Wednesday, October 9, 2019

Makalah Alat Tes dan Evaluasi

 ALAT TES DAN EVALUASI

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Ratna Purwati, M.Pd



Description: D:\12806095_1748572822044066_3833970923153504929_n.jpg
 








Disusun oleh :
Melisa Idana
Ridwan Tri Sabila
Riza Kusumawati
Winti Hartini
Livya Farah Dina
Rofiqo Tri Lestari


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2019


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Alat Tes dan Evaluasi” yang telah kami susun semaksimal mungkin dan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber agar dapat mempermudah pembaca untuk memahami isi makalah ini.
Dalam menyelesaikan Makalah ini tentunya kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kami yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah yang telah kami susun ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan bermanfaat bagi kami sendiri maupun pembacanya, untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun menambah isi makalah menjadi lebih baik. Karena Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik segi susunan kalimat, tata bahasa maupun pengetahuan kami dalam makalah ini. Terimakasih. 




                                                                                    Cirebon, 09 Agustus 2019


                                                                                                  Penyusun

DAFTAR ISI




 



BAB I

PENDAHULUAN


Undang-undang system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu(berkualitas) bagi setiap warga Negara. Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang terus-menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pndidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran (instructional quality) karena muara dari berbagai program pendidikan adalah terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran.
Hakikat kualitas pembelajaran merupakan kualitas implementasi dari program pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Upaya peningkatan kualitas program pembelajaran memerlukan informasi hasil evaluasi terhadap kualitas program pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian, untuk melakukan pembaharuan program pendidikan, termasuk di dalamnya program pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya, harus dilakukan dengan baik. Untuk menyusun program yang lebih baik, hasil evaluasi program sebelumnya dapat dijadikan acuan.[1]
Evaluasi pada dasarnya sebagai dasar keputusan, menyusun kebijakan, maupun progam selanjutnya, keputusan apakah akan dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu upaya apapun yang terprogam, tidak terkcuali bagi progam pembelajaran sebagai bagian dari progam pendidikan. Untuk mengetahui apakah program yang telah direncanakan dan dilaksanakan dapat tercapai tujuannya.
Dalam suatu evaluasi terdapat metode-metode yang digunakan oleh seorang pendidik untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasian proses pembelajaran dan sejauh mana tingkat kefahaman peserta didik dalam memahami mata pelajaran yang diberikan oleh seorang pendidik.[2]

1.       Apa pengertian tes?
2.      Apa pengertian evaluasi pengajaran?
3.      Apa fungsi evaluasi pengajaran?
4.      Apa saja bentuk-bentuk tes, cara penyusunan serta kelebihan dan kekurangannya?

1.      Untuk mengetahui pengertian tes.
2.      Untuk mengetahui macam-macam tes dengan kelebihan dan kekurangannya.
3.      Untuk mengetahui cara penyusunan perangkat tes.
4.      Untuk mengetahui pengertian evaluasi pengajaran.
5.      Untuk mengetahui fungsi evaluasi pengajaran.
6.      Untuk mengetahui alat evaluasi pengajaran.











Istilah tes diambil dari kata testum suatu pengertian dalam bahasa prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Adapula yang mengartikan sebagai piring yang terbuat dari tanah.[3]
Tes merupakan suatu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Menurut Djemari tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes dapat diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.[4]
Menurut Drs. Amir Daein Indrakusuma dalam bukunya Evaluasi Pendidikan mengatakan “ tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.”
Ø  Tes
(sebelum ada ejaan yang disempurnakan dalam bahas indonesia disebut test) adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang ditentukan.
Ø  Testing
Testing merupakan saat waktu tes itu dilaksanakan. Dapat juga dikatakan testing adalah saat pengambilan tes.
Ø  Testee
Dalam istilah indonesia adalah responden yang sedang mengerjakan tes.
Ø  Tester
Adalah orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden. Dengan kata lain tester adalah subjek evaluasi.[5]
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar kemampuan seseorang secara langsung maupun tidak langsung.

Evaluasi berasal dari kata evaluation yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Kata-kata yang terkandung di dalam defenisi tersebut pun menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggungjawabkan. Evaluasi dilaksanakan untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruknya proses dan hasil kegiatan.
Menurut Norman E. Grounloud, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui efesien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan intruksi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Edwin Wond dan Gerold W.Brown, evaluasi pendidikan  adalah proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang.[6]
Evaluasi pengajaran adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan – tujuan yang telah di tetapkan dalam hukum.
Tujuan Evaluasi Pengajaran adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan kurikuler atau pengajaran. Dengan adanya evaluasi pengajaran ini, keberhasilan pengajaran tersebut dapat diketahui.[7]

Secara umum evaluasi (penilaian) memiliki banyak fungsi. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
1.      Fungsi selektif
Dengan evaluasi, guru dapat menyeleksi peserta tes (siswa) dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan tujuan ini beberapa hal yang dapat diambil dari evaluasi adalah:
a.       menentukan layak diterima atau tidak seorang peserta tes 
b.      menentukan layak dinaikkan atau tidak seorang siswa ke kelas berikutnya
c.       menentukan layak dilepas atau tidak seorang siswa dari lembaga tempat belajar.
d.      menentukan siswa yang layak untuk menerima beasiswa
2.      Fungsi diagnosa
Untuk mengetahui dalam hal apa seorang siswa mempunyai kelemahan dalam belajar.
3.      Fungsi penempatan
Dengan hasil evaluasi yang diperoleh, guru dapat menentukan di mana posisi anak yang tepat.
4.       Fungsi pengukuran keberhasilan. Dalam hal ini adalah keberhasilan program. Termasuk pencapaian tujuan dan metode serta penggunaan sarana.
Lebih spesifik fungsi evaluasi pengajaran yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah:
1.      Untuk mengetahui apakah mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita lanjutkan dengan bahan yang baru ataukah kita harus mengulangi.
2.      Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang.
3.      Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.
4.      Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
5.      Mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar – mengajar selama jangka waktu tertentu.
6.      Untuk mengukur sampai dimana keberhasilan sistem pengajaran yang digunakan.
7.      Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan PBM.
8.      Bahan pertimbangan bagi individual peserta didik.
9.      Membuat diagnosa mengenal kelemahan – kelemahan dan kemampuan perserta didik.
10.  Bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum.[8]

Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik  maka tes dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan.
a.    Tes tertulis
Sering disebut pencil test atau paper test. Adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian (essay) atau subjektif dan bentuk objektif (objektive).[9]
Tes tertulis pada umumnya tidak bisa digunakan secara efektif untuk mengevaluasi keterampilan psikomotorik siswa. Akan tetapi tes tertulis dapat mengevaluasi prinsip-prinsip yang menyertai keterampilan termasuk keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik.[10]
1)      Tes subjektif
Pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya.
Jumlah butir soal dalam tes uraian biasanya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 butir soal dalam waktu kira-kira 90- 120 menit. Soal-soal bentuk uaraian ini menutut kemampuan peserta tes untuk dapat mengorganisir, meginterprestasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang dimiliki. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tes uraian menuntut peserta untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
Berdasarkan tingkat kebebasan peserta tes untuk menjawab soal tes uraian, secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu tes uraian bebas atau uraian terbuka ( extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response).
a)    Tes uraian bebas (extended response test)
Merupakan bentuk tes yang memberikan kebebasan kepada peserta tes untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel dan tidak terstruktur. Contoh ; jelaskan alasan mengapa sistem ekonomi yang dianut suatu negara berbeda-beda.
Peserta ujian diberi kebebasan untuk menjawab menurut gaya bahasa dan gaya kognitifnya masing-masing, sesuai dengan kemampuan mengingat mereka. Dengan demikian maka keterampilan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis akan besar sekali kontribusinya dalam soal ujian tipe seperti ini. Bentuk soal seperti ini baik untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan aplikasi, analisis,  evaluasi dan kreativitas.

b)   Tes uraian terbatas (restricted response test)
Merupakan bentuk tes yang memberikan batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada para peserta tes dalam menjawab soal tes. Batasan tersebut mencakup format, isi dan ruang ligkup jawaban.[11]
Walaupun kalimat jawaban peserta didik beranekaragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.[12]
Ada beberapa ragam tes uraian terbatas antara lain ragam tes melengkapi dan tes jawaban singkat.
·      Tipe jawaban melengkapi
Yaitu butir soal yang memerintahkan kepeda peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan suatu frasa, angka atau satu formula.
·      Tipe jawaban singkat
Yaitu bentuk soal yang berbentuk pertenyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frase, satu angka dan satu formula.

2)      Tes objektif
Yaitu bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih pleh peserta didik. Jadi kemungkinan jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal.[13]
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 dan 0. Disebut objetif karena penilaiannya objektif. Siapaun yang mengoreksi tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti.[14]
Secara umum ada tiga bentuk tes objektif, yaitu:
a)      Tipe benar salah (True-false test)
Adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan alternatif jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah.
Adapun petunjuk penyusunannya adalah:
(1)   Tulislah huruf b-s pada permulaan masing-masing item dengan maksud untuk mempermudah mengerjakan dan menilai (scoring),
(2)   Usahakan agar jumlah butir soal yang harus dijawab b sama dengan butir soal yang harus dijawab s. dalam hal ini hendaknya pola jawaban tidak bersifat teratur misalnya: b-s-b. s-b-s atau ss-bb-ss-bb-ss.
(3)   Hindari item yang masih bisa diperdebatkan: contoh: b-s. kekayaan lebih penting daripada kepandaian,
(4)   Hindarilah pertanyaan-pertanyaan yang persis dengan buku.
(5)   Hindarilah kata-kata yang menunjukkan kecenderungan memberi saran seperti yang dikehendaki oleh item yang bersangkutan, misalnya: semuanya, tidak selalu, tidak pernah, dan sebagainya.
Adapun kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut:
·      Kelebihan
(1)   Dapat mewaklili pokok bahasan atau materi pelajaran lebih luas
(2)   Mudah penyusunannya
(3)   Mudah diskor
(4)   Merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasi belajar secara langsung, terutama yang berkaitan dengan ingatan.
·      Kekurangan
(1)     Hanya dapat mengungkap daya ingatan dan penghafalan kembali
(2)     Mendorong peserta tes untuk menebak jawaban
b)      Tipe menjodohkan (matching)
Ada beberapa istilah yang digunakan  untuk menunjuk tes menjodohkan (matching test) seperti memasangkan, atau mencocokkan. Butir soal menjodohkan ditulis dalam dua kelompok yaitu pernyataan atau stem dan kelompok jawaban.[15]
Petunjuk-petunjuk yang perlu diperhatikan dalam menyusun tes bentuk matching ialah:  a) seri pertanyaan-pertanyaan dalam matching test hendaknya tidak lebih dari sepuluh soal(item), b) jumlah jawaban yang harus dipilih, harus lebih banyak daripada jumlah soalnya (lebih kurang 1 1/2 kali), dan c) antara item-item yang tergabung dalam satu seri matching test harus merupakan pengertian-pengertian yang benar-benar homogen.
·      Kelebihan
(1)     Baik untuk menguji hasil yang behubungan dengan pengetahuan istilah, definisi, dan peristiwa.
(2)     Dapat menguji kemampuan menghubungkan dua hal yang berhubungan
(3)     Mudah dalam penyusunan.
·      Kelemahan
(1)     Ada kecenderungan untuk menekan ingatan saja
(2)     Kurang baik untuk menilai pengertian atau tafsiran.[16]
c)      Tipe pilihan ganda (multiple choice)
Adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Jumlah aternatif jawaban berkisar antara dua sampai lima. Setiap tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian yaitu (1) pernyataan atau disebut juga stem dan (2) alternatif pilihan jawaban atau disebut option.
Terdapat beberapa variasi atau modifikasi dari tes pilihan ganda, yaitu:
·      Pilihan ganda analisis hubungan antar hal
Yaitu terdiri dari dua pernyataan yang dihubungkan oleh kata “sebab”. Jadi ada dua kemungkinan hubungan antaara kedua pernyataan tersebut, yaitu ada hubungan sebab akibat atau tidak ada hubungan sebab akibat.
·      Pilihan ganda analisis kasus
Yaitu peserta tes dihadapkan pada suatu kasus yang disajikan dalam bentuk cerita, peristiwa atau sejenisnya.kemudian diajukan pertanyaan dalam bentuk melengkapi pilihan.
·      Pilihan ganda asosiasi
Struktur soalnya sama dengan melengkapi pilihan. Perbedaanya adalah kalau pada melengkapi pilihan hanya ada satu jawaban yang paling benar atau paling benar tapi pada melngkapi berganda  justru jawaban yang benar lebih dari satu, bisa 2,3,4.
·      Pilihan ganda dengan diagram, grafik, tabel dan sebagainya
Bentuk soal ini mirip dengan analisis kasus., baik struktur maupun pola pertanyaannya. Bedanya dalam tes bentuk ini tidak disajikan kasus daam bentuk cerita atau peristiwa tetapi dalam diagram, gambar, grafik maupun tabel. 
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun tes pilihan ganda adalah:
(1)   Soal harus sesuai indicator
(2)   Pengecoh harus berfungsi
(3)   Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
(4)   Tabel, gambar, grafik, peta atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
(5)   Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
(6)   Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja
(7)   Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
(8)   Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda
(9)   Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
(10)        Panjang rumus harus relatif sama
(11)        Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua pilihan jawaban di atas salah atau benar”
(12)        Pilihan jawaban berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya
(13)        Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
(14)        Memperhatikan penyebaran kunci jawaban

d)     Tipe jawaban singkat (sort answer) dan melengkapi (completion)
Tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah.
Petunjuk penyusunannya adalah: a) perlu selalu diingat bahwa kita tidak dapat merencanakan lebih dari satu jawaban yang kelihatan logis, b) jangan mengutip kalimat/pernyataan yang tertera pada buku/ catatan, c) diusahakan semua tempat kosong hendaknya sama panjang, d) diusahakan hendaknya setiap pernyataan jangan mempunyai lebih dari satu tempat kosong, e) jangan mulai dengan tempat kosong.
·       Kelebihan
(1)     Sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik berkenaan dengan fakta
(2)     Relatif mudah disusun
(3)     Menuntut peserta didik untuk mengemukkakan pendapat dengan singkat
·      Kelemahan
(1)     Hanya berkenaan dengan kemampuan mengingat saja
(2)     Dibutuhkan waktu yang lama dalam mengoreksi[17]

b.    Tes lisan
Adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yanag diberikan.
a)      Kelebihan tes lisan adalah:
(1)     Dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan
(2)     Tidak perlu menyusun soal-soal secara terurai, tetapi cukup mencatat pokok-pokok permasalahannya saja
(3)     Kemungkinan peserta didik akan menerka jawaban dan spekulasi dapat dihindari
b)      Kelemahan
(1)     Membutuhkan waktu yang cukup lama
(2)     Seringnya muncul insur subjektifitas

c.    Tes perbuatan (performance test)
Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk prilaku, tindakan atau perbuatan. Lebih jauh Stignis (1994) mengemukakan “ tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.” Misalnya untuk melihat bagaimana cara menggunakan komputer dengan baik dan benar, guru harus menyuruh peserta didik untuk mempraktikkan atau mendemonstrasiakn penggunaan komputer yang sesungguhnya sesuai dengan prosedur yang baik dan benar.
Sebagaimana jenis tes lain, tes tindakan pun mempunyai kelebihan dan kekurangan.
a)      Kelebihan tes tindakan adalah
(1)   Satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan
(2)   Sangat baik digunakan untuk mencocokkan antara pengetahuan materi dan keterampilan praktik
(3)    Dalam penggunaannya tidak mungkin peserta didik akan mencontek
(4)   Guru dapat lebih mengenal masing-masing karakter peserta didik.
b)      Adapun kelemahannya adalah:
(1)   Memakan waktu yang lama
(2)   Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar
(3)   Cepat membosankan
(4)   Membutuhkan syarat pendukung yang lengkap baik waktu tenaga maupun biaya.[18]









BAB III

PENUTUP


Tes adalah suatu alat untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar kemampuan seseorang secara langsung maupun tidak langsung. Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengetahui efesien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan intruksi yang telah ditetapkan.
Evaluasi pengajaran adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke arah tujuan – tujuan yang telah di tetapkan dalam hukum. Tujuan Evaluasi Pengajaran adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan kurikuler atau pengajaran. Dengan adanya evaluasi pengajaran ini, keberhasilan pengajaran tersebut dapat diketahui.
Fungsi evaluasi pengajaran adalah untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa pada saat proses belajar mengajar. Karena dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemampuan siswa sehingga guru tidak hanya mengevaluasi siswa tapi secara tidak langsung guru juga mengevaluasi dirinya sendiri.
Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik  maka tes dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Tes tertulis dibagi menjadi dua yaitu tes subjektif dan tes objektif. Tes subjektif terdiri dari: 1) tes uraian bebas dan 2) tes uraian terbatas. Sedangkan tes objektif terdiri dari: 1) tipe benar salah, 2) tipe menjodohkan, 3) tipe pilihan ganda, dan 4) tipe jawaban singkat dan melengkapi.


DAFTAR PUSTAKA



Arikunto,  Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan ,Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012.
Hamdani, Strateg Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Nurkancana, Wayan dan Sunartana, Evaluasi pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pembelajaran , Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009.
Sukardi, Evalusi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya , Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2008.
Widyoko, Eko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran , Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

http://aleychan.blogspot.com/2014/11/makalah-evaluasi-pembelajaran-alat.html diakses pada tanggal 07 Oktober 2019 pukul 22:18 WIB
http://ohmakalah.blogspot.com/2015/11/teknik-evaluasi-tes.html diakses pada tanggal 06 Oktober 2019 pukul 21:16 WIB
http://wawasanedukasi.blogspot.com/2015/11/penyusunan-perangkat-tes-dan.html diakses pada tanggal 08 Oktober 2019 pukul 21:07 WIB


[1] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.
[2] http://ohmakalah.blogspot.com/2015/11/teknik-evaluasi-tes.html diakses pada tanggal 06 Oktober 2019 pukul 21:16 WIB
[3] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,2010) hlm. 52
[4] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 45-46

[5] Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi, hlm. 53.
[6] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.
[7] Drs. Harjanto, 1997 “Perencanaan Pengajaran”. Penerbit Rieneka Cipta: Jakarta.
[9] Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, hlm 124.
[10] Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2008) hlm.93

[11] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 80
[12] Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm. 125
[13] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 49
[14]  Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, hlm 135
[15] Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 51-56
[16] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012) hlm.145
[17] Zaenal, Evaluasi pembelajaran, hlm. 145-146
[18] Zaenal, evaluasi pembalajaran,  hlm 149-150

0 comments:

Post a Comment

Monggo Komentarnya. . .