INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
Makalah disusun untuk
memenuhi tugas kelompok 12
Dosen
Pengampu : Gama
Pratama, M.Pd
Disusun oleh :
Aprilia Putri Astuti (2017.3.5.1.00365)
Khadijah (2017.3.5.1.00399)
Ridwan Tri Sabila (2017.3.5.1.00422)
PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDA’IYYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA
BANGSA CIREBON
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Interaksi Sosial Masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Cirebon, 07 September 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam materi yang akan kami jelaskan yang terdapat dalam makalah ini yaitu
tentang Interaksi Manusia dengan Lingkungan, Kegiatan atau aktivitas manusia
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Dalam materi makalah ini akan
dijelaskan Interaksi Manusia dengan Lingkungan yang diantaranya mengenai
Modifikasi Lingkungan, Pencemaran Lingkungan, Budaya dan Pola Kesehatan
Lingkungan.
Indikasi dan cara identifikasi terhadap modifikasi
lingkungan alam, baik melalui survei permukaan terhadap gejala atau kenampakan
yang sekarang masih dapat dikenali di permukaan tanah , maupun melalui
penginderaan jauh. Kedudukan manusia dalam
lingkungan hidup dan dinamika interaksi dengan lingkungan hidup merupakan
hubungan sosial yang dinamis.
Aktivitas manusia tidak hanya tergantung dan
dipengaruhi oleh lingkungan alam, namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan
pengaruh pada alam, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Selain itu juga manusia adalah makhluk hidup yang
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk bilogis dan makhluk sosial.
Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau Homo Sapiens, sama seperti
makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang system
kehidupan.
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup secara individu. Mereka
selalu berkeinginan untuk tinggal bersama dengan individu-individu lainnya.
Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan
manusia, oleh karena itu yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya,keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya
daya manusia dan perilakunya yang mempengaruhikelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu, aktivitas atau kegiatan manusia sangat berpengaruh
terhadap lingkungan sekitarnya, karena lingkungan merupakan tempat yang paling
dekat dengan manusia.
Bertitik tolak dari latar belakang Interaksi Manusia dengan Lingkungan yang
terdiri dari modifikasi lingkungan, pencemaran lingkungan budaya dan pola
kesehatan lingkungan. Kami mengidentifikasi masalah tersebut sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari interaksi?
2. Bagaimana interaksi manusia dengan lingkungan?
3. Bagaimana hakikat interaksi manusia dengan lingkungan?
4. Bagaimana mengidentifikasi modifikasi lingkungan alam ?
5. Apa penyebab Pencemaran
Lingkungan ?
6. Bagaimana cara mengatasi pencemaran lingkungan?
7. Bagaimana pola lingkungan sehat?
Tujuan penulisan
makalah ini secara formal ialah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata
kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, budaya, dan Tekhnologi (PLSBT). Selain itu, tujuan makalah yang sesuai dengan
rumusan masalah di atas antara lain:
1.
Untuk mengetahui
pengertian interaksi.
2.
Untuk mengetahui interaksi
manusia dengan lingkungan.
3.
Untuk mengetahui hakikat
interaksi manusia dengan lingkungan.
4.
Untuk mengidentifikasi
modifikasi lingkungan alam.
5.
Untuk mengetahui penyebab pencemaran
lingkungan.
6.
Untuk mengetahui cara
mengatasi pencemaran lingkungan.
7.
Untuk mengetahui pola
lingkungan sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
Interaksi adalah
suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini
penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah
pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana
dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang
mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna yang berbeda.
Lingkungan alam (natural environment) adalah
lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia.
Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara
alamiah di bumi. Lingkungan alam berbeda dengan lingkungan buatan yang terdiri
atas area dan komponen alam yang telah dipengaruhi manusia. Lingkungan alam
dapat berbentuk sungai, danau, laut, gunung, rawa, hutan dan lain-lain.
Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik
dan biotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang
bukan makhluk hidup. Sebaliknya Lingkungan biotik adalah segala benda hidup
yang ada di lingkungan. Contoh lingkungan abiotik adalah batuan, tanah, air,
udara, suhu, hujan, dan energi matahari, sedangkan contoh lingkungan biotik adalah
berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Dalam lingkungan alam terjadi
interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik atau sebaliknya.
Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen lingkungan abiotik
juga terjadi saling keterkaitan. Berikut contoh-contoh interaksi tersebut
: Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah,
suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah.
Suhu yang tinggi dan curah hujan yang besar serta tanah yang subur memungkinkan
tumbuhnya beragam tumbuhan tropis. Tanaman tropis tidak dapat tumbuh dengan
baik di daerah gurun yang kering dan suhu yang tinggi atau di daerah lintang
sedang dengan empat musim. Lingkungan biotik juga
dapat memengaruhi lingkungan abiotik. Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya
akan membuat suhu udara menjadi lebih sejuk. Antara komponen
abiotik dengan komponen abiotik lainnya juga dapat terjadi saling pengaruh.
Contohnya, curah hujan yang besar dapat menimbulkan pengikisan terhadap tanah
yang juga lebih besar. Suhu yang tinggi dapat menimbulkan penguapan yang tinggi
pula. Saling mempengaruh juga
terjadi antara komponen biotik dengan komponen biotik lainnya. Contohnya adalah
beragamnya jenis tumbuhan atau flora di suatu wiayah juga diikuti oleh
beragamnya jenis hewan atau fauna yang hidup di wilayah tersebut. Karena itu,
di daerah hutan hujan tropis seperti Indonesia selain sangat beragam jenis
floranya juga beragam jenis faunanya.
Pada awalnya manusia memanfaatkan alam hanya
sebatas untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (makan dan minum serta pakaian).
Namun, saat ini manusia mengolah sumber daya yang ada di alam untuk beragam
kebutuhan atau sekedar memenuhi gaya hidupnya. Akibatnya, sebagian
lingkungan alam telah mengalami kerusakan seperti pencemaran air dan
udara.
Pada masa sekarang manusia cenderung melakukan
upaya mengambil sumber daya alam dengan menggunakan bantuan teknologi. Namun
demikian, pada hal tertentu sampai saat ini manusia juga beradaptasi dengan
alam, misalnya manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan, waktu
untuk berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah
rawan bencana alam, dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat
manusia lebih dominan dalam interaksinya dengan alam. Manusia mampu membuka
lahan pertanian dan perkebunan yang sangat luas. Gergaji mesin mampu memotong
pohon besar dalam waktu singkat, traktor mampu mengolah lahan dengan cepat,
sehingga lahan pertanian dan hasilnya bertambah dengan cepat pula.
Semua manusia
di muka bumi ini hidup dalam lingkungan tertentu. Dalam skala luas, manusia
hidup dalam negara yang berbeda-beda, kota yang berbeda-beda, sampai pada
lingkungan terkecil seperti lingkungan rumah tangga yang pasti berbeda-beda
pula.
Lingkungan merupakan kombinasi
antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air,
mineral, energi surya, serta flora dan fauna baik yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana cara menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Secara
sederhana, lingkungan merupakan ruang yang ditempati oleh makhluk hidup dan
benda yang tak hidup. Kehidupan manusia tentu saja tak dapat dipisahkan dari
lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Contohnya kita
bernapas dari udara dari lingkungan sekitar kita. Semua aktivitas manusia
seperti makan, minum, dan menjaga kesehatan semuanya memerlukan lingkungan.
Lingkungan adalah
segala sesuatu di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan
manusia, baik secara langsung maupun tidak. Komponen lingkungan dapat dibedakan
menjadi :
a)
lingkungan abiotik;
b)
lingkungan biotik;
c)
lingkungan sosial dan budaya.
Lingkungan
abiotik adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, pasir, udara, bebatuan dan lain-lain. Lingkungan
biotik adalah lingkungan hidup yang terdiri atas makhluk hidup, seperti
manusia, tumbuhan dan hewan. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang dibuat
oleh manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku
sebagai makhluk hidup.
Pada awalnya,
interaksi manusia dan lingkungan lebih bersifat alami dan mencakup
komponen-komponen seperti, abiotik, biotik, dan sosial
budaya.
Dengan berkembangnya peradaban manusia, kita dikelilingi oleh berbagai bentuk
artefak, peralata, kendaraan dan benda-benda lain hasil karyanya. Benda-benda
tersebut selanjutnya menjadi bagian dari lingkungan secara keseluruhan. Bahkan
di daerah perkotaan, lingkungan didominasi oleh komponen-komponen kehidupan
perkotaan seperti jalan, jembatan, gedung bertingkat, permukiman, perkantoran,
hotel, dan lain-lain. Lingkungan alam telah diganti atau diubah secara
besar-besaran oleh lingkungan buatan atau binaan manusia.
Interaksi
manusia dan lingkungannya berlangsung melalui dua cara:
Pertama, manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Kedua, manusia memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan.
Pertama, manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Kedua, manusia memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan.
Karakteristik
interaksi manusia dan lingkungan berbeda antara satu daerah dengan daerah
lainnya, begitu juga satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Pada masyarakat
yang tradisional, ada kecenderungan lingkungan lebih dominan dalam memengaruhi
kehidupan manusia seperti halnya dalam lingkungan masyarakat pedesaan.
Sedangkan pada daerah yang masyarakatnya memiliki tingkat peradaban yang lebih
maju, manusia cenderung dominan sehingga lingkungannya telah banyak berubah
dari lingkungan alam menjadi lingkungan binaan hasil karya manusia.
Aktivitas manusia tidak hanya bergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan
alam, namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan alam,
baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dalam mata pelajaran ini, yang
dimaksud dengan modifikasi sebagai akibat aktivitas manusia bukanlah perubahan
suhu atau punahnya flora-fauna tertentu (Bradsawdan Weaver 1993:488-489).
Melainkan semua perubahan bentuk relief bumi atau permukaan tanah, baik sebagai
akibat adanya konstruksi maupun ada gejala atau kenampakan fisik lainnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, gajala atau kenampakan akibat aktivitas
manusia tersebut kadang-kadang tidak disadari kehadirannya. Lebih-lebih bila,
tidak terkonsentrasi pada situs-situs arkeologi. Oleh karena itu, gejala
tersebut menjadi pokok bahasan salah satu cabang dalam arkeologi.
Dalam hal ini, pengetahuan, pengalaman , dan kecermatan sangat diperlukan
untuk dapat melakukan identifikasi segala kenampakan di permukaan tanah.
Melalui pengamatan yang seksama gejala atau kenampakan yang terbentuk sacara
alamiah yang biasa dipelajari dalam geomorfologi. (Bradsaw dan Weaver
1993: 264)
Bekas aktivitas di suatu lahan kadang tidak
diketahui keberadaannya, karena telah tertimbun tanah dalam kurun waktu lama
atau tertutup tanaman yang rimbun dan tidak diketahui oleh pengguna lahan yang
baru. Dalam kasus seperti ini hasil interpretasi terhadap foto udara membantu
mengungkap keberadaan bekas aktivitas tersebut.
A.
Indikasi Modifikasi
Pengetahuan mengenai indikasi-indikasi adanya
modifikasi yang telah dilakukan manusia terhadap lingkungan alamanya sangat
membantu dalam melakukan survey arkeologis.
Dalam bidang ilmu arkeologi, indikasi-indikasi
tersebut merupakan bentuk-bentuk data arkeologo, yang dapat dikategorikan
sebagai artefak, fitur atau ekofak. Agar indikasi tersebut
dapat dijelaskan makna dan fungsinya, maka dilakukan beberapa kegiatan yaitu :
1) Perekaman, meliputi pengukuran, penggambaran, pemotrtan, dan pemetaan.
2) Interpretasi yang didasarkan pada hasil perekaman data, sumber tertulis,
gambar, foto, dan peta lama atau wawancara dengan penduduk sekitar.
B. Distribusi Artefak
Selain contoh-contoh yang telah dikemukakan, banyak
situs arkeologi yang dapat diidentifikasi keberadaannya melalui adanya
konsentrasi temuan artefaktual di permukaan tanah, seperti fragmen-fragmen
gerabah atau serpih-serpih batu beserta calon-calon beliung.
Sebagaimana gejala-gejala lainnya, himpunan artefak
di suatu lokasi dapat mengubah relief permukaan tanah sebagai contoh keberadaan
timbunan-timbunan tata batu pada areal seluas kurang lebih 6.000 hektar, yang
dikenal sebagai bengkel pembuatan beliung persegi dan mata panah di wilayah
gunung, kabupaten pacitan, Jawa timur.
Dalam hal ini aktivitas alam, seperti aliran tidak
dipungkiri ikut andil sebagai factor penyebab terjadinya transformasi atau
akumulasi data arkeologi. Namun melalui pengamatan terhadap serpihan-serpihan
batu limbah produksi beliung dan artefak yang ada, dapat dipastikan bahwa
timbunan-tinbunan batu tersebut bukan sekedar hasil aktivitas alam, melainkan
bekas aktivitas komunitas manusia ynag pernah tinggal di wilayah yang sekarang
lebih dikenal sebagai wilayah yang tandus tersebut.
C.
Bangunan Monumental
Keberadaan konstruksi bangunan, baik masih dalam kondisi utuh maupun
reruntuhan, paling mudah diketahui kehadirannya bila dibandingkan dengan jenis
data arkeologis lainnya. Jenis data arkeologis ini, yang memang bentuknya
sangat menonjol bila dibandingkan dengan gejala lainnya. Benar-benar mengubah
relief permukaan . permukaan tanah yang terbentuk secara alamiah. Namun
demikian, aktivitas alam yang tidak henti-hentinya, seperti meletusnya gunung
berapi, banjir-banjir lahar, juga berpengaruh terhadap tersembunyi atau
terkuaknya tinggalan arkeologis berupa bangunan monumental.
Kalau sekarang kita dapat menyaksikan kemegahan
candi-candi di sekitar Yogaykarta dan Jawa Tengah , seperti candi Prambanan,
dan Borobudur, sebenarnya tidak demikian halnya dengan candi-candi tersebut
puluhan tahun yang lalu.
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4
Tahun 1982).
Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan
yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara
berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan
efek merusak.
Suatu zat dapat
disebut polutan apabila :
1.
Jumlahnya
melebihi jumlah normal.
2.
Berada pada
waktu yang tidak tepat
3.
Berada pada
tempat yang tidak tepat
Sifat polutan
adalah :
Merusak untuk
sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi. Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
lingkungan tidak merusak lagi. Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
A. Macam-macam pencemaran Lingkungan
1) Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat
digolongkan menjadi empat, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
a)
Pencemaran udara.
Pencemar udara. Contohnya sebagai berikut: Gas HzS. Gas
ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan
dari pembakaran minyak bumi dan batu bara. Gas CO dan COz. Karbon monoksida
(CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hash pembakaran
yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam
udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat meng- ganggu
pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat
panas matahari sehingga suhu bumi panas. Pemanasan global di bumi akibat C02
disebut juga sebagai efek rumah kaca Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini
bersama dengan partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang
dapat mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus,
bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan . Batu bara yang
mengandung sulfur melalui pembakaran akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur
dioksida bersama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari dapat
menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh
sebagai hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan
pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan, perubahan
morfologi pada daun, batang, dan benih. Sumber polusi udara lain dapat berasal
dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir,
materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif
ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia.
Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat
menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian
Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah
cm3 polutan per m3 udara.
b)
Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis
pencemar sebagai berikut: Pembuangan
limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik,
misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan
CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun. Sampah organik yang dibusukkan oleh
bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan
organisme air .Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian terakumulasi
dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan
pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di dalam
air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang. Salah satu
bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal
tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau
keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi
dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat
penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat
mengganggu ekosistem laut. Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi
akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin
meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.
c)
Pencemaran tanah.
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis
pencemaran berikut ini : Sampah-sampah
plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng. Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan)Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
pecahan kaca, dan kaleng. Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan)Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.
d)
Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising
kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang
berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
2)
Menurut macam bahan
pencemar.
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut:
a)
Kimiawi.
Berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd,
Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
b)
Biologi.
Berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia
coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.
c)
Fisik.
Berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan
karet.
3)
Menurut tingkat pencemaran.
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada
kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan
menjadi 2, yaitu sebagai
berikut :
Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi
(gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan
pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan
mata pedih. Dan pencemaran yang
sudah mengakibatkan reaksi pada fatal tubuh
dan menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di
Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya
demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian
dalam lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
B. Parameter Pencemaran.
Dengan
mengetahui beberapa parameter yang ada pada daerah/kawasan
penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu
sudah terkena pencemaran atau belum. Paramater yang merupakan
indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut:
1) Parameter kimia.
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas,
fosfor, dan logam-logam berat.
2) Parameter biokimia.
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical
Oxygen Demand), yaitu jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah
dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya selama 5
hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan untuk mengukur
banyaknya pencemar organik. Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam
air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.
3) Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna,
rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.
4) Parameter biologi.
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya
mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.
A.
Penanggulangan Secara
Administratif
Penanggulangan
secara administratif terhadap pencemaran lingkungan merupakan tugas pemerintah,
yaitu dengan membuat peraturan-peraturan atau undang-undang. Beberapa peraturan
yang telah dikeluarkan, antara lain sebagai berikut :
1) Pabrik tidak
boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari lingkungan. Misalnya,
pabrik pembat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh menghasilkan produk yang
menggunakan gas CFC sehingga dapat menyebabkan penipisan dan berlubangnya
lapisan ozon di stratofer.
2) Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas)
sehingga limbah yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari zat-zat yang
membahayakan lingkungan.
3) Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat tertentu
yang jauh dari pemukiman.
4) Sebelum
dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri harus dilakukan
analisis mengenai dampak lingkungan (AM-DAL).
5) Pemerintah
mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk menentukan mutu suatu
lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu air , sedangkan untuk
lingkungan udara ditentukan baku mutu udara. Dalam buku mutua air, antara lain
tercantum batasan kadar bahan pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri.
Didalam buku mutu udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar,
misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada pabrik yang
menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang melebihi standar baku mutu.
B.
Penanggulangan Secara
Teknologis
Penanggulangan
pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya menggunakan peralatan untuk
mengolah sampah atau limbah. Di surabaya terdapat suatu tempat pembakaran akhir
sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak membuang asap. Tempat
tersebut dinamakan insenerator.
C.
Penanggulangan Secara
Edukatif
Penangkalan
pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal
maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah dimasukkan pengetahuan
tentang lingkungan hidup tentang lingkungan hidup kedalam mata pelajaran yang
terkait, misalnya IPA dan Pendidikan agama. Melalui jalur pendidikan nonformal
dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian
lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran lingkungan.
Dengan
penyuluhan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran baik secara
individu maupun secara berkelompok untuk memahami pentingnya kelestarian
lingkungan.
Pengertian
lingkungan sehat adalah lingkungan yang terhindar dari hal – hal yang
menyebabkan gangguan kesehatan seperti limbah cair, limbah padat dan limbah
gas. Juga terhindar dari binatang – binatang pembawa bibit penyakit, zat kimia
berbahaya, polusi suara berlebihan serta hal – hal lain. Untuk mendapatkan dan
menerapkan pengertian lingkungan sehat, ada banyak aspek yang harus dipenuhi
dan selalu diperhatikan.
A.
Ketersediaan Air Minum Yang Bersih
Tidak bisa
dipungkiri bahwa minum adalah kebutuhan paling pokok bagi kita. Banyak cara
dilakukan untuk mendapatkannya sekalipun harus ditebus dengan berbagai cara.
Namun bukan
sembarang air yang dibutuhkan untuk menunjang kesehatan. Air yang diminum harus
dipastikan terhindar dari hal – hal yang menyebabkan penyakit. Air kotor, air
terkontaminasi limbah, air tercampur zat kimia atau pewarna, air yang tidak
dimasak adalah contoh-contoh air yang tidak layak untuk diminum karena dapat
menjadi sebab timbulnya penyakit.
B.
Makanan Dan Minuman Yang Menyehatkan
Salah satu faktor
lingkungan sehat yang mendukung kesehatan individu adalah ketersediaan makanan
dan minuman yang menyehatkan.
Pastikan
makanan dan minuman yang kita konsumsi bersama keluarga penuh nutrisi dan
terhindar dari penyebab penyakit. Tidak perlu mewah yang penting bersih dan
steril. Jangan jajan sembarangan di pinggir jalan. Jangan konsumsi makanan dan
minuman yang sudah basi atau sudah kedaluwarsa. Jangan konsumsi makanan dan
minuman yang tubuh kita tak bisa menerima karena alergi atau lainnya.
C.
Pengelolaan Air Buangan
Sehari-hari
kita tidak bisa terlepas dari kebutuhan air. Tidak hanya untuk minum, air juga
kita gunakan untuk kebutuhan mandi, cuci muka, cuci tangan, bersih – bersih
setelah buang hajat, mencuci peralatan dapur, mencuci pakaian, mencuci kendaraan,
menyiram tanaman. Selain itu ada lagi air yang tidak kita sediakan di rumah
tapi, selalu ada bila musim hujan datang yaitu air hujan yang menyirami rumah
kita.
Adanya berbagai
aktifitas di atas yang tidak lepas dari air mengharuskan kita memikirkan kemana
air itu akan terbuang. Jika air buangan ini dibiarkan menggenang di sekitar
rumah, tentu sangat tidak bagus. Selain mengganggu pemandangan, aroma tak sedap
dari air buangan juga menjadi polusi tersendiri. Belum lagi nanti menjadi
sarang nyamuk dan penyakit.
Usahakan air
buangan ini dialirkan ke tempat yang semestinya agar tidak menimbulkan berbagai
gangguan.
D.
Pembuangan Sampah Padat
Sampah padat
meliputi dua jenis sampah yaitu sampah organik dan non organik.
Sampah organik
adalah sampah yang berasal dari alam seperti sayuran, dedaunan, buah-buahan,
sisa makan atau sisa-sisa makhluk hidup seperti kotoran hewan, bangkai binatang
dan sebagainya. Sampah organik, baik diolah atau tidak akan terurai dan kembali
ke alam karena sampah ini bisa membusuk.
Sampah non
organik adalah sampah yang tidak bisa atau tidak mudah membusuk seperti
plastik, kaleng, kayu, batu dan sebagainya.
Karena
perbedaan sifat antara keduanya, maka pengelolaan dan pembuangannya pun
berbeda. Sampah organik langsung bisa ditanam di dalam tanah sehingga menjadi
kompos. Untuk sampah non organik, jangan ditaman begitu saja dalam tanah. Lebih
baik dikumpulkan dalam wadah tersendiri, kemudian dijual kalau memungkinkan.
Kalau sudah tak punya nilai jual, lebih baik dibakar sehingga yang tinggal hanyalah
sisa-sisa pembakaran, bukan sampah yang menumpuk.
E.
