.
1. Tujuan
Tujuan merupakan komponen yang
sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang
harus dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.
Jika diibaratkan, tujuan sama dengan komponen jantung pada sistem tubuh
manusia. Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama.
Tujuan dalam pendidikan
dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan perkataan
lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak
didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan
berbuat dalam lingkungan sosialnya, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Menurut Ny.Dr.Roestiyah,N.K
(1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang
penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka
mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran
mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar
suatu proses dari pengajaran itu sendiri.
2.
Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah komponen
kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, bahan pelajaran
merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses
pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi.
Ada dua persoalan dalam penguasaan
bahan pelajaran, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran
pelengkap. Penguasaan bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang
menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya
(disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap adalah bahan
pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat
menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan
pelajaran pelengkap ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang
dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak
didik.
Menurut
(Kemp, 1977), bahan pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi
yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap
(berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan). Dalam isi pelajaran ini terlihat
masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan strategi penyampaian yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran, guru
harus terlebih dahulu memahami jenis bahan pelajaran yang akan disampaikan agar
diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.
3. Kegiatan
Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam
pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam
proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua
komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik
terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam
interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan
sebagai motivator dan fasilitator. Inilah sistem pengajaran yang dikehendaki
dalam pengajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dalam
pendidikan modern. Kegiatan belajar mengajar pendekatan CBSA menghendaki
aktivitas anak didik seoptimal mungkin. Keaktifan anak didik menyangkut
kegiatan fisik dan mental. Aktivitas anak didik bukan hanya secara individual,
tetapi juga dalam kelompok sosial. Aktivitas anak didik dalam kelompok sosial
akan membuahkan interaksi dalam kelompok. Interaksi dikatakan maksimal bila
interaksi itu terjadi antara guru dengan semua anak didik, antara anak dengan
guru, dan antara anak didik dengan anak didik dalam rangka bersama-sama
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya
memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis,
intelektual dan psikologis. Kerangka berpikir demikian dimaksudkan agar guru
mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara individual.
Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan
anak didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan dalam mengajar.
4. Metode
Metode adalah cara yang digunakan
oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran dan komponen yang juga mempunyai fungsi yang
sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh
komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat
diimplementasikan melalui metode yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak
akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap guru
perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus
terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan
metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi
menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi
tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak
tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis
anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam
pemilihan metode yang tepat. Menurut Prof.Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed, mengemukakan
lima macam factor yang mempengaruhi metode mengajar adalah sebagai berikut ;
- Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
- Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
- Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
- Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
- Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
5. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu
yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi
yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha
mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah
berupa suruhan, perintah, larangan, dll. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah
berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide,
video dan sebagainya. Alat bantu pengajaran dapat juga dikatakan sebagai media.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a) Ketepatan
dengan tujuan pembelajaran.
b) Dukungan terhadap isi pelajaran.
c) Kemudahan
memperoleh media.
d) Keterampilan
guru dalam menggunakannya.
e) Ketersediaan
waktu menggunakannya.
f) Sesuai
dengan taraf berpikir siswa.
Alat bantu pengajaran terutama
media yang menggunakan audiovisual mempunyai sifat sebagai berikut :
a. Kemampuan
untuk meningkatkan persepsi
b. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
c. Kemampuan
untuk meningkatkan transper (pengalihan) belajar
d. Kemampuan untuk memberikan penguatan
(reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai
e. Kemampuan
untuk meningkatkan retensi (ingatan)
6. Sumber
pelajaran
Belajar mengajar, telah diketahui,
bukanlah berproses dalam kehampaan, tetapi berproses dalam kemaknaan,
didalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak didik. Nilai-nilai
itu tidak datang dengan sendirinya tetapi terambil dari berbagai sumber guna
dipakai dalam proses belajar mengajar.
Jadi menurut (Drs. Udin Sari Winataputra, M.A dan
Drs Rustana Adiwinata, 1991 : 165) yang dimaksud dengan sumber bahan belajar
adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan
pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Dengan demikian, sumber
belajar itu merupakan bahan / materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang
mengandung hal-hal baru bagi sipelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah
untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan).
Dalam mengemukakan sumber –sumber
belajar ini para ahli sepakat bahwa segal sesuatu dapat dipergunakan sebagai
sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Macam-macam Sumber-sumber belajar sebagai berikut :
- Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat)
- . Buku / perpustakaan/ bahan materi
- Media Massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dll)
- Alam Lingkungan
- Alat Pengajaran atau perlengkapan ( buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur , spidol, dll)
- Museum (Tempat penyimpanan benda-benda kuno)
- Aktivitas yang meliputi : pengajaran berprogram, simulasi, karyawisata, sistem pengajaran modul.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen
terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk
melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi
sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran.
Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai
komponen sistem pembelajaran.
Pengertian dari evaluasi adalah
kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan
dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa
yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Dari pengertian itu,
tujuan evaluasi dapat dilihat dari 2 segi, yaitu:
a. Tujuan
Umum
Ø Mengumpulkan
data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang
diharapkan
Ø Memungkinkan pendidik/guru menilai
aktivitas/pengalaman yang didapat
Ø Menilai
metode mengajar yang dipergunakan
b.
Tujuan Khusus
Ø Merangsang
kegiatan siswa
Ø Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
Ø Memberikan bimbingan yang sesuai dengan
kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan
Ø Memperoleh
bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga
pendidikan
Ø . Untuk
memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar
Evaluasi dapat memberikan manfaat
bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Untuk
memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses
belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
b) Untuk memberikan angka yang tepat tentang
kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid
c) Unutk menentukan murid di dalam situasi
belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh
murid
d) Untuk mengenal latar belakang murid yang
mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang nantinya dapat dipergunakan sebagai
dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan belajar yang timbul.
Evaluasi sebagai alat untuk melihat
keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis, yaitu :
a) Tes
§ Digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan
materi pembelajaran
§ Tes
harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria validitas dan kriteria reliabilitas
§ Tes
hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual
b) Non
Tes
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya
digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi.
v
Jenis-jenis non tes : Observasi,
Wawancara, Studi Kasus, Skala Sikap
1.1.
Pengembangan
Komponen Metode
Atau Strategi
Pencapaian
Tujuan
Kurikulum
Komponen ini merupakan komponen
yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi
kurikulum. Bagaimanapun idealnya tujuan tidak akan berhasil tanpa strategi.
Strategi meliputi rencana metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk
mecapai tujuan tertentu.
Menurut T. Rakjoni strategi pembelajaran merupakan
pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari dua pengertian diatas ada dua hal yang pelu
diamati, yaitu:
Pertama, strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan sebagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Alasan-alasan
perlunya perencanaan strategi mengajar:
§ Agar
kurikulum yang direncanakan dapat mencapai tujuan
§ Agar pelajaran yang sama yang diberikan oleh
pendidik dilakukan secara konsisten sehingga tidak merugikan kelas tertentu.
§ Membantu guru memberi pelajaran yang efektif
serta menarik dengan menyediakan sumber belajar yang memadahi.
Kedua,
strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Metode adalah upaya untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan
yang telah disusun tercapai secara optimal.
Metode juga digunakan untuk merealisasikan strategi
yang telah ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran digunakan beberapa
metode. Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of
operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving
something. Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah
pendekatan ( approach ). Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi maupun
metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran. Roy Killer (1998), ada dua pendekatan dalam
pembelajaran, yaitu:
§
Pendekatan yang berpusat pada guru (
teacher centered approaches )
§
Pendekatan yang berpusat pada siswa (
student centered approach )
Rowntree (1974), strategi
pembelajaran dibagi atas
- Strategi Exposition dan Strategi Discovery
Learning
- Strategi
Groups dan Individual Learning
Terdapat perbedaan dalam menentukan
tujuan dan materi pembelajaran, hal ini tentunya memiliki konsekuensi pula
terhadap penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Apabila yang
menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan
informasi-intelektual,–sebagaimana yang banyak dikembangkan oleh kalangan
pendukung filsafat klasik dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka
strategi pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru. Guru
merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai
pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai
obyek yang secara pasif menerima sejumlah informasi dari guru.Metode dan teknik
pembelajaran yang digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekspositorik)
secara massal, seperti ceramah atau seminar.Selain itu, pembelajaran cenderung
lebih bersifattekstual.
Strategi pembelajaran yang
berorientasi pada guru tersebut mendapat reaksi dari kalangan progresivisme.
Menurut kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu proses
pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif
menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya,
sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh
materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik mendapat dukungan dari kalangan rekonstruktivisme yang menekankan
pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika kelompok.
Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode
dan teknik pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari
guru tetapi lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses
dinamika kelompok (kooperatif), seperti : pembelajaran moduler, obeservasi,
simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya.
Dalam hal ini, guru tidak banyak
melakukan intervensi.Peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan
guider.Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan menyediakan
lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru
berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan
perbuatan belajar.Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan
berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.
Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis
teknologi yang menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi
tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat
penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik, tetapi dalam
pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta didik untuk belajar
secara individual. Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan peserta didik
untuk belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti melalui internet
atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran teknologis lebih
cenderung sebagai director of learning, yang berupaya mengarahkan dan mengatur
peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan belajar sesuai dengan apa
yang telah didesain sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas,
ternyata banyak kemungkinan untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap
strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.
Pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran.
Pembelajaran pada dasarnya proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ini
sangat penting dipahami sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana
cara mencapainya. Komponen strategi pembelajarn yang berbeda memiliki pengaruh
yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajarannya. Kondisi pembelajaran
yang berbeda umpamanya, karakteristik isi bidang studi dengan karakteristik
siswa bis memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pelajaran.
Berikut ini bebrapa pertimbangan yang digunakan
sebagai pegangan untuk memilih strategi pembelajaran dalam pengembangan
kurikulum:
1.
Apakah tujuan itu bersifat kognitif, afektif atau psikomotor?
2.
Apakah tujuan banyak memrlukan reinforcement atau ulangan?
3. Apakah diperlukan partisipasi aktif
dari siswa, secara individual, kelompok kecil, atau kelompok besar?
4.
Apakah diperlukan ketrampilan mengenai proses penelitian ilmiah?
5.
Apakah tersedia atau harus disediakan sumber-sumber pembelajaran?
6. Apakah
strategi pembelajaran itu sesuai dengan asas kurikulum dan misi lembaga
tersebut?
7. Apakah
strategi pembelajaran itu cukup menguntungkan dari segi waktu, biaya, dan usaha
yang diperlukan?
8. Apakah
diperlukan lebih dari satu strategi untuk mencapai tujuan itu?
9. Apakah
strategi sudah sesuai dengan gaya belajar siswa?
Ketiga, adanya sumber mengajar,
harus diusahakan pada tingkat pedoman kurikulum. Pada tahap ini semua pendidik
bersama-sama menyiapkan segala sumber pembelajaran yang diperlukan.
Dalam psikologi pendidikan, kita mengenal dua sistem
pengajaran yaitu Teacher-Centered dan Student-Centered. sebagai pengenalan,
kita akan memberi srdikit gambaran mengenai kedua sistem pengajaran di atas.
Teacher-Centered adalah sistem pengajaran dimana
guru memberikan pengetahuan pada siswa dan membangun pengetahuan siswa. Siswa
hanya menerima saja apa yang diberikan oleh gurunya. Pada Teacher-Centered,
guru harus bisa membuat siswa merasa nyaman dengan pelajaran yang diajarkan
agar siswa tidak merasa bosan dan dapat mengerti apa yang diajarkan oleh guru.
Pada Student-Centered, siswa yang harus aktif dalam
membangun pengetahuan mereka. Guru hanya membantu memberikan informasi tambahan
supaya siswa semakin mengerti dengan apa yang mereka pelajari.
Seperti yang kita ketahui,
Student-Centered atau dikenal juga dengan Learner-Centered mengharuskan siswa
untuk aktif. Misalnya saja pada saat di kelas, guru memberikan tugas dalam
kelompok. Maka siswa harus berusaha mencari penyelesaian dari persoalan yang
diberikan guru dengan kemampuan mereka. Bisa saja dengan cara mecari jawaban
diperpustakaan, bisa juga dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Apabila
ada kesulitan, siswa boleh bertanya pada guru yang bersangkutan untuk menambah
pengetahuannya dengan informasi yang diberikan oleh guru.
Dalam Student-Centered, kita juga mengenal 3
strategi pembelajaran, yaitu :
1.
PBL(Problem
Based Learning)
Pada
strategi ini, murid diminta untuk mencari jalan keluar atau solusi dari case story yang diberikan.
2.
Essential
Question
Yaitu diberikan sebuah pertanyaan
yang merefleksikan keselurah dari topik yang diajarkan yang akan membuat siswa penasaran dan meembuat merek berfikir
untuk mencari solusinya.
3.
Discovery
Learning
Strategi ini dimaksudkan supaya
siswa membangun pengetahuan mereka sendiri dengan cara mereka sendiri.
Kelebihan dari Student-Centered
adalah siswa menjadi aktif dan mereka akan mendapatkan lebih banyak ilmu pengetahuan
dengan cara mereka sendiri. Kekurangannya adalah siswa yang kurang aktif akan
merasa terbebani dengan strategi pengajaran seperti ini.
Teacher Centered merupakan suatu instruksi atau
perencanaan dalam pembelajaran yang berpusat pada guru.Guru berperan sepenuhnya
dalam pembelajaran.Guru akan memberikan penjelasan dan presentasi pada
murid-muridnya.Murid-murid tidak berkesempatan untuk mengembangkan pengetahuan
mereka dengan mencari bahan-bahan pendukung pendidikan mereka dengan
sendiri.Setiap masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran akan diselesaikan
oleh guru dan semua solusi akan berasal dari guru.
Sedangkan,Learner Centered merupakan suatu instruksi
atau perencanaan dalam pembelajaran yang berpusat pada murid.Instruksi ini
menuntut murid agar lebih aktif dan reflektif dalam mengembangkan
pengetahuannya.Pendidikan hanya akan terfokus pada orang yang belajar.Guru
hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing pembelajaran
murid-muridnya.Murid diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan
wawasan mereka dan ketika dijumpai ada masalah dalam pembelajaran,penemuan
solusi diserahkan sepenuhnya pada murid.
1.
Teacher
Centered Learning
Pada pembelajaran model Teacher
Centered Learning, guru lebih banyak melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan
bentuk ceramah (lecturing), siswa sebatas memahami sambil membuat catatan, bagi
yang merasa memerlukannya. Guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil
pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model ini
berarti memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah
bagaimana guru bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer
pengetahuan.
Pendekatan teacher center learning ini proses
pembelajaran lebih berpusat pada guru hanya akan membuat guru semakin cerdas
tetapi siswa hanya memiliki pengalaman mendengar paparan saja. Output yang
dihasilkan oleh pendekatan belajar seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan
siswa yang kurang mampu mengapresiasi ilmu pengetahuan, takut berpendapat,
tidak berani mencoba yang akhirnya cenderung menjadi pelajaran yang pasif dan
miskin kreativitas.
2.
Student
Centered Learning
Pada pembelajaran ini, yang berpusat pada siswa diharapkan dapat
mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap
dan perilaku. Melalui proses pembelajaran yang keterlibatan siswa secara aktif,
berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk belajar.
Aktifitas siswa menjadi penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya
adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun
pemahaman (construcivism approach).
Proses pembelajaran
yang berpusat pada siswa atau peserta didik, maka siswa memperoleh kesempatan
dan fasilitas untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan
memperoleh pemahaman yang mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu
kualitas siswa. Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka
siswa diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk
memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya
sendiri.
3.
Perbedaan Teacher
Center Learning dan Student Center Learning
- TEACHER CENTER LEARNING (TCL)
- STUDENT CENTER LEARNING (SCL)
-
Berfokus pada guru
-
Berfokus pada siswa
-
One Way Traffic
-
Two Way Traffic
-
Guru sebagai sumber ilmu utama
-
Guru sebagai fasilitator dan mitra
pembelajaran
-
Siswa diberi materi pelajaran oleh guru
-
Siswa bertanggung jawab atas
pembelajarannya dan menciptakan kemitraan antara siswa dan guru.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian di atas
dapat ditarik kesimpulan yaitu Strategi pembelajaran yang digunakan oleh
pengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi proses belajar mandiri dalam diri
siswa. Namun perlu diingat bahwa pendekatan yang baik belum tentu menghasilkan
pembelajaran yang baik pula. Karena itu faktor pengajar sebagai manager dari
suatu kegiatan pembelajaran di kelas sangat menentukan keberhasilan proses
pembelajaran tersebut. Sehingga guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut
untuk dapat menguasai komponen-komponen strategi pembelajaran yang diantaranya
adalah tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber
pelajaran dan evaluasi agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Yang dimana komponen yang satu dengan komponen yang lain saling
berhubungan untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang tegas dan jelas
.
B. SARAN
Sebaiknya
bagi seorang guru dapat menggunakan media pembelajaran sehingga siswa lebih
antusias dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan dan motivasi belajar
menjadi lebih meningkat.
Selain itu evaluasi pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang
guru sendirian, namun semua guru. Untuk itu, sebaiknya pemahaman tentang konsep
dasar evaluasi dan pembalajaran sangat diperlukan oleh guru demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang baik, efektif, dan efisisien.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Aswan
Zain. 2006.
-
Strategi Belajar
mengajar. Jakarta : Penerbit RinArsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.eka Cipta
-
Siahaan, Padimun. 2008. Strategi Belajar
Mengajar. Jurusan Ekonomi – FE Unimed
-
Wina Senjaya. 2008. Strategi
Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
-
http://widytiapharamita.blogspot.com/2015/05/makalah-implementasi-kurikulum.html?m=1
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .