ALAT TES DAN EVALUASI
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu
: Ratna Purwati, M.Pd
Disusun oleh :
Melisa Idana
Ridwan Tri Sabila
Riza Kusumawati
Winti Hartini
Livya Farah Dina
Rofiqo Tri Lestari
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Alat Tes dan Evaluasi” yang telah kami
susun semaksimal mungkin dan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber agar
dapat mempermudah pembaca untuk memahami isi makalah ini.
Dalam menyelesaikan Makalah ini tentunya
kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu kami juga
ingin menyampaikan rasa terima kasih kami yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Semoga
makalah yang telah kami susun ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan
bermanfaat bagi kami sendiri maupun pembacanya, untuk kedepannya dapat
memperbaiki maupun menambah isi makalah menjadi lebih baik. Karena Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik segi susunan kalimat,
tata bahasa maupun pengetahuan kami dalam makalah ini. Terimakasih.
Cirebon,
09 Agustus 2019
Penyusun
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Undang-undang
system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan
kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu(berkualitas) bagi setiap warga Negara. Terwujudnya
pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang terus-menerus untuk selalu
meningkatkan kualitas pndidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan
memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran (instructional quality)
karena muara dari berbagai program pendidikan adalah terlaksananya program
pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas
pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran.
Hakikat
kualitas pembelajaran merupakan kualitas implementasi dari program pembelajaran
yang telah dirancang sebelumnya. Upaya peningkatan kualitas program
pembelajaran memerlukan informasi hasil evaluasi terhadap kualitas program
pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian, untuk melakukan pembaharuan program
pendidikan, termasuk di dalamnya program pembelajaran kegiatan evaluasi
terhadap program yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya, harus dilakukan
dengan baik. Untuk menyusun program yang lebih baik, hasil evaluasi program
sebelumnya dapat dijadikan acuan.[1]
Evaluasi pada dasarnya sebagai
dasar keputusan, menyusun kebijakan, maupun progam selanjutnya, keputusan
apakah akan dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Kegiatan evaluasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu upaya apapun yang terprogam,
tidak terkcuali bagi progam pembelajaran sebagai bagian dari progam pendidikan.
Untuk mengetahui apakah program yang telah direncanakan dan dilaksanakan dapat
tercapai tujuannya.
Dalam suatu evaluasi terdapat
metode-metode yang digunakan oleh seorang pendidik untuk mengetahui sejauh mana
tingkat keberhasian proses pembelajaran dan sejauh mana tingkat kefahaman
peserta didik dalam memahami mata pelajaran yang diberikan oleh seorang
pendidik.[2]
1.
Apa
pengertian tes?
2.
Apa pengertian evaluasi pengajaran?
3.
Apa fungsi evaluasi pengajaran?
4.
Apa saja bentuk-bentuk tes, cara
penyusunan
serta kelebihan dan kekurangannya?
1. Untuk mengetahui pengertian tes.
2. Untuk mengetahui macam-macam tes dengan
kelebihan dan kekurangannya.
3. Untuk mengetahui cara penyusunan perangkat
tes.
4. Untuk mengetahui pengertian evaluasi
pengajaran.
5. Untuk mengetahui fungsi evaluasi
pengajaran.
6. Untuk mengetahui alat evaluasi pengajaran.
Istilah tes diambil dari
kata testum suatu pengertian dalam bahasa prancis kuno yang
berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Adapula yang mengartikan
sebagai piring yang terbuat dari tanah.[3]
Tes merupakan suatu alat untuk
melakukan pengukuran, yaitu untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu
objek. Menurut Djemari tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya
kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang
terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes dapat diartikan sebagai sejumlah
pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat
kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari
orang yang dikenai tes.[4]
Menurut Drs. Amir Daein
Indrakusuma dalam bukunya Evaluasi Pendidikan mengatakan “ tes
adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh
data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan
cara yang boleh dikatakan tepat dan
cepat.”
Ø Tes
(sebelum
ada ejaan yang disempurnakan dalam bahas indonesia disebut test) adalah
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang ditentukan.
Ø Testing
Testing
merupakan saat waktu tes itu dilaksanakan. Dapat juga dikatakan testing adalah
saat pengambilan tes.
Ø Testee
Dalam istilah indonesia adalah
responden yang sedang mengerjakan tes.
Ø Tester
Adalah orang yang diserahi untuk melaksanakan
pengambilan tes terhadap para responden. Dengan kata lain
tester adalah subjek evaluasi.[5]
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu
alat untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar kemampuan seseorang secara langsung
maupun tidak langsung.
Evaluasi berasal dari kata evaluation yang
artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Kata-kata
yang terkandung di dalam defenisi tersebut pun menunjukkan bahwa kegiatan
evaluasi harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan
strategi, dan dapat dipertanggungjawabkan. Evaluasi dilaksanakan untuk
menyediakan informasi tentang baik atau buruknya proses dan hasil kegiatan.
Menurut Norman E. Grounloud, evaluasi
adalah suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui
efesien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan
intruksi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Edwin Wond dan Gerold
W.Brown, evaluasi pendidikan adalah proses
untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.
Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar
yang telah dicapai seseorang.[6]
Evaluasi pengajaran adalah penilaian atau
penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan –
tujuan yang telah di tetapkan dalam hukum.
Tujuan Evaluasi Pengajaran adalah untuk
mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai dimana tingkat kemampuan
dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan kurikuler atau pengajaran.
Dengan adanya evaluasi pengajaran ini, keberhasilan pengajaran tersebut dapat
diketahui.[7]
Secara umum evaluasi (penilaian) memiliki banyak fungsi.
Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
1.
Fungsi
selektif
Dengan evaluasi, guru dapat menyeleksi peserta tes (siswa) dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan tujuan ini beberapa hal yang
dapat diambil dari evaluasi adalah:
a.
menentukan
layak diterima atau tidak seorang peserta tes
b.
menentukan
layak dinaikkan atau tidak seorang siswa ke kelas berikutnya
c.
menentukan
layak dilepas atau tidak seorang siswa dari lembaga tempat belajar.
d.
menentukan
siswa yang layak untuk menerima beasiswa
2.
Fungsi
diagnosa
Untuk mengetahui dalam hal apa seorang siswa mempunyai kelemahan
dalam belajar.
3.
Fungsi
penempatan
Dengan hasil evaluasi yang diperoleh, guru dapat menentukan di mana
posisi anak yang tepat.
4.
Fungsi pengukuran keberhasilan. Dalam hal ini
adalah keberhasilan program. Termasuk pencapaian tujuan dan metode serta
penggunaan sarana.
Lebih spesifik fungsi evaluasi
pengajaran yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah:
1.
Untuk
mengetahui apakah mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita lanjutkan dengan
bahan yang baru ataukah kita harus mengulangi.
2.
Untuk
mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah seorang anak dapat
dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang.
3.
Untuk
membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah sesuai dengan
kapasitasnya atau belum.
4.
Untuk
mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
5. Mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik
setelah melakukan kegiatan belajar – mengajar selama jangka waktu tertentu.
6. Untuk
mengukur sampai dimana keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan.
7. Sebagai
bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan PBM.
8. Bahan
pertimbangan bagi individual peserta didik.
9. Membuat
diagnosa mengenal kelemahan – kelemahan dan kemampuan perserta didik.
Dilihat dari bentuk jawaban
peserta didik maka tes dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tes tertulis,
tes lisan dan tes perbuatan.
a. Tes tertulis
Sering disebut pencil test atau paper
test. Adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk
tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian (essay) atau
subjektif dan bentuk objektif (objektive).[9]
Tes tertulis pada umumnya tidak bisa digunakan
secara efektif untuk mengevaluasi keterampilan psikomotorik siswa. Akan tetapi
tes tertulis dapat mengevaluasi prinsip-prinsip yang menyertai keterampilan
termasuk keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik.[10]
1) Tes subjektif
Pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes
bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang
memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri
pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa,
bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
Jumlah butir soal dalam tes uraian biasanya tidak
banyak, hanya sekitar 5-10 butir soal dalam waktu kira-kira 90- 120 menit.
Soal-soal bentuk uaraian ini menutut kemampuan peserta tes untuk dapat
mengorganisir, meginterprestasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang
dimiliki. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tes uraian menuntut peserta
untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai
daya kreativitas yang tinggi.
Berdasarkan tingkat kebebasan peserta tes
untuk menjawab soal tes uraian, secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua
bentuk yaitu tes uraian bebas atau uraian terbuka ( extended response)
dan tes uraian terbatas (restricted response).
a) Tes uraian bebas (extended
response test)
Merupakan bentuk tes yang memberikan kebebasan
kepada peserta tes untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan
gagasannya dalam menjawab soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka,
fleksibel dan tidak terstruktur. Contoh ; jelaskan alasan mengapa sistem
ekonomi yang dianut suatu negara berbeda-beda.
Peserta ujian diberi kebebasan untuk menjawab
menurut gaya bahasa dan gaya kognitifnya masing-masing, sesuai dengan kemampuan
mengingat mereka. Dengan demikian maka keterampilan mengekspresikan pikiran
dalam bentuk tertulis akan besar sekali kontribusinya dalam soal ujian tipe
seperti ini. Bentuk soal seperti ini baik untuk mengukur hasil belajar pada
tingkatan aplikasi, analisis, evaluasi dan kreativitas.
b) Tes uraian terbatas (restricted
response test)
Merupakan bentuk tes yang memberikan
batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada para peserta tes dalam
menjawab soal tes. Batasan tersebut mencakup format, isi
dan ruang ligkup jawaban.[11]
Walaupun kalimat jawaban peserta didik
beranekaragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang
terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah
ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.[12]
Ada beberapa ragam tes uraian terbatas antara
lain ragam tes melengkapi dan tes jawaban singkat.
· Tipe jawaban melengkapi
Yaitu butir soal yang memerintahkan kepeda peserta
tes untuk melengkapi kalimat dengan suatu frasa, angka atau satu formula.
· Tipe jawaban singkat
Yaitu bentuk soal yang berbentuk pertenyaan
yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frase, satu angka dan satu formula.
2) Tes objektif
Yaitu bentuk tes yang mengandung kemungkinan
jawaban atau respon yang harus dipilih pleh peserta didik. Jadi kemungkinan
jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal.[13]
Tes objektif sering juga
disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya
antara 1 dan 0. Disebut objetif karena penilaiannya objektif. Siapaun yang
mengoreksi tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas
dan pasti.[14]
Secara umum ada tiga bentuk tes
objektif, yaitu:
a) Tipe benar salah (True-false
test)
Adalah tes yang butir soalnya terdiri dari
pernyataan yang disertai dengan alternatif jawaban atau pernyataan yang benar
dan yang salah.
Adapun petunjuk
penyusunannya adalah:
(1)
Tulislah huruf
b-s pada permulaan masing-masing item dengan maksud untuk mempermudah
mengerjakan dan menilai (scoring),
(2)
Usahakan agar
jumlah butir soal yang harus dijawab b sama dengan butir soal yang harus
dijawab s. dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur
misalnya: b-s-b. s-b-s atau ss-bb-ss-bb-ss.
(3)
Hindari item
yang masih bisa diperdebatkan: contoh: b-s. kekayaan lebih penting daripada
kepandaian,
(4)
Hindarilah
pertanyaan-pertanyaan yang persis dengan buku.
(5)
Hindarilah kata-kata yang menunjukkan
kecenderungan memberi saran seperti yang dikehendaki oleh item yang
bersangkutan, misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak pernah, dan sebagainya.
Adapun kelebihan dan
kekurangannya adalah sebagai berikut:
·
Kelebihan
(1)
Dapat mewaklili pokok bahasan atau materi
pelajaran lebih luas
(2)
Mudah penyusunannya
(3)
Mudah diskor
(4) Merupakan instrumen yang baik
untuk mengukur fakta dan hasi belajar secara langsung, terutama yang
berkaitan dengan ingatan.
·
Kekurangan
(1) Hanya dapat mengungkap daya
ingatan dan penghafalan kembali
(2) Mendorong peserta tes untuk
menebak jawaban
b) Tipe menjodohkan (matching)
Ada beberapa istilah yang digunakan
untuk menunjuk tes menjodohkan (matching test) seperti
memasangkan, atau mencocokkan. Butir soal menjodohkan ditulis dalam dua kelompok
yaitu pernyataan atau stem dan kelompok jawaban.[15]
Petunjuk-petunjuk
yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes bentuk matching ialah: a) seri
pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya tidak lebih dari sepuluh
soal(item), b) jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebih banyak daripada jumlah
soalnya (lebih kurang 1 1/2 kali), dan
c) antara
item-item yang tergabung dalam satu seri matching test harus merupakan
pengertian-pengertian yang benar-benar homogen.
·
Kelebihan
(1) Baik untuk menguji hasil yang
behubungan dengan pengetahuan istilah, definisi, dan peristiwa.
(2) Dapat menguji kemampuan
menghubungkan dua hal yang berhubungan
(3) Mudah dalam penyusunan.
·
Kelemahan
(1) Ada kecenderungan untuk menekan
ingatan saja
c) Tipe pilihan ganda (multiple
choice)
Adalah tes dimana setiap butir soalnya
memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Jumlah aternatif jawaban
berkisar antara dua sampai lima. Setiap tes pilihan ganda
terdiri dari dua bagian yaitu (1) pernyataan atau disebut juga stem dan
(2) alternatif pilihan jawaban atau disebut option.
Terdapat beberapa variasi atau modifikasi dari
tes pilihan ganda, yaitu:
· Pilihan ganda analisis hubungan
antar hal
Yaitu terdiri dari dua pernyataan yang
dihubungkan oleh kata “sebab”. Jadi ada dua kemungkinan hubungan antaara kedua
pernyataan tersebut, yaitu ada hubungan sebab akibat atau tidak ada hubungan
sebab akibat.
· Pilihan ganda analisis kasus
Yaitu peserta tes dihadapkan pada suatu kasus
yang disajikan dalam bentuk cerita, peristiwa atau sejenisnya.kemudian diajukan
pertanyaan dalam bentuk melengkapi pilihan.
· Pilihan ganda asosiasi
Struktur soalnya sama dengan melengkapi
pilihan. Perbedaanya adalah kalau pada melengkapi pilihan hanya ada satu
jawaban yang paling benar atau paling benar tapi pada melngkapi berganda
justru jawaban yang benar lebih dari satu, bisa 2,3,4.
· Pilihan ganda dengan diagram,
grafik, tabel dan sebagainya
Bentuk soal ini mirip dengan analisis kasus.,
baik struktur maupun pola pertanyaannya. Bedanya dalam tes bentuk ini tidak
disajikan kasus daam bentuk cerita atau peristiwa tetapi dalam diagram, gambar,
grafik maupun tabel.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun tes pilihan ganda adalah:
(1) Soal harus sesuai indicator
(2) Pengecoh harus berfungsi
(3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
(4) Tabel, gambar, grafik, peta atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas
dan terbaca
(5) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
(6) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja
(7) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
(8) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda
(9) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
(10)
Panjang rumus harus
relatif sama
(11)
Pilihan jawaban jangan
mengandung pernyataan “semua pilihan jawaban di atas salah atau benar”
(12)
Pilihan jawaban
berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
nilai angka atau kronologis waktunya
(13)
Setiap soal harus
menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
(14)
Memperhatikan
penyebaran kunci jawaban
d) Tipe jawaban singkat (sort answer)
dan melengkapi (completion)
Tes ini masing-masing menghendaki jawaban
dengan kalimat dan atau angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah.
Petunjuk penyusunannya adalah: a) perlu selalu diingat bahwa kita tidak dapat merencanakan lebih
dari satu jawaban yang kelihatan logis, b) jangan mengutip kalimat/pernyataan
yang tertera pada buku/ catatan, c) diusahakan semua tempat kosong hendaknya
sama panjang, d) diusahakan hendaknya setiap pernyataan jangan mempunyai lebih
dari satu tempat kosong, e) jangan mulai dengan tempat kosong.
· Kelebihan
(1)
Sangat baik untuk menilai kemampuan peserta
didik berkenaan dengan fakta
(2) Relatif mudah disusun
(3) Menuntut peserta didik untuk
mengemukkakan pendapat dengan singkat
·
Kelemahan
(1) Hanya berkenaan dengan
kemampuan mengingat saja
(2)
Dibutuhkan waktu yang lama dalam mengoreksi[17]
b. Tes lisan
Adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta
didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan
kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yanag diberikan.
a) Kelebihan
tes lisan adalah:
(1)
Dapat mengetahui langsung kemampuan peserta
didik dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan
(2)
Tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai,
tetapi cukup mencatat pokok-pokok permasalahannya saja
(3)
Kemungkinan peserta didik akan menerka jawaban
dan spekulasi dapat dihindari
b)
Kelemahan
(1) Membutuhkan waktu yang cukup
lama
(2) Seringnya muncul insur
subjektifitas
c. Tes perbuatan (performance
test)
Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang
menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk
prilaku, tindakan atau perbuatan. Lebih jauh Stignis (1994) mengemukakan “ tes
tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan
kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya
dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.”
Misalnya untuk melihat bagaimana cara menggunakan komputer dengan baik dan
benar, guru harus menyuruh peserta didik untuk mempraktikkan atau
mendemonstrasiakn penggunaan komputer yang sesungguhnya sesuai dengan prosedur
yang baik dan benar.
Sebagaimana jenis tes lain, tes tindakan pun mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
a)
Kelebihan tes tindakan adalah
(1)
Satu-satunya teknik tes yang
dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan
(2)
Sangat baik digunakan untuk
mencocokkan antara pengetahuan materi dan keterampilan praktik
(3)
Dalam penggunaannya tidak mungkin
peserta didik akan mencontek
(4)
Guru dapat lebih mengenal
masing-masing karakter peserta didik.
b) Adapun kelemahannya adalah:
(1) Memakan waktu yang lama
(2)
Dalam hal tertentu membutuhkan
biaya yang besar
(3)
Cepat membosankan
BAB III
PENUTUP
Tes adalah suatu alat untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar
kemampuan seseorang secara langsung maupun tidak langsung. Evaluasi
adalah suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui
efesien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan
intruksi yang telah ditetapkan.
Evaluasi pengajaran adalah penilaian atau
penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan –
tujuan yang telah di tetapkan dalam hukum. Tujuan Evaluasi Pengajaran adalah untuk
mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai dimana tingkat kemampuan
dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan kurikuler atau pengajaran.
Dengan adanya evaluasi pengajaran ini, keberhasilan pengajaran tersebut dapat
diketahui.
Fungsi evaluasi pengajaran adalah untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa pada saat proses belajar mengajar.
Karena dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemampuan siswa sehingga guru
tidak hanya mengevaluasi siswa tapi secara tidak langsung guru juga
mengevaluasi dirinya sendiri.
Dilihat dari bentuk jawaban
peserta didik maka tes dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tes tertulis,
tes lisan dan tes perbuatan. Tes tertulis dibagi
menjadi dua yaitu tes subjektif dan tes objektif. Tes subjektif terdiri dari:
1) tes uraian bebas dan 2) tes uraian terbatas. Sedangkan tes objektif terdiri
dari: 1) tipe benar salah, 2) tipe menjodohkan, 3) tipe pilihan ganda, dan 4)
tipe jawaban singkat dan melengkapi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Arikunto, Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan ,Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran,
Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012.
Hamdani, Strateg
Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana, Evaluasi
pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan
teknik evaluasi pembelajaran , Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009.
Sukardi, Evalusi Pendidikan Prinsip
dan Operasionalnya , Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2008.
Widyoko, Eko Putro, Evaluasi Program
Pembelajaran , Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
http://aleychan.blogspot.com/2014/11/makalah-evaluasi-pembelajaran-alat.html diakses pada tanggal 07 Oktober 2019 pukul
22:18 WIB
http://evaluasipembelajaranelghazy.blogspot.com/2017/09/pengertian-tujuan-fungsi-dan-manfaat.html?m=1 diakses pada tanggal 07 Oktober 2019 pukul
20:19 WIB
http://ohmakalah.blogspot.com/2015/11/teknik-evaluasi-tes.html diakses pada tanggal 06 Oktober 2019 pukul
21:16 WIB
http://wawasanedukasi.blogspot.com/2015/11/penyusunan-perangkat-tes-dan.html diakses pada tanggal 08 Oktober 2019 pukul
21:07 WIB
[2] http://ohmakalah.blogspot.com/2015/11/teknik-evaluasi-tes.html diakses pada tanggal 06 Oktober 2019 pukul
21:16 WIB
[4] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi
Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 45-46
[8]http://evaluasipembelajaranelghazy.blogspot.com/2017/09/pengertian-tujuan-fungsi-dan-manfaat.html?m=1 diakses pada tanggal 07 Oktober 2019 pukul 20:19 WIB
[10] Sukardi, Evaluasi
Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta Timur: Bumi Aksara,
2008) hlm.93
[15] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 51-56
0 comments:
Post a Comment
Monggo Komentarnya. . .