Mengendalikan Vektor Atau Serangga Pengganggu
Vektor adalah
istilah untuk serangga pengganggu atau serangga penular penyakit. Ada banyak
serangga yang dapat ditemukan di dalam rumah dan di luar rumah kita seperti
semut, lalat, nyamuk, kecoa, laba-laba dan sebagainya. Kebanyakan dari mereka
adalah penggangu bahkan membawa bibit penyakit. Karena itu, perlu dilakukan
upaya pengendalian. Jangan biarkan sisa – sisa makanan bertebaran karena dapat
mengundang semut – semut berdatangan. Jangan biarkan air menggenang dalam waktu
lama karena bisa jadi sarang nyamuk. Jangan lupa bersihkan sudut – sudut
ruangan agar tak dibangun sarang laba-laba.
F.
Hindarkan Pencemaran Tanah Oleh Ekskreta
Manusia
Tak urung jika
manusia makan dan minum, maka ada sisa olahan dalam tubuh yang harus
dikeluarkan yang disebut ekskreta. Ekskreta ini biasanya berupa feses dan
urine. Ekskreta manusia harus diatur sedemikian rupa pembuangannya agar tidak
menimbulkan pencemaran baik pencemaran tanah, air tanah maupun udara.
G.
Menghindari Pencemaran Udara
Lingkungan
sehat dan bersih selalu ditandai dengan kualitas udara yang ada. Jika udara
penuh polusi, itu menandakan bahwa kondisi lingkungan tidak sehat. Kondisi
udara rentan menimbulkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan pernafasan
seperti influenza, bronkitis, ispa, paru – paru dan sebagainya.
Hindarkan juga
lingkungan kita dari asap rokok karena barang yang satu ini sudah terkenal
sebagai penyebab berbagai macam penyakit. Terlebih jika asap rokok terhirup
oleh anak-anak dan balita.
Salah satu hal
yang bisa kita lakukan untuk menjaga kualitas udara adalah menjaga agar
lingkungan kita tetap hijau oleh pepohonan dan tanaman. Biarkan mereka tumbuh
rimbun dan mengayomi. Jangan hanya karena ada pembangunan semua pepohonan
dibabat hingga habis tanpa ada penanaman baru.
H.
Hindarkan Lingkungan Dari Kebisingan
Bagaimanapun
asri dan sejuknya lingkungan, kalau masih sering terdengar suara bising bahkan
memekakkan membuat lingkungan tidak lagi dikatakan lingkungan sehat. Warga
menjadi tidak nyaman dan tidak bisa konsentrasi menjalani aktifitas sehari –
hari. Upayakan tidak ada kesempatan buat hal – hal yang menimbulkan kebisingan
seperti membuat polisi tidur di jalanan agar tidak dibuat kebut – kebutan pengendara
motor.
Itulah lingkungan
sehat serta beberapa aspek yang harus diperhatikan dan dipenuhi. Bagaimanapun
yang namanya lingkungan sehat tidak terbentuk dengan sendirinya, harus ada
upaya dari warga sendiri untuk menjadikan lingkungannya menjadi lingkungan yang
sehat.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan dan uraian tadi, kami dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
1.
Aktifitas manusia sangat berpengaru terhadap
lingkungan;
2.
Aktifitas manusia tidak hanya tergantung dan
dipengaruhi oleh lingkungan alam, namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan
modifikasi lingkungan alam, baik secara sengaja maupun tidak sengaja;
3.
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan
sebagian besar disebabkan oleh tangan manusia;
4.
Selain itu juga manusia juga mempengaruhi
lingkungan budaya, karena manuia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari
dua sisi yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial;
5.
Keadaan lingkungan sangat besar pengaruhnya
terhadap kesehatan manusia. Di dalam lingkungan yang sesuai. Penyebab penyakit
dapat dipelihara dan ditularkan dari manusia ke manusia, dari hewan ke hewan,
atau dari manusia ke hewan.
Ada beberapa saran yang ingin kami sampaikan pada penulisan ini yaitu:
a.
Jaga dan peliharalah
lingkungan ini dengan sebaik-baiknya;
b.
Tidak merusak
lingkungan yang ada disekitar kita;
c.
Memanfaatkan lingkungan
dengan sebaik-baiknya dan sewajarnya.
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .