Tuesday, October 2, 2018

Makalah Setrategi Pembelajaran




BAB I
PENDAHULUAN
        A.      Latar Belakang
Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi.
Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran atau pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum. Perhatian pada proses terjadinya pembelajaran mengarahkan pada pemikiran tentang komponen-komponen pembelajaran.  Berikut akan diuraikan beberapa tentang komponen-komponen tersebut.
      B.  Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
        1.      Apa pengertian startegi pembelajaran ?
        2.      bagaimana komponen strategi pembelajaran?
        3.      Apa saja komponen strategi pembelajaran?
  4.      Apa saja pengertian dan manfaat evaluasi?
  5.      Apa pengertian metode dan tujuan kurikulum?


      C.  Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
          1.      Untuk mengetahui pengertian startegi pembelajaran.
          2.      Untuk mengetahui bagaimana komponen pembelajaran.
          3.      Untuk mengetahui komponen strategi pemeblajaran.
          4.      Untuk mengetahui manfaat evaluasi pembelajaran.
          5.      Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi pembelajaran.




















BAB II

PEMBAHASAN


  1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sehingga strategi pembelajaran mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komponen dari strategi pembelajaran itu sendiri antara lain tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja, tetapi harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
                B .Uraian
1.      Komponen Strategi pembelajaran
Komponen metode/strategi merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting karena berhubungan dengan implementasi kurikulum. Tujuan tidak akan tercapai manakala tanpa manggunakan strategi dan metode yang tepat. Strategi meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi atau metode berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa strategi yang menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya. Strategi yang berpusat kepada siswa biasanya dinamakan student
centered, sedangkan strategi yang berpusat pada guru dinamakan teacher centered. Strategi yang akan digunakan sangat tergantung kepada tujuan dan materi kurikulum Secara operasional strategi pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Saat ini terdapat banyak jenis metode dan strategi pembelajaran, misalnya ceramah, diskusi, CTL dll. Dalam menentukan metode atau strategi pembelajaran, guru harus menyesuaikan metode yang dipilih dengan isi dan tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi.
1.      Tujuan
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Jika diibaratkan, tujuan sama dengan komponen jantung pada sistem tubuh manusia. Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Menurut Ny.Dr.Roestiyah,N.K (1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.
2.      Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, bahan pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi.
Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Penguasaan bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian bahan pelajaran pelengkap ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak didik.
Menurut (Kemp, 1977), bahan pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan). Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis bahan pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.
3.      Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Inilah sistem pengajaran yang dikehendaki dalam pengajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dalam pendidikan modern. Kegiatan belajar mengajar pendekatan CBSA menghendaki aktivitas anak didik seoptimal mungkin. Keaktifan anak didik menyangkut kegiatan fisik dan mental. Aktivitas anak didik bukan hanya secara individual, tetapi juga dalam kelompok sosial. Aktivitas anak didik dalam kelompok sosial akan membuahkan interaksi dalam kelompok. Interaksi dikatakan maksimal bila interaksi itu terjadi antara guru dengan semua anak didik, antara anak dengan guru, dan antara anak didik dengan anak didik dalam rangka bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka berpikir demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap anak didik secara individual. Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan dalam mengajar.
4.      Metode
Metode adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui metode yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Menurut Prof.Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed, mengemukakan lima macam factor yang mempengaruhi metode mengajar adalah sebagai berikut ;
  1. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
  2. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
  3. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
  4. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
  5.  Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
5.      Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dll. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video dan sebagainya. Alat bantu pengajaran dapat juga dikatakan sebagai media. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :
a)      Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.
b)       Dukungan terhadap isi pelajaran.
c)      Kemudahan memperoleh media.
d)     Keterampilan guru dalam menggunakannya.
e)      Ketersediaan waktu menggunakannya.
f)       Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Alat bantu pengajaran terutama media yang menggunakan audiovisual mempunyai sifat sebagai berikut :
a.       Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
b.       Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
c.       Kemampuan untuk meningkatkan transper (pengalihan) belajar
d.       Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai
e.       Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan)
6.      Sumber pelajaran
Belajar mengajar, telah diketahui, bukanlah berproses dalam kehampaan, tetapi berproses dalam kemaknaan, didalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya tetapi terambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam proses belajar mengajar.
Jadi menurut (Drs. Udin Sari Winataputra, M.A dan Drs Rustana Adiwinata, 1991 : 165) yang dimaksud dengan sumber bahan belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan / materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi sipelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan).
Dalam mengemukakan sumber –sumber belajar ini para ahli sepakat bahwa segal sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Macam-macam Sumber-sumber belajar sebagai berikut :
  1. Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat)
  2. . Buku / perpustakaan/ bahan materi
  3.  Media Massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dll)
  4. Alam Lingkungan
  5.  Alat Pengajaran atau perlengkapan ( buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur , spidol, dll)
  6. Museum (Tempat penyimpanan benda-benda kuno)
  7. Aktivitas yang meliputi : pengajaran berprogram, simulasi, karyawisata, sistem pengajaran modul.
7.      Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.
Pengertian dari evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Dari pengertian itu, tujuan evaluasi dapat dilihat dari 2 segi, yaitu:
a.       Tujuan Umum
Ø  Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan
Ø   Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat
Ø  Menilai metode mengajar yang dipergunakan
b.      Tujuan Khusus
Ø  Merangsang kegiatan siswa
Ø   Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
Ø   Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan
Ø  Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan
Ø  . Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar
Evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a)      Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
b)       Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid
c)       Unutk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh murid
d)      Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan belajar yang timbul.
Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan ke dalam 2 jenis, yaitu :
a)      Tes
§  Digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran
§  Tes harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria validitas dan kriteria reliabilitas
§  Tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual
b)      Non Tes
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi.
v  Jenis-jenis non tes : Observasi, Wawancara, Studi Kasus, Skala Sikap













1.1.   Pengembangan Komponen Metode Atau Strategi  Pencapaian Tujuan Kurikulum
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimanapun idealnya tujuan tidak akan berhasil tanpa strategi. Strategi meliputi rencana metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mecapai tujuan tertentu.
Menurut T. Rakjoni strategi pembelajaran merupakan pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari dua pengertian diatas ada dua hal yang pelu diamati, yaitu:
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Alasan-alasan perlunya perencanaan strategi mengajar:
§  Agar kurikulum yang direncanakan dapat mencapai tujuan
§     Agar pelajaran yang sama yang diberikan oleh pendidik dilakukan secara konsisten sehingga tidak merugikan kelas tertentu.
§    Membantu guru memberi pelajaran yang efektif serta menarik dengan menyediakan sumber belajar yang memadahi.
            Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Metode juga digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving something. Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan ( approach ). Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Roy Killer (1998), ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu:
§  Pendekatan yang berpusat pada guru ( teacher centered approaches )
§     Pendekatan yang berpusat pada siswa ( student centered approach )
   Rowntree (1974), strategi pembelajaran dibagi atas
  -  Strategi Exposition dan Strategi Discovery Learning
   - Strategi Groups dan Individual Learning
Terdapat perbedaan dalam menentukan tujuan dan materi pembelajaran, hal ini tentunya memiliki konsekuensi pula terhadap penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Apabila yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi-intelektual,–sebagaimana yang banyak dikembangkan oleh kalangan pendukung filsafat klasik dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi pembelajaran yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru. Guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima sejumlah informasi dari guru.Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti ceramah atau seminar.Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifattekstual.
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru tersebut mendapat reaksi dari kalangan progresivisme. Menurut kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika kelompok.
Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual, langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti : pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya.
Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi.Peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan guider.Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat melakukan perbuatan belajar.Sedangkan sebagai guider, guru melakukan pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.
Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang menekankan pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi tersendiri dalam penentuan strategi pembelajaran. Meski masih bersifat penguasaan materi atau kompetensi seperti dalam pendekatan klasik, tetapi dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan bagi peserta didik untuk belajar secara individual. Dalam pembelajaran teknologis dimungkinkan peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru, seperti melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan belajar sesuai dengan apa yang telah didesain sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas, ternyata banyak kemungkinan untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.
Pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ini sangat penting dipahami sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. Komponen strategi pembelajarn yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajarannya. Kondisi pembelajaran yang berbeda umpamanya, karakteristik isi bidang studi dengan karakteristik siswa bis memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pelajaran.
Berikut ini bebrapa pertimbangan yang digunakan sebagai pegangan untuk memilih strategi pembelajaran dalam pengembangan kurikulum:
1.  Apakah tujuan itu bersifat kognitif, afektif atau psikomotor?
2.   Apakah tujuan banyak memrlukan reinforcement atau ulangan?
3. Apakah diperlukan partisipasi aktif dari siswa, secara individual, kelompok kecil, atau kelompok besar?
4.  Apakah diperlukan ketrampilan mengenai proses penelitian ilmiah?
5.  Apakah tersedia atau harus disediakan sumber-sumber pembelajaran?
6.  Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan asas kurikulum dan misi lembaga tersebut?
7.  Apakah strategi pembelajaran itu cukup menguntungkan dari segi waktu, biaya, dan usaha yang diperlukan?
8.  Apakah diperlukan lebih dari satu strategi untuk mencapai tujuan itu?
9.  Apakah strategi sudah sesuai dengan gaya belajar siswa?
Ketiga, adanya sumber mengajar, harus diusahakan pada tingkat pedoman kurikulum. Pada tahap ini semua pendidik bersama-sama menyiapkan segala sumber pembelajaran yang diperlukan.
Dalam psikologi pendidikan, kita mengenal dua sistem pengajaran yaitu Teacher-Centered dan Student-Centered. sebagai pengenalan, kita akan memberi srdikit gambaran mengenai kedua sistem pengajaran di atas.
Teacher-Centered adalah sistem pengajaran dimana guru memberikan pengetahuan pada siswa dan membangun pengetahuan siswa. Siswa hanya menerima saja apa yang diberikan oleh gurunya. Pada Teacher-Centered, guru harus bisa membuat siswa merasa nyaman dengan pelajaran yang diajarkan agar siswa tidak merasa bosan dan dapat mengerti apa yang diajarkan oleh guru.
Pada Student-Centered, siswa yang harus aktif dalam membangun pengetahuan mereka. Guru hanya membantu memberikan informasi tambahan supaya siswa semakin mengerti dengan apa yang mereka pelajari.


