Oleh Kelompok Faozah pa Muflih dkk
IAI BBC
Semester 5 PGMI
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Mengajar merupakan suatu
kewajiban bagi seorang guru. Dalam menjalankan kewajiban mengajar pun tentu
saja seorang guru ituntut untuk menguasai materi yang diajarkannya. Selain itu
guru berperan aktif untuk mengelola kelas agar tercipta situasi yang kondusif
demi kenyamanan para siswanya belajar. Ada suatu anggapan bahwa orang yang akan
mengajar harus menguasai bahan atau ilmu yang akan diajarkan, berarti sudah
dapat mengajar dengan baik.
Anggapan ini kurang tepat, karena mengajar bukan hanya sekedar
menyampaikan ilmu (proses informatif), tetapi juga menganung unsur-unsur
educatif (mendidik). Seorang pendidik dalam proses pembelajaran harus mempu
mentransfer ilmu pengetahuan, punya keahlian, dan memiliki nilai-nilai (transfer
of knowledge, skill and value).
Seorang guru dalam
mengajar tentu saja harus berperan aktif untuk menghidupkan suasana kelas.
Seperti halnya untuk mengaktifkan para siswa dalam membentuk kelompok-kelompok
kecil untuk sebuah diskusi. Diskusi sebagai metode pembelajaran yang
mengharuskan siswa aktif berkelompok dan bekerjasama dengan teman sebayangnya
tentu saja memerlukan bimbingan dari seorang guru. Dan di sini guru berperan
untuk mengarahkan dan membimbing diskusi dengan baik dan benar. Kemampuan guru untuk
membimbing diskusi sangat perlu untuk dipelajari oleh guru maupun calon guru.
Dalam makalah kami ini, kami hendak memaparkan mengenai kemampuan guru untuk
membimbing diskusi kelompok kecil.
- Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan ketrampilan membimbing kelompok kecil?
2. Apakah
tujuan dan manfaat diskusi kelompok?
3. Bagaimanakah
cara membimbing diskusi kelompok kecil?
4. Apa
sajakah yang perlu diperhatikan oleh seorang guru ataupun calon guru dalam
membimbing diskusi kelompok kecil?
5. Apa
keunggulan dari diskusi kelompok kecil?
6. Apa
kelemahan dari diskusi kelompok kecil?
- Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
dan memahami hakikat ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
2. Mengetahui
tujuan dan manfaat dari kegiatan diskusi kelompok kecil.
3. Dapat
mempraktikan langkah-langkah membimbing diskusi kelompok kecil.
4. Mengetahui
hal-hal yang harus diperhatikan seorang guru dalam membimbing diskusi.
5. Mengetahui
keunggulan dari diskusi kelompok kecil.
6. Mengetahui
kelemahan dari diskusi kelompok kecil.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian
Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering saksikan sekelompok orang berkumpul di suatu tempat,
sambil duduk-duduk ngobrol dengan sesama temannya. Jika kita tanya sedang apa?
Dengan spontan kadang-kadang mereka menjawab “sedang diskusi”, jadi menurut
mereka berkumpul dengan jumlah peserta beberapa orang sambil ada sesuatu yang
dibicarakan (diobrolkan) itulah diskusi.
Kegiatan diskusi bisa
terjadi dalam berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, budaya,
bisnis, pendidikan, apakah dalam skala besar maupun kecil. Pertanyaannya apakah
setiap ada satu kelompok yang berkumpul sedang membicarakan sesuatu selalu
disebut diskusi. Tidak setiap pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok orang
dikategorikan sebagai kegiatan diskusi, karena setiap pembicaraan dalam diskusi
kelompok kecil ada aturan-aturan atau persyaratan yang harus dipenuhi, antara
lain yaitu:
1.
Melibatkan kelompok yang
anggotanya berkisar 3 sampai 9 orang.
2. Berlangsung
dalam interaksi tatap muka yang informal, dimana setiap anggota kelompok harus
mendapat kesempatan untuk melihat, mendengar, dan berkomunikasi secara bebas
dan langsung.
3. Mempunyai
tujuan yang jelas dengan cara kerjasama
antar anggota kelompok.
4. Berlangsung
menurut proses yang diatur dan sistematis, menuju diperolehnya suatu
kesimpulan.
Membimbing diskusi
kelompok berarti suatu proses yang teratur dengan melibatkan kelompok peserta
didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagi
informasi atau pengalaman mengambil keputusan.
Drs. Muhammad Uzair Usman
mengatakan bahwa diskusi kelompok kecil adalah peserta didik berdiskusi dalam
kelompok-kelompok kecil di bawah pembinaan guru atau temannya untuk berbagi
informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, dilaksanakan dalam
suasana terbuka.
Menurut tim pengembang
materi Akta IV UPI, bahwa yang dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu
proses pembicaraan yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka yang informasl dengan tujuan berbagi pengalaman atau
informasi, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Depdikbud merumuskan
pengertian diskusi kelompok adalah siswa melaksanakan diskusi dalam
kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagi informasi,
memecahkan masalah atau mengambil keputusan (1985).
Dari pengertian di atas
semuanya memiliki fokus yang sama dalam mengartikan diskusi kelompok, yaitu :
1.
Proses pembicaraan yang
teratur; dalam kegiatan diskusi intinya ada sesuatu pokokmpembicaraan (masalah)
yang dibicarakan atau dibahas. Proses membicarakan masalah tersebut dilakukan
secara teratur, yaitu semua yangg ada dalam kelompok tersebut masing-masing
memiliki kepentingan yang sama, sehingga semua pembicara mendapat kesempatan
yang sama secara adil dan proses penyampaiannya teratur, tidak saling jegal
atau saling serobot, tapi semuanya memiliki kesempatan yang sama dan saling
menghargai.
2.
Interaksi tatap muka;
proses membahas untuk pembicaraan atau masalah yang dibahas dilakukan secara
interaksi tatap muka, yaitu komunikasi pembicaraan tidak dimonopoli oleh
sesorang saja, akan tetapi semua mendapat giliran (interaksi). Demikian pula
proses saling mengemukakan pendapat terhadap persoalan yang dibahas, dilakukan
secara tatap muka, baik langsung maupun melalui perantara media atau diskusi
jarak jauh seperti (teleconference, video conference) dan lain sebagainya.
3.
Berbagi pengalaman;
setiap pembicara mengeluarkan pendapat dan pengalaman yang dimiliki oleh
masing-masing terkait dengan permasalaham yang dibahas. Oleh karena itu dalam
kegiatan diskusi tidak hanya orang tersebut yang paling punya andil, akan
tetapi setiap orang sekecil apapun pendapat atau pengalaman yang dikemukakannya
harus dihargai dan menjadi bagian integral dari peserta diskusi kelompok kecil.
4.
Memecahkan masalah ;
tujuan akhir yang harus dicapai dalam kegiatan diskusi adalah terpecahnya
masalah bersama, yatu dengan diperolehnya kesimpulan dan kegiatan diskusi
tersebut. Keputusan yang diambil dari kegiatan diskusi adalah produk bersama,
sehingga semua peserta atau anggota kelompok yang mengikuti kegiatan tersebut
harus menerima dan melaksanakan hasil kesimpulan yang telah disepakati bersama.
Jadi ketrampilan
membimbing diskusi kelompok kecil adalah suatu ketrampilan yang harus dimiliki
oleh seorang guru untuk membina dan mengarahkan para siswanya dalam melakukan
diskusi dalam kelompok kecil, dimana diskusi kelompok tersebut memiliki tujuan
memecahkan masalah bersama, dilakukan secara teratur, dilakukan dengan cara
berbagi pengalaman atau pengetahuan di anatara siswa secara langsung atau tatap
muka.
- Tujuan
dan Manfaat Diskusi Kelompok
Kegiatan diskusi dalam
proses pembelajaran dilakukan untuk memberi kesempatan kepada siswa membahas
suatu permasalahan atau topik dengan cara setiap siswa mengajukan pendapat,
saling tukar pemikiran untuk memperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang
telah dilakukan. Ada pun tujuan dan manfaat diskusi antara lain
:
1.
Memupuk sikap toleransi;
yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat yang dikemukakan oleh
setiap peserta diskusi.
2. Memupuk
kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung jawab,
terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar pikiran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
3. Mendorong
pembelajaran secara aktif, yaitu siswa dalam membahas suatu topik pembelajaran
tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam kelompok
siswa belajar mengembangkan kemampuan berpikirnya, belajar memecahkan masalah.
4. Menumbuhkan
rasa percaya diri, yaitu dengan kebiasaan untuk berargumentasi yang dilakukan
antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan
terbinanya rasa percaya diri siswa untuk mengajukan pendapat maupun mencari
solusi pemecahan
- Langkah-langkah
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi dalam proses
pembelajaran termasuk ke dalam satu jenis metode pembelajaran. Setiap metode
pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk terjadinya proses pembelajaran.
Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk terjadinya proses pembelajaran
secara aktif dan efektif untuk mencapai tujuan (kompetensi) pembelajaran yang
diharapkan. Oleh karena itu agar kegiatan agar kegiatan diskusi dapat berjalan
dengan lancar, maka dalam melaksanakan kegiatan diskusi tersebut harus
memperhatikan atau mengikuti beberapa aspek berikut :
1.
Memusatkan perhatian
peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. Kegiatannya antara lain :
merumuskan tujuan dan topik yang akan didiskusikan, mengembangkan masalah,
catat kesalahan yang menyimpang.
2. Memperluas
masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas, menjelaskan
gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas. Untuk memperjelas
setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau guru dapat
melakukan hal-hal berikut :
a. Menguraikan
kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas dipahami
oleh seluruh peserta diskusi.
b. Mengajukan
pertanyaan pelacak untuk meminta komentar siswa untuk lebih memperjelas ide
atau pendapat yang disampaikannya.
c. Memberikan
informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide yang disampaikannya,
seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih memperjelas
terhadap ide yang disampaikannya itu.
3. Menganalisis
pendapat peserta didik, antara lain menganalisis alasan yang dikemukakan
memiliki dasar yang kuat, menjelaskan hal-hal yang telah disepakati. Setelah
diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing berkenaan dengan pendapat
yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindaklanjuti
dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama
dan mana yang tidak disepakati secara bersama, sehingga dari diskusi tersebut
membuahkan kesimpulan bersama.
4. Meluruskan
alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan beberapa pertanyaan menantang
siswa untuk berpikir, memberikan contoh-contoh verbal, memberikan waktu
berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh
perhatian.
5. Meningkatkan
partisipasi siswa. Untuk mendorong siswa (peserta didik) ikut aktif urun rembug
dalam proses diskusi, ada beberapa aspek yang perlu ditempuh guru atau pemimpin
diskusi, anatara lain:
a. Mengajukan
pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpendapat atau mengajukan
gagasan.
b. Memberikan
contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal maupun non verbal dimana melalui
contoh atau ilustrasi tersebut, menggugah siswa untuk berpikir.
c. Menghangatkan
suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan yang memungkinkan terjadinya
perbedaan pendapat di antara sesama anggota kelompok.
d. Memberikan
perhatian kepada setiap pembicara sehingga merasa dihargai dan dengan demikian
dapat lebih mendorong siswa untuk berpartisipasi memberikan pemikiran melalui
forum diskusi yang dilakukan.
6. Memberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan memancing
semangat berpikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang belum
berbicara, mengatur jalannya sidang diskusi, dan mengomentari pendapat yang
dikemukakan. Untuk mendorong partsipasi aktif dari seetiap anggota kelompok
dapat dilakukan hal-hal berikut :
a. Memberi
stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum berkesempatan
menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong untuk mengeluarkan
buah pikirannya.
b. Mencegah
monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja, dengan cara
terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap pendiam untuk
berbicara.
c. Mendorong
siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain sehingga terjadi
komunikasi interaksi anatar semua perserta diskusi.
d. Menghindari
respon siswa yang bersifat serentak, agar setiap siswa secara individu dapat
mengemukakan pikirannay secara bebas berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
7. Menutup
diskusi merupakan kegiatan akhir dalam diskusi. Ada pun kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan oleh guru atau pemimpin diskusi dalam menutup diskusi antara
lain:
a. Membuat
rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang dihasilakan dari
kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.
b. Menyampaikan
beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan, baik
dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi pada pertemuan berikutnya.
c. Melakukan
penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah dilakukan, seperti
melalui kegiatan observasi, wawancara, skala dan lain sebagainnya. Penilaian
ini berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada
siswa terhadap peran dan partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut.
- Hal-hal
yang Perlu Diperhatikan Guru Saat Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan harus
dihindari oleh seorang guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil yakni:
1.
Mendominasi diskusi.
2. Membiarkan
peserta didik memonopoli.
3. Membiarkan
penyimpangan diskusi.
4. Membiarkan
peserta didik tidak bertanya.
5. Tidak
memperjelas dan mendukung alur berpikir siswa yang salah.
6. Gagal
mengakhiri diskusi secara efektif.
- Keunggulan
Diskusi Kelompok Kecil
Beberapa keuntungan yang dapat diambil
dari diskusi kelompok kecil:[6]
1.
Kelompok menjadi kaya
dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
2. Termotivasi
oleh kehadiran teman
3. Mengurangi
sifat pemalu
4. Anak
merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok
5. Meningkatkan
pemahaman diri anak
6. Melatih
sisa untuk berfikir kritis
7. Melatih
siswa untuk mengemukakan pendapatnya
8. Melatih
dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa
- Kelemahan
Diskusi Kelompok Kecil
1.
Waktu belajar lebih
panjang
2.
Dapat terjadi pemborosan
waktu
3.
Anak yang pemalu dan
pendiam menjadi kurang agresif
4.
Dominasi siswa tertentu
dalam diskusi
5.
Tidak dapat mencapai
tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti kegiatan pembelajaran
Semua kekurangan tersebut
dapat ditekan dengan rencana yang matang dan keterampilan guru mengarahkan,
memberi petunjuk yang jelas, memahami kesulitan siswa, dan membagi perhatian
pada semua kelompok.
Diskusi kelompok
bermanfaat ganda. Tidak hanya pengetahuan siswa yang bertambah. Diskusi
kelompok kecil juga memupuk rasa kebersamaan dan berbagi sesama siswa. Untuk
mendapatkan hasil maksimal di dalam diskusi kelompok kecil, ada hal-hal yang
harus dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi kelompok. Hal-hal yang harus
dihindari tersebut adalah :
1.
Topik diskusi yang tidak sesuai dengan minat siswa.
2.
Terlalu mendominasi
diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban yang terlalu
banyak.
3.
Membiarkan siswa tertentu
memonopoli diskusi kelompok.
4.
Membiarkan terjadinya
pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak relevan dengan apa
yang sedang dibicarakan.
5.
Terlalu sering
menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya tidak
penting.
6.
Tidak memberi waktu yang
cukup untuk menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai tujuan diskusi.
7.
Tidak memperjelas atau
tidak mendukung pendapat siswa.
8.
Gagal menutup diskusi
dengan efektif.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Pengertian Ketrampilan
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil berarti suatu proses yang teratur dengan
melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang
optimal dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman mengambil
keputusan.Tujuan dan Manfaat Diskusi Kelompok : Memupuk sikap toleransi;
Memupuk kehidupan demokrasi; Mendorong pembelajaran secara aktif, Menumbuhkan
rasa percaya diri.
Langkah-langkah
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil:Memusatkan perhatian peserta didik pada
tujuan dan topik diskusi. Kegiatannya antara lain : merumuskan tujuan dan topik
yang akan didiskusikan, mengembangkan masalah, catat kesalahan yang menyimpang.
Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas,
menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas.
Menganalisis pendapat peserta didik, antara lain menganalisis alasan yang
dikemukakan memiliki dasar yang kuat, menjelaskan hal-hal yang telah
disepakati. Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan
beberapa pertanyaan menantang siswa untuk berpikir, memberikan contoh-contoh
verbal, memberikan waktu berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat
peserta didik yang penuh perhatian.Meningkatkan partisipasi siswa. Memberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan memancing
semangat berpikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang belum
berbicara, mengatur jalannya sidang diskusi, dan mengomentari pendapat yang
dikemukakan. Menutup diskusi merupakan kegiatan akhir dalam diskusi
Hal-hal yang perlu
diperhatikan Guru saat membimbing Diskusi Kelompok Kecil yaitu Mendominasi
diskusi,Membiarkan peserta didik memonopoli, Membiarkan penyimpangan diskusi,
Membiarkan peserta didik tidak bertanya,Tidak memperjelas dan mendukung alur
berpikir siswa yang salah, Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.
Keunggulan Diskusi
Kelompok Kecil :Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik,Termotivasi oleh kehadiran teman, Mengurangi
sifat pemalu, Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok,
Meningkatkan pemahaman diri anak, Melatih sisa untuk berfikir kritis, Melatih
siswa untuk mengemukakan pendapatnya,
Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa.
Kelemahan Diskusi
Kelompok Kecil: Waktu belajar lebih panjang,
Dapat terjadi pemborosan waktu, Anak yang pemalu dan pendiam menjadi
kurang agresif, Dominasi siswa tertentu dalam diskusi, Tidak dapat mencapai
tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti kegiatan pembelajaran
- Saran
1. Seorang
calon guru dan seorang guru harus memilki ketrampilan dalam membimbing diskusi
dalam kelompok kecil.
2. Diskusi
dalam kelompok kecil seyogyanya dapat mengaktifkan siswa dan sikap toleransi
serta sifat sosial diantara mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Asril, Zainal. (2012). Micro Teaching:
Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan.Jakarta: Rajawali Pers
Dadang Sukirman, Micro Teaching Cet.2, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementrian Agama RI,2012)hlm.321-322
Dadang Sukirman, Micro Teaching Cet.2, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementrian Agama RI,2012)hlm.322
Dadang Sukirman, Micro Teaching Cet.2, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementrian Agama RI,2012)hlm.323
http://tyanuari.blogspot.com/2013/04/keterampilan-membimbing-diskusi.html
diakses pada tanggal 24 September
2019. Puukul 20.15
Sukirman, Dadang. (2012). Micro Teaching Cet.2, Jakarta :
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI.
http://tyanuari.blogspot.com/2013/04/keterampilan-membimbing-diskusi.html
diakses pada tanggal 7 Maret 2014
Zainal Asril, Micro
Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan, (Jakarta: Rajawali
Pers,2012)hlm.1-2
Zainal Asril, Micro
Teaching: Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan, (Jakarta: Rajawali
Pers,2012)hlm.79