Sunday, September 25, 2016

Do'a Do'a Pilihan



رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِى لِلْإِيمَٰنِ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِرَبِّكُمْ فَـَٔامَنَّا ۚ رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ

 رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ ٱلْمِيعَادَ

رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلَا تَزِدِ الظَّالِمِينَ إِلَّا تَبَارًا

Saturday, September 24, 2016

Pintu Surga Di rumahmu

Seorang tabi’in yang mulia Iyas bin Mu’awiyah menangis sejadi-jadinya ketika meninggal salah satu dari orang tuanya,maka dikatakan pada beliau :“Mengapa anda menangis sedemikian rupa” ?,Maka beliau menjawab :“Tidaklah aku menangis karena kematian, karena yang hidup pasti akan mati, akan tetapi yang membuatku menangis karena dahulu aku memiliki dua pintu ke surga, maka tertutuplah satu pintupada hari ini dan tidak akan di buka sampai hari kiamat, aku memohon pada Allah Ta’ala agar aku bisa menjaga pintu yang ke dua”.Saudaraku !!,Kedua orang tua adalah dua pintu menuju surga, yang kita dapat menikmati bau harumnya setiap pagi dan petang,Rasulullah Shallahu ‘ alaihi wasallam bersabda :الوالد أوسط أبواب الجنة فأضع ذلك الباب أواحففظه“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah, maka jgn sia-siakanlah pintu itu atau jagalahia”.(HR. Tirmidzi rohimahullah).Pintu surga yang paling tengah, yang paling indahnya,yang paling eloknya.Maka masihkah engkau sia-siakan pintu itu ?Bahkan engkau haramkan dirimu tuk memasukinya ? Dengan mengangkat suaramu di hadapanya ? Dengan membentaknya di kala tulang-tulangnya semakin lemah karena di makan usia,Sementara tubuhmu yang berotot kekar dahulu telah di basuh kotoranmu dengan tangannya yang kini tak bertenaga.?Duhai sungguh ruginya.?Celaka ! Celaka ! Celaka !Jika kau berani durhaka !Rasulullah Shallahu ‘ alaihi wa Sallam bersabda :“Celaka,celaka,celaka ! , dikatakan pada beliau, siapa wahai Rasulullah ?,Maka beliau bersabda :“Siapa saja yang menjumpai keduaorang tuanya, baik salah satu atau kedua-duanya di kala mereka lanjut usia, akan tetapi (perjumpaan tersebut) tidak memasukannya ke surga.(HR.Muslim).اللهم ارزقنا البر بوالدينا و اجمعنا بهم فيجنات النعيم“Ya Allah, berilah kami rizki untuk berbakti kepada kedua orang tua kami ,dan kumpulkanlah jami bersama mereka di surgaMu yang penuh kenikmatan.Aamiin.

Syarat Mencari Ilmu Yang Bermanfaat ( KITAB ALA LA )

اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِسِتَّةٍ # سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ 
ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ # وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ
زَمَانٍ
ELINGO DAK KASIL ILMU ANGING NEM PERKORO. BAKAL TAK CERITAAKE KUMPULE KANTI PERTEO.RUPANE LIMPAT LOBA SOBAR ONO SANGUNE. LAN PIWULANGE GURU LAN SING SUWE MANGSANE.
Artinya :
Ingatlah….. tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan 6 syarat,yaitu :
cerdas
semangat
sabar
biaya
petunjuk ustadz/guru
waktu yang lama
Keterangan
Manfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada Allah SWT
1. Cerdas - artinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali ,perlu diingat  bahwa kecerdasan  adalah laksana pedang,semakin sering diasah dan dipergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam ,adapun bila didiamkan maka akan karatan dan tumpul ,begitupula akal semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji maka akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila dibiarkan maka akan  tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun juga.
2. Semangat - artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa, apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa didapatkan karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin dihafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal. Nah inilah yang disebut istiqomah(kontinyu) dan berulang karena tabiat manusia itu LUPA.
3.Sabar -artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang dikehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti umat agar tidak tergelincir kemaksiatan.
4.Biaya -artinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan diartikan mentah seperti  harus punya uang apalagi uang yang banyak,biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh, sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang  fakir secra harta materi duniawi ,imam syafi’i adalah seorang yatim .
5.Guru -artinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa dicari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah  barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada pula makalah لقال من قال بماشاء السند لولا andai tidak ada sanad [pertalian murid dan guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak hatinya.  Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Qur’an kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan kepada para tabi’in, lalu para tabi’in menyampaikan pada tabi’i at-tabi’in dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama muta’akhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa ta’ala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru,guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan.
6. Waktu yang Lama - artinya orang belajar perlu waktu yang lama, bukan berarti tanpa target,sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar.

Perbedaan Tamu Lan Murid

Sing isih seneng dialem, di "den bagus"-ke, disobya, ketoke majelisan padahal kongkow ngalor ngidul, iku isih : TAMU
Yang masih suka dipuji-puji, dibaik-baiki, kelihatannya ikut majlis padahal hanya kongkow-kongkow saja, itu masih: Tamu.
Sing selalu dipetani-diurai cacate, didisiplinke, ditempa, didukani saben dina, iku uwis : MURID
Yang selalu diuraikan kesalahannya, didisiplinkan, ditempa, dimarahi setiap hari, itu sudah: Murid
Sing isih seneng wedangan bareng, foto-foto bareng, obral cerita yen cedak wong agung (padahal mung fisik-e thok, atine yo adoh), iku jenenge : TAMU
Yang masih suka minum-minum bareng, foto bareng, mengobral cerita kalau ia dekat dengan orang besar (padahal Cuma dekat secara fisik, hatinya jauh), itu namanya: Tamu
Sing ngosek WC, mbabu gawean ndalem, ngurusi-ngladeni guru, iku jenenge : MURID
Yang membersihkan toilet, membantu pekerjaan rumah, mengurus dan menjamu guru, itu namanya: Murid
Sing tekane diladeni, sarwo cemepak, isih kober hore-hore, isih gumunan, isih asyik ngobrolke wong mulya, iku : TAMU
Yang datangnya dijamu, serba ada, masih sempat bersenang-senang, masih terpana, masih asyik membicarakan kemuliaan orang, itu: Tamu
Sing wani ngorbanke lahir batine, bondhone, pikirane, awake, urusan pentinge, pilihan abote, perasaane, waktune kanthi istiqomah lan ikhlas, iku : MURID
Yang berani mengorbankan lahir batinnya, hartanya, pikirannya, badannya, urusan pentingnya, pilihan beratnya, perasaannya, waktunya dengan istiqomah dan ikhlas, itu: Murid.
Sing tekane merga lagi mumet kakehan masalah, hajatan, sambatan, dioyak utang, keluarga ribut, mumet golek jodo, golek baskom wadah curhat, iku golongane : TAMU
Yang datangnya sebab sedang pusing banyak masalah, hajatan, curhatan, dikejar hutang, keluarga ribut, bingung mencari jodoh, cari baskom untuk tempat menumpahkan curhatan, itu golongannya: Tamu
Sing tekane merga ngobahke niat, nancepke yaqin, nglakoni ikhlas, nyiapke ati tawadhu, iku golongane : MURID
Yang datangnya sebab menggerakkan niat, menancapkan keyakinan, melakukan ikhlas, menyiapkan hati, tawadlu, itu golongannya: Murid
Sing isih ngrekam, copy paste, kulakan omongan, ngutip pangandikan koyo manuk beo, pamer popularitase gurune, pamer amaliyah, pamer ziarah, pamer haul, pamer manaqib, pamer umrah, pamer ngajine iku isih level : TAMU
Yang masih merekan, menyalin dan mengutip, mencari-cari petuah, mengutip petuah seperti burung beo, pamer popularitas gurunya, pamer amaliyah, pamer ziarah, pamer haul, pamer manaqiban, pamer umrah, pamer ngajinya, itu masih level: Tamu.
Sing saben dina wis mecahke masalah, manfaati liyan, nyebar pepadhang, iku sandangane : MURID
Yang setiap hari sudah memecahkan masalah, bermanfaat pada sesama, menebar cahaya, itu namanya: Murid.
Sing olehe sowan nyawang/nlesih/luwih nggatekne bangunan pondoke, umure kyaine, mobile santrine, popularitas kyaine neng media, lucu orane ceramahe, empuk atose nasehate, iku kelase : TAMU
Yang ketika sowan lebih melihat dan memperhatikan bangunan pondoknya, umur kyainya, mobil santrinya, popularitas kyainya di media, lucu atau enggak ceramahnya, empuk atau keras nasihatnya, itu kelasnya: Tamu.
Sing olehe teka iku nyawang derajat ilmune, sanade, istiqomahe, rekomendasine, bobot isi wulangane, kelembutane kamuflase kanggo nyusupke hikmahe, kualitas "kabel lan setrume", lha iku kelase : MURID
Yang ketika datang melihat derajat ilmunya, sanadnya, istiqomahnya, rekomendasinya, bobot isi pelajarannya, kelembutannya, kamuflasenya dalam menyisipkan hikmah, kualitas “kabel dan setrumannya,” itulah kelasnya: Murid
Sing jumlahe ribuan, seneng merga mlebu tivi-koran-internet, rame gebyar-gebyar acara panggung, ubyang-ubyung ngalor ngidul tanpo pelajaran hikmah, ngumpul-ngundangi pejabat lan tokoh populer, amaliyah mung pisan pindho ning kowar-koware seantero kota, iku : TAMU
Yang jumlahnya ribuan, suka sebab masuk di tv-koran-internet, suka ramai-ramai di gebyaran acara panggung, grudak-gruduk kesana kemari tanpa pelajaran hikmah, mendekati pejabat dan tokoh populer, beramal hanya sekali dua kali tapi menyebarkan amal ke seluruh penjuru kota, itu: Tamu.
Sing ndepis neng nduwur sajadah, neng njero kamar istiqomah bertahun-tahun, ora kakehan cerita ning akeh tumandang, nglakoni tenanan ora mung cangkeman thok siji mboko siji amal sholih, iku : MURID
Yang bersimpuh di atas sajadah, di dalam kamar istiqomah bertahun-tahun, tidak banyak cerita tapi banyak beramal, melakukan dengan serius tanpa banyak bicara satu persatu amal sholehnya, itu: Murid
Sing isih seneng clap-clup, komentar ngawur, medhot pangandikan, lambene ora duwe rem, mbanding-mbandingke, nyawang sebelah mata, iku : TAMU
Yang masih suka clap-clup, komentar ngawur, memotong pembicaraan, mulutnya tidak punya rem, suka membanding-bandingkan, melihat sebelah mata, itu: Tamu.
Sing kawit awal wis ndhungklukke akale, nglungguhke atine, wani naleni nepsune, wani meksa ruhanine tawadhu, duwe rasa hormat lan pengati-ati, duwe siasat hasanah lan tatakrama, iku : MURID
Yang dari awal sudah meletakkan akalnya, mendudukkan hatinya, berani mengikat nafsunya, berani memaksa ruhaninya untuk tawadlu, punya rasa hormat dan kehati-hatian, punya siasat baik dan tatakrama, itu: Murid.
Sing ora biso kedemok cacate, ora kuat didandani, ora kuat dibuka isi dadane, sarwo dimulyaake, iku : TAMU
Yang tidak bisa tersentuh cacatnya, tidak kuat diperbaiki, tidak kuat membuka isi dadanya, sukanya dimuliakan, itu: Tamu.
Sing ora tau bener sarwo kleru, ora tau dialem, ora tau duwe ruang kanggo heboh bab donya, sing abot ning ora sempat sambat, iku : MURID.
Yang tidak pernah benar serba keliru, tidak pernah dipuji, tidak pernah punya ruang untuk menghebohkan hal keduniaan, yang berat tapi tidak pernah mengeluh, itu: Murid
Ning....sing kampul-kampul meng tengah ombak lautan tanpo arah lan ora ono ajine, yoiku : kelase TAMU.
Tetapi, yang terombang-ambing di tengah ombak lautan tanpa arah dan tanpa kemuliaan, adalah kelasnya: Tamu
Lha njur sing bisa ngayomi-ngayemi, manfaati, ngati-ati, ikhsan, ngreksa, pinaringan derajat lan disawang donya akherate karo Gusti Allah, mrantasi gawe, kuat negakke kebagusan, yoiku : MURID.
Lalu yang bisa mengayomi, bermanfaat, berhati-hati, ikhsan, menjaga, memperoleh derajat dan diperhatikan dunia akhiratnya oleh Allah SWT, menyelesaikan pekerjaan, kuat menegakkan kebaikan, yaitu: Murid
Lha awake dewe kuwi Bro.....sakjane mung kelase TAMU ning "over acting" keladuk rumongsa dadi MURID.... jare murid ning yo ora ngistiqomahke opo-opo, ora nyerap rasa isi dadane guru, ora mudheng isi pikirane guru, ora ngicipi lakune guru, ora nyaut-ora nyandak sing dimaksudke guru, ora weruh opo wae sing dadi visi pengelihatane guru...
Kita itu, sebenarnya Cuma kelas Tamu tapi over acting berani merasa menjadi Murid. Katanya murid tapi tidak mengistiqomahkan apapun, tidak menyecap rasa isi dada gurunya, tidak tahu isi pikiran gurunya, tidak mencoba laku gurunya, tidak mengerti apa yang dimaksud guru, tidak tahu apa yang menjadi visi penglihatannya guru.
Awake dewe kuwi, yen reget njur arep diresiki malah remesik ora terima, yen bodho njur arep dipinterke yo malah keminter lan nolak, yen atos njur arep dilembutke malah tambah atos mbegegeg ora gelem, yen kemaki mbagusi tinggi hati njur diwulang ndheprok tawadhu malah golek alasan ngeyelan lan ndangak wae, yen picek diajari melek yo emoh, yen tumpul-kethul njur arep diasah ben lantip yo malah mlayu, yen mumet setengah edan mikirke kadonyan njur arep ditambani malah nggaya sok sehat sok kuat.....
Kita itu, kalau kotor mau dibersihkan malah gak terima, kalau bodoh dan mau dipintarkan juga malah sok pintar dan menolak, kalau keras dan mau dilembutkan malah tambah keras dan berdiam diri tak mau tahu, kalau sombong tinggi hati dan diajari bersimpuh tawadlu malah cari-cari alasan untuk ngeyel dan cuma mendongak, kalau buta diajari membuka mata juga tak mau, kalau tumpul lalu mau diasah agar lancip juga malah lari, kalau pusing setengah gila memikirkan dunia lalu mau diobati malah berlagak sok sehat dan sok kuat.
Lha karepe awake dewe ki kepiye to? Ora ono bekase ikhsan babar blas....
Yo merga "aku"-ne isih gede sak gunung merapi....ora siap tumandang lan ora pantes.
Lantas, keinginan kita itu sebenarnya apa sih? Gak ada bekas ikhsan-nya sama sekali.
Ya sebab “aku”-nya masih besar sebesar Gunung Merapi, gak siap berubah dan tidak pantas.
Wallahu a’lam

Tuesday, August 2, 2016

KUMPULAN HADIST HADIST DAN AYAT AL-QUR'AN

Tdklah seorang Muslim mendoakn kbaikan bg saudaranya tnpa spengetahuannya kcuali malaikat mngatakan: “Smoga engkau mndptkan spt dgn doamu itu.” (HR. Muslim)
• “Bukanlah sseorang itu dikatakan KUAT krn menang dlm bergulat, akn tetapi org yg KUAT ialah yg mampu menguasai dirinya ketika MARAH.” (HR. Bukhari)
• “Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari 3 hari.” (HR. Bukhari & Muslim dari shahabat Abu Ayyub)
• “Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (An-Nisa’: 78)
• “Jika kalian mendengar kokok ayam jantan, maka mohonlah kepada Allah dari karunia-Nya, karena sesungguhnya dia melihat Malaikat.” (HR. Bukhari & Muslim)
• “Jika kalian menjenguk orang sakit maka ucapkanlah perkataan yg baik, karena para Malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan.” (HR. Muslim dari ummu Salamah)
• “Wahai orang yg beriman, tinggalkanlah sebagian besar drpd prasangka, krn sebahagian drpd prasangka itu dosa.” (Al-Hujurat: 12)
• “Allah tdk mbebani ssorg mlainkn ssuai dgn ksggupnnya. Ia mndpt phla (dr kbjikn) yg diushaknya & ia mdpt siksa (dr kjhatn) yg dkrjaknya.” (Al Baqarah: 286)
• “Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kepadamu.” (Ali Imran: 120)
• “Jika seluruh penduduk sebuah negeri itu beriman dan bertakwa, niscaya kami akan melimpahkan kepada mereka berkat dari langit dan bumi.” (Al A’raf: 96)
• “Dan tolong-menonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan aniaya.” (Al-Maidah: 2)
• “Dan janganlah sekali2 kebencianmu thd sesuatu kaum, mendorong kamu utk berlaku tdk adil. Berlaku adillah, krn adil itu lbh dekat kpd takwa.” (Al-Maidah: 8 )
• “Dan jgnlah kamu mngeluarkan hartamu secara boros, ssungguhnya pemboros itu adl saudara syetan, dan syetan itu adl sangat ingkar pd Tuhannya.” (Al Isra’ : 27)
• “Dan jgnlah kamu brjln di muka bumi ini dgn sombong, krn ssguhnya kamu skali2 tdk dpt mnembus bumi & tdk skali2 kamu akn smpai stinggi gunung.” (Al Isra’: 37)
• “Maka bersabarlah kamu spt orang2 yg mempunyai keteguhan hati dari rasul2 tlh bersabar dan jgnlah kamu meminta disegerakan (azab) bg mereka…” (Al Ahqaf: 35)
• “Sesungguhnya di antara tanda2 tlh dekatnya hr kiamat ialah manusia tdk mau mengucapkan salam kpd org lain kecuali yg dikenalnya saja.” (Riwayat Ahmad)
• “Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai.” (HR. Muslim)
• “Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu dan disembunyikan kesaksian yang benar.” (HR. Ahmad)
• “Di antara tanda2 telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegah2an dlm mendirikan masjid.” (HR. Imam Nasa’i)
• “Dan tinggallah manusia2 yg buruk, yg seenaknya mlakukan persetubuhan spt khimar (kledai). Maka pd zaman mreka inilah kiamat akan datang.” (HR. Muslim)
• “Tidak akan datang kiamat shg banyak perbuatan dan perkataan keji, memutuskan hubungan silaturahim dan sikap yg buruk dlm tetangga.” (HR. Ahmad & Hakim)
• “Apkh km mngira bhw km akn masuk surga, pdhl blm datang kpdmu (cobaan) sbgmn halny org2 trdahulu sblm km? Mreka dtimpa malapetaka & ksengsaraan…” (QS. 1: 214)
• Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah beserta org2 yg bertaqwa, & org2 yg berusaha memperbaiki amalannya.” (AN-NAHL: 128)
• “Ssgguhnya Allah itu Maha Malu & Maha Pmurah. Allah malu jk ada ssorg yg mnengadahkn kdua tngan kpd-Nya tp kmdn mnolaknya dgn tngan hmpa.” (HR. Abu Dawud)
• “Brgsp yg brtmu Allah dlm kdaan tdk mnyktukn-Ny dgn ssuatu apapn, ia akn msk srga. Dn brgsp yg brtmu dgn-Ny dlm kdaan mnykutukn-Ny, ia akn msk nrka.” (HR. Mslm)
• “Tidak ada musibah yg menimpa seorang muslim melainkan Allah hapuskan dosanya, sampai duri yg menusuknya sekalipun.” (HR. Bukhari : 5640, Muslim : 2572)
• “Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang selalu takwa, selalu merasa cukup, dan berusaha meyembunyikan amalnya.” (HR. Muslim, 2965)
• “Waspadalah terhadap sifat dengki karena sesungguhnya dengki itu dapat memakan pahala kebaikan. Seperti api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)
• “Brlomba2lah kamu kpd ampunan Rabbmu dan surga yg luasnya sluas lngit dan bumi, yg disediakn bg orang2 yg beriman kpd Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al Hadid: 21)
• Abdullah bin Mas’ud: “Orang beriman memandang dosa-dosanya seolah batu besar di puncak bukit, ia takut kalau-kalau menimpanya.” (HR. Bukhari: 5949)
• “Sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (yang bersifat sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Al Mukmin: 39)
• “Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim no. 1893)
• “Demi Allah, Allah memberikan hidayah pada satu orang lantaran engkau, (itu) lebih baik bagimu daripada (mendapat) unta merah.” (HR. Al-Bukhari no. 3009)
• “Prmisalan rumah yg disbt nama Allah di dlmnya & rumah yg tdk disbt nama Allah di dlmnya spt permisalan org yg hidup dan org yg mati.” (HR. Muslim no. 1820)
• “Dan barangsiapa memudahkan orang yg kesulitan maka Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)
• “Dan barangsiapa yg menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan tutup (aibnya) di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)
• “Allah akan membantu seorang hamba selama hamba mau membantu saudaranya.” (HR. Muslim)
• “Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya niscaya Allah akan menjadikannya faham dalam masalah agama.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
• “Barangsiapa yg menempuh sebuah jalan guna mencari ilmu niscaya Allah akn memudahkan jalannya utk masuk ke dlm surga.” (HR. Abu Daud no. 3642 & At-Tirmizi no. 2682)
• “Sesungguhnya para malaikat betul2 meletakkan sayap2 mereka pd penuntut ilmu krn mereka ridha dgn apa yg dia tuntut.” (HR. Abu Daud no. 3642 & At-Tirmizi no. 2682)
• “Sesungguhnya seorang alim (orang yg berilmu) itu dimintakan ampun oleh segala sesuatu sampai ikan2 di lautan.” (HR. Abu Daud no. 3642 & At-Tirmizi no. 2682)
• “Keutamaan sorg alim di atas abid (ahli ibdh) adl bgaikn keutamaan yg dimliki oleh bulan di atas bntang2 lainnya.” (HR. Abu Daud no. 3642 & At-Tirmizi no. 2682)
• Rasulullah brsabda: “Brgspa yg mnaatiku mk dia psti msuk surga & brgspa yg mndurhakaiku mk sngguh dia tlh enggan (msuk surga).” (HR. Al-Bukhari)
• “Barangsiapa bertakwa kpd Allah niscaya Dia akn mengadakan baginya jalan keluar & memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya.” (QS. At Tholaq: 2-3)
• “Bs jd km mmbenci
ssuatu, pdhl ia amt baik bgmu & bs jd (pula) km mnyukai ssuatu pdhl ia amt bruk bgmu. Allah mngtahui sdgkn km tdk mngtahui.” (Al Baqarah: 216)
• “Janganlah kamu menganggap remeh sedikitpun perbuatan2 yg baik, sekalipun perbuatan itu hanyalah sekedar menemui saudaramu dgn wajah berseri-seri.” (HR. Muslim)
• “Stiap istri yg minta cerai dari suaminya tnp apa2 (tnp alasan yg dpt dibenarkan) maka haram atasnya bau surga.” (Riwayat Abu Daud & At-Tirmidzi)
• “Siapa yg benar beriman kpd Allah dan hari kemudian, mk janganlah mengganggu tetangganya dan berpesan2 baiklah kamu terhadap tetangga.” (HR. Bukhari)
• “Jika engkau membaca Al-Qur’an, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98)
• “Sesungguhnya Allah tiada menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
• “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
• “Barangsiapa yg membuat orang tuanya menangis maka hukumannya dia harus mengembalikan orang tuanya tersenyum kembali.” (HR. Abu Dawud 3/17)
• “Muslim yg kuat (imannya) lebih baik & dicintai Allah daripada mukmin yg lemah (imannya). Tapi, keduanya tetap mempunyai kebaikan.” (HR. Muslim)
• “Bersemangatlah atas hal2 yg bermanfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah, jangan kamu lemah.” (HR. Muslim)
• “Perbanyaklah engkau mengingat pemutus kenikmatan yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi)
• “Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Tapi kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari)
• “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)






Tuesday, June 21, 2016

Nasihat Lukman Hakim Kepada Anaknya

1.  “Wahai anak kesayanganku! Allah SWT memerhatikan dirimu dalam kepekatan malam, semasa engkau bersolat atau tidur lena di belakang tabir di dalam istana. Dirikan solat dan jangan engkau berasa ragu untuk meninggalkan perkara makruh dan melempar jauh segala kejahatan dan kekejian.”
2.  “Wahai anakku! Selalulah berharap kepada Allah SWT tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak menderhakai Allah SWT. Takutlah kepada  Allah SWT dengan sebenar-benar takut (takwa), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat Allah SWT.”
3.  “Wahai anak! janganlah engkau mempersekutukan Allah SWT (dengan sesuatu yang lain), sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman yang besar.”
4.  “Wahai anakku, Bersyukurlah kepada Tuhanmu kerana kurniaan-Nya. Orang yang mulia tidak mengingkari Penciptanya kecuali orang yang kufur.”
5. “Wahai anakku! Bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah seperti orang yang mencari kayu api, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mahu menambahkannya.”
 6.  “Wahai anakku! Ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Jika engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama TAKWA, isinya ialah IMAN dan Layarnya adalah TAWAKKAL kepada Allah SWT.”
7. “Wahai anakku! Orang-orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah SWT. Orang yang insaf dan sedar setelah menerima nasihat orang lain, maka dia akan sentiasa menerima kemulian dari Allah SWT juga.”
8.  “Wahai anakku! Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain kerana itu adalah sifat riya’ yang akan mendatangkan cela pada dirimu.”
9.   “Wahai anakku! Jangan engkau berjalan sombong serta takbur, Allah SWT tidak meredai orang yang sombong dan takbur.”
10. “Wahai anakku! Selalulah baik tutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.”
11.  “Wahai anakku! Bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka ujilah dia terlebih dahulu dengan berpura-pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu, maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati-hatilah.”
12.  “Wahai anakku! Apabila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.”
13.  “Wahai anakku! Sesesiapa yang penyayang tentu akan disayangi, sesiapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandungi racun dan sesiapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.”
14.  “Wahai anakku! Bergaul rapatlah dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya kerana sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan.”
15.  “Wahai anakku! Janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan kerana sesuatu yang menggelikan hati, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, dan janganlah mensia-siakan hartamu.”
16.  “Wahai anakku! Sekiranya kamu di dalam solat, jagalah hatimu, sekiranya kamu makan, jagalah kerongkongmu, sekiranya kamu berada di rumah orang lain, jagalah kedua matamu dan sekiranya kamu berada di kalangan manusia, jagalah lidahmu.”
17.  “Wahai anakku! Usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata yang busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, berusahalah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.”
18.  “Wahai anakku! Berdiam diri itu adalah hikmah (perbuatan yang bijak) sedangkan amat sedikit orang yang melakukannya.”
19.  “Wahai anakku! Janganlah engkau menghantarkan orang yang tidak cerdik sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.”
20. “Wahai anakku! Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang bersifat talam dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.”
21.  “Wahai anakku! Sesungguhnya orang bertalam dua muka bukan seorang yang jujur di sisi Allah SWT.”
22.  “Wahai anakku! Jauhilah bersifat dusta, sebab berbohong itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.”
23. “Wahai anakku! Sesiapa yang berbohong hilanglah air mukanya dan sesiapa yang buruk akhlaknya banyaklah dukacitanya.”
24. “Wahai anakku! Bersabarlah di atas apa yang menimpa dirimu kerana yang demikian itu menuntut kepastian kukuh daripadamu dalam setiap kejadian dan urusan.”
25.  “Wahai anakku! Apabila engkau mempunyai dua pilihan di antara takziah orang mati atau hadir majlis perkahwinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta perkahwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi sahaja.”
26. “Wahai anakku! Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada  anjing sahaja.”
27.  “Wahai anakku! Janganlah engkau terus menelan sahaja kerana manisnya barang dan janganlah terus memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.”
28. “Wahai anakku! Aku pernah makan makanan yang baik dan memeluk yang terbaik tetapi aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih lazat daripada kesihatan.”
29. “Wahai anakku! Seandainya perut dipenuhi makanan, akan tidurlah akal fikiran, tergendala segala hikmah dan lumpuhlah anggota badan untuk beribadat.”
30. “Wahai anakku! Apabila perutmu telah penuh sesak dengan makanan, maka akan tidurlah fikiranmu, menjadi lemah hikmahmu dan berhentilah (malas) seluruh anggota tubuhmu daripada beribadat kepada Allah SWT dan hilanglah kebersihan hati (jiwa) dan kehalusan pengertian, yang dengan sebab keduanyalah dapat diperoleh lazatnya munajat dan berkesannya zikir pada jiwa.”
31.  “Wahai anakku! Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulamak dengan cara meminta nasihat dari mereka.”
32. “Wahai anakku! Jangan engkau berlaku derhaka terhadap ibu dan ayahmu dengan apa jua sekalipun, melainkan apabila mereka menyuruhmu derhaka kepada Yang Maha Berkuasa.”
33. “Wahai anakku! Allah mewasiatkan dirimu; berbuat baiklah dengan ibu dan ayahmu. Justeru, jangan engkau mengherdik mereka dengan perkataan mahupun perbuatan dibenci.”
34. “Wahai anakku! Seandainya ibubapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang kamu lakukan, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam-tanaman.”
35. “Wahai anakku! Orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada Allah SWT, maka dia tawadduk kepada Allah SWT, dia akan lebih dekat kepada Allah SWT dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada Allah SWT.”
36. “Wahai anakku! Seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya kerana tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rosak akhlaknya akan sentiasa banyak mengelamunkan hal-hal yang tidak benar.”
37.  “Wahai anakku! Andainya ada sebutir biji sawi terpendam di dalam batu, pasti ketahuan jua oleh Tuhanmu Yang Maha Melihat, Allah Amat Mengetahui segala sesuatu, zahir mahupun batin atau apa yang engkau sembunyikan di dalam dadamu.”
38. “Wahai anakku! Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.”
39. “Wahai anakku! Engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi daripada semua itu adalah bilamana engkau mempunyai jiran yang jahat.”
40. “Wahai anakku! Aku pernah memindahkan batu-bata dan memikul besi, tetapi aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih berat daripada hutang.”
41.  “Wahai anakku! Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.”
42. “Wahai anakku! Apakah tidak engkau perhatikan, apa yang Allah bentangkan bagimu apa-apa yang ada di langit dan di bumi daripada kebaikan yang amat banyak?
43. “Wahai anakku! Apa yang engkau menikmati di kehidupan ini lantaran kurniaan-Nya yang penuh keamanan, keimanan dan kebaikan yang melimpah ruah, di taman dunia yang subur mekar dengan bunga-bungaan serta tumbuhan yang berseri-seri.”
44. “Wahai anakku! Ambillah harta dunia sekadar keperluanmu sahaja dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekalan akhiratmu.”
45. “Wahai anakku! Janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan oleh dunia saja kerana engkau diciptakan Allah SWT bukanlah untuk dunia sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.”
46. “Wahai anakku! Jangan engkau buang dunia ini ke bakul sampah kerana nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka.”
47.  “Wahai anakku! Tidak ada kebaikan bagimu untuk mempelajari apa yang belum kamu tahu sedangkan kamu belum beramal dengan apa yang kamu tahu.”
48. “Wahai anakku! Ingatlah dua perkara iaitu Allah SWT dan mati, lupakan dua perkara lain iaitu kebaikanmu terhadap hak dirimu dan kebaikanmu terhadap orang lain.”
49. “Wahai anakku! Kehinaan dalam melakukan ketaatan kepada Allah SWTlebih mendekatkan diri daripada mulia dengan maksiat (perkara menyebabkan dosa) kepada-Nya. Janganlah anakku undurkan melakukan taubat, sebab kematian datangnya tiba-tiba, sedang malaikat maut tidak memberitahukannya terlebih dulu.
50. “Wahai anakku! Sesungguhnya lama bersendirian itu dapat memahami untuk berfikir dan lama berfikir itu adalah petunjuk jalan ke syurga.”
Begitulah 50 nasihat yang diberikan oleh Luqman Al Hakim kepada putera kesayangannya. Semoga ianya bermanfaat kepada diri kita juga.

Teks Bacaan Tahlil Lengkap

Teks Bacaan Tahlil
إلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (اَلْفَاتِحَة)
ثُمَّ إلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَاْلأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَاْلعُلَمَاءِ وَاْلمُصَنِّفِيْنَ وَجَمِيْعِ اْلمَلاَئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا سَيِّدنَا شَيْخِ عَبْدِ اْلقَادِرِ الجَيْلاَنِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ (اَلْفَاتِحَة)
ثُمَّ إلَى جَمِيْعِ أَهْلِ اْلقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ إلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا أبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادَنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخَنَا وَمَشَايِخَ مَشَايِخِنَا وَلِمَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَخُصُوْصًا (Nama arwah yang dikirimi hadiah tahlil) (اَلْفَاتِحَة)
بـــِــــسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ * اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَد * وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَد
لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ اَللهُ أَكْبَرْ وَلِلّهِ اْلحَمْدُ
بــــــِـسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ * مِن شَرِّ مَا خَلَقَ * وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ * وَمِن شَرِّ النَّفَّـثاتِ فِى الْعُقَدِ * وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ اَللهُ أَكْبَرْ وَلِلّهِ اْلحَمْدُ
بــِـــــسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ * مَلِكِ النَّاسِ * إِلَهِ النَّاسِ * مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ * الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ * مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ اَللهُ أَكْبَرْ وَلِلّهِ اْلحَمْدُ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ * الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ * مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ * إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ * اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ * صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّين. أمِينْ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. الم. ذلِكَ اْلكِتَابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ. اَلَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْاخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ. اُولئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَاُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ. وَإِلهُكُمْ إِلهُ وَاحِدٌ لاَإِلهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ اللهُ لاَ إِلَهَ اِلاَّ هُوَ اْلحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ. لَهُ مَافِى السَّمَاوَاتِ وَمَافِى اْلأَرْضِ مَنْ ذَالَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلاَ يَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ. لِلّهِ مَافِى السَّمَاوَاتِ وَمَا في اْلأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوْا مَافِى أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهِ فَيُغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ. وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. امَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا أُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَبَّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ. كُلٌّ امَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَنُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لاَيُكَلِّفُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَاكَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَااكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَتُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَ أَوْ أَخْطَعْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَطَاقَةَ لَنَا بِهِ
وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا (7 مرة)
أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، إِرْحَمْنَا يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ (7 مرة)
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمَا.
أَللّهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ نُوْرِ الْهُدَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ. عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ. وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ.
أَللّهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ شَمْسِ الضُّحَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْعَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ. وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ
أَللّهُمَّ صَلِّ أَفْضَلَ الصَّلاَةِ عَلَى أَسْعَدِ مَخْلُوْقَاتِكَ بَدْرِ الدُّجَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ. عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ. وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ.
وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ سَادَتِنَا أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. وَحَسْبُنَا الله وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ. وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم (7 مرة)
أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ حَيٌّ مَوْجُوْدٌ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ حَيٌّ مَعْبُوْدٌ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ حَيٌّ بَاقٍ ,
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ (7/11/33 مرة)
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ
لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ (2 مرة)
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ يَارَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ 33
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ
أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ أَجْمَعِيْنَ. (اَلْفَاتِحَة)

Doa Tahlil

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْد الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلاَوَّلِيْنَ. وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلآخِرِيْنَ.  وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِيْ كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ. وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى الْملاَءِ اْلاَعْلَى اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

اَللهُمَّ اجْعَلْ وَاَوْصِلْ وَتَقَبَّلْ مَا قَرَأْنَاهُ مِنَ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَّلناهُ وَمَا سَبَّحْنَاه وَمَا صَلَّيْنَاهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً وَّاصِلَةً وَّرَحْمَةً نَّازِلَةً وَّبَربكَةً شَامِلَةً وَصَدَقَةً مُتَقَبَّلَةً نُقَدِّمٌ ذَالِكَ وَنُهْدِيهِ اِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ أعْيُنِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسلِيْنَ، وَاْلاَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاِءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلَصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلاَئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ خُصُوْصًا اِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجَيْلاَنِي رضي الله عنه
Jika berkendak ditujukan kepada ruh seseorang, maka baca :

وَخُصُوْصًا اِلَى حَضْرَةِ رُوْحِ …………..
 (sebutkan nama ruh yang dituju)

Lalu melanjutkan bacaan doa :


ثُمَّ إلَى جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلاَرْضِ وَمَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَاتِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخُصُّ خُصُوْصًا إِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هَاهُنَا بِسَبَبِهِ وَلأَجْلِهِ. أَللهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. أَللهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةُ

Monday, June 20, 2016

Dia Dia Dia Sempurna PART 3

lanjut Part 3

"Ngapain lo disni liv?" sapa gw, nekat juga nih bocah, hari pertama MOS udah kabur
"Males gw dikelas Den, bosen, gk seru" jawabnya santai. "Lo ngapain kesini? mau boker? disono toiletnya" sambil nyengir
"gpp, gw ada janji sama orang disini" jawab gw
"Cieee, hari pertama udah dapet gebetan lo, hebat juga" goda oliv sambil ketawa ngakak
"Lo liat ndiri aja ntar" kesel gw.

Gak lama dari situ, gw liat ada beberapa anak senior datang, Gw udah bisa nebak, pasti ikhsan ngajakin kroninya.
"wahh,, lo janjian sama mereka Den? keren juga lo" Ledek dia
"Diem lo" bisik gw.

Banyak juga kroni dia, gw hitung sekita 10 orang, termasuk robi dan nando. Gk mungkin gw bakal ngelawan mereka sendirian, gw liat sekitar ada balok kayu lumayan gede, bekas kursi yang gk kepake. Lumayan buat digebukin ke mereka.
"Woi banci, ngapain lo bawa temen2 lo, gw nantangin lo sendirian" gertak gw
Gw lirik Oliv, dia cuma senyum2 denger gw ngomong kayak gitu.
"Lo yang banci, ngapain lo ngajakin oliv kesini?" jawab dia.
Gw bingung kok mereka bisa kenal.
"Ini gak ada sangkut pautnya sama oliv, ini urusan kita" jawab gw

"Halah, banyak ngomong lo nyet" dia langsung nyerang gw, spontan gw ngelak dan langsung ngambil balok yang ada disitu, Gw langsung pukul ke arah dia, dia tahan pake tangan, bug, dia meringis, liat gw mukul ikhsan temen2nya langsung nyerang gw, gw cuma bisa kibas2in balok gw ke segala arah, lumayan bikin mereka keder. Terus ada temennya yang ambil batu dan langsung dilempar ke gw, PLTAAK, kena kening gw bocor. Gw emosi, langsung gw kejer tuh anak, bag bug bag bug. alhasil gw digebukin temen2nya.

Gk lama dari situ, gw liat ada senior datang, badannya gede, dia teriak, "Berenti woiii, ngapain kalian" teriaknya. Semuanya langsung berenti,
Gw ngos-ngosan, bibir pecah, hidung mimisan, mata lebam, palak bocor.
Gw perhatiin ikhsan dan temennya, ada beberapa yang berdarah, ada yang lebam juga.

"Ngapain lo san? gk bosen lo begini terus" tanya senior yang tadi dateng
"Gk papa ngga, masalah kecil" jawabnya kaku, dan saat itu gw tau ternyata dia nyang namannya Rangga
"Gk papa gimana, lo rame2 lawan dia sendirian, emang lo banci?" tanya rangga, Ikhsan cuma diem. "Sudah bubar sana, ntar lagi banyak guru dateng" Mereka pun bubar.

"Lo gk papa" tanya rangga
"yah ginilah" jawab gw santai sambil senyum
"Gila lo ye, masih kelas 1 udah cari masalah, nekat juga lo" Rangga ketawa.
"Udah, gw balik ke kelas dlu, lo yakin gk papa?" ulang rangga
"Iya gk papa, gw istirahat bentar" jawab gw
"Dan lo, balik ke kelas lo sono, ngapain juga lo disini, punya adek cewek satu2nya badung amat" Rangga ngomong ke Oliv.
"hehehee, nanti bang, disini enak, seru, habis nonton film action" jawab oliv sambil ketawa lebar
"Terserah lo aja deh, gw balik" lalu rangga pergi.
Tinggal gw berdua oliv disini, gw duduk sambil bersiin bekas luka gw.

"Lo tunggu disini sebentar" perintah oliv ke gw
"Yaaa.." jawab gw lemes.

Tak lama oliv dateng lagi, sambil bawa beberapa plester dan perban
"dapet dimana di barang" tanya gw ketus
"Di UKS, gw minta sama anak2 PMR" jawab dia, sambil bersiin luka gw.
Kita cuma diem dieman saat itu, dia sibuk bersiin luka gw. sampai akhirnya pun selesai.

"Tadi itu abang Lo?" tanya gw ke Oliv sambil senderan di dinding
"Iya, abang gw nmr 3, dia kelas 3 disini" jawabnya lesu
"oooo, pantesan ikhsan dkk tadi takut semua sama abang lo, udah tua ternyata abang lo" canda gw
buuug, dia ninju tangan gw " enak aja ngatain abang gw tua" mukanya langsung cemberut
"sakit bego, lo kira enak apa hbs digebukin, gw cuma becanda, abang lo baek kok" jawab gw sambil meringis.
"Hehehehee,,iyalah, abang gw" jawabnya

Dan gw pun baru ngerti apa maksud ikhsan tadi di kelas, dan kenapa pas gw masuk sekolah bawa kendaraan gk ada yang berani stopin gw. Jawabannya ada disebelah gw, karena gw bareng oliv. gw cuma bisa nyengir.
Lama kita diem2an.

oliv nanyain gw " Lo ada masalah apa sama ikhsan, kayaknya dia emosi banget"
Lalu gw pun cerita semua kejadiannya dari awal sampe selesai, oliv pun cuma dengerin doang sambil manggut manggut, dan dia ngomong kalo yang manggil rangga kesini itu dia, dia sms abangnya, gw kaget, bukan karena dia manggil abangnya

"Lo sendiri kok gk di kelas?" tanya gw.
"males aja gw, belagu semua seniornya" jawab oliv santai.

Gw ngobrol santai sama dia, sampai akhirnya dia ngomong, "maafin gw ya den, gara-gara gw lo gini"
"haaa? gara2 lo, yang ribut kan gw, kok bisa salah lo sih" jawab gw sekenanya
"Coba kalo tadi gw gak nyaranin lo masuk sambil bonceng gw, lo gk bakalan gini" dia ngomong sambil nunduk
"Udahlah, yang udah ya udah, gak usah dipikirin" jawab gw.
"lagian gw juga bingung, tadi pagi lo kayaknya gk ada dosa banget tiba2 duduk di motor gw" ucap gw, mencoba ngalihin pembicaraan.

Oliv senyum, sumpah senyumnya itu yang bikin gw gk bisa lupa, "hehehehee" dia nyengir, "iseng aja gw mau duduk di motor, lagian gw sengaja nunggu lo kok". ucapnay santai
"Haaah, nunggu gw, emang kita kenal? Koq tiba2 lo nungguin gw" jawab gw bingung.
"iya, tadi pagi gw nungguin lo, gw mau minta maaf soal daftar ulang kemaren, lo inget ada Bapak2 yang bentak lo pas lo antri" tanya nya
hmmm, gw inget2, "oh yang Bapak yang mukanya sangar itu?" tanya gw
"sangar2 enak aja lo ngatain Papa gw" dia cemberut

"haah, papa lo," sumpah gw kaget, masa Bapak kayak gorila anaknya cantik banget.
"Iya itu papa gw, waktu itu gw mau buru2, jadi gw suruh papa buat cepetan daftarnya, gw liat lo disana berdiri kayak bingung, makanya gw bilang ke papa buat nyuruh lo buruan"

"ooooooo" gw cuma bisa bengong,

"pas lo keluar gw tanyain ke petugasnya kenapa lo lama banget, petugasnya cerita klo lo gk bawa wali, dan di data yang lo kasiin ke petugasnya disana tertulis bahwa Papa lo udah gk ada, gw langsung merasa bersalah, gw bener2 gk enak, gw tau lo pasti pusing banget waktu itu, dan gw cerita ke papa soal lo, dia bilang ke gw buat minta maaf ke lo hari ini, makanya gw nungguin lo didepan tadi, pas gw liat lo bawa motor, gw pikir pas kondisinya, niatnya sih gw mau bantu lo, itung2 permintaan maaf, eh gk taunya jadi kayak gini" dia nyerocos kayak senapan mesin
"ooo begitu to,, udah lah, jangan dipikirin, santai aja, lo biasanya juga santai hehehehehe, lagian lo udah bantu gw bersiin luka gw, itung2 kita impas" dan kmi pun ketawa. dan ngobrol ngobrol ringan.

Saat ngobrol, gw tau banyak tentang oliv, dia anak bungsu dari 4 bersaudara, kakaknya semuanya cowok, mangkanya dia betul betul dimanja sama ortu nya. Papanya salah satu perwira tinggi di TNI saat itu. Abangnya, Rangga, cukup di segani di sekolah ini. Makanya dia merasa mana disekolah ini, gk bakal ada yang gangguin dia.

Stelah bosen ngobrol, kita pun cuma diem2an sambil duduk lesehan dilantai, suasananya emang enak banget disini, lokasinya yang jauh dari kelas, cuma ada gudang buat meja sama kursi bekas, gw ngantuk banget dan tiba tiba..
TEEEEEEET... TEEEEEEEEEEET. bel istirahat bunyi, dan gw putuskan untuk balik ke kelas, setelah ngomong ke oliv kita pisah, dia balik ke kelas dia, gw balik ke kelas gw. sepanjang jalan banyak yg ngeliatin gw, mungkin bingung, habis ngapain gw, kok berantakan banget.

Gw langsung masuk kelas, anak2 lainnya masih pada duduk aja. Senior yang masih disana cuma Nanda masih dengan komiknya. Pas gw masuk dia agak kaget, "wahh.. lo abis ngapain, berantakan banget" tanya Nanda
Gw gk jawab, sumpah kalo liat senior baek itu cowok atau cewek, bawaannya kesel banget. "Gw duduk dimana, kan kalian yang nentuin" tanya gw ke nanda, nada bicara gw ke dia bener2 udah gk respect sama mereka.
"yaudah, lo duduk disana pojokan belakang, tapi sendiri ya, soalnya jumlah siswanya ganjil kelas ini" jawabnya sambil senyum ramah
Gw langsung duduk dibelakang tanpa dengerin dia ngomong apa.

"Yaudah, kalian istirahat dulu ya, tapi inget jangan ada yang ke kantin, selama MOS kalian belom boleh, baca kan peraturannya" perintah Nanda, yang gw sangat tau saat itu maksud dari dia ngomong gitu adalah nyindir gw.
Gw pura pura gk denger, lagian ngapain gw ke kantin, gw bawa bekel sendiri, duit jajan gw tabung.
Nanda pun langsung meninggalkan kelas.

Belom jauh nanda pergi, semua mata langsung ngeliatin gw, gw acuh.
Andi nyamperin gw, "lo gk papa den? sorry gw gk bisa bantu lo, lo tau sendiri gw gimana, liat lo ribut tadi aja gw gemeter mau pingsan"
"Hehehehee,, santai ndi, udah beres kok" senyum gw.
"Ndi, kayaknya gw gk cocok sekolah disini" gw ngomng tanpa ngeliat muka dia
"Lo ngomong apaan sih Den?" dia balik nanya
"yaah, lo tau gw gimana, disini gimana, bener kata ikhsan gw gk pantes sekolah disini, mungkin gw bakal pindah Ndi"

"halah lo, baru diomongin gitu aja udah patah semangat, santai Den, lo anggep semua yang lo denger itu sebagai motivasi buat lo, lo buktiin ke dia klo lo pantes disini, maaf aja ni den, mungkin untuk masalah harta lo gk pantes disini, tapi untuk masalah otak lo juaranya den, kalo masalah harta lo jadiin kelemahan, maka lo harus tonjolin kelebihan lo, biar kelemahan lo gk keliatan" nasehat Andi bener2 ngena
"makasih ya Ndi, nasehat lo keren brader hahahahaa" gw ketawa lebar
"Yo'i brader, lo tenang aja ada gw disini, hehehehe, eh gw balik ke bangku dlu ye, mau makan bekel dari mama, sekalian mau makan bareng sama susi" dia nyengir
"iye iye, asal jangan susi juga lo makan" canda gw
"hehehehe,, klo itu liat situasi" dan dia pun langsung kembali ke kursinya.

Siang itu gw kebanyakan melamun cuma ngeliatin keluar lewat jendela samping gw, MOS hari ini bener2 nguras tenaga gw, dan ikhsan gk masuk2 lagi ke kelas gw. Yang ada cuma Robi, nando, windra dan Nanda.
Mereka gk berani gangguin gw, dan gw pun gk pernah dengerin mereka ngomongin apa, mereka sibuk ngerjain temen2 sekelas gw.

Samapi akhirnya bel pulang bunyi, saat itu kita pulang jam 2 siang.
Gw langsung ke parkiran, dan langsung ke motor gw, pas gw sampe dan mau nyalain motor Nanda manggil gw,
"Deni, gw mau ngomong bentar" panggil nya
"Ya ngomng aja" jawab gw ketus
"Ih lo mah, jutek amat" dia ngomong sambil senyum
"buruan, mau ngomong apaan gw mau pulang" gw masi jutek
"lo emang nyebelin den, gw cuma mau ngingetin besok lo jangan bawa motor, hari ini mungkin lo bisa lolos, tapi besok mungkin seluruh anak kelas 2 bakal nyariin lo kalau lo masih bawa motor" mukanya serius
"Iya gw ngerti, ada lagi gk pesen2 nya, klo udah gw balik" tanya gw
"heheheee... sebenernya masih ada sih, tapi gw malu" mukanya merah
"apaan? buruan? gw sibuk" jawab gw jutek
"Lo anterin gw dong sampe rumah gw, gw lupa bawa dompet buat bayar angkot" dia nyengirrr lebar..
Gw shooock...