Monday, October 8, 2018

Makalah Interaksi Manusia dengan Lingkungan



INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
Makalah disusun untuk memenuhi tugas kelompok 12
Dosen Pengampu : Gama Pratama, M.Pd





Description: 12-35-16-9k=.jpg
 












Disusun oleh :
Aprilia Putri Astuti (2017.3.5.1.00365)
Khadijah (2017.3.5.1.00399)
Ridwan Tri Sabila (2017.3.5.1.00422)



PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2018

 


KATA PENGANTAR


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Interaksi Sosial Masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


Cirebon, 07 September 2018


                                                                                    Penyusun




BAB I

PENDAHULUAN


Dalam materi yang akan kami jelaskan yang terdapat dalam makalah ini yaitu tentang Interaksi Manusia dengan Lingkungan, Kegiatan atau aktivitas manusia berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. Dalam materi makalah ini akan dijelaskan Interaksi Manusia dengan Lingkungan yang diantaranya mengenai Modifikasi Lingkungan, Pencemaran Lingkungan, Budaya dan Pola Kesehatan Lingkungan.
Indikasi dan cara identifikasi terhadap modifikasi lingkungan alam, baik melalui survei permukaan terhadap gejala atau kenampakan yang sekarang masih dapat dikenali di permukaan tanah , maupun melalui penginderaan jauh. Kedudukan manusia dalam lingkungan hidup dan dinamika interaksi dengan lingkungan hidup merupakan hubungan sosial yang dinamis.
Aktivitas manusia tidak hanya tergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam, namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan pengaruh pada alam, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Selain itu juga manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk bilogis dan makhluk sosial. Sebagai makhluk biologis, makhluk manusia atau Homo Sapiens, sama seperti makhluk hidup lainnya yang mempunyai peran masing-masing dalam menunjang system kehidupan.
Manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat hidup secara individu. Mereka selalu berkeinginan untuk tinggal bersama dengan individu-individu lainnya. Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, oleh karena itu yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya daya manusia dan perilakunya yang mempengaruhikelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Oleh karena itu, aktivitas atau kegiatan manusia sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya, karena lingkungan merupakan tempat yang paling dekat dengan manusia.

Bertitik tolak dari latar belakang Interaksi Manusia dengan Lingkungan yang terdiri dari modifikasi lingkungan, pencemaran lingkungan budaya dan pola kesehatan lingkungan. Kami mengidentifikasi masalah tersebut sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari interaksi?
2.      Bagaimana interaksi manusia dengan lingkungan?
3.      Bagaimana hakikat interaksi manusia dengan lingkungan?
4.      Bagaimana mengidentifikasi modifikasi lingkungan alam ?
5.      Apa penyebab Pencemaran Lingkungan ?
6.      Bagaimana cara mengatasi pencemaran lingkungan?
7.      Bagaimana pola lingkungan sehat?

Tujuan penulisan makalah ini secara formal ialah untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, budaya, dan Tekhnologi (PLSBT). Selain itu, tujuan makalah yang sesuai dengan rumusan masalah di atas antara lain:
1.      Untuk mengetahui pengertian interaksi.
2.      Untuk mengetahui interaksi manusia dengan lingkungan.
3.      Untuk mengetahui hakikat interaksi manusia dengan lingkungan.
4.      Untuk mengidentifikasi modifikasi lingkungan alam.
5.      Untuk mengetahui penyebab pencemaran lingkungan.
6.      Untuk mengetahui cara mengatasi pencemaran lingkungan.
7.      Untuk mengetahui pola lingkungan sehat.



BAB II

PEMBAHASAN


Interaksi adalah suatu jenis tindakan yang terjadi ketika dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna yang berbeda.

2.2  Interaksi Manusia dengan Lingkungan
Lingkungan alam (natural environment) adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Lingkungan alam berbeda dengan lingkungan buatan yang terdiri atas area dan komponen alam yang telah dipengaruhi manusia. Lingkungan alam dapat berbentuk sungai, danau, laut, gunung, rawa, hutan dan lain-lain. 
Lingkungan alam terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan yang bukan makhluk hidup. Sebaliknya Lingkungan biotik adalah segala benda hidup yang ada di lingkungan. Contoh lingkungan abiotik adalah batuan, tanah, air, udara, suhu, hujan, dan energi matahari, sedangkan contoh lingkungan biotik adalah berbagai jenis tumbuhan dan hewan.  Dalam lingkungan alam terjadi interaksi antara lingkungan abiotik dengan lingkungan biotik atau sebaliknya. Bahkan, antar komponen lingkungan biotik dan antar komponen lingkungan abiotik juga terjadi saling keterkaitan. Berikut contoh-contoh interaksi tersebut : Contoh interaksi antara komponen abiotik dengan biotik adalah tanah, suhu dan curah hujan yang memengaruhi jenis tanaman yang tumbuh suatu daerah. Suhu yang tinggi dan curah hujan yang besar serta tanah yang subur memungkinkan tumbuhnya beragam tumbuhan tropis. Tanaman tropis tidak dapat tumbuh dengan baik di daerah gurun yang kering dan suhu yang tinggi atau di daerah lintang sedang dengan empat musim. Lingkungan biotik juga dapat memengaruhi lingkungan abiotik. Contohnya daerah yang banyak tumbuhannya akan membuat suhu udara menjadi lebih sejuk. Antara komponen abiotik dengan komponen abiotik lainnya juga dapat terjadi saling pengaruh. Contohnya, curah hujan yang besar dapat menimbulkan pengikisan terhadap tanah yang juga lebih besar. Suhu yang tinggi dapat menimbulkan penguapan yang tinggi pula. Saling mempengaruh juga terjadi antara komponen biotik dengan komponen biotik lainnya. Contohnya adalah beragamnya jenis tumbuhan atau flora di suatu wiayah juga diikuti oleh beragamnya jenis hewan atau fauna yang hidup di wilayah tersebut. Karena itu, di daerah hutan hujan tropis seperti Indonesia selain sangat beragam jenis floranya juga beragam jenis faunanya.
Pada awalnya manusia memanfaatkan alam hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan dasarnya (makan dan minum serta pakaian). Namun, saat ini manusia mengolah sumber daya yang ada di alam untuk beragam kebutuhan atau sekedar memenuhi gaya hidupnya.  Akibatnya, sebagian lingkungan alam telah mengalami kerusakan seperti pencemaran air dan udara. 
Pada masa sekarang manusia cenderung melakukan upaya mengambil sumber daya alam dengan menggunakan bantuan teknologi. Namun demikian, pada hal tertentu sampai saat ini manusia juga beradaptasi dengan alam, misalnya manusia menyesuaikan waktu tanam dengan musim penghujan, waktu untuk berlayar menyesuaikan dengan keadaan cuaca, menghindari tinggal di daerah rawan bencana alam, dan lain-lain. 
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat manusia lebih dominan dalam interaksinya dengan alam. Manusia mampu membuka lahan pertanian dan perkebunan yang sangat luas. Gergaji mesin mampu memotong pohon besar dalam waktu singkat, traktor mampu mengolah lahan dengan cepat, sehingga lahan pertanian dan hasilnya bertambah dengan cepat pula.

Semua manusia di muka bumi ini hidup dalam lingkungan tertentu. Dalam skala luas, manusia hidup dalam negara yang berbeda-beda, kota yang berbeda-beda, sampai pada lingkungan terkecil seperti lingkungan rumah tangga yang pasti berbeda-beda pula.
Lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, mineral, energi surya, serta flora dan fauna baik yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana cara menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Secara sederhana, lingkungan merupakan ruang yang ditempati oleh makhluk hidup dan benda yang tak hidup. Kehidupan manusia tentu saja tak dapat dipisahkan dari lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Contohnya kita bernapas dari udara dari lingkungan sekitar kita. Semua aktivitas manusia seperti makan, minum, dan menjaga kesehatan semuanya memerlukan lingkungan.
Lingkungan adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak. Komponen lingkungan dapat dibedakan menjadi :
a)      lingkungan abiotik;
b)      lingkungan biotik;
c)      lingkungan sosial dan budaya.
Lingkungan abiotik adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, pasir, udara, bebatuan dan lain-lain. Lingkungan biotik adalah lingkungan hidup yang terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, tumbuhan dan hewan. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang dibuat oleh manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk hidup.
Pada awalnya, interaksi manusia dan lingkungan lebih bersifat alami dan mencakup komponen-komponen seperti, abiotik, biotik, dan sosial budaya. Dengan berkembangnya peradaban manusia, kita dikelilingi oleh berbagai bentuk artefak, peralata, kendaraan dan benda-benda lain hasil karyanya. Benda-benda tersebut selanjutnya menjadi bagian dari lingkungan secara keseluruhan. Bahkan di daerah perkotaan, lingkungan didominasi oleh komponen-komponen kehidupan perkotaan seperti jalan, jembatan, gedung bertingkat, permukiman, perkantoran, hotel, dan lain-lain. Lingkungan alam telah diganti atau diubah secara besar-besaran oleh lingkungan buatan atau binaan manusia.
Interaksi manusia dan lingkungannya berlangsung melalui dua cara:
Pertama, manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Kedua, manusia memiliki kemampuan untuk mengubah lingkungan.
Karakteristik interaksi manusia dan lingkungan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya, begitu juga satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Pada masyarakat yang tradisional, ada kecenderungan lingkungan lebih dominan dalam memengaruhi kehidupan manusia seperti halnya dalam lingkungan masyarakat pedesaan. Sedangkan pada daerah yang masyarakatnya memiliki tingkat peradaban yang lebih maju, manusia cenderung dominan sehingga lingkungannya telah banyak berubah dari lingkungan alam menjadi lingkungan binaan hasil karya manusia.

Aktivitas manusia tidak hanya bergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam, namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan alam, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dalam mata pelajaran ini, yang dimaksud dengan modifikasi sebagai akibat aktivitas manusia bukanlah perubahan suhu atau punahnya flora-fauna tertentu (Bradsawdan Weaver 1993:488-489). Melainkan semua perubahan bentuk relief bumi atau permukaan tanah, baik sebagai akibat adanya konstruksi maupun ada gejala atau kenampakan fisik lainnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, gajala atau kenampakan akibat aktivitas manusia tersebut kadang-kadang tidak disadari kehadirannya. Lebih-lebih bila, tidak terkonsentrasi pada situs-situs arkeologi. Oleh karena itu, gejala tersebut menjadi pokok bahasan salah satu cabang dalam arkeologi.
Dalam hal ini, pengetahuan, pengalaman , dan kecermatan sangat diperlukan untuk dapat melakukan identifikasi segala kenampakan di permukaan tanah. Melalui pengamatan yang seksama gejala atau kenampakan yang terbentuk sacara alamiah yang biasa dipelajari dalam geomorfologi. (Bradsaw dan Weaver 1993: 264)
Bekas aktivitas di suatu lahan kadang tidak diketahui keberadaannya, karena telah tertimbun tanah dalam kurun waktu lama atau tertutup tanaman yang rimbun dan tidak diketahui oleh pengguna lahan yang baru. Dalam kasus seperti ini hasil interpretasi terhadap foto udara membantu mengungkap keberadaan bekas aktivitas tersebut.
A.    Indikasi Modifikasi
Pengetahuan mengenai indikasi-indikasi adanya modifikasi yang telah dilakukan manusia terhadap lingkungan alamanya sangat membantu dalam melakukan survey arkeologis.
Dalam bidang ilmu arkeologi, indikasi-indikasi tersebut merupakan bentuk-bentuk data arkeologo, yang dapat dikategorikan sebagai artefak, fitur atau ekofak. Agar indikasi tersebut dapat dijelaskan makna dan fungsinya, maka dilakukan beberapa kegiatan yaitu :
1)      Perekaman, meliputi pengukuran, penggambaran, pemotrtan, dan pemetaan.
2)      Interpretasi yang didasarkan pada hasil perekaman data, sumber tertulis, gambar, foto, dan peta lama atau wawancara dengan penduduk sekitar.
B.     Distribusi Artefak
Selain contoh-contoh yang telah dikemukakan, banyak situs arkeologi yang dapat diidentifikasi keberadaannya melalui adanya konsentrasi temuan artefaktual di permukaan tanah, seperti fragmen-fragmen gerabah atau serpih-serpih batu beserta calon-calon beliung.
Sebagaimana gejala-gejala lainnya, himpunan artefak di suatu lokasi dapat mengubah relief permukaan tanah sebagai contoh keberadaan timbunan-timbunan tata batu pada areal seluas kurang lebih 6.000 hektar, yang dikenal sebagai bengkel pembuatan beliung persegi dan mata panah di wilayah gunung, kabupaten pacitan, Jawa timur.
Dalam hal ini aktivitas alam, seperti aliran tidak dipungkiri ikut andil sebagai factor penyebab terjadinya transformasi atau akumulasi data arkeologi. Namun melalui pengamatan terhadap serpihan-serpihan batu limbah produksi beliung dan artefak yang ada, dapat dipastikan bahwa timbunan-tinbunan batu tersebut bukan sekedar hasil aktivitas alam, melainkan bekas aktivitas komunitas manusia ynag pernah tinggal di wilayah yang sekarang lebih dikenal sebagai wilayah yang tandus tersebut.


C.     Bangunan Monumental
Keberadaan konstruksi bangunan, baik masih dalam kondisi utuh maupun reruntuhan, paling mudah diketahui kehadirannya bila dibandingkan dengan jenis data arkeologis lainnya. Jenis data arkeologis ini, yang memang bentuknya sangat menonjol bila dibandingkan dengan gejala lainnya. Benar-benar mengubah relief permukaan . permukaan tanah yang terbentuk secara alamiah. Namun demikian, aktivitas alam yang tidak henti-hentinya, seperti meletusnya gunung berapi, banjir-banjir lahar, juga berpengaruh terhadap tersembunyi atau terkuaknya tinggalan arkeologis berupa bangunan monumental.
Kalau sekarang kita dapat menyaksikan kemegahan candi-candi di sekitar Yogaykarta dan Jawa Tengah , seperti candi Prambanan, dan Borobudur, sebenarnya tidak demikian halnya dengan candi-candi tersebut puluhan tahun yang lalu.

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat  tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Peristiwa pencemaran lingkungan disebut polusi. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1.      Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2.      Berada pada waktu yang tidak tepat
3.      Berada pada tempat yang tidak tepat


Sifat polutan adalah :
Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan
tidak merusak lagi. Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
A.    Macam-macam pencemaran Lingkungan
1)      Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dapat digolongkan menjadi empat, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.
a)      Pencemaran udara.
Pencemar udara. Contohnya sebagai berikut: Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi, bisa juga dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak sempurna dari bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat meng- ganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas. Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah kaca Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur, virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan . Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida bersama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan, perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih. Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.
b)      Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut: Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan  sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air .Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang. Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut. Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.
c)      Pencemaran tanah.
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini : Sampah-sampah plastik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng.
Detergen yang bersifat non bio degradable (secara alami sulit diuraikan)Zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

d)     Pencemaran suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
2)      Menurut macam bahan pencemar.
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut:
a)      Kimiawi.
Berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
b)      Biologi.
Berupa mikroorganisme, misalnya Escherichia coli, Entamoeba coli, dan Salmonella thyposa.
c)      Fisik.
Berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.
3)      Menurut tingkat pencemaran.
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut :
Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih. Dan pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada fatal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa) di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi cacat.
Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
B.     Parameter Pencemaran.
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ada pada daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramater yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut:
1)      Parameter kimia.
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam berat.
2)      Parameter biokimia.
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemar organik. Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.
3)      Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.
4)      Parameter biologi.
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.
A.    Penanggulangan Secara Administratif
Penanggulangan secara administratif terhadap pencemaran lingkungan merupakan tugas pemerintah, yaitu dengan membuat peraturan-peraturan atau undang-undang. Beberapa peraturan yang telah dikeluarkan, antara lain sebagai berikut :
1)      Pabrik tidak boleh menghasilkan produk (barang) yang dapat mencemari lingkungan. Misalnya, pabrik pembat lemari es, AC dan sprayer tidak boleh menghasilkan produk yang menggunakan gas CFC sehingga dapat menyebabkan penipisan dan berlubangnya lapisan ozon di stratofer.
2)      Industri harus memiliki unit-unit pengolahan limbah (padat, cair, dan gas) sehingga limbah yang dibuang ke lingkungansudah terbebas dari zat-zat yang membahayakan lingkungan.
3)      Pembuangan sampah dari pabrik harus dilakukan ke tempat-tempat tertentu yang jauh dari pemukiman.
4)      Sebelum dilakukan pembangunan pabrik atau proyek-proyek industri harus dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AM-DAL).
5)      Pemerintah mengeluarkan buku mutu lingkungan, artinya standar untuk menentukan mutu suatu lingkungan. Untuk lingkungan air ditentukan baku mutu air , sedangkan untuk lingkungan udara ditentukan baku mutu udara. Dalam buku mutua air, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar logam berat, misalnya fosfor dan merkuri. Didalam buku mutu udara, antara lain tercantum batasan kadar bahan pencemar, misalnya gas CO2 dan CO. Pemerintah akan memberikan sanksi kepada pabrik yang menghasilkan limbah dengan bahan pencemar yang melebihi standar baku mutu.
B.     Penanggulangan Secara Teknologis
Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologis, misalnya menggunakan peralatan untuk mengolah sampah atau limbah. Di surabaya terdapat suatu tempat pembakaran akhir sampah dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak membuang asap. Tempat tersebut dinamakan insenerator.
C.     Penanggulangan Secara Edukatif
Penangkalan pencemaran secara edukatif dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, disekolah dimasukkan pengetahuan tentang lingkungan hidup tentang lingkungan hidup kedalam mata pelajaran yang terkait, misalnya IPA dan Pendidikan agama. Melalui jalur pendidikan nonformal dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan pencegahan serta penanggulangan pencemaran lingkungan.
Dengan penyuluhan dan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran baik secara individu maupun secara berkelompok untuk memahami pentingnya kelestarian lingkungan.
2.7  Pola Lingkungan Sehat
Pengertian lingkungan sehat adalah lingkungan yang terhindar dari hal – hal yang menyebabkan gangguan kesehatan seperti limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Juga terhindar dari binatang – binatang pembawa bibit penyakit, zat kimia berbahaya, polusi suara berlebihan serta hal – hal lain. Untuk mendapatkan dan menerapkan pengertian lingkungan sehat, ada banyak aspek yang harus dipenuhi dan selalu diperhatikan.
A.    Ketersediaan Air Minum Yang Bersih
Tidak bisa dipungkiri bahwa minum adalah kebutuhan paling pokok bagi kita. Banyak cara dilakukan untuk mendapatkannya sekalipun harus ditebus dengan berbagai cara.
Namun bukan sembarang air yang dibutuhkan untuk menunjang kesehatan. Air yang diminum harus dipastikan terhindar dari hal – hal yang menyebabkan penyakit. Air kotor, air terkontaminasi limbah, air tercampur zat kimia atau pewarna, air yang tidak dimasak adalah contoh-contoh air yang tidak layak untuk diminum karena dapat menjadi sebab timbulnya penyakit.
B.     Makanan Dan Minuman Yang Menyehatkan
Salah satu faktor lingkungan sehat yang mendukung kesehatan individu adalah ketersediaan makanan dan minuman yang menyehatkan.
Pastikan makanan dan minuman yang kita konsumsi bersama keluarga penuh nutrisi dan terhindar dari penyebab penyakit. Tidak perlu mewah yang penting bersih dan steril. Jangan jajan sembarangan di pinggir jalan. Jangan konsumsi makanan dan minuman yang sudah basi atau sudah kedaluwarsa. Jangan konsumsi makanan dan minuman yang tubuh kita tak bisa menerima karena alergi atau lainnya.
C.     Pengelolaan Air Buangan
Sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari kebutuhan air. Tidak hanya untuk minum, air juga kita gunakan untuk kebutuhan mandi, cuci muka, cuci tangan, bersih – bersih setelah buang hajat, mencuci peralatan dapur, mencuci pakaian, mencuci kendaraan, menyiram tanaman. Selain itu ada lagi air yang tidak kita sediakan di rumah tapi, selalu ada bila musim hujan datang yaitu air hujan yang menyirami rumah kita.
Adanya berbagai aktifitas di atas yang tidak lepas dari air mengharuskan kita memikirkan kemana air itu akan terbuang. Jika air buangan ini dibiarkan menggenang di sekitar rumah, tentu sangat tidak bagus. Selain mengganggu pemandangan, aroma tak sedap dari air buangan juga menjadi polusi tersendiri. Belum lagi nanti menjadi sarang nyamuk dan penyakit.
Usahakan air buangan ini dialirkan ke tempat yang semestinya agar tidak menimbulkan berbagai gangguan.
D.    Pembuangan Sampah Padat
Sampah padat meliputi dua jenis sampah yaitu sampah organik dan non organik.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam seperti sayuran, dedaunan, buah-buahan, sisa makan atau sisa-sisa makhluk hidup seperti kotoran hewan, bangkai binatang dan sebagainya. Sampah organik, baik diolah atau tidak akan terurai dan kembali ke alam karena sampah ini bisa membusuk.
Sampah non organik adalah sampah yang tidak bisa atau tidak mudah membusuk seperti plastik, kaleng, kayu, batu dan sebagainya.
Karena perbedaan sifat antara keduanya, maka pengelolaan dan pembuangannya pun berbeda. Sampah organik langsung bisa ditanam di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Untuk sampah non organik, jangan ditaman begitu saja dalam tanah. Lebih baik dikumpulkan dalam wadah tersendiri, kemudian dijual kalau memungkinkan. Kalau sudah tak punya nilai jual, lebih baik dibakar sehingga yang tinggal hanyalah sisa-sisa pembakaran, bukan sampah yang menumpuk.
E.     Mengendalikan Vektor Atau Serangga Pengganggu
Vektor adalah istilah untuk serangga pengganggu atau serangga penular penyakit. Ada banyak serangga yang dapat ditemukan di dalam rumah dan di luar rumah kita seperti semut, lalat, nyamuk, kecoa, laba-laba dan sebagainya. Kebanyakan dari mereka adalah penggangu bahkan membawa bibit penyakit. Karena itu, perlu dilakukan upaya pengendalian. Jangan biarkan sisa – sisa makanan bertebaran karena dapat mengundang semut – semut berdatangan. Jangan biarkan air menggenang dalam waktu lama karena bisa jadi sarang nyamuk. Jangan lupa bersihkan sudut – sudut ruangan agar tak dibangun sarang laba-laba.
F.      Hindarkan Pencemaran Tanah Oleh Ekskreta Manusia
Tak urung jika manusia makan dan minum, maka ada sisa olahan dalam tubuh yang harus dikeluarkan yang disebut ekskreta. Ekskreta ini biasanya berupa feses dan urine. Ekskreta manusia harus diatur sedemikian rupa pembuangannya agar tidak menimbulkan pencemaran baik pencemaran tanah, air tanah maupun udara.
G.    Menghindari Pencemaran Udara
Lingkungan sehat dan bersih selalu ditandai dengan kualitas udara yang ada. Jika udara penuh polusi, itu menandakan bahwa kondisi lingkungan tidak sehat. Kondisi udara rentan menimbulkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan pernafasan seperti influenza, bronkitis, ispa, paru – paru dan sebagainya.
Hindarkan juga lingkungan kita dari asap rokok karena barang yang satu ini sudah terkenal sebagai penyebab berbagai macam penyakit. Terlebih jika asap rokok terhirup oleh anak-anak dan balita.
Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kualitas udara adalah menjaga agar lingkungan kita tetap hijau oleh pepohonan dan tanaman. Biarkan mereka tumbuh rimbun dan mengayomi. Jangan hanya karena ada pembangunan semua pepohonan dibabat hingga habis tanpa ada penanaman baru.
H.    Hindarkan Lingkungan Dari Kebisingan
Bagaimanapun asri dan sejuknya lingkungan, kalau masih sering terdengar suara bising bahkan memekakkan membuat lingkungan tidak lagi dikatakan lingkungan sehat. Warga menjadi tidak nyaman dan tidak bisa konsentrasi menjalani aktifitas sehari – hari. Upayakan tidak ada kesempatan buat hal – hal yang menimbulkan kebisingan seperti membuat polisi tidur di jalanan agar tidak dibuat kebut – kebutan pengendara motor.
Itulah lingkungan sehat serta beberapa aspek yang harus diperhatikan dan dipenuhi. Bagaimanapun yang namanya lingkungan sehat tidak terbentuk dengan sendirinya, harus ada upaya dari warga sendiri untuk menjadikan lingkungannya menjadi lingkungan yang sehat.



BAB III

PENUTUP


Berdasarkan penjelasan dan uraian tadi, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.      Aktifitas manusia sangat berpengaru terhadap lingkungan;
2.      Aktifitas manusia tidak hanya tergantung dan dipengaruhi oleh lingkungan alam, namun juga dapat mempengaruhi dan menyebabkan modifikasi lingkungan alam, baik secara sengaja maupun tidak sengaja;
3.      Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar     disebabkan oleh tangan manusia;
4.      Selain itu juga manusia juga mempengaruhi lingkungan budaya, karena manuia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial;
5.      Keadaan lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Di dalam lingkungan yang sesuai. Penyebab penyakit dapat dipelihara dan ditularkan dari manusia ke manusia, dari hewan ke hewan, atau dari manusia ke hewan.
Ada beberapa saran yang ingin kami sampaikan pada penulisan ini yaitu:
a.       Jaga dan peliharalah lingkungan ini dengan sebaik-baiknya;
b.      Tidak merusak lingkungan yang ada disekitar kita;
c.       Memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya dan sewajarnya.



DAFTAR PUSTAKA




0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .