Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas KelompokMata Kuliah
Pembelajaran
Bahasa Arab
“Strategi
dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Mencapai Kompetensi Didengar”
Dosen
Pengampu : Muhammad Syauqi, MA.Pd.
MAKALAH
logo
Kelompok
9:
Anisi
Faozah
Sri Amalia
PRODI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Strategi
dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Mencapai Kompetensi Didengar”
yang telah kami susun semaksimal mungkin berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber agar dapat mempermudah pembaca untuk memahami isi makalah ini.
Dalam menyelesaikan Makalah ini tentunya
kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu kami juga
ingin menyampaikan rasa terima kasih kami yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami susun ini
dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan bermanfaat bagi kami sendiri maupun
pembacanya, untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun menambah isi makalah
menjadi lebih baik. Karena Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik segi susunan kalimat, tata bahasa maupun pengetahuan kami dalam
makalah ini.
Cirebon, Agustus 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………...………………………………...……….....2
DAFTAR
ISI………………………………….....………………………………………….….3
BAB I .........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN………...........………….....…………………………………………...…...4
A.
Latar Belakang…....……………... …………………………………………………..…...4
B.
Rumusan Masalah….………....………………………………………………………..….4
C.
Tujuan Penulisan…….........................……………………………………………….........4
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa arab adalah
mata pelajaran yang sangat kompleks, karena terdiri dari berbagai terapan ilmu
pengetahuan yang mencakup empat keterampilan bahasa, sehingga membutuhkan
guru yang kompeten dalam penguasaan materi dan pengelolaan kelas, terutama
dalam hal pemanfaatan media pembelajaran atau penciptaan suasana yang nyaman
guna menarik minat belajar para peserta didik.
Dalam proses
pembelajaran bahasa, diperlukan kreativitas guru dalam memilih dan memadukan
beberapa metode dan teknik pembelajaran. Oleh karena itu para guru bahasa dan
mahasiswa jurusan pendidikan bahasa perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang berbagai pendekatan, metode, teknik, dan termasuk strategi pembelajaran
bahasa, agar dalam kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan maksimal.
Pendidikan formal di
Indonesia dimulai sejak pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi.
Jumlah anak-anak di Indonesia setiap tahun selalu bertambah, anak-anak adalah
seseorang yang harus mendapat pendidikan, untuk itu pendidikan dan pengajaran
untuk anak-anak haruslah kreatif dan inovatif agar dapat menarik minat
anak-anak untuk giat belajar.
Untuk itu dalam
makalah kami ini, kami akan mencoba menguraikan hal- hal yang berkaitan dengan
beberapa strategi pembelajaran dalam bahasa khususnnya dalam pembelajaran
bahasa Arab untuk anak-anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian istima’
?
2. Sebutkan
tahapan-tahapan dalam pembelajaran istima’!
3. Apa saja strategi dalam
pembelajaran istima’ untuk MI?
4. Bagaimana teknik dalam
pembelaran istima’ untuk MI ?
Untuk mengetahui strategi dan teknik dalam pembelajaran bahasa arab untuk
MI.
Istima’ secara bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti
mendengarkan atau menyimak. Istima’ secara istilah adalah sarana
yang pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama manusia
dalam tahapan-tahapan tertentu,
melalui menyimak kita mengenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah dan
tarkib-tarkibnya.
Menyimak menggunakan indra
pendengaran, namun bukan berarti saat mendengar seseorang sudah dikatakan
sedang menyimak. Sesungguhnya proses menyimak tidak sekadar mendengar, tetapi
lebih dari itu, yaitu mendengar dengan memusatkan perhatian kepada objek yang
disimak. Proses menyimak merupakan kegiatan mendengarkan yang disengaja dalam
rangka mencapai maksud-maksud tertentu. Maksud-maksud tersebut misalnya, untuk
tujuan belajar, mengapresiasi sebuah karya, mendapatkan informasi khusus,
memecahkan masalah, atau untuk memahami aspek-aspek sebuah bahasa.
B.
Tahapan-tahapan Dalam Pembelajaran Istima’:
1. Fase pengenalan (Identifikasi)
Pengenalan pada tahap pertama
ini difokuskan pada fonologi,
atau latihan-latihan yang bertujuan agar siswa dapat mengidentifikasi
bunyi-bunyi bahasa arab secara tepat. Latihan ini penting karena sistem tata
bunyi bahasa arab dan bahasa indonesia mempunyai perbedaan yang sangat banyak.
Selain perbedaan fonem, diantara aspek-aspek yang menjadi masalah dalam
mempelajari bahasa arab sebagai bahasa asing adalah sebagai berikut:
1)
Bunyi harakat pendek dan panjang:
علِÙ…َ-عَالِÙ…ٌ
2)
Bunyi huruf-huruf yang sepintas mirip:
س-ص, Ø-Ù‡, Ø£–ع
3)
Bunyi alif lam syamsiyah dan qomariyah:
النَّبِÙ‰ُّ, القَÙ„َÙ…ُ
4)
Bunyi huruf-huruf bertasydid:
عَÙ„َّÙ…َ–ÙŠُعَÙ„ِّÙ…ُ
5)
Bunyi huruf bertanwin:
Ù‚َÙ„َÙ…ٌ
Latihan pengenalan ini bisa berupa mendengar untuk membedakan
dengan teknik mengontraskan pasangan-pasangan ucapan yang hampir sama. Contoh: Guru
mengucapkan atau memperdengarkan kata, dan siswa diminta menebak yang
didengarnya, misalnya :
ص
|
س
|
Ø·
|
ت
|
ع
|
ا
|
صبØ
|
سبØ
|
طاب
|
تاب
|
عليم
|
اليم
|
صور
|
سور
|
طلاق
|
تلاق
|
عتت
|
أتت
|
صالØ
|
سالØ
|
طل
|
تل
|
عرضها
|
أرضها
|
صديد
|
سديد
|
طاء
|
تاء
|
عسير
|
أسير
|
صدا
|
سدا
|
طامة
|
تامة
|
عتوا
|
أتوا
|
2. Fase Identifikasi Lanjutan
Tahapan yang kedua merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya.
Jadi, setelah siswa mengenal bunyi bahasa Arab melalui ujaran-ujaran yang
didengarnya, kemudian mereka harus dilatih untuk mengucapkan dan memahami. Maka
tahapan ini terdiri atas dua faktor. Pertama, latihan mendengar dan mengikuti.
Kedua, latihan membaca dan mendengar.
Pada permulaan, kegiatan ini dilakukan oleh guru, kemudian
diikuti oleh siswanya. Latihan ini difokuskan pada bunyi-bunyi bahasa yang
asing bagi siswa, misalnya bunyi-bunyi huruf ini .(ش , ص , ض , ع ,
غ , Ù‚ , Ø« , Ø) .Selain itu, juga pada
pengucapan vokal panjang atau pendek, huruf ber-syiddah, dan hal-hal lain
yang tidak terdapat pada bahasa indonesia.
Setelah latihan mendengar dan mengikuti bacaan, langkah
selanjutnya adalah latihan membaca dan mendengar. Latihan ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat atau besarnya kemampuan siswa dalam mengidentifikasi sesuatu
yang didengar, sesuai atau tidaknya dengan kata yang dibacanya.
Untuk latihan membaca dan mendengar yang harus dilakukan dalah
guru memperdengarkan bacaan yang direkam, dan siswa diminta membaca teks (dalam
hati) mengikuti materi yang diperdengarkan.
3. Fase Pemahaman
Pada fase ini, siswa diajak untuk memahami pembicaraan sederhana
yang dilontarkan oleh guru. Dalam fase ini tidak ada respon lisan, tetapi
dengan perbuatan. Bentuk respon dapat berupa melakukan perintah dengan tulisan
atau gambar. Misalnya:
اِرْسَÙ…ِ الْÙ…ُرَبَّعَ!
Gambarlah segi empat!
C.
Strategi PembelajaranIstima’DalamBahasaArab
Beberapa
strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran istima’
dalam pembelajaran bahasa Arab, antara lain:
1. Strategi
1 (True or False)
Strategi ini bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan
bacaan dan memahami isi bacaannya secara global. Dalam strategi ini yang
dibutuhkan adalah rekaman bacaan dan potongan-potongan teks yang terkait dengan
isi bacaan tersebut untuk dibagikan kepadasiswa.
Langkah-langkahnya adalah:
1.
Bagikan potongan-potongan teks yang dilengkapi dengan alternatif
jawaban benar atau salah (B/S).
2.
Perdengarkan bacaan atau nash lewat kaset atau CD dan para siswa
ditugaskan untuk menangkap isi bacaan secara umum.
3.
Setelah bacaan selesai, para siswa diminta membaca
pernyataan-pernyataan yang telah dibagikan, kemudian memberikan jawaban benar
atau salah terhadap pernyataan tersebut. Jika pernyataan tersebut sesuai dengan
isi bacaan yang didengar, berarti benar, dan jika tidak sesuai maka jawabannya
salah.
4.
Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya.
5.
Perdengarkan sekali lagi kaset tersebut agar masing-masing siswa
dapat mencocokkan kembali jawaban yang telah ditulisnya.
6.
Berikanlah klarifikasi terhadap semua jawaban tersebut agar
semua siswa mengetahui kebenaran dari jawaban mereka masing-masing.
2. Strategi 2
Strategi ini lebih menekankan pada aspek kemampuan memahami isi
bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi dalam setiap bacaan
tersebut.
Langkah-langkahnya adalah:
1.
Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset maupun CD.
2.
Mintalah semua siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal
yang penting.
3.
Mintalah semua siswa untuk menjawab soal-soal yang disampaikan
pada akhir bacaan tersebut. Jawaban dapat disampaikan secara lisan maupun
tertulis.
4.
Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawabannya
(presentasi).
5.
Berikan klarifikasi di akhir sessi terhadap jawaban siswa.
3. Strategi 3
Strategi ini tidak hanya menitik beratkan pada aspek kemampuan
memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk mengungkapkan kembali apa yang
sudah didengarnya dengan bahasasendiri.
Langkah-langkahnya adalah:
1.
Perdengarkan nash yang sudah direkam dalam kaset atau CD.
2.
Tugaskan kepada setiap siswa untuk mencatat kata-kata kuncinya
(keyword) sambil mendengarkan.
3.
Setelah selesai, para siswa diminta untuk mengungkapkan kembali
isi bacaan tersebut dalam bentuk lisan atau tulisan.
4.
Mintalah setiap siswa untuk menyampaikan (mempresentasikan)
hasilnya secara bergantian.
5.
Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa untuk memberikan
penguatan terhadap pemahaman siswa.
D.
Tenik Pembelajaran Istima’ Dalam Bahasa Arab
1. Dengar Ucap
Teknik ini adalah langkah awal pembelajaran istima’, hal ini
berguna bagi siswa yang belum pernah belajar bahasa Arab. Model ucapan
dipersiapkan secara optimal oleh guru. Isi model ucapan berupa fonem, kosakata,
kalimat. Model tersebut dibacakan sementara siswa mendengarkan, kemudian
menirukan (Tarigan 1986: 52) teknik ini melatih kelancaran lidah dalam
menyebutkan huruf Arab, kosa kata dan kalimat, sekaligus melatih membunyikan
perbedaan bunyi huruf satu sama lain.
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru ketika menerapkan
teknik dengar ulang ucap, guru harus benar-benar mengucapkannya dengan fasih,
jika guru merasa kurang baik dalam menyebutkan huruf Arab, maka guru dapat
menggunakan tape recorder dengan mengikuti langkah berikut:
1) Guru menyiapkan abjad Arab ditulis di papan tulis atau
ditayangkan melalui layar, kemudian guru menyebutkan suara huruf tersebut satu
persatu dengan benar atau sesuai dengan makhrajnya.
2) Kemudian
siswa mengikuti menyebutkan huruf Arab dengan fasih secara berulang-ulang.
3) Setelah dirasa cukup guru melanjutkan untuk menyebutkan
kata yang sesuai dengan madnya atau panjang pendeknya bunyi sebuah kata.
4) Kemudian diikuti oleh siswa sampai mereka dapat
menyebutkan perbedaan huruf-huruf Arab dan memahamai panjang pendeknya bacaan
tersebut.
2. Dengar Tulis
Teknik dengar tulis berfungsi untuk melatih pendengaran siswa
serta ketrampilan menuliskan apa yang didengar berupa kata atau kalimat dalam
bahasa Arab. Teknik dengar tulis ini sama seperti teknik dengar ucap. Teknik
dengar tulis yaitu siswa mendengar apa yang dibacakan oleh guru kemudian
ditulis oleh siswa dibuku catatan (tarigan 1986: 55). Teknik dengar tulis mirip
dengan teknik imla’ masmu’ yang ditemukan oleh Ahmad Qadir, yaitu guru
membacakan sepotong kalimat pendek dalam bahasa Arab kemudian ditulis oleh
siswa.
·
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan kalimat pendek atau kata yang sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa, kemudian guru membacakan kata atau
kalimat pendek tersebut dengan pelan dan jelas.
2) Siswa menuliskan kata atau kalimat dalam
buku catatan.
3 Guru dapat melanjutkan membacakan kata yang
memiliki tingkat kesulitan atau kalimat yang sedikit panjang.
3. Dengar
dan Lakukan
a. Instruksi
Guru melatih
siswa dengan memberikan input berupa instruksi yang selama pelajaran
berlangsung. Pertama-tama guru mengucapkan suatu instruksi dan melengkapi
pernyataan tersebut dengan gerakan kepada siswa apa uang harus dilakukan siswa.
Biasanya model kalimat yang diucapkan berupa kalimat perintah. Dengan begitu,
semakin banyak dan bervariasi intruksi yang digunakan oleh guru, semakin banyak
pula perbendaharaan tata dan ungkapan yang dimiliki siswa.
b.
Dengar dan Bergerak
Dengar dan
bergerak merupakan salah satu kegiatan menyimak yang melibatkan gerakan fisik.
Para siswa akan antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dan guru
memiliki banyak peluang untuk berkereasi kerena begitu banyak variasi gerakan
fisik yang dapat dilakukan bersama-sama dengan para siswa.
c. Menirukan
Cerita
Dalam kegiatan
ini, guru menciptakan situasi bercerita dan mengajak para siswa ikut dalam
situasi cerita dengan melakukan atau menirukan gerakan yang ada dalam cerita
tersebut, seperti mendayung sampan dan menarik tali. Dengan demikian, siswa
akan senang dan selalu menunggu gurunya mengajak melakukannya lagi.
d. Menggambar
atau Mewarnai Gambar
Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang paling disenangi siswa. Namun, menggambar atau mewarnai
gambar itu memerlukan waktu yang cukup lama. Jadi ketika guru memberikan input
secara lisan, guru juga harus memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan
perbagian dari suatu gambar.
4. Menemukan Benda
Teknik menemukan benda ini bermanfaat bagi siswa untuk melatih
daya ingat siswa terhadap kosa kata yang telah dihafal, serta melatih kecepatan
merespon dan merealisasikan bunyi kosakata dengan bentuk konkrit. Teknik
menemukan benda bermanfaat bagi guru untuk melatih siswa dalam menghafal
kosakata. Jadi kosakata tidak dihafal secara teori tapi siswa mengetahui benda
tersebut. Benda yang ditempatkan tersebut mampu mengingatkan siswa terhadap
namanya dalam bahasa Arab. Langkah-langkah teknik ini berupa:
1) Guru menyiapkan benda-benda yang familiar dan mudah
ditemukan, kemudian dimasukkan dalam satu box atau kotak dan letakkan kotak
tersebut di depan kemudian guru menyebutkan nama benda tersebut satu persatu
dengan jelas (Tarigan 1986: 59).
2) Setelah itu siswa disuruh mencari benda yang telah
disebutkan namanya dalam kotak tersebut.
Istima’ secara bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti
mendengarkan atau menyimak. Istima’ secara istilah adalah
Sarana yang pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama
manusia dalam tahapan-tahapan tertentu,
melalui menyimak kita mengenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah dan
tarkib-tarkibnya.
·
Tahapan-tahapan Dalam Pembelajaran Istima’:
1.
Fase pengenalan (Identifikasi)
2.
Fase Identifikasi Lanjutan
3.
Fase Pemahaman
·
Ada 3 strategi yang bisa digunakan, strategi pertama
yaitu Strategi yang bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan bacaan
dan memahami isi bacaannya secara global. Strategi yang kedua yaitu Strategi
yang lebih menekankan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan. Strategi yang ketiga yaitu strategi yang menitik
beratkan kepada kemampuan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah
didengarnya dengan bahasa sendiri.
·
Ada 4 teknik yang bisa digunakan:
1.
Dengar ucap
2.
Dengar tulis
3.
Dengar dan Lakukan
4.
Menemukan benda
B.Saran
Seorang
guru hendaknya dapat memilih strategi dan teknik mana yang cocok
digunakan dalam pengajaran istima’ pada tingkat pemula, sehingga membuat para
siswa tertarik dan tidak mudah bosan terhadap proses pembelajaran.
Arsyad,
Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Efendy,
A.Fuad. 2005. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat
Gulo, W.
2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo
Hermawan,
Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tarigan,
Henri Guntur. 1994.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
Acep
Hermawan,
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), hlm. 130.
Sri Utari Subyakto-Nababan, Metedologi Pengajaran Bahasa (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1993), hlm. 157.
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2009),
hlm. 129.
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011). Hlm. 131.
Efendy, A.Fuad. 2005. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat,hlm. 130.