Wednesday, February 26, 2020

Implikasi Pembelajaran Tematik


IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah    : Pembelajaran tematik di MI/SD
DosenPengampu :Muhammad Iqbal Gozali, M.Pd


Description: D:\Folder Iqoh\Data Program\KULIAH\LOGO IAI BBC\12647393_1570833519873447_8845156846734665800_n.jpg
 









Disusunoleh :
Inayah Ilahan ( 2017.3.5.1.00396 )
Inez Noviyani ( 2017. 3.5.1.00395 )
Laras Pratiwi ( 2017.3.5.1.00402)
Misbahussurur ( 2017.3.5.1.00407 )
Neneng Hadianah ( 2017.3.5.1.00415 )

Kelas/Semester: PGMI A / Semester VI(Enam)
Kelompok V (Lima)


INSTITUT AGAMA ISLAM
BUNGA BANGSA CIREBON (IAI BBC)
2019

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Implikasi Pembelajaran Tematik” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata kuliah Perencnaan Pembelajaran MI/SD dengan judul “Implikasi Pembelajaran Tematik”.Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki.Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.

                                                                        Senin,  19 Febuari 2020


Penyusun




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... iii
A.    Latar Belakang ........................................................................... iii
B.     Rumusan Masalah ...................................................................... iii
C.     Tujuan ......................................................................................... iii
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 1
A.    Implikasi Pembelajaran Tematik.................................................. 1
B.     Langkah Langkah Pembelajaran Tematik................................... 3
BAB III PENUTUP.............................................................................. 10
A.    Kesimpulan ....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................11










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan dan komponen pendidikan yang dijadikan acuan bagi segenap pihak yang terkait dengan penyelenggaraan program atau setiap satuan pendidikan, baik itu oleh pengelola maupun penyelenggara khususnya oleh guru dan kepala sekolah.
Kurikulum 2013 (tematik) sebagai pengganti kurikulum lama yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan kurikulum lama dan diharapkan pelaksanaannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja implikasi pembelajaran tematik ?
2.      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran tematik ?
C.    Tujuan
1.      Untuk menjelaskan implikasi pembelajaran tematik.
2.      Untuk menjelaskan langkah-langkah pembelajaran tematik.









BAB II
PEMBAHASAN
A.     Implikasi Pembelajaran Tematik
Pemerintah pada beberapa tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang otonomi daerah. Kebijakan ini antara lain memberi ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya sekolah dasar dalam mengelola sumber daya yang ada, dengan cara mengalokasikan seluruh potensi dan prioritas sehingga mampu melakukan terobosan-terobosan sistem pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi di sekolah dasar adalah melakukan pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi anak karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.            Pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar tentunya memberikan berbagai implikasi baik dari segi guru, siswa, sarana dan prasarana sampai kepada proses pembelajarannya.[1]
1.      Implikasi Bagi Guru 
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan atau pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
2.      Implikasi Bagi Siswa
Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik memberikan peluang untuk pengembangan kreativitas. Hal ini disebabkan, pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan analitik terhadap konsep-konsep yang dipadukan. Aktivitas pembelajaran lebih banyak berpusat kepada siswa sehingga menuntut siswa untuk lebih aktif. Siswa harus siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, berpasangan, kelompok ataupun klasikal. Siswa juga harus memiliki kesiapan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif, misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana dan pemecahanmasalah.[2]
3.      Implikasi Terhadap Sarana, Prasarana, Sumber Belajar dan Media
Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization). Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.[3]
4.      Implikasi Terhadap Pengaturan Ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
a.       Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
b.       Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung.
c.       Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar atau karpet.
d.      Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
e.       Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
f.       Alat, sarana dan sumber  belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.[4]
5.      Implikasi Terhadap Pemilihan Metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.
B.     Langkah-Langkah Pembelajaran Termatik
Proses Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik di sekolah dasar (SD) merupakan suatu hal yang relatif baru, sehingga dalam implementasinya belum sebagaimana yang diharapkan. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik ini. Hal ini terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang pembelajaran tematik ini. Disamping itu juga guru masih sulit meninggalkan kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran/bidang studi. Walaupun begitu, tetapi guru dituntut untuk dapat melakukan yang terbaik untuk peserta didiknya, karena guru bertugas sebagai model dalam suatu pembelajaran. Jadi keberhasilan murid juga tergantung pada guru. 
Sebelum menginjak langkah-langkah pembelajaran tematik maka guru karus merencanakannya terebih dahulu sehingga guru dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran tematik menjadi terarah.. Pada dasarnya langkah-langkah (sintak) model pembelajaran tematik sama dengan sintak dalam setiap model pembelajaran pada umumnya. Secara umum, penerapan pembelajaran tematik di sekolah dilakukan menggunakan tiga tahapan pelaksanaan yang saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Di antaranya adalah tahap pembukaan atau pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.[5] Adapun alokasi waktu untuk setiap tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1.      Tahapan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
2.      Tahapan kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit )
3.      Tahapan penutup memerlukan waktu satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing tahapan penerapan pembelajaran tematik :
1.       Tahap pendahuluan
Pada tahapan ini, guru harus berupaya menciptakan suasana belajar yang kondusif agar para peserta didik bisa memusatkan konsentrasi mereka terhadap kegiatan pembelajaran tematik. Artinya tahapan ini tidak ubahnya sebagai pengondisian awal para peserta didik agar mereka dapat fokus mengikuti proses pembelajaran tematik dengan baik dan benar.
Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah pertama, untuk menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya, melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, melakukan interaksi yang menyenangkan. Kedua, menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan; menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan, mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. Ketiga, memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan cara seperti mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapian tujuan.
Tahapan pembukaan juga bisa disebut sebagai tahapan pemanasan dalam pembelajaran tematik. Tetapi, dalam tahapan ini, guru tidak hanya mengondisikan para peserta didik dalam arti duduk rapi, tidak ramai, atau sekedar melihat ke depan. Lebih dari itu, dalam tahapan pembukaan, guru juga harus menggali pengalaman para peserta didik mengenai tema yang akan dipelajari. Misalnya, jika guru ingin menyajikan tentang tema keluarga, maka guru harus bertanya atau memberi kesempatan kepada peserta didik mengenai pengalaman hidup berkeluarga.[6]
Tetapi, biasanya anak kelas 1 dan 2 SD/MI masih malu mengungkapkan pengalamannya seputar dunia keluarga. Atas dasar itu, guru harus mempunyai kreativitas agar bisa menggali pengalaman peserta didik mengenai tema yang akan disajikan. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagi berikut:
a)      Bercerita
b)      Kegiatan fisik/jasmani
c)      Menyanyi
d)     Membaca puisi tentang keluarga 
e)      Menampilkan gambar yang menceritakan tentang keluarga, dll
Dengan cara-cara semacam itu, maka para peserta didik akan mudah terpancing untuk bertanya, bercerita, dan memberi tanggapan. Kemudian dari sanalah guru akan mampu menggali pengalaman para peserta didiknya mengenai pengalaman seputar tema.[7]
2.      Tahap kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan multi metode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Pada waktu penyajian dan pembahasan tema, guru dalam penyajiannya sehendaknya lebih berperan sebagai fasilitator. Selain itu guru harus pula mampu berperan sebagai model pembelajar yang baik bagi siswa. Artinya guru secara aktif dalam kegiatan belajar berkolaborasi dan berdiskusi dengan siswa dalam mempelajari tema atau sub tema yang sedang dipelajari. Peran inilah sebagai suatu aktivitas mengorganisasi dan mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian pada langkah kegiatan inti guru menggunakan strategi pembelajaran dengan upaya menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa agar murid aktif mempelajari permasalahan berkenaan dengan tema atau subtema. 
Pembelajaran dalam hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan agar siswa mengalami, mengerjakan, memahami atau disebut dengan belajar melalui proses. Untuk itu maka selama proses pembelajaran siswa mengamati obyek nyata berupa benda nyata atau lingkungan sekitar, melaporkan hasil pengamatan, melakukan permainan, berdialog, bercerita, mengarang, membaca sumber-sumber bacaan, bertanya dan menjawab pertanyaan, serta bermain peran. Selama proses pembelajaran hendaknya guru selalu memberikan umpan agar anak berusaha mencari jawaban dari permasalahan yang dipelajari. Umpan dapat diberikan guru melalui pertanyaan-pertanyaan menantang yang membangkitkan anak untuk berfikir dan mencari solusi melalui kegiatan belajar.
Pada tahapan ini pula, guru mulai menyajikan tema pembelajaran kepada para peserta didiknya. Guru dapat menggunakan berbagai strategi atau metode yang bervariasi. Bahkan dalam penyajian tema pembelajaran, ia juga bisa melakukannya secara kelompok kecil, individual(perorangan), atau klasikal.[8]
3.      Kegaiatan Penutup 
Tahapan yang terakhir yang harus dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tematik adalah penutup. Dalam tahapan ini, tugas guru adalah menenangkan para peserta didiknya yang telah mengikuti semua proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pembelajaran adalah meninjau kembali dan mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Dalam kegiatan meninjau kembali dapat dilakukan dengan merangkum inti pelajaran atau membuat ringkasan. Sedangkan dalam kegiatan evaluasi, guru dapat menggunakan bentuk-bentuk mendemontrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide-ide baru pada situasi lain, mengekspresikan pendapat murid sendiri atau mengerjakan soal-soal tertulis.
Tidak hanya itu  para peserta didiknya yang tidak kalah pentingnya dalam tahapan penutup adalah guru harus melakukan beberapa hal pokok berikut:
a)      Menyimpulkan pembalajaran yang telah dilakukan dari awal hingga akhir, baik dari jalannya pembelajaran, kendala, maupun hal-hal yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
b)      Mengungkapkan hasil pembelajaran tematik apa adanya, kurang atau pun lebih, baik dalam bentuk angka-angka, nilai, maupun pandangan guru secara lisan.
c)      Memberi kesempatan kepada para peserta didiknya untuk mengomentari seputar pembelajaran tematik yang telah dilakukan bersama mengungkapkan segala keluhannya, atau pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan pembelajaran yang baru saja dilakukannya.
d)     Memberi nasihat dan pesan-pesan moral kepada peserta didik, bukan hanya yang berkaitan dengan tema pembelajaran, tetapi juga hal lain yang dianggap penting, seperti anjuran rajin belajar, nasihat menjadi anak yang baik, rajin menabung, patuh kepada guru dan kedua orang tua, dan lain sebagainya. Kemudian jika masih ada waktu, guru bisa menisi tahapan dengan memberikan hiburan bagi peserta didik, seperti bercerita atau menyuruh salah seorang peserta didiknya untuk bercerita, membacakan cerita dari buku, pantonim, dan lain sebagainya.
Jika semua tahapan itu dilakukan dengan baik dan benar, maka kegiatan pemebelajaran tematik akan berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Namun yang harus diingat adalah rencana pembelajaran tematik dapat diterapkan dengan baik jika diiringi dengan banyak dukungan di lingkungan sekolah.[9]
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran tematik ini memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya, karena pembelajarannya lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.[10]
Secara terperinci langkah-langkah pembelajaran tematik adalah sebagai berikut. 
1.      Membuka pelajaran dengan cara yang menarik perhatian siswa, seperti membacakan cerita, bertanya jawab, bernyanyi, melakukan permainan, demonstrasi, pemecahan masalah dan sebagainya.
2.      Menginformasikan tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat mengorganisir informasi yang disampaikan (apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan).
3.      Menggali pengetahuan siswa yang diperoleh sebelumnya agar siswa bisa mengaitkan pengetahuan terdahulu dengan yang akan dipelajari.
4.      Memberi tugas yang bertahap guna membantu siswa memahami konsep.
5.      Memberi tugas yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
6.      Memberi kesempatan untuk melatih keterampilan atau konsep yang telah dipelajari.
7.      Memberi umpan balik yang akan menguatkan pemahaman siswa.[11]




BAB III
PENUTUP

Pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar tentunya memberikan berbagai implikasi, Implikasi pembelajaran tematik yaitu meliputi:
1.      Implikasi bagi guru
2.       Implikasi bagi siswa
3.      Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
4.      Implikasi Terhadap Sarana, Prasarana, Sumber Belajar dan Media
5.      Implikasi Terhadap Pemilihan Metode

Langkah-langkah pembelajaran tematik adalah sebagai berikut. 
1.      Tahap pendahuluan guru harus berupaya menciptakan suasana belajar yang kondusif agar para peserta didik bisa memusatkan konsentrasi mereka terhadap kegiatan pembelajaran tematik. 
2.      Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan multi metode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
3.      Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa.








DAFTAR PUSTAKA

Assagaf , Lubna, dkk. 2013. Kegiatanku : buku guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Atif , Dede. Implikasi Pembelajaran Tematik, Dalam http://.blogspot.com/2014/04/.html.

Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Kurikulum Lengkap Tematik. Jogjakarta: Diva pres.

Indrono, Luky. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, Dalam http://www..com/2013/01/.html.

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: IKAPI.

Madjid, Abdul. 2014.  Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.2014).

Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. 2005. Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia Publishing.











[1] Abdul Madjid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 35
[2] Ibid., 36
[3]  Sutirjo dan Sri Istuti Mamik, Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 126
[4] Dede Atif, Implikasi Pembelajaran Tematik, Dalam http://.blogspot.com/2014/04/.html diakses tgl 25 Febuari 2020 jam 01:45
[5]  Deni Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Tematik, (Bandung: IKAPI, 2014), h.66
[6]  Luky Indrono, Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, dalam http://www..com/2013/01/.html . Diakses tgl 25 Febuari 2020 jam 2:07
[7] Ibid.
[8] Ibid.
[9] Ibnu hajar, Panduan Kurikulum Lengkap Tematik, (Jogjakarta: Diva pres, 2013), h.88
[10] Ibid., h. 89
[11] Lubna Assagaf, dkk, Kegiatanku : buku guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h. 4