IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah : Pembelajaran tematik di MI/SD
DosenPengampu :Muhammad Iqbal Gozali, M.Pd
Disusunoleh :
Inayah Ilahan ( 2017.3.5.1.00396 )
Inez Noviyani ( 2017. 3.5.1.00395 )
Laras Pratiwi ( 2017.3.5.1.00402)
Misbahussurur ( 2017.3.5.1.00407 )
Neneng Hadianah ( 2017.3.5.1.00415 )
Kelas/Semester: PGMI A / Semester VI(Enam)
Kelompok V (Lima)
INSTITUT AGAMA ISLAM
BUNGA BANGSA CIREBON
(IAI BBC)
2019
Kata
Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Implikasi Pembelajaran
Tematik” ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam
semesta.
Penulis
sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Perencnaan Pembelajaran MI/SD dengan judul “Implikasi Pembelajaran Tematik”.Disamping
itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah
makalah ini.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki.Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak
terdapat kekurangannya.
Senin, 19
Febuari 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................
i
DAFTAR ISI
........................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... iii
A. Latar Belakang ........................................................................... iii
B. Rumusan Masalah ...................................................................... iii
C. Tujuan ......................................................................................... iii
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 1
A. Implikasi Pembelajaran Tematik.................................................. 1
B. Langkah Langkah Pembelajaran Tematik................................... 3
BAB III PENUTUP.............................................................................. 10
A.
Kesimpulan
....................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan dan
komponen pendidikan yang dijadikan acuan bagi segenap pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan program atau setiap satuan pendidikan, baik itu
oleh pengelola maupun penyelenggara khususnya oleh guru dan kepala
sekolah.
Kurikulum 2013
(tematik) sebagai pengganti kurikulum lama yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan kurikulum lama dan diharapkan
pelaksanaannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
saja implikasi pembelajaran tematik
?
2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran tematik
?
C. Tujuan
1.
Untuk
menjelaskan implikasi
pembelajaran tematik.
2. Untuk menjelaskan langkah-langkah pembelajaran tematik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Implikasi Pembelajaran Tematik
Pemerintah pada beberapa tahun lalu telah
mengeluarkan kebijakan tentang otonomi daerah. Kebijakan ini antara lain
memberi ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya sekolah dasar
dalam mengelola sumber daya yang ada, dengan cara mengalokasikan seluruh
potensi dan prioritas sehingga mampu melakukan terobosan-terobosan sistem pembelajaran
yang lebih inovatif dan kreatif. Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan
pembelajaran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah dasar
adalah melakukan pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini akan lebih
menarik dan bermakna bagi anak karena model pembelajaran ini menyajikan
tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan
sehari-hari.
Pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar tentunya memberikan berbagai
implikasi baik dari segi guru, siswa, sarana dan prasarana sampai kepada proses
pembelajarannya.[1]
1.
Implikasi Bagi
Guru
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang
kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan atau pengalaman belajar bagi anak, juga
dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
2.
Implikasi Bagi
Siswa
Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik
memberikan peluang untuk pengembangan kreativitas. Hal ini disebabkan,
pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan analitik terhadap
konsep-konsep yang dipadukan. Aktivitas pembelajaran lebih banyak berpusat
kepada siswa sehingga menuntut siswa untuk lebih aktif. Siswa harus siap untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk
bekerja baik secara individual, berpasangan, kelompok ataupun klasikal. Siswa
juga harus memiliki kesiapan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang
bervariasi secara aktif, misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan
penelitian sederhana dan pemecahanmasalah.[2]
3.
Implikasi Terhadap
Sarana, Prasarana, Sumber Belajar dan Media
Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan
pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana
belajar. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang
sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by
design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat
dimanfaatkan (by utilization). Pembelajaran ini juga perlu
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. Penerapan
pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang
sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula
untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang
terintegrasi.[3]
4.
Implikasi Terhadap
Pengaturan Ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik
perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan
ruang tersebut meliputi:
a.
Ruang perlu ditata
disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
b.
Susunan
bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan
pembelajaran yang sedang berlangsung.
c.
Peserta didik tidak
selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar atau karpet.
d.
Kegiatan hendaknya bervariasi
dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
e.
Dinding kelas dapat
dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai
sumber belajar.
f.
Alat, sarana dan
sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk
menggunakan dan menyimpannya kembali.[4]
5.
Implikasi Terhadap
Pemilihan Metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran
tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai
variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain
peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.
B.
Langkah-Langkah Pembelajaran Termatik
Proses Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik di sekolah
dasar (SD) merupakan suatu hal yang relatif baru, sehingga dalam
implementasinya belum sebagaimana yang diharapkan. Masih banyak guru yang
merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik ini. Hal ini terjadi
antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang
pembelajaran tematik ini. Disamping itu juga guru masih sulit meninggalkan
kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata
pelajaran/bidang studi. Walaupun begitu, tetapi guru dituntut untuk dapat
melakukan yang terbaik untuk peserta didiknya, karena guru bertugas sebagai
model dalam suatu pembelajaran. Jadi keberhasilan murid juga tergantung pada
guru.
Sebelum menginjak langkah-langkah pembelajaran tematik maka guru karus
merencanakannya terebih dahulu sehingga guru dalam menyusun langkah-langkah
pembelajaran tematik menjadi terarah.. Pada dasarnya langkah-langkah (sintak)
model pembelajaran tematik sama dengan sintak dalam setiap model pembelajaran
pada umumnya. Secara umum, penerapan pembelajaran tematik di sekolah dilakukan
menggunakan tiga tahapan pelaksanaan yang saling berkesinambungan antara satu
dengan yang lain. Di antaranya adalah tahap pembukaan atau pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup.[5] Adapun
alokasi waktu untuk setiap tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1.
Tahapan pembukaan
kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
2.
Tahapan kegiatan
inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit )
3.
Tahapan penutup
memerlukan waktu satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
Berikut adalah penjelasan tentang
masing-masing tahapan penerapan pembelajaran tematik :
1.
Tahap
pendahuluan
Pada tahapan ini, guru harus berupaya menciptakan suasana belajar yang
kondusif agar para peserta didik bisa memusatkan konsentrasi mereka terhadap
kegiatan pembelajaran tematik. Artinya tahapan ini tidak ubahnya sebagai
pengondisian awal para peserta didik agar mereka dapat fokus mengikuti proses
pembelajaran tematik dengan baik dan benar.
Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah pertama, untuk menarik
perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti meyakinkan siswa
bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya,
melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, melakukan interaksi yang
menyenangkan. Kedua, menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan
dengan cara seperti membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat,
misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan; menimbulkan rasa ingin
tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat
dibicarakan, mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan
dengan kebutuhan siswa. Ketiga, memberikan acuan atau rambu-rambu tentang
pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan cara seperti
mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan
dalam hubungannya dengan pencapian tujuan.
Tahapan pembukaan juga bisa disebut
sebagai tahapan pemanasan dalam pembelajaran tematik. Tetapi, dalam tahapan
ini, guru tidak hanya mengondisikan para peserta didik dalam arti duduk rapi,
tidak ramai, atau sekedar melihat ke depan. Lebih dari itu, dalam tahapan
pembukaan, guru juga harus menggali pengalaman para peserta didik mengenai tema
yang akan dipelajari. Misalnya, jika guru ingin menyajikan tentang tema keluarga,
maka guru harus bertanya atau memberi kesempatan kepada peserta didik mengenai
pengalaman hidup berkeluarga.[6]
Tetapi, biasanya anak kelas 1 dan 2
SD/MI masih malu mengungkapkan pengalamannya seputar dunia keluarga. Atas dasar
itu, guru harus mempunyai kreativitas agar bisa menggali pengalaman peserta
didik mengenai tema yang akan disajikan. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa
cara sebagi berikut:
a)
Bercerita
b)
Kegiatan
fisik/jasmani
c)
Menyanyi
d)
Membaca puisi
tentang keluarga
e)
Menampilkan gambar
yang menceritakan tentang keluarga, dll
Dengan cara-cara semacam itu, maka
para peserta didik akan mudah terpancing untuk bertanya, bercerita, dan memberi
tanggapan. Kemudian dari sanalah guru akan mampu menggali pengalaman para
peserta didiknya mengenai pengalaman seputar tema.[7]
2.
Tahap kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan
pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap
tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan multi
metode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
Pada waktu penyajian dan pembahasan tema, guru dalam penyajiannya sehendaknya
lebih berperan sebagai fasilitator. Selain itu guru harus pula mampu berperan
sebagai model pembelajar yang baik bagi siswa. Artinya guru secara aktif dalam
kegiatan belajar berkolaborasi dan berdiskusi dengan siswa dalam mempelajari
tema atau sub tema yang sedang dipelajari. Peran inilah sebagai suatu aktivitas
mengorganisasi dan mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian pada langkah
kegiatan inti guru menggunakan strategi pembelajaran dengan upaya menciptakan
lingkungan belajar sedemikian rupa agar murid aktif mempelajari permasalahan
berkenaan dengan tema atau subtema.
Pembelajaran dalam hal ini dilakukan
melalui berbagai kegiatan agar siswa mengalami, mengerjakan, memahami atau
disebut dengan belajar melalui proses. Untuk itu maka selama proses
pembelajaran siswa mengamati obyek nyata berupa benda nyata atau lingkungan
sekitar, melaporkan hasil pengamatan, melakukan permainan, berdialog,
bercerita, mengarang, membaca sumber-sumber bacaan, bertanya dan menjawab
pertanyaan, serta bermain peran. Selama proses pembelajaran hendaknya guru
selalu memberikan umpan agar anak berusaha mencari jawaban dari permasalahan
yang dipelajari. Umpan dapat diberikan guru melalui pertanyaan-pertanyaan
menantang yang membangkitkan anak untuk berfikir dan mencari solusi melalui
kegiatan belajar.
Pada tahapan ini pula, guru mulai
menyajikan tema pembelajaran kepada para peserta didiknya. Guru dapat
menggunakan berbagai strategi atau metode yang bervariasi. Bahkan dalam
penyajian tema pembelajaran, ia juga bisa melakukannya secara kelompok kecil,
individual(perorangan), atau klasikal.[8]
3.
Kegaiatan
Penutup
Tahapan yang terakhir yang harus
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tematik adalah penutup. Dalam tahapan
ini, tugas guru adalah menenangkan para peserta didiknya yang telah mengikuti
semua proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Kegiatan akhir dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran
dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui
tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pembelajaran adalah
meninjau kembali dan mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Dalam
kegiatan meninjau kembali dapat dilakukan dengan merangkum inti pelajaran atau
membuat ringkasan. Sedangkan dalam kegiatan evaluasi, guru dapat menggunakan
bentuk-bentuk mendemontrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide-ide baru pada
situasi lain, mengekspresikan pendapat murid sendiri atau mengerjakan soal-soal
tertulis.
Tidak hanya itu para peserta
didiknya yang tidak kalah pentingnya dalam tahapan penutup adalah guru harus
melakukan beberapa hal pokok berikut:
a)
Menyimpulkan
pembalajaran yang telah dilakukan dari awal hingga akhir, baik dari jalannya
pembelajaran, kendala, maupun hal-hal yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung.
b)
Mengungkapkan hasil
pembelajaran tematik apa adanya, kurang atau pun lebih, baik dalam bentuk
angka-angka, nilai, maupun pandangan guru secara lisan.
c)
Memberi kesempatan
kepada para peserta didiknya untuk mengomentari seputar pembelajaran tematik
yang telah dilakukan bersama mengungkapkan segala keluhannya, atau
pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan pembelajaran yang baru saja
dilakukannya.
d)
Memberi nasihat dan
pesan-pesan moral kepada peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan tema
pembelajaran, tetapi juga hal lain yang dianggap penting, seperti anjuran rajin
belajar, nasihat menjadi anak yang baik, rajin menabung, patuh kepada guru dan
kedua orang tua, dan lain sebagainya. Kemudian jika masih ada waktu, guru bisa
menisi tahapan dengan memberikan hiburan bagi peserta didik, seperti bercerita
atau menyuruh salah seorang peserta didiknya untuk bercerita, membacakan cerita
dari buku, pantonim, dan lain sebagainya.
Jika semua tahapan itu dilakukan
dengan baik dan benar, maka kegiatan pemebelajaran tematik akan berjalan dengan
baik dan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Namun yang harus diingat adalah
rencana pembelajaran tematik dapat diterapkan dengan baik jika diiringi dengan
banyak dukungan di lingkungan sekolah.[9]
Berdasarkan uraian di atas dapat
ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dimaksudkan agar pembelajaran lebih
bermakna dan utuh. Pembelajaran tematik ini memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan pemahaman siswa terhadap
materi yang dipelajarinya, karena pembelajarannya lebih berpusat pada siswa,
memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai
dengan minat, dan kebutuhan siswa.[10]
Secara terperinci langkah-langkah
pembelajaran tematik adalah sebagai berikut.
1.
Membuka pelajaran
dengan cara yang menarik perhatian siswa, seperti membacakan cerita, bertanya
jawab, bernyanyi, melakukan permainan, demonstrasi, pemecahan masalah dan
sebagainya.
2.
Menginformasikan
tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat mengorganisir informasi yang
disampaikan (apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan).
3.
Menggali
pengetahuan siswa yang diperoleh sebelumnya agar siswa bisa mengaitkan
pengetahuan terdahulu dengan yang akan dipelajari.
4.
Memberi tugas yang
bertahap guna membantu siswa memahami konsep.
5.
Memberi tugas yang
dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
6.
Memberi kesempatan
untuk melatih keterampilan atau konsep yang telah dipelajari.
BAB III
PENUTUP
Pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah
Dasar tentunya memberikan berbagai implikasi, Implikasi pembelajaran
tematik yaitu meliputi:
1. Implikasi bagi guru
2. Implikasi bagi siswa
3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
4. Implikasi Terhadap Sarana, Prasarana, Sumber Belajar dan Media
5. Implikasi Terhadap Pemilihan Metode
Langkah-langkah pembelajaran tematik adalah sebagai berikut.
1.
Tahap pendahuluan
guru harus berupaya menciptakan suasana belajar yang kondusif agar para peserta
didik bisa memusatkan konsentrasi mereka terhadap kegiatan pembelajaran
tematik.
2.
Dalam kegiatan inti
dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan
belajar dengan menggunakan multi metode dan media sehingga siswa mendapatkan
pengalaman belajar yang bermakna.
3.
Kegiatan akhir
dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang
telah dipelajari siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Assagaf , Lubna, dkk. 2013. Kegiatanku : buku
guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Kurikulum Lengkap Tematik.
Jogjakarta: Diva pres.
Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik.
Bandung: IKAPI.
Madjid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung:
Remaja Rosdakarya.2014).
Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. 2005. Tematik: Pembelajaran
Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia Publishing.
[3] Sutirjo dan Sri Istuti
Mamik, Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2005), h. 126
[4] Dede
Atif, Implikasi Pembelajaran Tematik, Dalam http://.blogspot.com/2014/04/.html diakses tgl 25 Febuari 2020 jam 01:45
[6] Luky Indrono, Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik, dalam http://www..com/2013/01/.html . Diakses tgl 25 Febuari 2020 jam 2:07
[11] Lubna
Assagaf, dkk, Kegiatanku : buku guru / Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h.
4