Seperti yang kita ketahui, Student-Centered atau dikenal juga dengan Learner-Centered mengharuskan siswa untuk aktif. Misalnya saja pada saat di kelas, guru memberikan tugas dalam kelompok. Maka siswa harus berusaha mencari penyelesaian dari persoalan yang diberikan guru dengan kemampuan mereka. Bisa saja dengan cara mecari jawaban diperpustakaan, bisa juga dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Apabila ada kesulitan, siswa boleh bertanya pada guru yang bersangkutan untuk menambah pengetahuannya dengan informasi yang diberikan oleh guru.
Dalam Student-Centered, kita juga mengenal 3 strategi pembelajaran, yaitu :
1. PBL(Problem Based Learning)
                     Pada strategi ini, murid diminta untuk mencari jalan keluar atau solusi dari case story yang diberikan.
2. Essential Question             
Yaitu diberikan sebuah pertanyaan yang merefleksikan keselurah dari topik yang diajarkan yang akan membuat siswa penasaran dan meembuat merek berfikir untuk mencari solusinya.
3. Discovery Learning
Strategi ini dimaksudkan supaya siswa membangun pengetahuan mereka sendiri dengan cara mereka sendiri.
Kelebihan dari Student-Centered adalah siswa menjadi aktif dan mereka akan mendapatkan lebih banyak ilmu pengetahuan dengan cara mereka sendiri. Kekurangannya adalah siswa yang kurang aktif akan merasa terbebani dengan strategi pengajaran seperti ini.
Teacher Centered merupakan suatu instruksi atau perencanaan dalam pembelajaran yang berpusat pada guru.Guru berperan sepenuhnya dalam pembelajaran.Guru akan memberikan penjelasan dan presentasi pada murid-muridnya.Murid-murid tidak berkesempatan untuk mengembangkan pengetahuan mereka dengan mencari bahan-bahan pendukung pendidikan mereka dengan sendiri.Setiap masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran akan diselesaikan oleh guru dan semua solusi akan berasal dari guru.
Sedangkan,Learner Centered merupakan suatu instruksi atau perencanaan dalam pembelajaran yang berpusat pada murid.Instruksi ini menuntut murid agar lebih aktif dan reflektif dalam mengembangkan pengetahuannya.Pendidikan hanya akan terfokus pada orang yang belajar.Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing pembelajaran murid-muridnya.Murid diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan mereka dan ketika dijumpai ada masalah dalam pembelajaran,penemuan solusi diserahkan sepenuhnya pada murid.
1. Teacher Centered Learning
Pada pembelajaran model Teacher Centered Learning, guru lebih banyak melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing), siswa sebatas memahami sambil membuat catatan, bagi yang merasa memerlukannya. Guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model ini berarti memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan.
Pendekatan teacher center learning ini proses pembelajaran lebih berpusat pada guru hanya akan membuat guru semakin cerdas tetapi siswa hanya memiliki pengalaman mendengar paparan saja. Output yang dihasilkan oleh pendekatan belajar seperti ini tidak lebih hanya menghasilkan siswa yang kurang mampu mengapresiasi ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak berani mencoba yang akhirnya cenderung menjadi pelajaran yang pasif dan miskin kreativitas.
2. Student Centered Learning
Pada pembelajaran ini,  yang berpusat pada siswa diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses pembelajaran yang keterlibatan siswa secara aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak seorang peserta didik untuk belajar. Aktifitas siswa menjadi penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan pikirannya untuk membangun pemahaman (construcivism approach).
Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa. Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri.
3.  Perbedaan Teacher Center Learning dan Student Center Learning
  • TEACHER CENTER LEARNING (TCL)
  • STUDENT CENTER LEARNING (SCL)
-          Berfokus pada guru
-          Berfokus pada siswa
-          One Way Traffic
-          Two Way Traffic
-          Guru sebagai sumber ilmu utama
-          Guru sebagai fasilitator dan mitra pembelajaran
-          Siswa diberi materi pelajaran oleh guru
-          Siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya dan menciptakan kemitraan antara siswa dan guru.















BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu Strategi pembelajaran yang digunakan oleh pengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi proses belajar mandiri dalam diri siswa. Namun perlu diingat bahwa pendekatan yang baik belum tentu menghasilkan pembelajaran yang baik pula. Karena itu faktor pengajar sebagai manager dari suatu kegiatan pembelajaran di kelas sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Sehingga guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat menguasai komponen-komponen strategi pembelajaran yang diantaranya adalah tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Yang dimana komponen yang satu dengan komponen yang lain saling berhubungan untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang tegas dan jelas .
                B. SARAN

Sebaiknya bagi seorang guru dapat menggunakan media pembelajaran sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan dan motivasi belajar menjadi lebih meningkat.
Selain itu evaluasi pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang guru sendirian, namun semua guru. Untuk itu, sebaiknya pemahaman tentang konsep dasar evaluasi dan pembalajaran sangat diperlukan oleh guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang baik, efektif, dan efisisien.











DAFTAR PUSTAKA

-          Drs. Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Aswan Zain. 2006.
-           Strategi Belajar mengajar. Jakarta : Penerbit RinArsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.eka Cipta 
-          Siahaan, Padimun. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jurusan Ekonomi – FE Unimed
-          Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
-          http://widytiapharamita.blogspot.com/2015/05/makalah-implementasi-kurikulum.html?m=1





0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .