Monday, September 18, 2017

Melaksanakan sunnah harus sesuai dengan waktu, tempat dan keadaan

Melaksanakan sunnah harus sesuai dengan waktu, tempat dan keadaan. Sekarang banyak yang semangat melakukan sunnah tapi tidak mengetahui kapan waktu yang tepat untuknya. Modal semangat tanpa didasari dengan keilmuan.
Saya ingat cerita Syekh Muhammad al-Ghazali, salah seorang guru besar Univ. al-Azhar. Suatu ketika beliau menyampaikan kuliah. Duduklah salah satu murid tepat di depan beliau.
Murid itu setiap waktu bersiwak. Ia terus menggerakkan siwak di mulutnya, ke kanan, ke kiri dan terus menerus. Sesekali ia biarkan siwak itu menempel di mulutnya, lalu ia kembali bersiwak dan menggeraknya dengan tangan ke kanan dan ke kiri.
Syekh merasa terganggu konsentrasinya. Gerakannya terlalu sering hingga mengganggu fokus.
"Nak, tolong sudahi siwakanmu itu. Kamu mengganggu konsentrasi saya," kata syekh kepada murid tersebut.
"Hai, syekh! ini sunnah nabi. Apakah kamu mengingkari sunnah?" jawabnya dengan suara meninggi semangat.
Syekh diam dan terkejut atas jawaban tadi.
"Nak, mencabut bulu ketiak itu juga sunnah, apakah kamu akan mencabutinya di majelis ini juga?"
Seisi ruangan tertawa. Ia akhirnya malu. Ini akibat dia kurang wawasan akan sunnah. Tidak melihat waktu dan tempat. Keadaannya bagaimana. Ilmu adalah dasar dalam melaksanakan sunnah dengan baik.
--Habib Ali al-Jufri--

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .